DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 24 Juni 2012

AYO BELAJAR CONJUNCTIONS (KATA HUBUNG)BAHASA INGGRIS


AYO BELAJAR  CONJUNCTIONS (KATA HUBUNG)BAHASA INGGRIS
A conjunction is a word that connects other words or groups of words.  In the sentence Bob and Dan are friends the conjunction and connects two nouns and in the sentence  He will drive or fly,  the conjunction or connects two verbs.  In the sentence It is early but we can go, the conjunction but connects two groups of words.
Coordinating conjunctions are conjunctions which connect two equal parts of a sentence.  The most common ones are and, or, but, and so which are used in the following ways:
and is used to join or add words together in the sentence They ate and drank.
or is used to show choice or possibilities as in the sentence He will be here on Monday or Tuesday.
but is used to show opposite or conflicting ideas as in the sentence She is small but strong.
so is used to show result as in the sentence I was tired so I went to sleep.
Subordinating conjunctions connect two parts of a sentence that are not equal and will be discussed more in another class.  For now, you should know some of the more common subordinating conjunctions such as:
    after                before                unless
    although          if                        until
    as                   since                   when
    because          than                    while
Correlative conjunctions are pairs of conjunctions that work together.  In the sentence Both Jan and Meg are good swimmers, both . . .and are correlative conjunctions.  The most common correlative conjunctions are:
    both . . .and
    either . . . or
    neither . . . nor
    not only . . . but also
For  complete explanations as the following:
You use a co-ordinating conjunction ("and," "but," "or," "nor," "for," "so," or "yet") to join individual words, phrases, and independent clauses. Note that you can also use the conjunctions "but" and "for" as prepositions.
In the following sentences, each of the highlighted words is a co-ordinating conjunction:
Lilacs and violets are usually purple.
In this example, the co-ordinating conjunction "and" links two nouns.
This movie is particularly interesting to feminist film theorists, for the screenplay was written by Mae West.
In this example, the co-ordinating conjunction "for" is used to link two independent clauses.
Daniel's uncle claimed that he spent most of his youth dancing on rooftops and swallowing goldfish.
Here the co-ordinating conjunction "and" links two participle phrases ("dancing on rooftops" and "swallowing goldfish") which act as adverbs describing the verb "spends."
A subordinating conjunction introduces a dependent clause and indicates the nature of the relationship among the independent clause(s) and the dependent clause(s).
The most common subordinating conjunctions are "after," "although," "as," "because," "before," "how," "if," "once," "since," "than," "that," "though," "till," "until," "when," "where," "whether," and "while."
Each of the highlighted words in the following sentences is a subordinating conjunction:
After she had learned to drive, Alice felt more independent.
The subordinating conjunction "after" introduces the dependent clause "After she had learned to drive."
If the paperwork arrives on time, your cheque will be mailed on Tuesday.
Similarly, the subordinating conjunction "if" introduces the dependent clause "If the paperwork arrives on time."
Gerald had to begin his thesis over again when his computer crashed.
The subordinating conjunction "when" introduces the dependent clause "when his computer crashed."
Midwifery advocates argue that home births are safer because the mother and baby are exposed to fewer people and fewer germs.
In this sentence, the dependent clause "because the mother and baby are exposed to fewer people and fewer germs" is introduced by the subordinating conjunction "because."
Correlative conjunctions always appear in pairs -- you use them to link equivalent sentence elements. The most common correlative conjunctions are "both...and," "either...or," "neither...nor,", "not only...but also," "so...as," and "whether...or." (Technically correlative conjunctions consist simply of a co-ordinating conjunction linked to an adjective or adverb.)
The highlighted words in the following sentences are correlative conjunctions:
Both my grandfather and my father worked in the steel plant.
In this sentence, the correlative conjunction "both...and" is used to link the two noun phrases that act as the compound subject of the sentence: "my grandfather" and "my father".
Bring either a Jello salad or a potato scallop.
Here the correlative conjunction "either...or" links two noun phrases: "a Jello salad" and "a potato scallop."
Corinne is trying to decide whether to go to medical school or to go to law school.
Similarly, the correlative conjunction "whether ... or" links the two infinitive phrases "to go to medical school" and "to go to law school."
The explosion destroyed not only the school but also the neighbouring pub.
In this example the correlative conjunction "not only ... but also" links the two noun phrases ("the school" and "neighbouring pub") which act as direct objects.

Jumat, 22 Juni 2012

MENJADI GURU SEJATI oleh MasKatnoGiri


MENJADI GURU SEJATI
Ical menjadi manusia berhasil berkat jasa The Inspiring Teacher, beliau adalah Ibu guru  Muslimah, sehingga Ical tumbuh menjadi pribadi yang  tangguh, ulet,   pantang menyerah dalam belajar dan bekerja. Akhirnya dengan bermodalkan mimpi Ical tidak hanya berhasil dalam  meraih apa yang dicita-citakan namun berhasil dalam memberikan pencerahan hidup  (enlightenment)  bagi orang lain terutama  bagi pribadi lemah dan pesimis. Itulah   sekelumit inti cerita dari novel “Laskar Pelangi”  dan “Sang Pemimpi”  karya Andrea Hirata  yang   diilhami dari kisah nyata berseting di  Bangka Belitung.
 Bagaimana ibu Muslimah mampu mengubah si kecil Ical sedemikian tangguh dalam meraih mimpinya? Mungkin tidak terbayangkan oleh bu Mus, bahwa dari kesederhanaanya dalam mendidik peserta didiknya  bisa menghasilkan daya gugah dan prestasi luar biasa. Benar memang  dari kesederhanaan bu Mus   dalam pembelajaran, telah  tersimpan model pembelajaran efektif yaitu model pembelajaran  konstekstual. Terbukti bahwa model pembelajaran konstektual menjadi efektif   karena  peserta didik diajak belajar melalui pengalaman nyata  atau dengan kata lain siswa diajak mampu mengkait-kaitkan pengalaman belajarnya dengan kehidupan nyata, mereka tidak hanya dijejali sekadar teori.

PERAN PENTING GURU SEJATI
Guru berasal dari bahasa Sanskerta secara harfiahnya diartikan seorang pengajar suatu ilmu. Dalam definisi bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pada pendidik profesional,  tugas utamanya adalah 7 M  yaitu: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Peran guru sangat berpengaruh terhadap masa depan peserta didik. Maka kehadiran guru idealnya akan selalu dinanti  oleh peserta didik yang sadar terhadap masa depannya. Guru yang  dirindukan  kehadirannya dipastikan memiliki daya linuwih, dia adalah guru sejatining guru atau  dikenal dengan “the real teacher” (guru sejati).  Disebut guru sejati, karena memiliki keunggulan  yang bisa dijadikan modal motivasi diri dan mendidik peserta didik,  tidak sekedar  nato (no action talk only).
Keunggulan guru sejati  yang diandalkan dalam  dunia pendidikan  mencakup keunggulan di bidang intelektual emosional dan spiritual.  Keunggulan intelektualitas guru sejati dibuktikan bagaimana dia terus menggali potensi dengan terus belajar, keunggulan emosional dibuktikan guru memiliki sifat sabar, tekun dan memiliki daya penngendalian diri yang baik  dalam bersosialisasi dengan peserta didik. Sedangkan keunggulan spiritualitas  guru  sejati ditunjukkan bahwa dia harus terlebih dulu menjadi insan yang sadar menjadi pribadi taqwa kepada  sang pencipta, dan mampu menunjukkan kualitas   hubungan baik terhadap sesama manusia dan alam sekitarnya.
Peran guru  sejati yang sangat dinanti  oleh penduduk  negeri ini adalah kesanggupannya  untuk dijadikan  sosok digugu lan ditiru atau dalam bahasa ilmiah pendidikan disebut modelling.  Modelling atau keteladanan diyakini oleh para pakar pendidikan merupakan   cara ampuh untuk melahirkan generasi unggul.
Penduduk negeri ini sebetulnya masih  miskin  keteladanan,  mereka  butuh bimbingan  guru kehidupan. Masyarakat sudah muak dengan perilaku politisi busuk, mereka hanya memikirkan kepentingan pragmatis demi  mengejar harta dan jabatan.  Disinilah  peran guru menjadi sangat vital, dia akan mempunyai tempat mulia di hati masyarakat, karena masyarakat merindukan sosok yang sanggup dijadikan patuladan, dialah guru  sejati.
Jaman sudah berubah, perilaku masyarakat juga berubah. Khususnya perilaku peserta didik (baca : anak sekolah), mereka  sudah terkena imbas arus  informasi dan pengetahuan dari sumber yang  bisa diakses secara cepat, bahkan lebih cepat dari yang telah diterima dari orang tua maupun gurunya. Jadi  keberadaan guru, lambat laun tidak dianggap penting, bisa lebih parah lagi guru akan  ditinggalkan oleh peserta didik. Mereka berpikir bahwa tanpa gurupun mereka bisa lebih baik. Namun beda halnya dengan kehadiran guru sejati, mereka akan selalu dinanti. Guru sejati adalah guru yang sanggup membekali peserta didik untuk menjadi generasi mandiri dan berarti dalam kehidupan.
Guru sejati adalah aset bangsa yang sangat berharga. Mereka menjadi tumpuan harapan untuk meraih cita-cita. Merekalah tokoh  agent of change (agen perubahan) di dunia pendidikan. Guru sejati adalah guru yang memiliki jiwa membelajarkan, arif, aktif, inovatif, kreatif  menyenangkan/menggembirakan dan berbobot yang disingkat dengan maikem menggembrot. Jiwa guru sejati adalah jiwa mulia , tujuannya jelas untuk menuju masa depan lebih baik.
Anak-anak unggul akan lahir berkat jasa guru-guru sejati, salah satu  nilai tambah (added value) adalah  berkreasi dan berinovasi tiada henti.  Berkenaan dengan dengan  kreatifitas, Tony Buzan (1989)  dalam buku The Power of Creative Intelligence, menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk memunculkan ide-ide baru, menyelesaikan masalah dengan cara yang khas, dan untuk lebih meningkatkan imajinasi, perilaku, dan produktivitas. Kreatifitas melibatkan sejumlah faktor dimana faktor-faktor tersebut bisa dipelajari dan dikembangkan. Salah satu faktornya adalah fleksibilitas. Fleksibilitas yaitu kemampuan untuk memproduksi berbagai gagasan, kemudian beralih dari satu cara ke cara lain dengan menggunakan berbagai strategi. Cara mencapai fleksibilitas berpikir yakni dengan cara mengubah sudut pandang, maka guru sejati adalah guru yang memiliki sudut pandang jauh kedepan, dia adalah sosok pendidik yang kaya cara atau inovasi. Melalui  kreatifitas dalam pembelajaran para peserta didik tidak akan pernah bosan, karena  di sanalah sumber pengalaman yang tak pernah habisnya laksana ”sumur kang lumaku tinimba”,   yang berarti sumber mata air yang tak pernah habis.  Guru  sejati adalah sosok yang  tidak pernah berhenti belajar.
      Guru  yang dirindu adalah guru sejati yang selau dinanti, karena  dia tidak hanya mengajar namun memberikan inspirasi (inspiring)  sehingga peserta didik secara sadar mau berubah menjadi lebih baik .  Penjelasan sederhana di atas, mestinya  mendorong para  guru untuk semangat lebih maju dalam menjalankan tugas mulianya. Guru sejati merupakan tokoh penting di dunia pendidikan, mutu pendidikan yang baik dipastikan menentukan keunggulan suatu bangsa. Demikian juga  keterpurukan bangsa diawali  dari kebobrokan di bidang pendidikan. Penulis  yang berprofesi sebagai guru  setidak-tidaknya bisa  berinstropeksi  melalui tulisan ini, apakah sudah pada track yang benar atau belum dalam menyumbangkan tanggung jawab profesi, atau setidak-tidaknya penulis bisa  memberikan  sedikit gambaran bahwa kebutuhan terhadap  pentingnya  mencetak generasi unggul (excellent) merupakan kebutuhan yang urgent.
   *Guru SMANI Girimarto Wonogiri alumni Pasca Sarjana Pend Bahasa Inggris UNS Surakarta .

Kamis, 21 Juni 2012

SEKILAS TENTANG ARTIKEL


SEKILAS TENTANG ARTIKEL
A. PENGERTIAN ARTIKEL
  • Karya tulis yang disusun untuk mengungkapkan PENDAPAT seorang penulis atas suatu FAKTA/DATA/ PENDAPAT orang lain berdasarkan rangkaian LOGIKA tersendiri.
  • Tulisan lepas berisi opini seseorang yang MENGUPAS tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya AKTUAL dan atau KONTROVERSIAL dengan tujuan untuk memberitahu (INFORMATIF), memengaruhi dan meyakinkan (PERSUASIF ARGUMENTATIF), atau menghibur khalayak pembaca (REKREATIF).
B. KARAKTERISTIK ARTIKEL
  • Ditulis dengan atas nama (by line story)
  • Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial
  • Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca.
  • Ditulis secara referensial dengan visi intelektual
  • Disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer, komunikatif
  • Singkat dan tuntas
  • Orisinal
C. STRUKTUR ARTIKEL
  • Judul
  • Alinea Pembuka (Lead)
  • Alinea Penjelas (Batang Tubuh)
  • Alinea Penutup (Ending)
D. CARA MENULIS ARTIKEL
  1. Pilih tema
  2. Tentukan judul (bisa juga ditentukan belakangan)
  3. Susun alinea pertama
  4. Uraikan tema dalam beberapa alinea penjelas (tergantung panjang-pendek tulisan)
  5. Perhatikan format/gaya penulisan (ilmiah atau populer?)
  6. Eksploitasi data/ referensi penting
  7. Simpulkan pendapat dalam alinea penutup (jadilah draf awal artikel)
  8. Edit ulang draf awal (judul bisa ditentukan saat ini)
  9. Draf final artikel (langsung dikirimkan ke media massa, atau dimintakan pendapat orang lain sebagai proof reader)
1. Memilih Tema
  • Eksplorasi gagasan seluas mungkin (banyak membaca, mendengar, berdiskusi)
  • Pilih tema yang relevan dengan minat/ bidang kompetensi
  • Pilih tema yang aktual (sedang hangat dan jadi perbincangan publik)
  • Tentukan sikap atas tema/masalah yang akan dibahas (pro atau kontra?)
2. Memilih Judul
  • Judul mewakili tema yang akan dibahas atau pendapat yang akan diajukan
  • Singkat (3 – 5 kata) dan padat (sarat makna)
  • Menarik dan menggugah orang untuk membaca tulisan secara keseluruhan
  • Gunakan istilah/idiom populer
3. Susun Alinea Pertama
  • Satu alinea biasa mengandung satu pokok pikiran
  • Uraikan inti masalah dengan singkat (3-5 kalimat)
  • Alinea pertama mengandung pokok pikiran UTAMA atau tesis yang akan dipertahankan
  • Sifatnya, apakah menanggapi opini orang lain atau mengajukan opini tersendiri
  • Pilihan bentuk alinea bervariasi
4. Susun Alinea Penjelas
  • Uraikan pokok pikiran utama (main idea) menjadi beberapa pokok pikiran penunjang/ turunan
  • Setiap pokok pikiran itu disusun dalam alinea tersendiri
  • Hubungkan satu alinea dengan alinea selanjutnya dengan jembatan pikiran (bridging) yang kuat
  • Hubungan antar alinea bisa bersifat:
- kronologis (waktu)
- spasiologis (ruang)
- kausalitas (sebab-akibat)
5. Mengolah Gaya Penulisan
  • Ada tiga gaya utama:
1. Deskripsi, memerikan fakta apa adanya secara detail
2. Narasi, menguraikan fakta secara kronologis/ spasiologis
3. Argumentasi, menjelaskan fakta dan sebab-akibat yang melatarinya
  • Kembangkan gaya yang cocok dengan karakter penulis atau tema yang dibahas
  • Setiap gaya memiliki efek yang berbeda kepada pembaca
6. Eksploitasi Data atau Rujukan
  • Data penting untuk memperkuat tesis yang diajukan
  • Referensi penting untuk menunjukkan bahwa semua pendapat yang sama/ berbeda sudah dipertimbangkan
  • Kutipan data/referensi dalam format sederhana, karena panjang artikel terbatas
7. Simpulkan Pendapat dalam Alinea Penutup
  • Simpulkan uraian yang terdapat dalam Alinea Penjelas dalam alinea penutup
  • Konfirmasi Alinea Penutup/Simpulan dengan Alinea Pertama/Pendapat Awal yang telah diajukan
  • Gunakan kalimat yang menggugah, bukan memaksakan kehendak
  • Buka kesempatan orang lain untuk berbeda pendapat, bukan merasa benar sendiri
8. Mengedit Tulisan
  • Selesaikan Draf Awal tulisan, apapun bentuknya, jangan ditunda-tunda
  • Endapkan tulisan awal selama beberapa waktu, lalu cari inspirasi/kesibukan, namun tetap perhatikan deadline/batas tenggat
  • Tinjau ulang Draf Awal dan periksa dari segi substansi, struktur argumentai atau gaya penulisannya
  • Lakukan koreksi mulai dari yang mudah: standar bahasa, validitas data/referensi hingga yang sulit keandalan argumentasi
9. Menyebarkan/ Memasarkan Tulisan
  • Kirimkan draf tulisan kepada sejumlah kawan yang memahami standar penulisan yang baik (minta koreksi dan penilaian)
  • Perbaikan draf tulisan berdasarkan masukan dari semua pihak dan juga pembacaan ulang sendiri (jadilah Draf Final)
  • Kirimkan artikel ke media massa yang sesuai dan minta alasan/komentar, jika artikel tak dimuat
  • Jaga hubungan baik dengan Editor Opini di sejumlah media, sehingga tahu kebutuhan artikel macam apa yang bisa diakomodasi media
  • Simpan artikel yang SUDAH dimuat atau yang BELUM dimuat di media, jadikan khazanah pemikiran pribadi

AYO SIAP HADAPI UJI KOMPETENSI GURU 2012

Materi ujian tulis terdiri dari:
  • Pengembangan profesionalisme guru ( Penelitian Tindakan Kelas dan Karya Tulis Ilmiah). Pedagogik yang berkaitan dengan mata pelajaran. Kompetensi profesional atas penguasaan mata pelajaran atau bidang keahlian.
  • Secara Garis besar, materi yang akan diujikan nanti tidak jauh dari kegiatan keseharian profesi guru. Namun yang perlu diperhatikan,  teori-teori  tentang lingkup profesi guru perlu dibaca kembali. Harapan Pemerintah untuk Uji Kompetensi Sertifikasi Guru 2012 adalah menjadikan guru sebagai tenaga profesional yang handal di bidangnya dan mensejajarkan dengan profesi lainnya seperti dokter, pengacara, dan lain-lainnya.
Mohon maaf materi uji dan cara pengerjaan soal UKG 2012 sudah disediakan dan disebarluaskan ke masing-masing sekolah.
HATI-HATI PENGISIAN NO. NUPTK JANGAN SAMPAI KELIRU. JUGA HATI-HATI WAKTU PENGERJAAN DIBATASI OLEH WAKTU SECARA OTOMATIS.