DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Kamis, 11 Oktober 2012

ADA APA DENGAN KESUKSESAN


Sukses didefinisikan oleh banyak orang sebagai orang yang banyak harta. Kenapa demikian? Ya karena di benak banyak orang segalanya bisa dibeli.

Menurut MasKatno Giri, sukses didefinisikan sebagai kenyamanan / kebahagiaan hidup sebagai refleksi rasya syukur. Kita sering lihat walau wajahnya , kekayaannya, karirnya , rambutnya dll serba pas, tapi kal
au dia nyaman dan syukur kepada Allah, dia adalah orang sukses. Itu menurut MasKatno Giri.

Namun ada orang yang agak ngebet harta, jabatan , penampilan dll. Mereka tidak memiliki rasa syukur akhirnya hidupya sering gelisah. KASIHAN KAN!

Coba kita sering membaca berita kisah-kisah orang yan beberapa tahun laua dikatakan sebagai oorang sukses, TAPI?

Berita pertama. Jaya Komara konon dia dikenal sebagai ustadz, tewas di sel tahanannya setelah ditangkap beberapa bulan lalu di sebuah hotel melati di Purwakarta. Ustad Jaya adalah wirausaha sukses yang kaya raya. Kekayaannya diduga polisi sebesar Rp. 6 trilyun, berasal dari 125.000 orang nasabah Koperasi Langit Biru. Caranya “sangat cerdas”, yaitu menawarkan cara cepat kaya dengan metode money game. Menurut polisi, Ia memiliki banyak tanah dan sawah dan saat ditangkap sedang bersama istri mudanya.

Kedua, Inong Melinda Dee juga dikenal sebagai perempuan kaya saat bekerja di Citi Bank – Jakarta. Walaupun posisinya hanya Relationship Manager, ia bisa memiliki suami siri berusia baya dan membelikan mobil-mobil mewah (Ferrari Scuderia, Ferrari California dan Hummer) untuk suami barunya itu. Di luar, suami baru itu mengaku sukses berwirausaha. Belakangan kita semua mengetahui, kekayaan itu hanya dapat diperoleh melalui jurus membobol rekening nasabah Citibank. Malinda divonis 8 tahun penjara.

Orang kaya ketiga adalaah Miss X dia adalah konglomerat yang dekat dengan kekuasaan , initial soalnya baru proses yang kasusnya juga tengah bergulir di pengadilan. Ia adalah perempuan terkaya Indonesia versi majalah Forbes (no 13). Tahun ini Forbes menobatkan suaminya sebagai orang kaya no 14 dengan kekayaan $1,5 miliar. Mereka berpindah-pindah partai politik, mengikuti siapa pemenangnya dan selalu menjadi elite partai. Saat ditangkap ia datang dengan kursi roda, mengaku sakit, dan menangis terisak-isak. 

 Publik pun terbelah, antara tidak percaya dan menyumpahinya. Saat dokter KPK memeriksa, tak ditemukan gejala sakit, ia pun menjadi tahanan KPK. Orang yang sudah muak melihat korupsi di negri ini bilang itu adalah akal-akalan koruptor yang selalu menghindar pemanggilan dengan berpura-pura sakit.

Apa yang dapat kita pelajari dari fakta-fakta itu? Semuanya berasal dari kegairahan tak terbatas mengejar kesuksesan hidup lewat kepemilikan kekayaan, banyak uang, lalu berkuasa. Orang seperti ini biasanya tak pernah puas.

LOGIKA KESYUKURAN Oleh MasKatno Giri


Setelah MasKatno Giri bertanya ke banyak orang, ternyata ada perbedaan dalam mendefinisikan arti sukses. Namun di balik kesuksesan seseorang, bahagia sebetulnya merupakan target utama.

Untuk apa dipandang banyak orang sebagai orang sukses namun tidak bahagia. Memiliki banyak anak buah, harta melimpah, fasilitas hidup mewah, suami – istri dan anak wah. Itu semua bukan jaminan seseorng merasakan bahagia. Mau bukti ? ya silakan cari sendiri. Tapi Maskatno Giri punya bukti, dan tidak perlu ditulis di sini. Gurunya MasKatno menyatakan dengan menjadi syukur yang sebenarnya, manusia bisa menjadi bahagia. Secara teori bersyukur itu mudah, namun dalam praktik lumayan susah. Betapapun susahnya kita harus meraih derajat kesyukuran.  Satu-satunya jalan kesyukuran melalui belajar dan saling memotivasi agar kita menjadi manusia penuh kesyukuran.

Dalam buku La Tahzan ditulis:

Jangan bersedih, hanya karena Anda tak punya mobil.
Sebab masih banyak orang lain yang tak punya kaki…
(Aidh Al Qorni, dalam buku La Tahzan)

Kesedihan diri timbul salah satunya karena lupa diri dan tak mampu menasihati diri. Ternyata saling menasihati, memotivasi sangat pentting. Gurunya MasKatno menyatakan, “ Bergaulah dengan orang shalih yang mampu menasihati dan memotivasi. Dengan demikian, sedikit demi sedikit kita akan tertular menjadi  manusia yanhg bersyukur, melalui kesyukuran sedih akan berkurang. Beliau menambahkan bahwa  jangan suka bergaul dengan orang yang kufur, kamu akan menjadi manusia yang tidak tahu penting nya kesyukuran, keberkahan dan kebahagiaan.

Modal hidup meraih kemujuran adalah melalui kesyukuran. Logikanya bagaimana? Ya jelas kebahagiaan  pasti membentuk energi positif sehingga sangat mudah meraih prestasi hidup. Sebaliknya kekufuran berdampak mudah mengeluh dan melemahkan energi.

MasKatno  Giri pernah membaca buku Psikologi Agama  karya Jalaluddin Rahmad,  dalam buku  tersebut  dinyatakan bahwa kebahagiaan akan meningkatkan  daya tahan tubuh.  MARI MERAIH KEBAHAGIAN MELALUI SYUKUR

Rabu, 10 Oktober 2012

SPIRITUAL BUILDING BERMETAMORFOSIS MENJADI KARAKTER BUILDING dilaporkan Oleh MasKatno Giri dari VoM


SPIRITUAL BUILDING  BERMETAMORFOSIS  MENJADI  KARAKTER BUILDING dilaporkan Oleh MasKatno Giri dari VoM

VOICE  OF  WONOGIRI. (VOW).  Rabu  10/10/2012 Para guru  perwakilan pembina  karakter  siswa  SMAN 1 Girimarto mengadakan  rapat terbatas. Rapat tersebut untuk menyamakan persepsi tentang pembinaan budi pekerti siswa yang  akhir –akhir ini belum berjalan secara maksimal.

“Bapak-bapak dan ibu-ibu guru sekalian, saya  butuh ketegasan apakah pembinaan akhlaq untuk siswa perlu dan terus dilaksanakan?’ Itulah pertanyaan bapak Syamsu,  bebrapa detik setelah rapat dimulai.
“Dilanjutkan!” Itulah jawaban serempak sebagai ungkapan antusias guru.

“Saya usul,  mohon ada perubahan nama, jangan SPIRITUAL BUILDING tapi diganti  dengan KARAKTER BUILDING. Saya pikir  ini  lebih mengena sesuai dengan UU SISDIKNAS”  Itu usulan Maskatno Giri. MasKatno menambahkan perlu diadakan kartu  KARAKTER RECORDS,  jadi   untuk memantau perilaku siswa layaknya  MEDICAL RECORD dalam dunia kedokteran. 

Ibu Retno  selaku pemrakarsa POSYANDU REMAJA juga merespon bahwa di posyandu sudah diberlakukan semacam kartu posyandu untuk mencatat data siswa dan perilakunya.  Fakta memang sudah menunjukkan kenakalan remaja sudah mengkawatirkan. Ini tidak saja  terjadi di SMAN 1 Girimarto. 

POSYANDU REMAJA akan berkolaborasi dengan karakter buliding kompak dan sepakat bahwa  orientasi  tujuan kedepan  tidak lain adalah penyiapan generasi yang berakhlaq mulia, dan bisa mewarnai ke hidupan di Girimarto khususnya. Itulah kesimpulan akhir dari rapat terbatas.

BELAJAR DARI TULISAN RHENALD KASALI TENTANG GURU.


Di Hari Pendidikan lalu, saya bertemu dua jenis guru. Guru pertama adalah guru kognitif, sedangkan guru kedua adalah guru kreatif. Guru kognitif sangat berpengetahuan.Mereka hafal segala macam rumus, banyak bicara, banyak memberi nasihat, sayangnya sedikit sekali mendengarkan.

 Sebaliknya, guru kreatif lebihbanyaktersenyum,namun tangan dan badannya bergerak aktif. Setiap kali diajak bicara dia mulai dengan mendengarkan, dan saat menjelaskan sesuatu, dia selalu mencari alat peraga.Entah itu tutup pulpen, botol plastik air mineral,kertas lipat,lidi,atau apa saja. Lantaran jumlahnya hanya sedikit, guru kreatif jarang diberi kesempatan berbicara. Dia tenggelam di antara puluhan guru kognitif yang bicaranya selalu melebar ke mana-mana. Mungkin karena guru kognitif tahu banyak, sedangkan guru kreatif berbuatnya lebih banyak.

Guru Kognitif
Guru kognitif hanya mengajar dengan mulutnya.Dia berbicara panjang lebar di depan siswa dengan menggunakan alat tulis. Guru-guru ini biasanya sangat bangga dengan murid-murid yang mendapat nilai tinggi. Guru ini juga bangga kepada siswanya yang disiplin belajar, rambutnya dipotong rapi, bajunya dimasukkan ke dalam celana atau rok, dan hafal semua yang dia ajarkan. Bagi guru-guru kognitif, pusat pembelajaran ada di kepala manusia, yaitu brain memory.Asumsinya, semakin banyak yang diketahui seseorang, semakin pintarlah orang itu.

Dan semakin pintar akan membuat seseorang memiliki masa depan yang lebih baik. Guru kognitif adalah guruguru yang sangat berdisiplin. Mereka sangat memegang aturan, atau meminjam istilah para birokrat (PNS),sangat patuh pada ”tupoksi”.Saya sering menyebut mereka sebagai guru kurikulum. Kalau di silabus tertulis buku yang diajarkan adalah buku ”x” dan babbab yang diberikan adalah bab satu sampai dua belas,mereka akan mengejarnya persis seperti itu sampai tuntas.

Karena ujian masuk perguruan tinggi adalah ujian rumus, guru-guru kognitif ini adalah kebanggaan bagi anakanak yang lolos masuk di kampus-kampus favorit.Kalau sekarang, mereka adalah kebanggaan bagi siswa-siswa peserta UN. Sayangnya, sekarang banyak ditemukan anak-anak yang cerdas secara kognitif sulit menemukan ”pintu” bagi masa depannya.Anak-anak ini tidak terlatih menembus barikade masa depan yang penuh rintangan, lebih dinamis ketimbang di masa lalu, kaya dengan persaingan, dan tahan banting.
Saya sering menyebut anakanak produk guru kognitif ini ibarat kereta api Jabodetabek yang hanya berjalan lebih cepat daripada kendaraan lain karena jalannya diproteksi,bebas rintangan. Beda benar dengan kereta supercepat Shinkanzen yang memang cepat. Yang satu hanya menaruh lokomotif di kepalanya,sedangkan yang satunya lagi, selain di kepala, lokomotif ada di atas seluruh roda besi dan relnya.

Guru Kreatif
Ini guru yang sering kali dianggap aneh di belantara guru-guru kognitif.Sudah jumlahnya sedikit, mereka sering kali kurang peduli dengan tupoksi dan silabus. Mereka biasanya juga sangat toleran terhadap perbedaan dan cara berpakaian siswa. Tetapi, mereka sebenarnya guru yang bisa mempersiapkan masa depan anak-anak didiknya.Mereka bukan sibuk mengisi kepala anak-anaknya dengan rumus-rumus, melainkan membongkar anak-anak didik itu dari segala belenggu yang mengikat mereka.

Belenggu- belenggu itu bisa jadi ditanam oleh para guru, orang tua, dan tradisi seperti tampak jelas dalam membuat gambar (pemandangan, gunung dua buah, matahari di antara keduanya, awan, sawah, dan seterusnya). Atau belenggu-belenggu lain yang justru mengantarkan anak-anak pada perilaku-perilaku selfish, ego-centrism,merasa paling benar,sulit bergaul, mudah panik, mudah tersinggung, kurang berbagi, dan seterusnya.

Guru-guru ini mengajarkan life skills, bukan sekadar soft skills, apalagi hard skill. Berbeda dengan guru kognitif yang tak punya waktu berbicara tentang kehidupan, mereka justru bercerita tentang kehidupan (context) yang didiami anak didik. Namun, lebih dari itu, mereka aktif menggunakan segala macam alat peraga. Bagi mereka, memori tak hanya ada di kepala, tapi juga ada di seluruh tubuh manusia.

Memori manusia yang kedua ini dalam biologi dikenal sebagai myelin dan para neuroscientistmodern menemukan myelin adalah lokomotif penggerak (muscle memory). Di dalam ilmu manajemen, myelin adalah faktor pembentuk harta tak kelihatan (intangibles) yang sangat vital seperti gestures, bahasa tubuh, kepercayaan, empati, keterampilan,disiplin diri,dan seterusnya.

Saat bertemu guru-guru kognitif, saya sempat bertanya apakah mereka menggunakan alat-alat peraga yang disediakan di sekolah? Saya terkejut, hampir semua dari mereka bilang tidak perlu, semua sudah jelas ada di buku. Beberapa di antara mereka bahkan tidak tahu bahwa sekolah sudah menyediakan mikroskop dan alatalat bantu lainnya. Sebaliknya,guru-guru kreatif mengatakan: ”Kalau tidak ada alat peraga,kita akan buat sendiri dari limbah.

Kalau perlu, kita ajak siswa turun ke lapangan mengunjungi lapangan. Kalau tak bisa mendatangkan Bapak ke dalam kelas, kita ajak siswa ke rumah Bapak,”ujarnya. Saya tertegun. Seperti itulah guru-guru yang sering saya temui di negara-negara maju. Di negara-negara maju lebih banyak guru kreatif daripada guru kognitif. Mereka tak bisa mencetak juara Olimpiade Matematika atau Fisika,tetapi mereka mampu membuat generasi muda menjadi inovator, entrepreneur, dan CEO besar.
Mereka kreatif dan membukakan jalan menuju masa depan. Saat membuat disertasi di University of Illinois, para guru besar saya bukan memaksa saya membuat tesis apa yang mereka inginkan, melainkan mereka menggali dalam-dalam minat dan objektif masa depan saya. Sewaktu saya bertanya, mereka menjawab begini: ”Anda tidak memaksakan badan Anda pada baju kami, kami hanya membantu setiap orang untuk membuat bajunya sendiri yang sesuai dengan kebutuhannya.” Selamat merayakan Hari Pendidikan dan _jadilah guru yang mengantarkan kaum muda ke jendela masa depan mereka.
RHENALD KASALI Ketua Program MM UI