DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Rabu, 16 November 2011

MENDAMBAKAN “HOME SWEET HOME”

Telah dimuat dimajalah RESPON  Juli 2011
Oleh: Sukatno  Guru SMANI Girimarto
Home sweet home  merupakan ungkapan yang memiliki  kedekatan  arti dengan  baitii jannatii  atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan rumahku surgaku.
Kita sering mendengar ungkapan rumahku surgaku yang artinya tidak ada tempat yang paling nyaman selain rumahku. Dalam ungkapan  tersebut bisa difahami bahwa bentuk fisik rumah tidaklah begitu penting. Rumah besar–kecil, mewah–sederhana, berdinding kayu atau tembok, berpekarangan atau saling berhimpitan dengan dinding tetangga, semuanya tidak mengurangi makna surga atau istana yang identik dengan kesan indah nyaman, dan penuh kebahagiaan.
Rumah yang bernuansa surga  adalah harapan bagi setiap manusia yang berusaha memilki  jiwa-jiwa mulia laksana malaikat bukan setan yang terlaknat. Dari kumpulan jiwa-jiwa mulia yang selalu dekat dengan Tuhannya  akhirnya terbentuklah  rumah tangga yang penuh berkah. Sedangkan rumah tangga yang jauh dari keberkahanNya laksana neraka yang dikenal dengan “broken home”.

PERAN RUMAH 
Rumah yang dimaksud adalah bukan semata-mata  bangunan fisik, atau sekedar  bangunan untuk tempat berteduh, namun rumah  tempat  penghidupan keluarga  untuk  tumbuh dan berkembang dalam artian yang  lebih luas.  Kalau diibaratkan rumah itu  sebagai makhluk, dia mampu untuk  memberdayakan dan juga sebaliknya dia juga mampu menyengsarakan penghuninya. Menurut pendapat penulis peran rumah setidak-tidaknya ada lima yang disingkat denagan 5 M yaitu: mengukir sejarah hidup, melambangkan perjuangan hidup,  membentuk budaya,  membangun komunitas belajar,  dan meningkatkan ibadah. Berikut ini penjabaran singkat mengenai peran rumah bagi penghuninya:
Mengukir sejarah hidup
Rumah adalah tempat kita berkumpul bersama keluarga, bersama orang-orang yang kita cintai dan yang mencintai kita. Rumah seringkali merupakan tempat kita atau anak-anak kita lahir, tumbuh besar dan dewasa. Rumah tak ubahnya album memori atau catatan harian yang menyimpan banyak kenangan atas berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Apalagi jika rumah tersebut adalah rumah yang diwarisi secara turun temurun. tentunya kesan mendalam lebih terasa.  Mungkin tidak ada yang menduga sebelumnya bahwa salah satu penghuni rumah  tersebut tumbuh menjadi orang  besar dan berguna,  atau lebih jauh lagi karena amal ibadah dari para penghuni menghantarkannya masuk surga.
Melambangkan perjuangan hidup
Rumah dengan segala bentuk dan isinya juga merupakan simbol perjuangan  baik  fisik maupun non fisik. Sebagai contoh perjuangan fisik, berkat kerja keras untuk menjemput rejeki dari  Allah S.W.T, pemiliknya mampu  membangun pondasi rumah, melengkapi bagian pagar, mengisinya dengan benda-benda pelengkap kebutuhan kita seperti lemari, kursi, dan lainnya.
Sedangkan perjuangan non fisik mencakup pemebentukan mental spiritual yang mencakup keimanan, sehingga kebaikan akhlaq terhadap Tuhannya dan sesame  manusia terbentuk. Dari perjuanagan  yang bersifat non fisik, akhirnya menjadikan penghuninya termasuk pribadi terpuji di mata Allah S.W.T.
Membentuk budaya
 Rumah kita memiliki ukuran, bentuk, dan gaya tertentu. Rumah dan penataanya selain dipengaruhi oleh ekonomi dipengaruhi juga oleh budaya yang dikembangkan oleh penghuninya, misalnya apakah mereka terbiasa budaya Islami apa tidak,   bersih dan teratur apa tidak, apakah penghuninya bersifat materialistis apa tidak, semuanya bisa terlihat. Budaya yang sudah terbentuk dalam rumah  dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan  yang  terbentuk dari  hari ke hari. Kebiasaan-kebiasaan akan terbentuk selaras dari sisi ide, impian, dan cita-ita bersama dari para penghuninya terutama dari orang tuanya.
Membangun komunitas  belajar
            Komunitas belajar yang efektif  bisa terbentuk di dalam rumah,  jika rumah dipimpin oleh kepala rumah tangga yang sadar pentingnya belajar. Rumah yang layak untuk belajar adalah rumah yang menyediakan berbagai sarana pembelajaran misalnya  buku-buku yang bermanfaat dan ruangan yang memadai untuk sarana belajar. Keberhasilan pembelajaran di rumah banyak ditentukan  oleh gurunya dalam hal ini kedua orang tuanya. Bimbingan secara itensif di dalam rumah menjadikan para putra benar-benar  telah siap  mendapat pembelajaran  formal di sekolah.
Meningkatkan ibadah
            Tidak diciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada  Allah S.W.T, itulah salah satu misi diciptakan alam raya ini. Apapun  profesi manusia baik penguasa maupun rakyat  biasa, mereka  berkewajiaban  beribadah kepadaNya. Terwujudnya kesadaran untuk beribadah di rumah merupakan tanggung jawab awal dari kepala rumah tangga. Demikian juga bila para penghuni rumah jauh dari nilai-nilai ibadah, pertanggungjawaban ada pada  orang tuanya. Mestinya  sebagai orang tua memiliki misi untuk selalu berlomba meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah S.W.T.
           
MODAL UTAMA ORANG TUA
Terciptanya home sweet home sangat ditentukan oleh peran kepala rumah tanngga. Suasana   “surga”  di dalam rumah dibutuhkan modal, sebagai kepala rumah tangga  paling bertanggung jawab  atas modal tersebut. Lalu modal apa harus dimiliki untuk menciptakan rumahku surgaku ?
Banyaknya harta benda bukan merupakan modal  utama untuk meraih kebahagiaan rumah tangga.  Menurut pendapat penulis modal non  materi lebih utama ketimbang materi. Modal utama yang harus dimiliki kepala rumah tangga antara lain adalah: hope, organizing skill, learning willingness, inventing ability , spiritualistic quoetientr, training ability, and creativity  yang disingkat dengan (HOLISTIC). Hope yang diartikan sebagai pengharapan yang disertai doa dan usaha. Dalam hal ini  dianalogikan bahwa pengharapan apa yang kita tanam akan ada  hasil yang akan kita petik, atau dalam falsafah Jawa sapa nandur bakale ngunduh.  Organizing skill yaitu keterampilan dalam mengatur dan mengendalikan seluruh penghuni rumah. Jadi  seluruh penghuni rumah baik anak maupun istri tidak berjalan sendiri-sendiri tanpa kendali.  Learning willingness yaitu kemauan mengajak, membelajarkan  seluruh penghuni rumah untuk terus menerus belajar, dalam hal ini belajar dalam artian  yang lbih eluas, belajar untuk saling memahami, belajar  menjadi lebih baik, dll.  Inventing and evaluating ability yaitu kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru dan inropeksi diri yang bermanfaat bagi bekal dalam menjalani hidup yang lebih baik, spiritualistic quotient  yaitu  kecerdasan ruhani yang berhubungan dengan  keimanan terhadap keberadaan yang pencipta, sehingga semua penghuni rumah baik anak maupun istri diajak senantiasa   sadar  untuk beribadah dan bersyukur kepada  Allah S.W.T. Training ability  yaitu kemampuan untuk melatih diri sendiri dan orang lain mampu berubah kearah yang lebih positif. Yang terakhir,  Creativity   yaitu kemampuan berkreasi atau memiliki kaya  daya cipta atau ide  dalam memecahkan masalah
Memperoleh kebahagian dalam rumah tanggga merupakan hak setiap manusia. Dengan memiliki sifat-sifat mulia  yang  selalu sadar atas kewajiban terhadap orang lain maupun Tuhanya merupakan modal utama untuk menikmati  rumahku surgaku.