DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 13 November 2012

LOMBA MENULIS ARTIKEL ILMIAH POPULER DI WONOGIRI.

Wonogiri. Voice of Wonogiri.(VoW). Dalam rangka memperingati HUT  PGRI ke-67, dinas pendidikan kab. Wonogiri bekerja sama  dengan pengurus PGRI kab Wonogiri mengadakan  lomba menulis artikel ilmiah populer. Lomba diadakan di aula SMPN1 Wonogiri, pada hari  Sabtu, 17 Nov 2012.

Menurut panitia lomba,  tiap-tiap cabang PGRI atau masing-masing kecamatan mengirim 3  utusan. Peserta diberi waktu menulis tangan dalam waktu dua jam. Sedangkan tema  lomba “upaya peningkatan mutu pendidikan kab. Wonogiri”.

Menurut jurnalis  lepas landas “VoW” , MasKatno Giri  bahwa peserta diprediksi mencapai ratusan orang. Tentu bila masing-masing cab, PGRI mengirimkan utusannya.

Untuk memotivasi para peserta lomba, panitia akan menyediakan hadiah menarik. Menurut MasKatno Giri untuk lomba kali ini  tentu lebih kompetitif dibanding tahun sebelumnya. Karena para guru  dituntut mampu menulis. Demikian juga, mereka telah mengikuti pelatihan menulis MODAL NEKAT.

POSYANDU REMAJA Dipelopori SMAN 1 Girimarto.


 Girimarto Wonogiri Voice of Wonogiri (VoW). Setelah menjadi pelopor dalam keberadaan  pelatihan ESQ di kelas-keals , kini guru-guru SMAN 1 Girimarto berinovasi tiada henti. Tahun 2012 ini SMAN 1 menjadi pelopor POSYANDU  REMAJA.

Sependek yang aku ketahui, pelopor awal keberadaan POSYANDU REMAJA  di Wonogiri adalah  SMAN 1 Girimarto.

Tahukah anda apakah POSYANDU REMAJA itu?

Kata POSYANDU sebenarnya bukan kata asing untuk istilah di Indonesia. Namun, pada umumnya POSYANDU dikaitkan dengan pos pelayanan terpadu yang fokus ke masalah balita yang berhubungan dengan pemeriksaan berat badan, pemberian gizi, dan pelaksanaan imunisasi dll.  POSYANDU remaja sebenarnya tidak jauh berbeda dengan POSYANDU balita. Maksudnya, Posyandu remaja juga bekerja sama dengan para ahli di bidang kesehatan. Kalau posyandu remaja tidak hanya menyangkut kesehatan tubuh juga mental.

Bagaimana pelaksanaanya?

Ide  awal posyandu remaja, berawal  dari pengajuan proposal ke kabupaten untuk semacam dilombakan, lalu jika  ddinilai oleh dewan juri sebagai hal yang positif pemenangnya didanai untuk mengadakan penelitian tindak lanjutan.

Nasib baik datang, dan untuk proposal posyandu remaja yang merupkan usulan proposal dari  Ibu Susi Siswanti, S. P.d dan Retno W S.Sos keduanya adalh dari SMAN 1 Girimarto di tahu 20112 ini  telah memenangkan persaingan  dari beberapa proposal yang ada.

Kini pelaksanaan posyandu remaja ditahap awal telah dilaksanakan. Dari pelaksanaan tahap awal ternyata banyak penemuan-penemuan yang bermanfaat untuk pembelajaran. Penemuan di peroleh dai wawancara  guru ke siswa , juga dari pemeriksaan kesehatan yang dipandu oleh ahli kesehatan Puskesmas stempat. Hasilnya ternyata di luar dugaan para guru semua. Namun, hasil penemuan posyandu tidak  diumumkan secara umum terlebih dulu.

Senin, 12 November 2012

BAHAGIA MELALUI MEMBERI

 Meraih bahagia dimulai dari diri sendiri. Jelas penting bahwa kebahagiaan tadi dikembangkan dalam rumah tangga, dan lebih jauh lagi di lingkup masyarakat yang lebih luas.

Setiap orang yang sudah berkeluarga tentu mengharapkan keluarga yang  bahagia sejahtera dalam bahasa agama sakinah, mawadah wa rahmah. Kondisi  yang demikian sulit tercapai bila masing-masing keluarga tidak bisa mewujudkan upaya saling memberi.  Seorang ayah dan ibu mestinya menjadi teladan untuk anak-anaknya memiliki jiwa dermawan.

Dalam buku  The Power Of Giving yang ditulis oleh Azim Jamal dan Harvey McKinnon,  tertulis: “One of the best gifts you can give children is to teach them the beauty of giving.”

Setiap anak bisa diajarkan memberi selagi mereka kecil. Mulai dari memberi perhatian, senyum, ucapan-ucapan yang membesarkan semangat, kalimat-kalimat positif, uluran tangan, kata terima kasih, memberi perhatian, empati, mendengarkan, doa, dan seterusnya.

Kondisi  saling memberi antara anak, istri dan suami memudahan tecapainya keluarga bahagia dan sejahtera. Tdak percaya silakan coba.Aku sudah mencobanya.

Minggu, 11 November 2012

TERINGAT MASA KECIL DI TENGAH-TENGAH ARISAN KELUARGA


Saat ini aku sebenarnya malas menulis. Namun,  aku teringat perilakuku sendiri. Aku sering  memotivasi orang  lain bahwa setiap orang bisa menjadi penulis modal nekat. Bahwa  tak ada alasan tak ada ide dalam kepenulisan. Pokoknya nekat  saja menulis.    Ku kencangkan tekat bahwa aku harus menjadi penulis hebat.

Sebenarnya berkeinginan menjadi  suskes sebetulnya ada. Sering kali keinginan itu menjadi kuat setelah teringat masa lalu.  Teringat masa kecil  karena tadi siang . Minggu 11/11/2012 sebelum dluhur bertemu dengan para sahabat sekelas ketika SD, mereka berasal  dari desa  Gayam Baturetno Wonogiri, yang sekarang tergabung dalam arisan keluarga. Aku diingatkan bahwa hidup  tinggal  di desa penuh keasyikan walau dalam keterbatasan dan kemiskinan.

Waktu SD dulu, tepatnya SDN Menerejo 2  Baturetno Wonogiri memang aku dikenal sebagai anak lumayan pintar karena  rajin belajar. Setidak tidaknya aku  sering  bisa di rangking bagus.

“Arep iso pinter piye, aku ndisik  kurang gizi, pakanane sego thiwul jangan terong, terus diplethes gaweyan, saben dino kudu angon karo ngarit” Itulah kalimat mas Mulyono yang terucap di tengah-tengah arisan.

“Podo wae mas aku yo kurang gizi, ning aku isih gelem sinau”  Sahutku.
Yang jelas kita memang senasib hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan. Orang tua kita semuanya sebagi petani miskin.  Tepatnya kita tinggal 15 km  dari pusat kec. Baturetno.   Saat ini sekolah tersebut   nasibnya sudah lenyap,  karena kena genangan waduk Wonogiri
Kita (hampir semua satu SD dulu)  yang berjumlah 30 an tergabung sebagai anggota arisan  keluarga sudah puluhan tahun tinggal di Solo. Nasib kita berbeda-beda. Aku menjadi guru bahasa Inggris,Mas Mulyono menjadi penjual bakso keliling, Mas Salmet kerja  sebagai sales, dan Waluyo  sebagai  pekerja  srabutan. Namun, di antara anggota arisan ini banyakjuga yang karirnya menjadi  kapolsek  yaitu bp AKBP Widodo, SH beliau kakak  kandung  Mas Slamet. juga ada yang jadi intel bp Warsino, S.H. Juga Wartanto S.H menjadi pejabat di kepolisian skh. Kita sudah lebih dari sepuluh tahun menjadi satu keluarga arisan keluarga  Baturetno.

Mengenang masa  lalu yang penuh liku-liku dan kemiskinan, menjadikan kita saat ini  dituntut lebih bersyukur. Memang kenyataanya kita lebih  makmur dibanding dulu. 

Aku sering  ditunjuk sebagai pembicara di arisan, juga siang tadi. Sedangkan  mas Mul sebagi MCnya. Mas Mul  sudah biasa menjadi MC di acara mantenan.Mas Mul disamping sebagai MCmerupakan salah satu prajuritnya Joko Wi dalam berbagai kegiatan di kota SOLO.

Kuingatkan dalam pengisiaan tausiah bahwa yang membedakan  kita sukses dan tidak adalah bagaimana kita menghargai waktu. Bicara masalah waktu bicara masalah percepatan. Maksudnya  orang  yang menghargai waktu dengan melakukan hal-hal positif secara langsung mereka memiliki percepatan hidup yang lebih. Maka jangan heran bagi yang menghargai waktu mereka bisa lebih sukses dunia dan akherat.

MAS KATNO GIRI “ EFFECT”


Setelah menulis di blog pribadi “sukatnowonogiribelajar.blogspot”  kesan positif muncul, karena blog ini sudah dibaca puluhan ribu pembaca setia. Ternyata mereka  banyak  yang tertarik menjadi penulis  MODAL NEKAT, ini berarti obsesi Mas katno Giri sebagian telah tercapai yakni menjadi motivator kepenulisan modal nekat.

SOPO  NANDUR  BAKALE  NGUNDUH, itulah yang diyakini banyak orang termasuk MasKatno Giri. Dari  tandurannya,  dia sudah  memetik  hasilnya walau belum maksimal. Kini dia diundang di berbagai tempat untuk memotivasi sahabat-sahabatnya lewat  MENULIS MODAL NEKAT.

Di hari Selasa   yang lalu 6/11/2012, MasKatno Giri diundang di SMPN3 Baturetno Wonogiri untukmemberikan motivasi kepenulisan artikel. Skup cilik-cilikan ora  opo-opo, karena  hidup adalah proses. 

Terima kasih atas dukungannya dari Blogger dan sahabat setia.

Sabtu, 10 November 2012

TUNTUTAN GURU DALAM PUBLIKASI ILMIAH


Para guru terutama PNS bila menginginkan naik pangkat tidak akan lepas dari kemampuan  untuk  menulis dan memublikasikan  karya ilmiahnya. 

Publikasi ilmiah guru  suatu tuntutandan kuwajiban sebagai tenaga pendidik. Tuntutan kepenulisandan publikasi ilmiah ini diperkuat dengan hadirnya Permenpan dan RB No. 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Semula kewajiban publikasi ilmiah hanya dikenakan kepada guru yang akan naik pangkat  dari Golongan IV.a ke atas. Namun berdasarkan Permenpan dan RB ini, kegiatan publikasi ilmiah guru harus dilakukan oleh guru yang akan naik ke golongan III.c

Merujuk pada Permenpan dan RB No. 16 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, berikut  ini disajikan bentuk-bentuk  kegiatan publikasi ilmiah yang dapat dilakukan  guru dalam rangka pengembangan keprofesian berkelanjutan:
1.  Presentasi pada forum ilmiah:
  • Menjadi pemrasaran/nara sumber pada seminar atau lokakarya ilmiah
  • Menjadi pemrasaran/nara sumber pada koloqium atau diskusi ilmiah
2.  Melaksanakan publikasi Ilmiah hasil penelitian atau gagasan ilmu pada bidang pendidikan formal.
  • Membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku ber ISBN dan diedarkan secara nasional atau telah lulus dari penilaian BNSP
  • Membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat nasional yang terakreditasi.
  • Membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat provinsi.
  • Membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah tingkat kabupaten/ kota.
  • Membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, diseminarkan di sekolahnya, disimpan di perpustakaan.
  • Membuat makalah berupa tinjauan ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya, tidak diterbitkan, disimpan di perpustakaan.
  • Membuat Tulisan Ilmiah Populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya:
    • Membuat Artikel Ilmiah Populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya dimuat di media masa tingkat nasional.
    • Membuat Artikel Ilmiah Populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya dimuat di media masa tingkat provinsi (koran daerah).
    • Membuat Artikel Ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya:
      • Membuat Artikel Ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya dan dimuat di jurnal tingkat nasional yang terakreditasi
      • Membuat Artikel Ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya dan dimuat di jurnal tingkat nasional yang tidak terakreditasi/tingkat provinsi.
      • Membuat Artikel Ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya dan dimuat di jurnal tingkat lokal (kabupaten/kota/ sekolah/madrasah dst.nya).
3.  Melaksanakan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru:
  • Membuat buku pelajaran per tingkat/buku pendidikan per judul:
    • Buku pelajaran yang lolos penilaian oleh BSNP
    • Buku pelajaran yang dicetak oleh penerbit dan ber ISBN
    • Buku pelajaran dicetak oleh penerbit tetapi belum ber-ISBN.
    • Membuat modul/diktat pembelajaran per semester:
      • Digunakan di tingkat Provinsi dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan Provinsi.
      • Digunakan di tingkat kota/kabupaten dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten.
      • Digunakan di tingkat sekolah/madrasah setempat.
    • Membuat buku dalam bidang pendidikan:
      • Buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit dan ber-ISBN.
      • Buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit tetapi belum ber-ISBN.
    • Membuat karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh kepala sekolah/madrasah tiap karya.
    • Membuat buku pedoman guru.
Dari uraian di atas tampak bahwa sesungguhnya banyak pilihan publikasi ilmiah yang bisa diambil  guru dalam rangka mewujudkan profesionalismenya