DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 19 Oktober 2012

MODAL KREATIF MENUJU HIDUP LEBIH POSITIF Oleh Mas Sukatno Giri


Girimarto.VOICE OF WONOGIRI (VOW). Jum’at 19/10/12.  SMAN1 Girimarto masih melangsungkan agenda kurikulum yakni mengadakan tes tengah semester. Menunggu para siswa dalam menempuh tes bisa menjadi acara yang menyenangkan, namun bisa menjadi acara yang membosankan.

Kreatifitas dalam  memanfaatkan waktu di sela-sela  mengawasi  para siswa  bisa lebih  menyenangkan. Setidak tidaknya bisa saling sharing sesama pengawas yang mungkin selama ini jarang bertemu empat mata.
“Nuwun sewu pak umur panjenengan berapa, kayaknya anaknya sudah lima ya pak?” Itulah pertanyaan serius salah satu ibu guru muda dengan anak dua yang masih kecil-kecil.

Mas Katno menjelaskan bahwa anaknya sudah empat dan umurnya sudah kepala empat, jadi sudah tua. Si ibu guru bertanya lagi, “Apa tidak repot pak, memiliki anak banyak?” .... “ Otomatis banyak waktu yang terganggu untuk beraktifitas pak, kok pak Katno biasa saj enjoy saja dan kayaknya  bapak tetep energik dan kayaknya umurnya baru tiga puluh tahun begitu?”...”Resepnya apa to pak?”

Ini pertanyaan fakta dan kok seperti serius. Ternyata,  si penanya merasakan kurang bisa menikmati hidup, sering sedih, mudah tersinggung, pokoknya dia bercerita kepada Mas Katno bahwa  kelihatanya P. Katno menjalani hidup kok enjoy, tanpa beban dll.

“Bu, ! Hidup ini hanya sekali, aku pernah juga susah tapi lumayan jarang, karena  modal hidupku antara  lain bukan kepinteran atau kecerdasan. Aku sangat sadar bahwa aku kurang cerdas sebab  diwaktu kecil sangt kurang gizi, tapi aku orangnya berusaha nekat dan   KREATIF SEBAGAI PENASIHAT DIRI SENDIRI, JADI BERUSAHA HIDUP DENGAN BAHAGIA . HIDUP INI TERLALU SINGKAT UNTUK TIDAK BAHAGIA, POKOKNYA KITA HARUS KREATIF, JANGAN BERPIKIR  NEGATIF”.

Itulah kisah nyata MasKatno Giri dalam berbagi di sela-sela mengawasi siswa dalm tes.
.......................................Oke. Berlanjut....
Namun MasKatno Giri mau berbagi kepada bolo-bolonya yen ora bolo ora tak kandani tentang resep menjadi kreatif 5M:
  1. Memiliki keinginan untuk hidup lebih baik, memotivasi diri dan menasihati diri dengan baik  dan  berusaha menggenggam dunianya sendiri, serta merealisasikan setiap keinginan  positif  menjadi suatu kenyataan.
  2. Melakukan apa yang kita bisa semaksimalnya, tanpa memaksakan kehendak,  sekedar membebaskan diri kita dan memiliki dunia kita sendiri.
  3. Melakukan apa yang kita inginkan lewat daya berfantasi yang kita bisa dan pastikan itu adalah versi kita , niat kita yang positif.
  4. Memiliki jiwa kompetitif, jangan pernah hanya berhenti pada satu titik dan tertinggal dari orang lain. Hidup di era yang sangat kreatif,  kita  dituntut  harus siap untuk berkompetisi, hindari kemalasan, berlarilah saat orang masih berjalan, terbanglah saat orang berlari dan jangan tertidur saat orang” sudah terbangun.
  5. Memperhatikan dan peduli  apa yang ada di sekitar kita,  memiliki jiwa belajar tinggi  untuk hidup lebih baik  sebagai wujud kesyukuran  kepada Allah s.w.t



ADA APA KURIKULUM PMP (PENDIDIKAN MORAL PREMAN) Oleh Mas Sukatno Giri


Tulisan   ini  diisnpirasi oleh opini  Kompas hari ini (Jum’at 19/10/12) oleh Ali Mustafa  Yaqub. Dia menyatakan, “YANG TUA JADI INTELEKTUAL MALING YANG MUDA JADI PELAJAR PREMAN”

Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga, hancurnya generasi kedepan bersumber dari kesalahan kita sebagai orang tua (baca: orang tua kandung, guru, atau tokoh). Logikanya bisa beralur  dari peribahasa “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”.  Para murid atau anak adalah peniru yang baik. Jika di rumah anak menemukan teladan bermoral buruk, jika di  masyarakat menemukan lingkungan buruk , apalagi di sekolah mereka menemukan  para intelektual bermental buruk. Bisa dikiraa-kira mau bagaimana mereka?

Kerusakan moral di kalangan remaja sudah memprihatinkan dari penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas tanpa batas, dan tawuran. Lalu  dari mana itu semua bersumber? Ternyata hasil survey yang bisa diandalkan  menyatakan  sumbernya  dari pelaku generasi tuanya. Maka bagi kita yang sudah merasa menjadi orang tua, kita tinggal menunggu generasi kita: bisa siswa kita, anak kandung kita, keponakan kita dll, mereka akan menjadi generasi yang bejat. Tapi ada perkecualiannya, selain generasi yang tercerahkan oleh kekuatan Ilahi yang bersumber dari ajaran-ajaran agama.

Pernyataan pentingnya ajaran agama yang mencerahkan dinyatakan oleh   Ali Mustofa di opini  Kompas hari ini .  Dia menambahkan bahwa membentuk generasi masa depan digambarkan seperti membuat  roti. Bahan bakunya jelas, bumbu tambahanya juga jelas tetapi  harusnya jadi roti kok menjadi bakwan, berarti ada yang salah. Ada bebrapa kesalahan pasti.  Yang jelas  biasanya pembuat roti  jarang sekali mau kalau disalahkan. 

Demikian juga pelaku pendidik, tentu pendidik yang utama adalah di rumah tangga. Mereka jarang sekali mau mengakui kesalahan dalam mendidik anak-anaknyaa. Padahal yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anak adalh orang tua.

Kita sebagai orang tua sudah waktunya merenung  dan intropeksi. Bahwa Generasi bermasa depan cerah adalah harapan kita semua. Kita adalah  pemilik tanggung jawab besar atas keberhasilannya.

HIDUP TERLALU SINGKAT UNTUK TIDAK BAHAGIA (LA TAHZAN)

HIDUP  TERLALU SINGKAT  UNTUK TIDAK BAHAGIA
(LA  TAHZAN)
La tahzan. Jangan bersedih. Hidup ini terlalu singkat untuk dibuat susah.  Hidup bahagia menjadikan kita lebih sehat jasmani dan ruhani. Berikut beberapa kata bijak yang telah  MasKatno Giri tulis ulang dari buku la tahzan

“Bertawakallah kepada Allah, dan serahkan semua perkara kepada-Nya. Terimalah semua ketentuann-Nya dengan sepenuh hati, berlindunglah kepada-Nya, dan bergantunglah kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia cukup sebagai pelindungmu.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Ujian itu akan mendekatkan jarak antara diri Anda dengan Rabb. Akan mengajarkan kepada diri Anda, bagaimana berdoa, dan akan menghilangkan kesombongan, ujub, dan rasa bangga diri pada diri Anda.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Optimislah, jangan pernah berputus asa dan menyerah tanpa usaha. Berbaik sangkalah kepada Rabb. Dan, tunggulah segala kebaikan dan keindahan dari-Nya.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Ketahuilah, bahwa anda bukan satu-satunya orang yang mendapat ujian. Tidak seorangpun yang lepas dari kesedihan. Dan tidak seorangpun yang luput dari kesulitan.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Salah satu pintu kebahagiaan terbesar adalah doa kedua orangtua. Berusahalah mendapatkan doa itu dengan berbakti kepada mereka berdua agar doa mereka menjadi benteng yang kuat yang menjagamu dari semua hal yang tidak Anda sukai.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
Berbuatbaiklah kepada sesama, dan baktikan kebaikan kepada semua orang agar Anda akan mendapatkan kebahagiaan dari menjenguk orang sakit, dan memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkannya, dan dari mengasihi anak yatim.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Tersenyumlah kepada siapa saja, niscaya Anda akan mendapatkan cinta kasih mereka, Haluskan turur kata Anda niscaya mereka akan mencintaimu. Dan rendahkan hati kepada mereka niscaya mereka akan menghormati Anda.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Ujian itu akan mendekatkan jarak antara diri Anda dengan Rabb. Akan mengajarkan kepada diri Anda, bagaimana berdoa, dan akan menghilangkan kesombongan, ujub, dan rasa bangga diri pada diri Anda.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Optimislah, jangan pernah berputus asa dan menyerah tanpa usaha. Berbaik sangkalah kepada Rabb. Dan, tunggulah segala kebaikan dan keindahan dari-Nya.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Terimalah pilihan Allah dengan gembira. Sebab, Anda tidak tau kemashlahatan. Bisa jadi kesulitan itu baik daripada kemudahan.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Bertawakallah kepada Allah, dan serahkan semua perkara kepada-Nya. Terimalah semua ketentuann-Nya dengan sepenuh hati, berlindunglah kepada-Nya, dan bergantunglah kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia cukup sebagai pelindungmu.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Maafkanlah orang yang pernah melakukan kezaliman kepada anda. Sambunglah tali silaturahmi orang yang memutskannya dari anda. Berilah orang yang tidak pernah memberi kepada anda. Bersabarlah terhadap orang yang berbuat jahat kepada anda, niscaya Anda akan memperoleh rasa bahagia, dan aman dalam diri Anda.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Hiduplah bersama Al Qur’an, baik dengan cara menghapal, membaca, mendengarkan, atau merenungkan. Sebab, ini merupakan obat paling mujarab untuk mengusir kesedihan dan kedukaan.” (Dr. Aidh Al Qorni, dalam bukunya “La Tahzan”)
“Ketika waktu pagi tiba, janganlah menunggu sampai sore. Hiduplah dalam batasan hari ini. Kerahkan seluruh semangat yang ada untuk menjadi lebih baik di hari ini.” ~Dr. Aidh al Qarni~
“Ketahuilah, bahwa dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tentram, dosa akan diabaikan, Allah akan menjadi ridho, dan tekanan hidup akan terasa ringan. (Dr. Aidh Al Qorni)
“Terimalah qadha’ yang telah pasti dan rezeki yang telah dibagi itu dengan hati terbuka. Segala sesuatu itu ada ukurannya. Karenanya, enyahkan kegelisahan” (Dr. Aidh Al Qorni)
“Keimanan menghapuskan keresahan, dan melenyapkan kegundahan. Keimanan adalah kesenangan yang diburu oleh orang-orang yang bertauhid dan hiburan bagi orang-orang yang ahli ibadah.” (Dr. Aidh Al Qarni

Kamis, 18 Oktober 2012

TETAP BAHAGIA WALAU LEMAH Oleh MasSukatno giri


Saat ini aku masih merenung atas kelemahan-kelmahanku yang telah kuperbuat. Kalau disebut sebagai hal dosa,  jelas bukan suatu dosa. Kelemahanku bukan termasuk suatu hal dosa. Tapi aku merasa kelemahanku  merupakan cela atau aibku.

Kelemahan kuanggap sebagai cela yang lumayan berat, karena aku menganggap diriku harus lebih-dan lebih. Terkadang aku sendiri kurang menyadari bahwa manusia tercipta tidak hanya berbekal kelebihan, tapi juga kelemahan. Aku benar-benar merasa kurang nyaman terhadap  kelemahan-kelmahanku. Kelemahan-kelemahanku tersebut bermacam-macam bentuk: ketidakcerdasan, ketidaktelitihan, kesembronoan, ketergesa-gesaan dll.

Kelemahan-kelmahanku benar-benar menghantuiku sejak aku berusia  muda. Barangkali kesadaran atas segala kelemahanku, maka aku berusaha lebih baik. Sejak muda  aku lumayan termasuk orang yang berusaha tangguh, pekerja keras,  dan pantang mnyerah. Sebenarnya aku harus bersyukur yang amat sangat atas kelemahanku. Karena di balik kelemahanku, aku bisa bangkit untuk memiliki prestasi. Memang betul aku sadar bahwa aku harus menutupi kelemahanku dengan prestasi.

Prestasi apakha yang bisa kutunjukkan kepada anak turunku?

Aku adalah orang  yang memiliki kenekatan yang tinggi. Misalnya, nekat menjadi sarjana walau orang tua tidak membiaayai, nekat mau sering  mengikuti lomba walau kemampuan pas-pasan, nekat berani tampil di berbagi event contohnya sebagai MC dan  jenis kenekatan lainnya.

Kini aku sedang menunggu hasil dari jerih payahku yang lain yaitu menjadi penulis dengan  modal nekat. Nekat menulis dan akhirnya berhasil itu harapanku. Suatau saat nanti aku  sangat berharap menjadi hebat berkat menulis. Aku akan tunjukkan kepada dunia bahwa  AKU HEBAT KARENA MODAL NEKAT. AYO SUKSES BERSAMAKU. 

Akhirnya, lebih jauh lagi aku berharap menjadi motivator buat keluargaku dan pada orang-rang yang merasa lemah  plus kurang percaya diri. AKU AKAN SERING BICARA BAHWA "BERBAHAGIALAH ORANG SADAR ATAS  KELEMAHANYA , NAMUN MAU BERSYUKUR ATAS KELEMAHAN YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADA KITA. KITA DIBERI KELEMHAN SUPAYA KITA MENJADI  KUAT DAN BERPRESTASI" Bagi yang mau membaca tulisanku ini semoga mau berdoa untuk dirinya sendiri dan untuk ku supaya tetap bahagia walau diri kita lemah.

";OUR LIFE IS TOO SHORT"


“LIFE IS TOO SHORT”.   Aku masih ingat nasihat guruku , “Hidup ini terlalu singkat untuk dijalani, kalau bisa membuatnya lebih indah, kenapa harus dijalani dengan   kemalasan, kemaksiatan dan sia-sia. Kalau bisa  menasihati /memotivasi  diri dan orang lain dengan pujian, mengapa kita harus menyampaikannya dengan merendahkan, dan kita merasa selalu benar?”

“LIFE IS TOO SHORT”.   Seperti kemarin sore.  Aku  benar-benar masih ingat. Waktu itu di desa  kluthuk  jauh dari peradaban  kota. Di musim penghujan aku masih kecil bersama-sama teman mencari jangkrik di dekat sungai hilir bengawan solo. Bener  aku masih ingat teman-temanku,  bahkan aku masih ingat lekuk wajahnya. Tapi puluhan tahun kami tidak bertemu. 

Singkat cerita, rumahnku terkena  genangan waduk Gajah Mungkur akhirnya sebagian teman-temannya ke luar Jawa. Dan aku pindah. Singkat cerita aku bersekolah dari SMA sampai kuliah di SOLO. Kini aku   ternyata sudah tua dengan empat anak. Kemarin  baru anak-anak sekarang sudah punya anak empat. “LIFE IS TOO SHORT.

Doaku,   semoga  aku  tidak terjebak dalam pusaran kemaksiatan. Mungkin Allah telah memilihkan jalan yang selamat untuk menjadi guru biasa saja. Semoga kita semua diberi ke istiqomahan, dengan niat positif menjadikan suatau pekerjaaan sebagai sarana peribadahan.

LIFE IS TOO SHORT. Fisik kita boleh tua, tapi  menjalani  hidup penuh semangat lebih utama.Pada akhirnya kita  juga akan meninggalkan dunia. Namun, kematian pada hakikatnya itu hanya kematian fisik kita. Sedangkan, jiwa kita tidak akan pernah mati. Kita  tinggal menanti masa pembalasan sejati  dengan hakim yang Maha Adil.