DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 23 April 2013

Langkah-langkah Penerapan Berbagai Model Pembelajaran



Role Playing

Langkah-langkah:


1.   Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2.   Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
3.   Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4.   Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5.   Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6.   Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
7.   Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
8.   Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9.   Guru memberikan kesimpulan secara umum
10.   Evaluasi
11.   Penutup
Group Investigation (Sharan, 1992)

Langkah-langkah:

1.   Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2.   Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3.   Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4.   Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif  yang bersifat penemuan
5.   Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6.   Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7.   Evaluasi
8.   Penutup   

Talking Stick

Langkah-langkah:


1.   Guru menyiapkan sebuah tongkat
2.   Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3.   Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
4.   Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5.   Guru memberikan kesimpulan
6.   Evaluasi 
7.   Penutup
Bertukar Pasangan

Langkah-langkah:

1.   Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2.   Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3.   Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4.   Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5.   Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

Snowball Throwing

Langkah-langkah:

1.   Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2.   Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3.   Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4.   Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5.   Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6.   Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7.   Evaluasi
8.   Penutup
Student Facilitator and Explaining

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya

Langkah-langkah:

1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.   Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
4.   Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5.   Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6.   Penutup   
Course Review Horay

Langkah-langkah:

1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.   Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4.   Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
5.   Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6.   Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7.   Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8.   Penutup 
Demonstration

Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan.
Langkah-langkah:

1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3.   Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4.   Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
5.   Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6.   Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
7.   Guru membuat kesimpulan

Mind Mapping

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban

Langkah-langkah:

1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3.   Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4.   Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5.   Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6.   Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru


Get motivational quotations by reading here! presented by Maskatno Giri



Welcome to Maskatno Giri's  collection of inspirational and motivational quotations. Reading and collecting  inspirational and motivational quotations is one of his hobbies. Whenever he is  feeling down, He turns  to  his notes for some inspiration and words of wisdom.


  1. A kind heart is a fountain of happiness
  2. Happiness comes from spiritual wealth, not material wealth. . . Happiness comes from giving, not getting.
  3. The difference between a successful person and others is not a lack of power, not a lack of knowledge, but rather in a lack of willingness.
  4. Happiness does not come in pastimes and amusements but in good activities.
  5. The happiness of your life depends upon the quality of your thoughts.
  6. I have learned to seek my happiness by limiting my desires, rather than attempting to satisfy them.
  7. A pessimist sees the difficulty in opportunity, and an optimist sees the opportunity in every difficulty.
  8. I can live without money, but I cannot live without happiness
  9. Education is not the filling of a pail, but the lighting of a fire.
  10. An investment in knowledge always pays the best interest.
  11. The first wealth is health.




Question Tags rewriten by Maskatno Giri



Terkadang kita membuat sebuah pernyataan tetapi kita tidak sepenuhnya yakin terhadap apa yang kita bicarakan. Dalam bahasa Indonesia, kita biasanya mencari kepastian atau kebenaran terhadap apa yang kita bicarakan tersebut dengan menggunakan kata ‘bukan“.
1.       Kamu seorang pelajar, bukan?
2.      Rudi dan Rani akan belajar bersama malam ini, bukan?
3.      Dia belum punya pacar, bukan?
4.      Daun-daun berguguran waktu musim gugur, bukan?
5.      Kamu menelpon dia tadi malam, bukan?
Dalam bahasa Inggris, kelima kalimat di atas menjadi:
1.       You are hungry, aren’t you?
2.      Rudi and Rani will study together tonight, won’t they?
3.      She has not had a boyfriend, has she?
4.      Leaves fall during the fall, don’t they?
5.      You called her last night, didn’t you?
“aren’t you?’, won’t they?”, “has she?” , “don’t they?” dan didn’t you?di kalimat di atas disebut tag questions.
Question tag diformulasi dengan mengikuti rules berikut:
1. Tensis pada question tag dan main clause (pokok kalimat) harus sama. Jika main clause dalam simple past tense, maka question tag juga harus dalam simple past tense; Jika main clause dalam present perfect, maka question tag juga harus dalam present perfect, dst.
2. Terkait dengan poin 1 maka auxiliary pada question tag harus sama dengan auxiliary pada main clause. Jika main clause tidak menggunakan auxiliary, maka question tag menggunakan kata bantu do, does (kalau dalam simple present tense), atau did (kalau dalam simple past tense).
3. Subject dari question tag selalu dalam bentuk subject pronoun (i.e. I, she, he, it, you, they, dan we). Subject pronoun ini harus sesuai dengan subject dari main clause yang digantikannya.
Selain itu, hafalkan perubahan subject main clause ke subject question tag berikut:
Subject main clause
Subject question tag
There
                         there
It
This/that
Everything/nothing
                              it
These/those
Everyone/ no one
everybody/nobody
                               they


4. Jika main clause-nya negatif, maka question tag-nya adalah positif Sebaliknya, jika main clause-nya positif, maka question tag-nya adalah negatif . Kadang-kadang main clause bermakna negatif walaupun tidak menggunakan NOT, misalnya:

  •  jika subject-nya nobody, no one, nothing, etc
  •  jika verb-nya dislike, disagree, etc
  • jika adverb-nya never, hardly, etc
  • jika adjective-nya unhappy, immobile, irregular, etc.

Karena main clause-nya bermakna negatif maka question tag-nya adalah positif.
5. Jika question tag-nya negatif, ada 2 pola yang bisa digunakan, yaitu dengan mengkontraksi not menjadi n’t kemudian menggabungkannya dengan auxiliary di depannya.
(auxiliary+n’t) + subject?
Atau, dengan menggunakan pola yang lebih formal, yaitu dengan menempatkan not setelah subject, sebagai berikut:
auxiliary + subject + not?
6. Khusus untuk be am, question tag-nya adalah
·         ‘am I not?‘ (formal) atau ‘aren’t I?” (in speaking/kurang formal) jika negatif, atau
·         ‘am I?’ jika positif.
7. Jika main clause menggunakan verb have/has atau need, in American English, question tag-nya mengggunakan kata bantu do/does.
Contoh lain:
a.      They didn’t study last night, did they?
b.      She hasn’t met the new student, has she?
c.       You are not allergic to pollens, are you? (Kamu tidak alergi terhadap tepung sari   bunga, bukan?).
d.      You will open that door for me, won’t you?
e.      It’s holiday tomorrow, isn’t it?
f.        There were a lot of people coming to the party last night, weren’t there?
g.      No one called me, did they? (Tidak ada orang yang nelpon saya, bukan?)
h.     Your friends never learn English seriously, do they? (Teman-temanmu tidak pernah belajar bahasa Inggris dengan serius, bukan?).
i.        We need some extra money, don’t we? (American English). OR, We need some extra money, needn’t we? (British English).
j.        She has a dimple on her left cheek, does she not? (Dia punya lesung pipi di pipi kirinya, bukan?). Perhatikan penempatan not! OR: She has a dimple on her left cheek, doesn’t she?. OR, She has a dimple on her left cheek, hasn’t she? (British English)
k.      In cartoon, Tom and Jerry always fight, do they not? OR: In cartoon, Tom and Jerry always fight, don’t they?
l.        Apples and grapes are her favorites, are they not? OR: Apples and grapes are her favorites, aren’t they?
m.   I am included, am I not? OR: I am included, aren’t I?
n.     I am not ugly, am I?
o.      Everybody looks happy with our decision, don’t they?

Minggu, 21 April 2013

To be a Writer (Menjadi Seorang Penulis)

I'm still  bad at writing, but  I never give up. I must write everyday, and I never stop writing. I know , there are  so many  intelligent people but they are not willing to be a writer. Because they know that being a writer needs hard  practicing. My blog here is to motivate me and all of you to be a meaningful people, one of them is to  be a writer.

I have read a motivating article to encourage someone to be a writer. If  you love to write, and perhaps you’ve even had some of your work published, but you just can’t seem to get your career as a freelance writer of nonfiction off the ground. Here are some flight lessons based  on of  the suggestions  many famous writers:

1. Focus

Nonfiction is an enormous universe. Map out a very small segment of the cosmos. Do you enjoy writing creative nonfiction — long articles and essays with a narrative flair that reads almost like fiction? Or do you have a more practical bent, tending toward how-to articles or procedural guides? Perhaps you’d like to write reviews of books or video games or software or appliances. Narrow your topic field; you can always widen your scope later.

2. Adopt

What are your favorite Web sites or magazines or books? Are there writers whose styles inspire you? Find the publications that publish the kinds of content you like to read, and study the writing techniques on display. Don’t strive to imitate; use this step simply to help you find your niche.

3. List

Create a short directory of publications or publishers to target. Assuming you’re just starting out, list targets more likely to publish writing by a beginner, but don’t be afraid to include a couple more high-profile publications. And don’t neglect what’s right under your nose: community newspaper(s), local magazines, and Web sites that publicize your region’s businesses or cultural and natural assets.

4. Compile

Collect some of your best writing — published or otherwise — that represents you well and matches the type of content those publications are looking for.

5. Contact

Go to your publisher directory, look up the URL for publication Web sites, and search for submission guidelines. If there are none, send a request for guidelines to the editorial department’s email address or the information address.

6. Pitch

Come up with proposals for a few articles or essays you’d like to write, match them to various publications, and send them in. Alternatively or in addition, submit completed articles on spec. (“On spec,” short for “on specifications,” means tailoring an already written piece toward a specific market and offering it for publication.)
The strategy of writing on spec has its detractors, but it’s a good way to break into the writing market, and even if the piece itself is turned down, it may demonstrate to an editor that your pitch is worth a look, or that you might be a good match for an article they need a writer for.

7. Persevere

Repeat step 6. If your pitch or your spec article is rejected, send it to someone else. If you strike out five or ten times, retire the idea, call in another one, and start another round with a new batch of publications. (Wait a few months before circling back around to those that turned you down previously, but never delete them from your directory.) Repeat.

You may get an acceptance or an assignment on your first try. (It’s happened.) You may get turned down once, or ten times, or a hundred times. Don’t give up. If you want it bad enough, you’ll get it, eventually. Your goal is not to hear “No” a given number of times, but to hear “Yes” once, and then once more, and then once more after that, etc. An unpublished writer is a writer who has given up.

Tanpa Berpacaranpun, Rumah Tanggaku Bisa Sangat Membahagiakan oleh Maskatno Giri

Percaya boleh,  tidak juga boleh. Kehidupan rumah tanggaku sangat membahagiakan, padahal  sebelum menikah aku tanpa melewati proses pacaran. Maka saat ini aku  masih pada pendirianku, seperti waktu remaja dulu bahwa pacaran  justru bisa menuju kenistaan, kebohongan, perzinaan, kehancuran rumah tangga, hilangnya harga diri, saling curiga antar pasangan  dll. Sekali lagi, itu keyakinan pribadiku, dan aku tidak bisa memaksakan kehendak kepada orang lain supaya sepertiku.

Baiklah, akan kuceritakan tentang sedikit perjalanku, juga  sahabat-sahabatku yang  dulu seneng pacaran dan   sahabatku  yang  tanpa berpacaran.

Sejak remaja aku sudah aktif di berbagai bentuk kajian Islam. Kebetulan  berbagai kajian tersebut menegaskan bahwa pacaran tidak ada dalam istilah Islam. Akupun  meyakini bahwa pacaran adalah berhukum haram. Alhamdulillah aku tidak berniat punya pacar dan tentu aku tidak berpacaran.

Temanku pun sempat bertanya. Bagaimana mungkin bisa mengetahui karakter calon pasangan hidup  seseorang bila tanpa berpacaran? Pertanyaan ini menurutku logis juga. Namun, sang ustadz pun menjawabnya bahwa utnuk mengetahui seseorang lebih jauh siapa dia, kita bisa bertanya dengan teman dekatnya, atau bisa juga ke tetangganya. Untuk tahu lebih mendalam lagi kita bisa menyelidiki siapa keluarganya dan siapa  orang tuanaya. Dalam ajaran Jawa bisa kita ambil  pelajaran "BIBIT, BEBET DAN BOBOT".

BERLANJUT.