DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Rabu, 18 Juli 2012

CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG


            Dari selembar kain batik halus milik ibunya, 31 tahun lalu, Chairul Tanjung atau CT kini mampu menyediakan pekerjaan bagi sekitar 75.000 orang di berbagai perusahaan miliknya. Kalau rata-rata karyawan itu anggota keluarganya empat orang, maka sekitar 300.000 orang hidup dari berbagai kegiatan usahanya.
            Saya yakin, hal itu tidak akan mungkin terjadi tanpa kehendak Yang Maha Kuasa,” ujar Chairul saat berbincang santai di sela-sela kesibukannya mempersiapkan peresmian Kompleks Trans Studio dan hotel mewah berstandar internasional, Trans Luxury Hotel, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/6) malam.
            Oleh karena itu, ekspansi bisnis ke berbagai bidang usaha yang dilakukannya merupakan bagian rasa syukur dari semua kesempatan yang diberikan Allah SWT.
Bagi Chairul, rasa syukur tak cukup hanya berdoa dan mengucap alhamdulillah, tetapi harus bekerja keras dan terus berusaha. Dengan berkembang, berarti semakin banyak kesempatan kerja dan semakin banyak orang bisa hidup dari perusahaannya. Dan, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang berguna untuk manusia lainnya.
            ”CT di mata saya adalah seorang Indonesia yang diimpikan siapa saja. Muda, bekerja keras, sukses besar, bersih dan gentleman,” ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan.
            Namun, Chairul berusaha tetap rendah hati. Ia merasa bukan orang pintar karena orang pintar di negeri ini banyak. Begitu pula yang bekerja keras, pun tidak sedikit.
Sukses menjalankan usaha dan mempekerjakan puluhan ribu orang tidak membuat Chairul merasa menjadi aktor utamanya. ”Itu skenario Yang Maha Kuasa,” ujarnya.

Kain batik halus
            ”Chairul, uang kuliah pertamamu yang Ibu berikan beberapa hari lalu Ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus Ibu. Belajarlah dengan serius, Nak.” Kata-kata yang diucapkan Hj Halimah, ibunda Chairul, itu masih terngiang jelas dan menyentuh kalbu yang paling dalam.
            Ia tidak menyangka ibunya terpaksa melepas kain batik halus simpanan untuk membiayai ongkos masuk kuliahnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI) tahun 1981. Padahal Chairul yakin, kain batik itu adalah harta paling berharga yang kala itu dimiliki ibundanya.
            ”Di satu sisi, saya terpukul dan terharu mendengar hal itu. Namun, dari situlah saya bertekad tidak akan meminta uang lagi kepada ibu. Saya harus bisa memenuhi biaya kuliah sendiri,” kata Chairul.
            Kompleks bisnis terpadu itu akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan duta besar sejumlah negara. Ia mendedikasikan acara ini untuk perjuangan ibunya, Halimah, yang telah menjadi sosok penyemangat hidupnya hingga kini.
Batik halus yang mirip dengan milik ibunya dulu, akan dijadikan suvenir utama bagi para undangan.
Buku praktikum
            Titik balik kemandiriannya dimulai saat Chairul melihat peluang usaha pembuatan buku praktikum kuliah. Ia menjual cetakan buku praktikum dengan harga lebih murah dibandingkan dengan di kios fotokopi yang ada di sekitar Kampus UI.
            Ia bekerja sama dengan usaha percetakan milik kerabat salah seorang temannya. Beruntung, usaha pertamanya ini dilakukan tanpa modal karena pemilik percetakan tak mengharapkan uang muka. ”Keuntungan pertama saya Rp 15.000, dan terhitung besar pada zaman itu. Namun, pengalaman yang paling berharga adalah saat belajar soal jaringan dan kepercayaan,” cerita Chairul Tanjung.
            Pengorbanan ibu dan keuntungan Rp 15.000 pertama itu membangkitkan rasa percaya dirinya. Perlahan Chairul mengembangkan usahanya dengan mencoba bisnis importir alat kedokteran hingga eksportir sandal.
            Dia juga pernah merugi saat gagal merintis pembuatan pabrik sumpit. Namun, kejadian itu tidak membuatnya patah arang.
”Saya selalu menerima kegagalan dengan tangan terbuka. Percaya atau tidak, bila semuanya diterima dengan terbuka, lama-lama kegagalan akan enggan datang,” selorohnya.
            Berbekal semangat dan filosofi itu, Chairul dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses Indonesia kini. Majalah Forbes menempatkan Chairul Tanjung pada urutan 937 orang kaya di dunia dengan total kekayaan satu miliar dollar AS.
            Beberapa kalangan menyebut Chairul bertangan emas, yang bisa menjadikan semua usahanya nyaris sempurna.
Mengambil alih
            ”Tangan emas” dibuktikannya saat mengambil alih kembali Bank Mega tahun 1996. Saat itu Bank Mega tengah sakit keras dengan saldo merah di Bank Indonesia mencapai Rp 90 miliar. Sebesar 90 persen di antaranya merupakan kredit macet. Hasilnya, tahun 2011 Bank Mega masuk jajaran 12 bank di Indonesia dengan aset Rp 62 triliun.
            Stasiun televisi TransTV dan Trans7 dibawanya menjadi favorit masyarakat dengan program yang dikelola sendiri oleh para personelnya. Pusat hiburan masyarakat di Makassar dan Bandung, seperti Trans Studio, pun dalam waktu singkat menjadi kawasan idola masyarakat Indonesia.
            Tidak heran, banyak perusahaan berskala lokal dan internasional menawarkan diri untuk dibidaninya. Salah satunya adalah saat dia mengakuisisi raksasa ritel Perancis, Carrefour. Chairul mengatakan, bukan dia yang memilih mengakuisisi, tetapi pihak Carrefour yang menawarkan kepadanya tahun 2010.
            Selain terus membuka kesempatan kerja lewat berbagai unit usaha baru, Chairul Tanjung juga menggagas berbagai organisasi dan kegiatan amal, baik untuk warga miskin maupun korban bencana alam. Di antaranya lewat Chairul Tanjung Foundation, Rumah Anak Madani, Komite Kemanusiaan Indonesia, dan We Care Indonesia. ”Saya sempat terharu saat seorang warga mengatakan akan terus berbelanja di Carrefour agar saya bisa membantu semakin banyak orang,” katanya.
            Sebagai manusia biasa, Chairul Tanjung juga pernah punya kekhawatiran besar. Ia merasa cemas bila tidak punya energi lagi untuk mengurus perusahaan yang memayungi puluhan ribu orang ini.
            Namun, dia menambahkan, sekarang ia sudah punya jurus jitu untuk menekan kecemasan itu. Tahun 1995, saat mengantar ibunda menunaikan ibadah haji, di pintu Kabah ia mengikrarkan diri sebagai prajurit Allah.
            ”Sebagai prajurit, apa pun yang Dia berikan, baik, buruk, susah, senang, ringan, berat, insya Allah akan senantiasa saya jalankan dengan ikhlas. Saya pasrah kepada-Nya yang sudah memberikan berkah ini. Karena, toh, dulu juga saya bukan siapa-siapa,” ujar Chairul tersenyum, tanpa beban.
Sumber: Kompas, 2 Juli 2012, “Chairul Tanjung, Tangan Emas, Skenario yang di Atas”

RENUNGAN SEORANG AYAH MENDEKATI SHUBUH TANGGAL 18/7/2012


                Di  malam hari  mendekat shubuh, tepatnya jam 3.49. wib. Sejenak aku merenung bahwa, hidup adalah pergantian. Maksudku, bahwa selama ini aku kurang merasa bhw tanggung jawabku semakin berat. Perasaanku, aku masih remaja, karena aku setiap hari bergaul dengan remaja, akhirnya jiwaku terasa masih remaja.
                Aku merasa bahwa waktu berjalan sangat  cepat. Usia anakku sudah remaja. Kupanjatkan doa, bahwa anak-anaku menjadi remaja  yang baik  yang akan meraih mimpi menjadi manusia berguna. Keprihatinan yang mendalam sebagai orang tua. Kemerosatan moral remaja sudah semakin kentara. Walau kita cukup bangga bahwa remaja cerdas telah tersebar di mana-mana, sebanding juga  REMAJA DEGLENG semakin degleng juga tersebar di mana-mana. Mereka dididik menjadi cerdas karena mereka DIGITAL KIDS, Maka tidak mengherankan anak-anak kita sangat kreatif dan cerdas. Aku tak begitu bangga dengan kecerdikan mereka. Itu hal biasa. Aku semakin yakin bahwa kunci keberhasilan seseorang bukan kecerdikan otaknya.
                Malam semakin mendekati shubuh, aku harus berkontemplasi dan berefleksi. Apakah hiidupku sudah benar-benar bermakna? Terutama dari skup kecil sebagai tauladan keluarga untuk putra-putri tercinta?
                Tinggal menunggu beberapa tahun kemudian bagaimana produk  keluarga , maksudnya  hasil produk Tuhan yang ditipkan kepadaku. Mereka menjadi generasi  taqwa yang sukses dunia dan akherat atau generasi degleng calon penghuni neraka?
                Semoga Allah s.wt. mengarahkan, menjewer kita bila kita belum ON THE RIGHT TRACK sebagai orang tua. Ampuni dosaku Ya Allah dan Maafkan aku anakku aku bukan  orang tua  sempurna.

Selasa, 17 Juli 2012

MENIKMATI KEHIDUPAN YANG EFEKTIF Oleh MasKatnoGiri


MENIKMATI KEHIDUPAN YANG EFEKTIF Oleh MasKatnoGiri
                       Sebetulnya kita sudah banyak yang tahu bagaimana menjadi orang yang efektif, sebagaimana maksud Stephen R. Covey menulis buku  7 KEBIASAAN MANUSIA YANG SANGAT EFEKTIF (7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE). Karena bertahun-tahun kita dinasihati”DEMI WAKTU MANUSIA DALAM KEADAAN RUGI KECUALI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN BERAMAL SHALIH”.dst. Kenyataannya di antara kita masih belum mampu bagaimana menghargai waktu sehingga hidup kita dan diri kita menjadi berharga. Penggunaan waktu yang efektif ternyata menjadi hal yang sangat penting untuk menuju kesuksesan dan kebaikan hidup.
       Mengetahui teori menuju kehidupan yang baik itu penting, tapi memahami, mencermati dan mempraktikan  hal-hal positif dalam berbagai kesempatan ternyata tidak dilakukan oleh setiap orang. Kita mesti berpikir ulang, apakah cara hidup kita sudah tepat apa belum.
            Menerima kebenaran  dari manapun datangnya adalah cara yang baik menuju kesuksesan. Tidak ada salahnya kita membaca kembali  maksud Stephen R. Covey dalam menulis buku tujuh kebiasaan manusia yang efektif. Kebiasaan efektif menurut Covey: Kebiasaan 1: JADILAH PROAKTIF. Jadilah Proaktif berkaitan dengan mengambil tanggung jawab untuk hidup Kita. Kita tidak bisa terus menyalahkan segala sesuatu pada orang tua atau orang lain. Orang proaktif sadar bahwa mereka mampu merespon sesuai keinginannya. Mereka tidak menyalahkan genetika, keadaan, maupun situasi dan kondisi. Orang reaktif, di sisi lain, sering dipengaruhi oleh lingkungan fisik mereka. Mereka menemukan sumber-sumber eksternal untuk disalahkan atas perilaku mereka.
           Orang proaktif menggunakan bahasa proaktif - Aku bisa, aku akan, aku lebih suka, dll Orang reaktif menggunakan bahasa reaktif - Saya tidak bisa, saya harus, sekitainya. Orang reaktif percaya bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka katakan dan lakukan, karena mereka merasa tidak punya pilihan. 

             2 MULAILAH DENGAN TUJUAN AKHIR. Tujuan akhir didasarkan pada imajinasi, kemampuan untuk membayangkan dalam pikiran Kita apa yang Kita tidak bisa lihat dengan mata Kita. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa segala sesuatu diciptakan dua kali. Ada penciptaan (pertama) mental, dan penciptaan (kedua) fisik. Penciptaan fisik mengikuti mental, seperti membangun berikut cetak biru. Jika Kita tidak membuat usaha sadar untuk memvisualisasikan, siapa Kita dan apa yang Kita inginkan dalam hidup, maka Kita memberdayakan orang lain dan keadaan untuk membentuk Kita dan kehidupan Kita. Salah satu cara terbaik untuk memasukkan Kebiasaan 2 ke dalam hidup Kita adalah untuk mengembangkan Pernyataan Misi Pribadi. Ini adalah rencana Kita untuk sukses. Ini menegaskan kembali siapa Kita, menempatkan tujuan Kita dalam fokus. Pernyataan misi Kita membuat Kita pemimpin kehidupan Kita sendiri. Kita menciptakan takdir Kita sendiri dan mengamankan masa depan yang Kita bayangkan. 


            KEBIASAAN 3: DAHULUKAN YANG UTAMA Kebiasaan 1 mengatakan, "Kamu bertanggung jawab Kau pencipta.." Menjadi proaktif adalah tentang pilihan. Kebiasaan 2 adalah ciptaan pertama, atau mental. Dimulai dengan Akhir dalam Pikiran adalah tentang visi. Kebiasaan 3 adalah ciptaan kedua, ciptaan fisik. Ini terjadi hari demi hari, saat demi saat. Ini berkaitan dengan manajemen waktu. Kebiasaan 3 adalah tentang manajemen kehidupan juga - tujuan Kita, nilai-nilai, peran, dan prioritas apa yang menjadi hal pertama? Hal pertama adalah hal-hal yang secara pribadi adalah yang paling bernilai. Jika Kita menempatkan hal pertama, Kita mengorganisir dan mengelola waktu dan peristiwa sesuai dengan prioritas pribadi Kita yang didirikan pada Kebiasaan 2. 
                 KEBIASAAN 4: BERPIKIR MENANG-MENANG  (WIN-WIN)Berpikir Menang-Menang bukanlah sekedar  tentang menjadi baik, juga bukan teknik cepat memperbaiki. Ini adalah kode berbasis karakter untuk interaksi manusia, kerja sama  dan kolaborasi. Sebagian besar dari kita belajar untuk meletakkan harga diri kita pada perbandingan dan persaingan. Kita berpikir tentang berhasil sementara orang lain gagal - yaitu, jika saya menang, Kita kehilangan, atau jika Kita menang, saya kalah. Hidup laksana kue yang begitu besar dan jika Kita mendapatkan potongan besar, ada yang kurang bagi saya, itu tidak adil, dan saya akan memastikan Kita tidak mendapatkan lagi. Kita semua main game, tapi berapa banyak yang benar-benar menyenangkan? Win-win melihat kehidupan sebagai arena kooperatif, bukan yang kompetitif. Menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus-menerus berusaha mencari manfaat bersama dalam semua interaksi manusia. Untuk memperoleh menang-menang, Kita tidak hanya harus empatik, tetapi Kita juga harus percaya diri. Kita tidak hanya harus perhatian dan sensitif, Kita juga harus berani. Untuk melakukan itu - untuk mencapai yang keseimbangan antara keberanian dan pertimbangan - adalah esensi dari kedewasaan yang nyata dan mendasar untuk menang-menang. 
                 KEBIASAAN 5: BERUSAHA MEMAHAMI DULU, BARU DIMENGERTI Komunikasi adalah keterampilan paling penting dalam hidup. Kita menghabiskan bertahun-tahun untuk belajar bagaimana membaca dan menulis, dan bertahun-tahun belajar bagaimana untuk berbicara. Tapi bagaimana dengan mendengarkan? Pelatihan apa yang telah Kita miliki yang memungkinkan Kita untuk mendengarkan sehingga Kita benar-benar, sangat memahami manusia lain? Mungkin tidak ada, kan? Jika Kita seperti kebanyakan orang, Kita mungkin pertama-tama harus dipahami, Kita ingin pendapat Kita didengar. Dan dalam melakukannya, Kita dapat mengabaikan orang lain sepenuhnya, berpura-pura bahwa Kita mendengarkan, selektif hanya mendengar bagian-bagian tertentu dari percakapan atau perhatian fokus pada hanya satu dua patah kata, namun melewatkan yang berarti secara keseluruhan. Jadi mengapa hal ini terjadi? Karena kebanyakan orang mendengarkan dengan maksud untuk membalas, bukan untuk mengerti.
              KEBIASAAN 6: BERSINERGI Untuk sederhananya, sinergi berarti "dua kepala lebih baik daripada satu." Bersinergi merupakan kebiasaan kerjasama kreatif. Ini adalah kerja tim, keterbukaan pikiran, dan petualangan untuk menemukan solusi baru untuk masalah lama. Ini sebuah proses, dan melalui proses itu, orang membawa semua pengalaman pribadi dan keahlian mereka ke meja diskusi. Bersama-sama, mereka dapat menghasilkan hasil yang jauh lebih baik daripada secara individual. Synergy memungkinkan kita menemukan bersama-sama hal yang kita sangat kecil kemungkinannya untuk menemukan sendiri. Ini adalah gagasan bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagian.
                KEBIASAAN 7: MENGASAH GERGAJI Mengasah gergaji berarti melestarikan dan meningkatkan aset terbesar yang Kita miliki – yakni Kita sendiri! Ini berarti memiliki program yang seimbang untuk pembaruan diri dalam empat bidang kehidupan Kita: fisik, sosial / emosional, mental, dan spiritual.

CINTA MENJADIKAN HIDUP BAHAGIA DAN LUAR BIASA (Oleh MaskatnoGiri)

Dengan cinta hidup terasa indah. Namun cinta tanpa energi suci tak akan berarti. Cinta adalah perasaan gratis yang telah dikaruniakan Allah S.W.T kepada makhluknya. Sifat tersebut berasal dari yang Maha Pencipta yang bersumber dari Ar Rahman dan ArRahimnya Allah.

Cinta kepada Allah S.W.T akan memberikan energi luar biasa. Cinta kepadaNya mestinya bersemayam pada setiap  diri manusia. Berikutnya cinta kepada diri sendiri menjadikan hidup kita menjadi berarti, karena kita tidak berharap bahwa diri kita terpuruk karena kita tidak cinta  diri sendiri bahkan mengutuk diri kita sendiri. Orang  tak akan  sukses tanpa diawali dari cinta diri kita sendiri. Cinta kepada orang tua meningkatkan derajad kita sebagai putera menjadi semakin mulia. Para orang tua pun merasa tanpa makna bila para putranya jadi orang yang durhaka.

Cinta kepada manusia lain  adalah sumber keadamain dunia.  Kedamaian hidup di masyarakat  ini tak akan terwujud  bila setiap manusia saling membenci satu sama lain.

Di masyarakat Indonesia, kita temukan bertikaian  atau pertengkaran di mana-mana.  Rasa cinta manusia  satu dengan yang lain semakin pudar. Ini menunjukkn bahwa kualitas hidup masyarakatnya pantas dipertanyakan. Mungkinkah kualitas masyarakat kita mendekati kualitas binatang?

Senin, 16 Juli 2012

AKU PUNYA HARGA DIRI
Salah satu kebutuhan yang sangat penting bagiku adalah penghargaan diri, maksudnya aku memiliki nilai atau harga, aku bukan manusia biasa. Sifat-sifat baik atas penghargaan diri akan kupertahankan sampai aku mati. Maksudnya aku harus berusaha istiqomah dalam kebaikan biar harga diriku tidak jatuh ditelan jaman. Aku yakin bahwa kejatuhanku bukan  karena orang lain tapi polah tingkahku sendiri.
Menjadi lebih baik melalui belajar adalah resep mujarab untuk meraih harga diri yang tinggi. Belajar biasa-biasa saja pengaruhnya hanya biasa-saja. Aku harus belajar keras, maka aku akan mendapatkan hasil istimewa.
Tercukupi kebutuhan sandang, pangan dan papan bagiku adalah  kebutuhan manusia biasa. Bagiku  tercukupi kebutuhan primer itu bukan hal yang istimewa.  Kebutuhan  penghargaan  diri adalah hal yang mahal.

Kemalasan, kebodohan, kemiskinan, kerakusan, kesombongan, kemaksiatan, ketidakprofesionalan, kecerobohan dan kekotoran diri adalah sumber jatuhnya harga  diriku.  Apakah kita rela menjadi jatuh gara-gara sesuatu  sebab -sebab kecil  tadi?

Tidak, sekali lagi tidak. Aku anak yang lahir dari pasangan keluarga miskin dan kurang berpendidikan. Namun aku dan kealuaragaku punya harga diri walau kami tidak memiliki harta  yang melimpah. Bagi keluarga kami ditekankan bahwa hidup harus bermakna, mandiri dan berbagi. Itulah menurut kami  hidup yang memiliki harga diri.

Kini aku telah merintis tidak  hanya sekedar memiliki hidup berharga diri,  namun kami  berusaha memebri tauladan untuk anak turun kami. Terbukti aku sudah memiliki prestasi walau belum menjulang tinggi. Setidak tidaknya  aku mampu memberi motivasi menjadi manusia berarti tidak hanya pandai bicara saja. dan Alahamdulillah bahwa anak-anaku telah berusaha juga memiliki prestasi mereka termasuk anak-anak berprestasi dan memiliki karya.

Aku sampai saat ini masih terheran-heran dengan polah tingkah para orang kaya namun masih saja merasa miskin dengan cara berkorupsi. Maka kesimpulanku bahwa para pejabat yang korup adalah lebih biadap dari hewan. KARENA MEREKA TIDAK MEMILIKI HARGA DIRI.
HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH

Hari ini tanggal 16/07/2012 adalah hari pertama masuk sekolah. .Liburan  telah berlalu, tidak terasa bahwa liburan sudah berlangsung sekitar 3 minggu.Kini semangat baru Insya Allah akan kumunculkan, karena buat apa hidup tanpa semangat. Semangat mengundang rejeki, itu telah menjadi keyakinanku. Simpatipun akan berdatangan bila kita memiliki modal semangat.

Kini tak terasa aku menjalani profesi  sebagai guru di SMAN 1 Girimarto sudah sekitar 12 tahun. Suka duka sudah kurasakan, namun aku merasa bahwa kebahagianlah yang mendominasi kehidupan di sekolahku. Yang menjadi pengobat dukaku, aku mampu menorehkan prestasi. Aku berkali-kali sebagai peserta lomba  baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat nasional. Aku sering menjuarai berbagai lomba.

Adahal yang membuat hati ini bahagia sebetulnya, bila aku mampu menghasilkan karya, salah satu karyaku adalah menulis di media. Rasaa nya hati ini merindaukan kebermaknaan hidup yang lebih baik khususnya di lembaga pendidikan. Masih dalam angan bahwa aku akan menjadi penulis, tidak lebih. Kemampuan menulisku benar-benar kuyakin sebagai nyawa hidupku, bahwa aku bisa memiliki kelebihan di bidang ini. Sejauh aku ketahui banyak teman-temanku sebetulnya mampu menulis dengan baik bila ia mau, mereka orang yang bingung untuk memulai. Aku bisa-aku bisa, karena Nekat adalah andalanku.

Aku sering ,mengingat masa laluku bahwa aku adalah anak sngkong kering, namunkenyataanya aku bisa hebat , maksudnya mampu menjadi seorang guru bahasa Inggris.

Akhirnya aku selalu memaksa  pada diriku bahwa aku  mestinya lebih kuat dibanding dulu, aku mestinya lebih cerdas, lebih ulet, lebih tangguh, lebih efektif, lebih,

ADJECTIVE


Adjectives ending
Adjectives ending
Example
- cal
critical, lyrical,...
I like  educational books

- ful
beautiful, useful
Students need useful activities
- able
acceptable, readable
They can take acceptable proposals
- ant
important, elegant
We get important news
- ent
excellent, dissident
He gets excellent scores
- less
careless, useless
Careless boys can be dangerous
- ic
economic, genetic
She discusses about economic problems
- ive
expensive, generative
I needs an expensive computer
- ous
marvelous, luxurious
I don’t like luxurious cars
- al
natural, essential
Indonesia has much more natural scenery
- y
juicy, spicy
I like juicy food