DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 30 Oktober 2012

10 M Tips Menulis Artikel Dalam Jurnal Ideal Oleh MasSukatnoGiri


1. Mencarilah topik yang banyak dibutuhkan orang, namun jarang yang menulis tentang itu. Untuk mencari topik yang bagus, anda harus memperhatikan selera pasar, jangan hanya asal sesuai selera anda sendiri. Topik tersebut dapat anda cari secara online, entah di Google, Social Bookmarkings dll, atau dapat anda dapatkan dari media massa, seperti televisi, koran, majalah ataupun bisa juga dari buku, dan isu-isu aktual yang sedang terjadi.
2. Menggunakan kreativitas sudut pandang anda. Yang dimaksud disini adalah, anda harus pandai-pandai mengangkat topik tulisan dari sudut pandang yang semenarik mungkin. Kreativitas ini sangat menentukan kualitas sebuah tulisan. Jika anda menggali sudut pandang lain dari sebuah topik, tidak ada salahnya anda menulis tentang topik yang sudah banyak diposting orang. Walaupun topiknya sama dengan blog lain, pengunjung akan suka mengunjungi blog anda, karena mendapatkan sesuatu yang baru, yangtidak didapat diblog lain.
3. Menggunakan bahasa yang baik dan mudah difahami. Hindarilah menulis dengan kalimat yang terlalu bertele-tele, namun kurang bermakna. Para pembaca lebih menyukai tulisan yang singkat jelas dan padat.
4. Menulis ide yang muncul difikiran Anda. Ide-ide kreatif tidak selalu muncul ketika kita sedang mau menulis, acapkali ide tersebut muncul secara tiba-tiba, disaat kita melakukan aktifitas yang lain. Apabila anda menemukan ide kreatif, segera tulis ide tersebut, jangan biarkan ide tersebut melayang begitu saja. Jika memungkinkan, anda bisa menuliskannya dibuku, tapi kalau tidak anda bisa menuliskannya di selembar kertas ataupun di HP.
5. Menghindari menulis sebagai beban. Jadikanlah aktifitas menulis sebagai suatu aktifitas yang menyenangkan. Jika anda masih merasa bahwa menulis adalah sesuatu yang berat, maka belajarlah untuk menikmati aktifitas menulis itu. Karena jika anda menulis dengan terpaksa, maka orang lain pun akan akan membaca tulisan anda dengan terpaksa!
6. Memperbanyak membaca buku,karya ilmiah koran, majalah dsb. Ini merupakan hal terpenting! Semakin banyak pengetahuan anda, maka akan semakin banyak tulisan yang bisa anda buat. Dengan membaca banyak buku, koran majalah dsb, anda bisa belajar banyak hal, sekaligus dapat mempelajari gaya penulisan dan tata bahasa yang baik
7. Memperbanyak berlatih! Practice makes perfect, begitulah kira-kira peribahasanya. Sering-seringlah menulis, karena hanya dengan itu skil menulis anda akan semakin terasah.
8. Memililih topik yang sesuai dengan kemampuan anda. Apabila anda mempunyai keahlian di bidang makanan, maka jangan nekad menulis artikel tentang matematika. Selain anda akan kesulitan dalam menulis, juga sangat mungkin terjadi kesalahan, sehingga akan menyesatkan para pembaca.
9. Menerima kritikan Punyailah hati seluas lautan, jangan mudah minder jika ada orang yang mengatakan bahwa tulisan anda jelek, bertele-tele dan sebagainya. Jadikan kritikan mereka sebagai pelecut semangat. Buktikan kepada mereka bahwa anda adalah seorang penulis yang  HEBAT!!!
10. Menjadilah dirimu sendiri, jangan mencoba untuk menjadi plagiator! Jangan sekali-kali mencoba untuk copy paste. Sama artinya anda membunuh karakter anda sendiri. Jika anda menemukan artikel yang bagus, jadikan itu sebagai referensi, bukan untuk dijiplak!

Minggu, 28 Oktober 2012

SEKOLAH UNTUK APA? Bersumber dari ide Prof Rhenald Kasali


Kenyataan saat ini, mencari sekolah sangat sulit. Masuk universitas pilihan, susahnya setengah mati.   Kalaupun diterima, bak lolos dari lubang jarum.  Sudah masuk, ternyata banyak yang “salah kamar”.  Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam perkuliahan yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang salah.

Demikianlah, diterima di PTN masalah, tidak diterima juga masalah.  Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja.  Bagaimana kalau uang tak ada?  Hampir semua orang ingin menjadi sarjana, bahkan masuk program S2.  Jadi birokrat atau jendral pun, sekarang banyak yang ingin punya gelar S3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus SMA tiga puluh tahun yang lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini.  Bahkan sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya.

Mengapa hanya soal memindahkan anak karena pindah rumah ke sekolah negeri lain saja biayanya begitu besar?  Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong.  Masuk sekolah susah, pindah juga sulit, diterima di perguruan tinggi untung-untungan, cari kerja susahnya minta ampun.  Lengkap sudah masalah kita.
Kalau kita sepakat sekolah adalah jembatan untuk mengangkat kesejahteraan dan daya saing bangsa, mengapa dibuat sulit?  Lantas apa yang harus dilakukan orang tua?  Jadi sekolah untuk apa di negeri yang serba sulit ini?

Kesadaran Membangun SDM
Lebih dari 25 tahun yang lalu, saat berkuasa, PM Malaysia Mahathir Mohammad sadar betul pentingnya pembangunan SDM. Ia pun mengirim puluhan ribu sarjana mengambil gelar S2 dan S3 ke berbagai negara maju.  hal serupa juga dilakukan China. Tidak sampai sepuluh tahun, lulusan terbaik itu sudah siap mengisi perekonomian negara. Hasilnya anda bisa lihat sekarang. BUMN di negara itu dipimpin orang-orang hebat, demikian pula perusahaan swasta dan birokrasinya.

Perubahan bukan hanya sampai di situ. Orang-orang muda yang kembali ke negerinya secara masif me-reform sistem pendidikan. Tradisi lama yang terlalu kognitif dibongkar. Old ways teaching yang terlalu berpusat pada guru dan papan tulis, serta peran brain memory (hafalan dan rumus) yang dominan mulai ditinggalkan.  Mereka membongkar kurikulum, memperbaiki metode pengajaran, dan seterusnya. Tak mengherankan kalau sekolah-sekolah di berbagai belahan dunia pun mulai berubah.

Di negeri Belanda saya sempat terbengong-bengong menyaksikan bagaimana universitas seterkenal Erasmus begitu mudah menerima mahasiswa.  ”Semua warga negara punya hak untuk mendapat pendidikan yang layak, jadi mereka yang mendaftar harus kami terima,” ujar seorang dekan di Erasmus.  Beda benar dengan universitas negeri kita yang diberi privilege untuk mencari dan mendapatkan lulusan SLTA yang terbaik. Seleksinya sangat ketat.

Lantas bagaimana membangun bangsa dari lulusan yang asal masuk ini?  ”Mudah saja,” ujar dekan itu.  ”Kita potong di tahun kedua.  Masuk tahun kedua, angka drop out tinggi sekali.  Di sinilah kita baru bicara kualitas,  sebab walaupun semua orang bicara hak, soal kemampuan dan minat bisa membuat masa depan berbeda,”ujarnya.

Hal senada juga saya saksikan hari-hari ini di New Zealand.  Meski murid-murid yang kuliah sudah dipersiapkan sejak di tingkat SLTA, angka drop out mahasiswa tahun pertama cukup tinggi.  Mereka pindah ke politeknik yang hanya butuh satu tahun kuliah.

Yang lebih mengejutkan saya adalah saat memindahkan anak  bersekolah di tingkat SLTA di New Zealand.  Sekolah yang kami tuju tentu saja sekolah yang terbaik, masuk dalam sepuluh besar nasional dengan fasilitas dan guru yang baik.  Saya menghabiskan waktu beberapa hari untuk mewancarai lulusan sekolah itu masing-masing, ikut tour keliling sekolah, menanyakan kurikulum dan mengintip bagaimana pelajaran diajarkan.  Di luar dugaan saya, pindah sekolah ke sini pun ternyata begitu mudah.

Sudah lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah kita yang terlalu kognitif, dengan guru-guru yang merasa hebat kalau muridnya bisa dapat nilai rata-rata diatas 80 (betapapun stressnya mereka)  dan sebaliknya memandang rendah terhadap murid aktif namun tak menguasai semua subjek.  Potensi anak hanya dilihat dari nilai,  yang merupakan cerminan kemampuan mengkopi isi buku dan cacatan. Entah dimana keguruan itu muncul kalau sekolah tak mengajarkan critical thinking.  Kita mengkritik lulusan yang biasa membebek, tapi tak berhenti menciptakan bebek-bebek dogmatik.
.
Kalau lulusannya mudah diterima di sekolah yang baik di luar negri, mungkin guru-guru kita akan menganggap sekolahnya begitu bagus.  Mohon maaf, ternyata tidak demikian.  Jangankan dibaca, diminta transkrip nilainya pun tidak.  Maka jangan heran, anak dari daerah terpencil pun di Indonesia, bisa dengan mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri. Bahkan tanpa tes.  Apa yang membuat demikian? “undang-undang menjamin semua orang punya hak yang sama untuk belajar,” ujar seorang guru di New Zealand.

Lantas, bukankah kualitas lulusan ditentukan inputnya?  ”itu ada benarnya, tapi bukan segala-galanya,” ujar putera sulung saya yang kuliah di Auckland University tahun ketiga.  Maksudnya, test masuk tetap ada, tetapi hanya dipakai untuk penempatan dan kualifikasi.

Di tingkat SLTA, mereka hanya diwajibkan mengambil dua mata pelajaran wajib (compulsory) yaitu matematika dan bahasa Inggris.  Pada dua mata pelajaran ini pun mereka punya tiga kategori: akselerasi, rata-rata, dan yang masih butuh bimbingan. Sekolah dilarang hanya menerima anak-anak bernilai akademik tinggi karena dapat menimbulkan guncangan karakter pada masa depan anak, khususnya sifat-sifat superioritas, arogansi, dan kurang empati. Mereka hanya super dikedua kelas itu, di kelas lain mereka berbaur. Dan belum tentu superior di kelas lain karena pengajaran tidak hanya diberikan secara kognitif semata.

Selebihnya, hanya ada empat mata pelajaran pilihan lain yang disesuaikan dengan tujuan masa depan masing-masing. Bagi mereka yang bercita-cita menjadi dokter maka biologi dan ilmu kimia wajib dikuasai. Bagi yang akan menjadi insinyur wajib menguasai fisika dan kimia. Sedangkan bagi yang ingin menjadi ekonom wajib mendalami accounting, statistik dan ekonomi. Anak-anak yang ingin menjadi ekonom tak perlu belajar biologi dan fisika. Beda benar dengan anak-anak kita yang harus mengambil 16 mata pelajaran di tingkat SLTA di sini, dan semuanya diwajibkan lulus di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Bayangkan, bukankah cita-cita pembuat kurikulum itu orangnya hebat sekali?  Mungkin dia manusia super. Seorang lulusan SLTA, tahun pertama harus menguasai 4 bidang science (biologi, ilmu kimia, fisika dan Matematika), lalu tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris dan satu bahasa lain), ditambah PPKN, sejarah, sosiologi, ekonomi, agama, geografi, kesenian, olahraga dan komputer. Hebat sekali bukan? Tidak mengherankan kalau sekolah menjadi sangat menakutkan,stressful, banyak korban kesurupan, terbiasa mencontek, dan sebagainya. Harus diakui kurikulum SLTA kita sangat berat. Sama seperti kurikulum program S1 dua puluh tahun yang lalu yang sejajar dengan program S1 yang digabung hingga S3 di Amerika. Setelah direformasi, kini anak-anak kita bisa lulus sarjana tiga tahun. Padahal dulu butuh lima tahun.   Dulu program doktor menyelesaikan di atas 100 SKS, makanya hampir tak ada yang lulus.  Kini seseorang bisa lulus doktor dalam tiga tahun.

Anda bisa saja mengatakan, dulu kita juga demikian tapi tak ada masalah kok! Di mana masalahnya?  Masalahnya, saat ini banyak hal telah berubah.  Teknologi telah merubah banyak hal, anak-anak kita dikepung informasi yang lebih bersifat pendalaman dan banyak pilihan, namun datang dengan lebih menyenangkan.  Belajar bukan hanya dari guru, tapi dari segala resources. Ilmu belajar menjari lebih penting dari apa yang dipelajari itu sendiri, karena itu diperlukan lebih dari seorang pengajar, yaitu pendidik.  Guru tak bisa lagi memberikan semua isi buku untuk dihafalkan, tetapi guru dituntut memberikan bagaimana hidup tanpa guru, Lifelong learning.

Saya saksikan metode belajar telah jauh berubah.  Seorang guru di West Lake Boys School di Auckland mengatakan, “Kami sudah meninggalkan old ways teaching sejak sepuluh tahun yang lalu.  Makanya sekolah sekarang harus memberikan lebih banyak pilihan daripada paksaan. Percuma memberi banyak pengetahuan kalau tak bisa dikunyah.  Guru kami ubah, metode diperbaharui, fasilitas baru dibangun,” ujar seorang guru.

Masih banyak yang ingin saya diskusikan, namun sampai di sini ada baiknya kita berefleksi sejenak. Untuk apa kita menciptakan sekolah, dan untuk apa kita bersekolah? Mudah-mudahan kita bisa mendiskusikan lebih dalam minggu depan dan semoga anak-anak kita mendapatkan masa depannya yang lebih baik.

Rhenald Kasali
Ketua Program MMU

SEDIH KARENA BODOH. NO WAY! Oleh MasKatno Giri


Kita tidak perlu bersedih dan tidak perlu pesimis menjadi orang bodoh. Yang penting  kita  sadar  bahwa  diri kita memang bodoh. Kenyataan,  banyak orang bodoh tidak sadar-sadar kalau  mereka dalam kebodohan. Padahal, kebodohan yang disandang terus menerus akan menghantarkan kepada kehancuran.

Secara umum, orang bodoh mudah ditipu, orang bodoh kurang dihargai, dan  orang bodoh tidak tahu bahwa dia adalah  makanan  para orang pintar. Sekali lagi itu pada  tataran umum. Di antara para orang bodoh yang istilahnya NDABLEG masih ada beberapa orang bodoh yang berinovasi tiada henti. Mereka adalah orang-orang bodoh yang OUTSTANDING  ATAU WONDERFUL,  mereka adalah pengendali- pengendali orang-orang pintar.

Tulisan ini untuk memotivasi diri atas kesadaran  MasKatnoGiri sebagai orang yang kurang pintar:

Orang bodoh tidak mudah  menyerap ilmu,
Namun, mereka tekun  belajar.

Orang bodoh tidak mudah  menghafal informasi,
Namun, mereka sering mencari dan tanya-tanya tentang informasi

Orang bodoh tidak punya link kerja, akhirnya  dia menjadi entrepreneur
Agar usahanya berhasil, tentu dia harus merekrut orang pintar.
Walhasil  orang  bodoh menjadi leader atau boss

Orang bodoh tidak takut melakukan kesalahan,
maka dia  sering belajar dari kesalahan dari diri dan orang lain

Orang bodoh  tidak punya beban kalau bicara ,
sementara itu orang pintar justru terbebani dengan pembicaraanya

Orang bodoh  justru lebih  PD  karena NEKAT
Selanjutnya orang pintar IRI karena orang bodoh kok lebih PD

Orang bodoh berpikir pendek/ tidak lama-lama untuk memutuskan sesuatu
Namun orang pintar  terlalu lama  berpikir.

Orang bodoh yang penting BERAKSI
Orang pintar semakin tertinggal dengan AKSI orang bodoh.

Mata orang bodoh lebih tajam dalam mengambil kesempatan
Mata orang pintar selalu berpikir dan berpikir kapan datangnya kesempatan.

Saat orang bodoh  sudah sukses, maju dalam bisnis dan karya ,
Orang pinter baru sadar bahwa dia kalah cepat. 

Akhirnya bagaimanapun kondisinya, Allah tidak salah  resep dalam penciptaan manusia. Entah  kita  menjadi BODOH  atau PINTAR. Kita  hanya berkewajiban mensyukurinya.SYUKUR menuju MUJUR

Jumat, 26 Oktober 2012

GO TO HELL! PACARAN (Study- Dampak Negatif Pacaran)


Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. (Quran Surat An Nur ayat 30).
 Saudaraku, kuanggap kau sudah tahu tentang kharamnya berkhalwat (pacaran) dengan lawan jenis. Tulisan ini akan menjelaskan dampak negatif dari perbuatan tersebut. Smoga kau berusaha untuk meninggalkannya. Seperti hal-hal lain yang diharamkan dalam Islam—misalnya khomr, judi, dll—pacaran juga memiliki dampak negatif yang tidak kalah banyaknya. Berikut dampak negatif pacaran:
1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Beberapa pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Kata mereka, asalkan bisa menjaga hati, InsyaAllah tidak terjadi hal itu (waaah, perbuatan munkar kok pake InsyaAllah..). cobalah simak hadits ini:

“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).

Padahal engkau tahu, yang namanya orang pacaran, pasti ada hal-hal yang tidak dibenarkan dalam islam: memandang lawan jenis, berpegangan tangan, berduaan di tempat sepi, berciuman, hingga….ah, tak usah disebutkan. Bahkan meski pacarannya hanya sebatas lewat telpon, SMS atau chatting pun, hal tersebut sudah bisa memicu terjadinya zina hati.
Semua larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits ini:
Rasulullah saw. berpesan “Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan untukmu.” (HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal : ”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai oleh mahramnya karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan.”
Tentang dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak terhitung lagi jumlah pemuda muslim yang benar-benar terjerumus dalam perzinaan—yang diawali dari aktivitas pacaran. Kalau sudah berzina, berarti ia telah melakukan dosa besar yang akan menyebabkan dampak-dampak buruk lainnya—baik yang ia rasakan di dunia maupun di akhirat.
2. Melemahkan Iman
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang.  Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid, jarang membaca Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya hilang, serta banyak ibadah lain yang terlewatkan.
3. ‘melatih’ kemunafikan
Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu  yang sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.
4. Menjadikan panjang angan-angan.
Orang yang sedang jatuh cinta—pacaran—seringkali teringat dengan orang yang dicintainya itu. Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu—tentang apa yang akan dilakukan nanti saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata yang akan diucapkan sebagai bumbu, dan masih banyak lagi. Padahal ummat Islam dilarang berpanjang angan-angan.
5. Mengurangi produktivitas
Jika tidak pacaran, seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih produktif; misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen, puisi, karya tulis, mengerjakan PR, atau yang lainnya. Namun seringkali produktivitasnya turun lantaran ia berpacaran.
6. Menjadikan  hidup boros
orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli pulsa, mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.
7. Akan melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka hanya tertuju kepada pacarnya
8. Akan menyebabkan terlambatnya studi. Banyak fakta yang menyebutkan bahwa menurunnya prosentase kelulusan para pelajar adalah akibat pacaran, mereka jarang belajar, karena jalan-jalan terus dengan pacarnya, tidak pernah beli buku (karena uangnya habis untuk berenang-senang).
9. Terjadinya pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.
10.  Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang syah dengan pacarnya yang lama.
 11. dan dampak negatif lainnya (silahkan ditambahkan lewat ‘coment’)
“Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya, menyembunyikan rasa cintanya dan bersabar hingga mati maka dia mati syahid.”
Sungguh sangat beruntung orang yang mencintai dengan kesucian diri dan berlindung dari godaan syatan yang terkutuk. Tentunnya orang yang menjaga cintannya yang suci hingga ia meninggal dunia. Rasullulah SAW juga berpesan;
“Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
 (sebagiannya diambil dari ini:
http://ahmadzain.wordpress.com/2007/03/31/konsultasi-agama-6/)

PENYEMBELIHAN QURBAN DI MASJID AT TAQWA NGLAWU, TELUKAN, GROGOL SKH.





Telukan. Voice of Ngalawu. (VoN) Sudah  menjadi agenda rutin seperti tahun sebelumnya, Ju’mat tanggal 25/10/2012  Masjid At  Taqwa Nglawu, Telukan, Grogol, SKH mengadakan penyembilan kurban. Luar biasa    sekita tiga tahun ini, ta'mir Masjid At Taqwa Nglawu memberi kesempatan berkurban dengan cara iuran, dan dampaknya peningkatan yang signifikan dari para sukarelawan yang berkurban sapi ,. Dari tahun ke tahun jumlah yang berkurban dipastikan meningkat . Untuk tahun 2013 pun sudah sekita 7 sapi yang akan  disembelih dengan cara iuran.

Kelancaran kurban  terlihat dari kesungguhan team penagih, pengumpul dana dan team pembelanjaan hewan ternak. Patut diacungi jempol, bahwa tak ada peneyelewengan dana kurban juga pemebelanjaan hewan kurban.    Sudah berjalan dua tahun terakhir ini, para panitia kurban  mendapat hewan yang murah dan besar-besar. Total sapi yang diembelih  pada tahun kemarin 7 ekor sedangkan tahun 2012 ini berjumlah 10 ekor dan 10 ekor kambing

Menurut MasKatnoGiri selaku salah satu team penimbang terkumpul daging  sapi  629 kg yang siap dibagikan ke masyarakat. Sedangkan sebenarnya itu bukan jumlah keseluruhan. kalu jumla keseluruhan diperkirakan mendekati 1 ton. Karena 168 kg untuk ahli kurban, 33,5 untuk dibagi melalui kosumsi. Sedangkan untuk daging kambing hanya terkumpul 48 kg daging , kesemuanya  jumlah di atas belum termasuk  tulang keseluruhan.

Sebenarnya mendekati sholat jum'at penyembelihan dan pencacahan kurban hampir kelar, namun  masih dipertimbangkan untuk penambahan jerohan dan tulang. Berkat kerja sama panitia dan anggota masyarakat sekitar  yang berjumlah 172 putra dan 30 putri penyembelihan dan pencacahan daging kurban berjalan lancar.

Adapun target  yang akan mendapat daging  kurban adalah dari RT 5=61, Rt 4= 60, RT 3=70, RT2= 91. Karena jumlah daging melimpah panitia pun ditambahi jatah kuraban sedangkan ahli kurban demikian juga.
Unuk ahli kurban ditambahi 2 bungkus seperti layaknya yang diberikan kepada masyarakat.

Mendekati sore, musibah terjadi yakni rumah di utara masjid roboh karena ketarik deklit yang ditalikan di tiang rumah. Ini disebabkan bukan semata-mata kesalahan panitia namun, memang konstruksi bangunan , tepatnya emperan tidak kuat menyangga deklit yang sewaktu-waktu terombang ambing oleh angin.

Secara umum  pelaksanaan kurban di Masjid At Taqwa Nglawu berjala dengan sukses karena kerja sama di antara anggota masyarakat dan pengurus ta'mir masjid berjalan baik.

BERIKUT INI FOTO-FOTO KEGIATAN KURBAN DI AT TAQWA NGLAWU DAN JUGA MUSIBAH  SERAMBI RUMAH YANG ROBOH DI TENGAH-TENGAH KEGIATAN KURBAN