DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Kamis, 11 Juli 2013

Tak Sekedar menjadi Guru Yang Menyenangkan Oleh Maskatno Giri


Untuk membuat murid senang di kelas sebenarnya tidak sulit. Namun, tidak semuanya yang menyenagkan itu berdampak baik di kemudian hari.

Tugas guru sebenarnya berat dan komplek. Kalau hanya sekedar mengajar saja tentu sangat sederhana. Guru idealnya tidak cukup mengajar saja. Dia harus sanggup dijadikan model/ keteladanan baik dalam bertutur kata dan bertindak. Kalau mau berpikir lebih jauh, sebenarnya zaman sekarang  lumayan sulit menemukan panutan / model yang bisa diandalkan. Coba saja cari di dunia pemerintahan, ternyata sulit mencari pejabat teladan. Di masyarakat apa lagi. Di keluarga ? para orang tua sudah sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Maka  Guru menjadi harapan teladan mulia. Guru memang harus  sanggup di GUGU dan DiTIRU. 

Secara singkat Guru mestinya memiliki perilaku mulia setidak tidaknya bercirikan 10 perilaku sbb:

Pertama.Memiliki jiwa taqwa kepada Allah swt, tentu mencakup  keshalihan  yang  bersifat pribadi ( habluminallah).  Memiliki keshalihan sosial ( baik dalam hablu minannas:  berjiwa mulia dalam hubungan sesama  manusia )
Kedua.  Berusaha tampil baik  di muka kelas.
Ketiga. Berlaku arif,  bijaksana karena ilmunya yang memadai.
Keempat. Berusaha selalu ceria dan motivatif di muka kelas.
Kelima.  Bejiwa sabar dan mampu mengendalikan emosi. Tidak mudah marah di kelas dan tidak mudah tersinggung karena perilaku siswa.
Keenam. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa.  Tidak mudah  memarahi siswa yang yang terlalu sering bertanya.
Ketujuh. Harus dapat menerima hidup ini sebagai mana adanya. Termasuk menerima kelemahan dan kelebihan siswa dengan ikhlas.
Kedelapan. Berjiwa mulia mudah meminta maaf dan mudah memaafkan kesalahan dan kelemahan siswa.
Kesembilan. Tidak sombong.Tidak menyombongkan diri di hadapan murid/jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar ataupun berada di lingkungan lain.
Kesepuluh. Berlaku  adil. Berusaha  berlaku adil dalam memberi penilaian kepada siswa
Menjadi guru sempurna  pasti tidak mungkin. Menjadi lebih baik kenapa tidak? Semoga bermanfaat, sekaligus untuk refleksi diri buat penulis khususnnya. Wa Allahu a’lamu bishawab.

Senin, 08 Juli 2013

Tobat Di Bulan Penuh Berkat

Malam ini, aku mengawali sholat tarawih dan akan dilanjutkan makan sahur besuk pagi. Bahagia di hati, karena aku masih diberi kesempatan menemui bulan ramadaln tahun ini.  Hampir semua warga masyarakat di kampungku yang muslim berbondong-bondong menuju Masjid Attaqwa Lawu Telukan. Masjid ini adalah masjid  terbesar di kampungku. Maklum hari pertama, jumlah jamaahnya memang luar biasa. masjid besar ini sudah tidak mampu menampung  para jamaah yng berjumlah  ratusan. Para jamaa'ah sampai di jalan dan halaman.

Bulan ini memang bulan penuh berkah  dan ternyata terbukti. Banyak orang betobat. Semoga tobatnya, memang taubatan nasuha.  Bulan ini adalah bulan  ususm/ musim Taqwa itulah berkah kedua. Biasanya di bulana-bulan sebelumnya banyak orang mabuk di kampungku. Kayaknya  mereka bertobat walau sesaaat di bulan ini. Semoga mereka tidak kumat.

"Ndonya  iku mampir ngombe" Itulah kalimat yang sering kita dengar, walau pendengarnya juga para pemabuk. Ngombe kadang diartikan dengan ngombe /  minum ciu.


Sabtu, 06 Juli 2013

Jangan Bersedih (Laa Tahzan)

Sangat rugi. Hidup hanya sekali. Hidup keklal abadi hanya di akherat nanti. Kenapa harus bersedih?

Kita bersedih, karena kita sendiri yang membikin sedih. Memang faktor di luar kita juga bisa menjadi pemicunya. Namun, kita  perlu yakin bahwa yang berkuasa atas diri kita: pikiran, jiwa,pisik,  itu semua atas kuasa kita dalam mengendalaikannya. So, kita semestinya bisa mengontrol diri kita supaya terhindar darikesedihan.

Jika kesedihan  yang ada pada  kita berlanjut terus menerus, ini pertanda buruk. Kita pada hakikatnya yang menjadikan kita semakin terpuruk. Jika  kondisi buruk terus dipelihara, kita akan kehilangan banyak hal.

Mengubah sesuatu pengganggu pikiran sebetulnya mudah asal ada kemauan. Mestinya kita mampu berpikir holistic bahwa kita tidak hidup selamanya di dunia ini. Bangkit-bangkit, bangkit.

Jumat, 05 Juli 2013

Ilmu Kepenulisan " Nekat Menulis"

Menulis itu gampang itulah nasihat yang kuperoleh dari beberapa penulis senior. Tentu, menulis itu gampang menurut yang sudah terbiasa dan bisa. Tapi, menurutku menulis itu tidak gampang. Sebab, kalau menulis itu gampang tentu setiap orang bisa menjadi seorang penulis. Buktinya   di negara kita masih miskin penulis.  Memang kalau cuma asal menulis, pasti gampang. kalau menulis yang berkualitas perlu proses panjang. Kalau asal tulis yang diniati sebagi proses pembelajaran seperti di blog pribadi millik Maskatno Giri ini tentu gampang. Pokoknya menulis modal nekat.

Walau Maskatno Giri sudah menghasilkan ratusaan artikel dengan modal nekat ternyata juga membawa berkat. Setidak-tidaknya berkat untuk akau sendiri. Dulu aku sering bengong, nggumunan dengan  para penulis. Kini aku sudah terbiasa dan tidak mudah nggumun. Menurutku segala sesuatu itu ada ilmunya. Termasuk di antaranya ilmu kepenulisan. Ilmu kepenulisan menurut Maskatno Giri sederhana saja "NEKAT MENULIS". "Nekatlah di situ ada berkah Tuhan" Itulah keyakinan Maskatno  Giri. Selama orang tidak mau nekat menulis, kapanpun mereka tak akan pernah menghasilkan karya. Menjadi penulis andal butuh kenekatan.

Tulislah apa yang ada dipikiranmu, pokoknya apa saja.Itulah nasihat dari seniorku yang lain. Dari pada bengong, mencari-cari kelemahan orang  lain, berburuk sangka dll., lebih efektif waktu dan bermakna jika diganti  dengan kegiatan menulis.  Setidak tidaknya menulis berarti berlatih berpikir positif dan jujur pada diri sendiri dan orang lain. Mampu menulis berarti memiliki kenekatan untuk berlatih jujur.



Sabtu, 29 Juni 2013

Indikator Inti dalam Pembelajaran Bahasa Inggris


Walau kita sebagai guru bahasa Inggris dituntut mampu membelajarkan siswa dalam penguasaan materi pelajaran secara komprehensiv, idealnya kita tidak terlepas dari pemahaman indikator-indikator dari keempat skill yang diajarkan ke siswa. Namun, terkadang  guru bahasa Inggris tidak peduli atau  melupakan indikator  keterampilan berbahasa Inggris. Indikator-indikator tersebut penting sekali  dalam kegiatan pengajaran (teaching) dan testing. Ketidakpedulian pada indikator-indikaotr keterampilan berbahasa Inggris, akibatnya ketika mereka mengajar tidak tahu apa yang akan diberikan kepada siswa dan begitu pula cara mengukur hasil pembelajaran.

Berikut ini Maskatno  Giri mau berbagi, karena dia juga mendapatkan ilmu dari saudaranya om yok:

A.  Listening
1.      Menunjukkan gagasan utama (main idea) suatu teks atau paragraf
2.      Menentukan tujuan teks
3.      Menyebutkan informasi rinci dalam teks, baik yang tersirat maupun tersurat
4.      Menjelaskan makna kata atau ungkapan tertentu dalam teks
5.      Menjelaskan rujukan (reference) yang ada dalam teks
6.      Memanfaatkan peranti kohesi (cohesive devices) untuk menjelaskan hubungan antar elemen dalam teks.

B.  Reading
1.      Menunjukkan gagasan utama (main idea) suatu teks atau paragraf
2.      Menentukan tujuan teks atau penulis
3.      Menyebutkan informasi rinci dalam teks, baik yang tersirat maupun tersurat
4.      Menjelaskan makna kata atau ungkapan tertentu dalam teks
5.      Menjelaskan rujukan (reference) yang ada dalam teks
6.      Memanfaatkan peranti kohesi (cohesive devices) untuk menjelaskan hubungan antar elemen dalam teks.

C.  Speaking
1.      State the main idea of the speech
2.      Provide supporting details of the topic/idea
3.      Use appropriate words, phrases, or utterences to express the idea
4.      Use certain language system (grammar) to make well-formed utterances
5.      Make use of appropriate cohesive devices to cretae a well-organized speech
6.      Use appropriate gestures to accomplish the purpose of the speech
7.      Perform acceptable pronunciation to express understandable utterences

D.  Writing
1.    State the main idea of the text
2.    Provide supporting details of the topic/idea
3.    Use appropriate words and phrases to express the idea
4.    Use certain language system (grammar) to make well-formed sentences
5.    Make use of appropriate cohesive devices to create a well-organized text
6.    Use appropriate mechanics to accomplish the purpose of the speech

Kamis, 27 Juni 2013

Semakin Tua Semakin Sadar oleh Maskatno Giri

Kini aku tidak bisa lagi disebut muda. Karena  aku memang sudah memiliki empat anak. Masa anak-anak seperti  kemarin, sekarang sudah memiliki banyak anak.

Teringat masa remaja. Baru saja  aku hunting nama-nama teman SD dan SMP melalui Fb. Aku  menemukan sebagian kecil saja. Masa SD, SMP,  SMA rasanya seperti kemarin saja. Banyak kisah  yang tak bisa terlupakan. Itu semua tinggal kenangann. Kita tidak hidup di masa lalau, tapi kita hidup di masa sekarang dan akan datang. Masa lalu cukup dikenang, sebagai modal pemebelajaran hidup.

Usia tua idealnya memang semakin bahagia, karena masa lalu adalah perjuangan kita dan saat ini adalah panen dari tanduran yang kita tanam.

Akhirnya, semakin tua semakin sadar bahwa sumber  rizki kita itu berhubungan erat  dengan masa lalu. Alhamdulillah aku harus banyak bersyukur aku bukan termasuk ANAK NDUGAL di masa lalu. Aku juga bukan tipe pemalas dalam belajar dan bekerja. Jadi wajar kalau aku berhak mendapatkan kebahagiaan. Walau jujur -sejujurnya, kelemahan dan kekuranga banyak bersemayam di tubuhku. Aku tidak akan bercerita banyak tentang kelemahan dan aibku. Kini saatnya aku memotivasi bahwa kemalasan di masa lalu berpengaruh di masa sekarang. Bagi pembaca yang masih muda. Jangan bermalas-malasan!. Bagi pembaca yang sudah tua, silakan memotivasi putra-putra anda supaya tidak malas-malasan dalam belajar dan bekerja. Juga yang merasa tua, kini tak ada waktu menyesali, maafkanlah diri anda sendiri.

Hidup di dunia tidak selamanya. Lebih jauh kita berpikir bahwa masa depan di masa tua nanti juga di akherat, kita  tinggal memetik hasil dari usaha kita sebelumnya. Apakah kita peduli dengan harga diri, kehormatan diri, track record diri, citra diri dll. Keburukan, kemaksiatan mengahncurkan semuanya.  Kita adalah apa yang kita tanam. Jika kita tidak peduli dengan kebaikan nasib  kita, berarti kita siap siap mendapat balasan dari Allah swt. Allahu a'lamu bishawab.


Selasa, 25 Juni 2013

Belajar dari Kisah Jamil oleh Maskatno Giri

Tak ada manusia sempurna, itulah keyakinanku. Demikan juga pengakuan Jamil Az zaini. Jamil Azzaini dalam salah satu buku Sukses Mulia, dia berkisah bahwa di masa lalunya dia hidup dalam kemiskinan. Untuk biaya makan dan sekolah sangat susah. Sudah terbiasa ortunya berhutang dengan tetangga.

Di suatu kesempatan ibunya Jamil kehilangan uang untuk  mengangsur utang. Dia tidak mengetahui siapa yang mengambil, karena memang di rumah tersebut sudah terbiasa  banyak orang." Sopo sing njupuk duitku harus ngaku dan mengembalikan,  siapa yang tidak ngaku pasti kualat. Sebab duit iku arep kanggo nyaur utang!"

Jamil diam saja. Dia takut  karena yang mengambil uang, memang Jamil. Uang hasil curian  digunakan Jamil sebagian untuk kepentingan sekolah yang lain untuk jajan.

Puluhan tahun berlalu. Jamil sudah memiliki anakdan istri. Di suatu kesempatan istrinya sakit dan dirawat di RS. Jamil harus mengeluarkan biaya tinggi,  bahkan untuk satu suntikan saja harus keluar jutaan rupiah. Dokter pun ditanya  tentang jenis penyakitnya. Namun, dokter belum bisa menemukan jenis penyakitnya.

Jamil merasa ini adzab hidup. Akhirnya dia teringat bahwa dulu pernah  mencuri uang  ibunya, dan dia belum pernah meninta ridlonya. Jamil berinisiatif menelpon ibunya, "Ibu apa masih ingat kalau puluhan tahun yang lalu pernah kehilangan uang? Ibunya menjawab "Pasti aku tidak pernah lupa" ' " Bu yang mengambil uang itu aku ,  Jamil, Aku mohon maaf!". "OOh ya ternyata yang mengambil anakku sendiri, Jamil.  Oh ya aku cabut kalimat kutukanku, aku minta ampun, sudah kucabut!. Sekali lagi kutukanku sudah kucabut"

Luar biasa, setelah Jamil dengan jujur menyampaikan permohonan maaf ke ibunya, dan ibunya memaafkanya, Penyakit istrinya sudah ditemukan jenisnya dan  diobati oleh dokter, akhirnya sembuh juga.

Dari kisah di atas. Kita bisa mengambil hikmah "hati-hati dengan perbuatan dzalim yang telah kita lakukan, sering dampaknya akan menyusul kemudian"

Senin, 24 Juni 2013

Menciptakan Rasa Percaya Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Aku teringat di kala mengenyam pendidikan di SD-SMP- SMA,bahkan sampai kuliah di pendidikan bahasa Inggris UNS Solo. Sejujurnya aku kurang diberdayakan untuk menjadi sosok yang memiliki rasa percaya diri (self confidence). Terbukti sampai kuliah hampir selesai rasa kurang percaya diriku masih patut dipertanyakan. Terlebih lagi ketika menghadapi puluhan orang.

Kemampuan berbicara bahasaa Inggris dibutuhkan rasa percaya diri yang tinggi. Di antaranya tetep PD walau membuat kesalahan. Keminderan sanagt berpengaruh dengan kompetensi berbahasa. Setelah dierima di jurusan bahasa Inggris, idealnya  aku mampu mengungkapkan ide baik secara lisan  atau tulisan in English. Namun, kenyataanya  aku belum memiliki PD yg bagus  walau sudah kuliah.  Kayaknya para guru dan dosen miskin teknik dalam membentuk generasi percaya diri. Menurut pendapat subjektifku para siswa  kurang dilatih berpendapat secara merdeka. Para siswa  juga tidak dilatih dalam mengekspresikan ide-idenya secara bebas baik tulisan maupun lisan  Pokoknya yang kurasakan  bahwa kami tidak berani beda pendapat, tidak bebas dalam menyampaikan gagasan dll. Ini kenyataan bahwa kami  kurang diberdayakan dalam berekpresi. Sosok guru sangat  mendominasi pembicaraan. Kadang ujung-ujung siswa dan mahasiswa yang  sering disalahkan. Kuliah rasanya bagiku ketakuan tersendiri bila berbeda pendapat dengan dosen.

Dalam proses pembelajarn hidup  dan pencarian jati diri, akhirnya aku mencari komunitas di luar pendidikan formal. Alhmdulillah aku mendapat tempat yang cocok di antaranya: salah satu kursus bahasa Inggris di Solo yang memberikan kesempatan para peserta kursus untuk membentung kelompok kecil semacam "English meeting".  Di situ kami membahas topik tertentu untuk didiskusikan. Masing-masing anggota secara berturutan supaya mengungkapakan ide walau hanya  satu kalimat yang lain menyimak dan menolong mengoreksi cara ucap, diksi dll juga  memotivasi supaya semua peserta diskusi bicara dalam bahasa Inggris. Dengan satu moderator ternyata diskusi berlangsung asyik dan tidak terasa meeting  berlangsung  mengasyikkan dari habis asar sampai menjelang maghrib. 

"English meeting" atau diskusi  dalam bahasa Inggris membahas masalah sederhana semakin lama juga membosankan, karena topiknya cuma itu-itu saja.  Nara sumbernya pun juga terbatas referensinya. Akhirnya sebagian dari peserta yang bosan membentuk suasana baru dalam kelompok yang lebih komplek materi diskusinya. Terbentuklah "PEACE 21".  Di situlah  diskusi bahasa Inggris lebih berkembang karena peserta diberi naskah bahasa Inggris dan kadang gambar untuk dikembangkan ke diskusi lebih komplek misalnya masalah pemerintahan, politik dan agama. Ternyata suasana  yang lebih menantang justru memotivasi diri bagi peserta diskusi semakin memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya. 

Sekitar sepuluh tahun  telah berlalu, aku mendapatkan pengalaman berharga baik di "English meeting club maupun di PEACE 21. Pengalaman adalah guru terbaik. Kini aku telah menjadi guru bahasa Inggris. Sedikit banyak pengalaman yang lalu sebagai modal aku dalam bekerja. Aku akan berusaha mengahantarkan peserta didik supaya memiliki rasa percaya diri.

Kini   sudah lumayan terbukti, para siswa sudah banyak yang  memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan gagasan baik lisan maupun tulisan. Dalam pembinaan peningkatan kemampuan bicara bahasa Inggris. Para siswaku jauh lebih maju dibanding aku di masa kuliah jrusan bahasa Inggris. Para siswa di SMAN1 Girimarto sudah dibekali LIFE  SKILL khususnya keterampilan yang bisa diandalkan dalam memasarkan barang,  menerangkan sesuatu  atau menjadi presenter bahasa Inggris. Aku juga menekankan bahwa para siswa harus ditekankan bahwa pembelajaran bahasa Inggris adalah pemebelajaran yang membutuhkan praktik tidak  hanya teori. Sebagai tugas wajib para siswa juga diwajibkan mendokumentasikan dalam bentuk CD. Banyak di antara video karya anak telah aku upload di you tube.





Modal Biasa Saja Bisa Sukses

Baru  saja aku mendapat inspirasi dan motivasi untuk meraih sukses mulia, karena aku tadi membaca-baca buku gratis di toko buku Gramedia. Buku kumpulan kisah berhikmah dan buku motivasi adalah buku pilihan utamaku.

Kutemukan buku kisah berhikmah dan kubaca. Alkisah, ada seorang sukses karena kecerdasannya yang pas-pasan. Menurut pengakuannya, dia semasa sekolah belum pernah mendapat nilai seratus. Walau dia bermasa lalu biasa-biasa saja, nyatanya sekarang  bisa sukses mulia luar biasa. Kenapa bisa ya?

Ternyata dia memiliki  motivasi hidup bahwa "Pokoknya bertindak tidak takut salah". Dia menambahkan "Salah itu menurutku biasa, dalam mengerjakan soal ulangan di masa sekolah aku pun sudah terbiasa salah banyak. Maka aku terbiasa mendapat nilai  di bawah seratus". Kehidupan  masa lalu menginspirasi  kehidupan berikutnya. Dia menjalani hidup tanpa beban, kalau sekarang sering salah dalam berbagi bidang itu sangat biasa.  Itulah bagian dari komennya tentang masa lalunya yang tidak terbiasa berprestasi tinggi secara akademik. Menurutnya untuk meraih sukses, seseorang tidak harus biasa mendapat nilai sempurna.

Upaya Pembersihan Qalbu/ Hati Secara Efektif Oleh Maskatno Giri

Secara teori menurutku upaya pembersihan hati / qalbu mudah untuk dibicarakan. Namun pada kenyataannya, aku sendiri merasa kesulitan untuk menuju hati bersih. Walau berat dalam upaya pembersihan hati, kita tidak boleh putus asa. Hidup dalam kekotoran hati atau memelihara kekotoran hati berlama-lama pada hakikatnya sudah mencicipi nerakanya dunia. Atau setidak-tidaknya manusia yang kotor hatinya akan terganggu hidupnya. 

Kini kutemukan uraian sederhana namun mengena mengenai teknik pembersihan hati/ qalbu dari AA Gym. Sejujurnya, AA Gym termasuk idolaku bertahun-tahun  dalam memenej hati/ qalbu . Walau beliau tidak tenar seperti dulu aku tetap mengaguminya, dan mendoakan beliau dan keluarganya semoga sukses dunia akherat. 

Barang kali  AA Gym mendefiniskan hati sebagai sesuatu yang spiritualistic bukan  hati yang berarti pisik/ lever. Namun, hati yang sifatnya tidak berupa jasmaniah namun ruhiyah. Atau menurutku hati yang didefinisikan AA  Gym adalah bagian yang menggerakkan akal manusiayang bersifat sangat abstrak dan komplek. Bukan otak manusia. Kalau otak  berarti sebagai mana  pada hewan, dia juga punya otak. Sekali lagi ini menurut pendapatku. Menurutku bahwa  managemen hati yang dimaksud  AA Gym barngkali   mangemen penggerak akal. 

AA Gym menurutku luar biasa. Aku sering menangis mendengar tausiahnya terutama dalam kajian pembersihan qalbu. Berikut keterangan AA Gym dalam upaya pembersihan qalbu:


  1. Harus Punya waktu khusus untuk memeriksa diri sendiri. Carilah waktu khusus untuk bermuhasabah, menghitung-hitung kesalahan dan kekurangan diri, kalau perlu gunakan foto diri sendiri untuk melihat seperti apa kita dulunya. Menghitung berapa banyak hak orang lain yang kita ambil, atau dimakan? Adakakah dosa zina yang kita lalukan? dan segala dosa-dosa dan kesalahan yang kita pernah lakukan selama ini. Carilah tempat khusus untuk bermuhasabah, di rumah, di mesjid sambil iktikah atau sekalian pergi umrah. Kalau sedang umrah sebaiknya menjauh dari teman-teman sesama jemaah asal Indonesia biar kita benar-benar lepas untuk menangis menyesali kezaliman kita. Biar tangisan kita benar-benar tulus bukan karena ingin dipuji oleh sesama teman. Kita sering takut terlihat jelek dimata manusia tapi tidak takut terlihat jelek dimata Allah. Banyak bertafakur, tanyakan apakah diri kita seorang pendengki, zalim, pemarah dan segala kekurangan lainnya. 
  2. Miliki Cermin Diri. Orang-orang terdekat dengan kita adalah cerminan diri kita, suami/isteri, anak, orang-tua, kakak, adik adalah orang-orang yang benar-benar tahu tentang segala kelebihan dan kekurangan kita. Seorang ibu sangat bangga kalau dipuji oleh orang lain, tapi biasa-biasa saja kalau dipuji oleh suami. Segalah masukan dari orang terdekat kita perlu dijadikan pedoman dan diambil jangan dibiarkan begitu berlalu begitu saja. Jangan marah kalau mereka memberikan masukan, ambil dan koreksi diri. Jangan dibantah. Jangan terpesona dengan kehebatann dan ketenaran orang lain karena apa yang terlihat di depan umum belum tentu sama dengan aslinya.
  3. Miliki guru/ulama pribadi. Cari guru yang tulus yang mau dengan terus-terang memberi tahu segala yang perlu kita lakukan dan yang harus kita tinggalkan. Guru yang mau memberi nasehat untuk kebaikan diri kita.
  4. Manfaatkan orang yang tidak suka dengan kita. Setiap kita punya orang-orang yang selalu mencari kekuarang kita, mereka tidak bosan-bosannya mengikuti tingkah laku kita secara diam-diam. Mereka juga tidak segan menceritakan kekurangan kita kepada orang lain. Bersyukurlah kalau kita punya orang seperti mereka itu karena mereka justru memberikan keuntungan kepada kita. Justru itu bagus untuk koreksi diri kita. Jika ada tetangga, saudara atau teman kantor yang melakukan itu, biarkan saja karena mereka sedang mengumpulkan informasi tentang hal-hal yang perlu kita perbaiki. Jadikan hal itu sebagai acuan bagi kita. AA Gym pernah dikritik habis-habisan tentang dirinya, mereka menulis sebuah buku lengkap dengan segalah kekurangan beliau. AA Gym membeli dan membaca buku itu, beliau ambil hikmahnya dan berusaha memperbaiki diri dengan koreksi-koreksi yang ada. Kita tidak boleh kepada mereka.
  5. Tafakuri apa yang terjadi. Setiap peristiwa yang menimpa orang lain, tafakuri dan ambil hikmahnya. Bersyukur bahwa musibah itu tidak terjadi pada diri kita.

Minggu, 23 Juni 2013

Hati Bersih, Lurus, Ikhlas dan Mulia

Hidup mulia dengan hati mulia. Betapa luar biasanya Anda, karena Anda memiliki hati yang mulia. kemuliaan hati tak ternilai harganya. Walau Anda barangkali hidup dalam kemiskinan tetapi berkat kemuliaan hati Anda, Anda tetap sabar dan bertawakal tanpa bersangka buruk kepada Allah dan makhluqnya. 

Kita bisa belajar ke banyak orang, barangkaki mereka  yang terlihat keren dengan wajahnya yang tampan atau mungkin sangat  nampak pisik prima karena didukung modal  melimpahnya harta. Namun, banyak manusia  jenis yang  disebutkan tadi justru merusak diri sendiri dan orang lain. Kerusakannya nampak seperti kerakusannya, kesombongannya, dan  ketidakpeduliaanya kepada orang lain. Inilah bukti orang yang sebenarnya jauh dari hidup mulia karena hatinya yang jauh dari kemuliaan .

Kemuliaan, keselamatan, kelurusan, kebersihan,dan  keikhlasan hati dalam  bahasa agama Islam  lazim dikenal sebagai  qolbun salim  Kata ini  berasal dari dua kata bahasa Arab, yaitu qolbun (hati) dan salim (mulia, bersih, suci dan lurus). Jika kedua kata ini digabungkan, maka akan membentuk arti ‘hati yang lurus, bersih, suci dan ikhlas dalam segala gerak, pikiran, perasaan, perbuatan dan lain sebagainya hanya kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut istilah qolbun salim sebanyak dua kali. Dan keduanya menggambarkan tentang hatinya nabi Ibrahim as. :

1. Dalam QS. Asy Syu'ara : 87 – 89

“Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
2. Dalam QS. Ash-shaffaat : 83 – 85

“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah itu?”

Jika kita renungkan, sebenarnya Allah SWT menginginkan agar seluruh hamba-hamba-Nya dapat memiliki hati yang mulia/selamat/ bersih, yang dapat mengantarkan mereka pada surga Allah SWT, sekaligus untuk menyempurnakan segala kenikmatan yang diberikan kepada seluruh hamba-hamba-Nya. Dan untuk menyucikan hati manusia, Allah menurunkan Al-Qur’an (agama Islam), guna dijadikan pedoman hidup manusia: (QS. Al maaidah : 6)

“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”

Hati mulia adalah hati yang penuh kesyukuran. Namun untuk memiliki hati yang bersih, kita terlebih dahulu harus mengetahui seluk beluk hati manusia, sifat-sifatnya dan juga godaan-godaan yang dapat menghanyutkannya. Hati ini merupakan pusat jiwa manusia, yang apabila hatinya baik, maka insya Allah akan baik pula seluruh tubuhnya, dan jika hatinya buruk, maka akan buruk pula seluruh tubuhnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Nu’man ra, Rasulullah SAW bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
“…ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat sekerat darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa sekerat darah tersebut adalah hati. (HR. Bukhari Muslim)

Dari hadits di atas kita dapat memetik satu kesimpulan, yaitu bahwa hati ternyata laksana nahkoda sebuah bahtera. Dimana arah tujuan dari bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang nahkoda. Jika nahkodanya memiliki niatan dan tujuan yang baik, insya Allah akan membawa bahtera tersebut ke arah yang baik. Sebaliknya, jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka secara otomatis kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itulah sangat penting bagi kita memiliki hati yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah SWT.

Imam al-Ghazali mengungkapkan, “bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap tuannya.”


Namun ternyata banyak rintangan untuk mendekatkan hati kepada Sang Pencipta. Karena godaan syaitan sangat luar biasa terhadap diri manusia. Imam Al-Ghazali menggambarkannya dengan sebuah benteng yang dikepung oleh musuh yang berambisi memasuki dan menguasainya. Benteng tersebut sudah barang tentu harus dijaga pintu-pintunya, guna menghindari desakan musuh yang bergerak menyerbunya. Namun orang yang tidak mengetahui pintu-pintunya sudah barang tentu tidak dapat menjaganya. Maka demikian juga halnya dengan hati. Seseorang tidak mungkin dapat menjaganya bahkan juga mengusir syaitan yang menyerangnya melainkan dengan mengetahui pintu-pintu yang terdapat dalam hatinya tersebut. Pintu-pintu yang dapat dimasuki syaitan diantaranya adalah:
  • Iri hati
  • Dengki
  • Terlalu ambisi
  • Emosi
  • Hawa nafsu (kemaksiatan)
  • Kemegahan (bermewah-mewah)
  • Cinta (lawan jenis)
  • Kesombongan
  • Ketergesaan, dsb.

 Rasulullah SAW sering mengungkapkan doa yang cukup masyhur;
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ، وَيَا مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
“Wahai Pembolak balik hati, tetapkanlah hati kami dalam agama-Mu. Wahai Pemutar balik hati, tetapkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.”

Beliau yang telah di jamin dapat menapakkan kakinya dalam surga, masih dengan khusyu’nya memanjatkan  doa yang indah. Maka sebagai umat dan pengikutnya, memanjatkan doa guna kelurusan hati merupakan hal yang seyogyanya mendapatkan prioritas. Marilah sejenak kita meninggalkan berbagai keegoisan hati dalam diri kita, baik politik, golongan, jabatan, kekayaan dan sebagainya. Guna memasrahkan jiwa dan raga yang ternyata sangat kecil dan tiada memiliki daya apapun juga di hadapan Yang Maha Perkasa.
Sebagai hamba Allah, hendaknya kita memohon dan memasrahkan hati kita kepada Allah, agar hati ini terhindar dari noda-noda. Sehingga kita memiliki hati yang mulia/  menuju keikhlasan-Nya yang abadi.

Sabtu, 22 Juni 2013

Hidup Adalah Percepatan oleh Maskatno Giri

Hidup adalah percepatan. Maksudnya siapa cepat dapat, itulah kalimat yang bisa dimaknai sangat dalam. Kalau kita merasa diri kita lambat mendapat rezeki, atau mungkin  kita lambat untuk menjadi semakin bermutu. Ternyata kita perlu  evaluasi diri : apakah kita sudah memiliki percepatan  berlomba dalam kebaikan, apakah kita sudah memiliki percepatan untuk berubah lebih baik dari sebelumnya, apakah kita memiliki percepatan untuk bangkit, bangun dari kelemahan diri, apakah kita cepat menyadari  bahwa kita memang memiliki kekurangan  dan mau berubah lebih baik dan mau belajar menjadi  lebih baik, apakah kita memiliki percepatan dalam intropeksi diri dari pada melihat kekurangan orang lain. Mari kita jawab sejujurnya.

Jujur aja bahwa akupun ternyata memiliki percepatan rendah dalam berubah. Maka aku sudah legowo atau ikhlas bahwa generasi  di bawahku lebih hebat. Ternyata mereka memiliki percepatan luar biasa. Muda tapi sudah luar biasa. Aku pun bisa belajar  dari kelebihan mereka. Beberapa kelebihan mereka adalah bangun pagi lebih cepat, cepat berubah untuk belajar, cepat tanggap menhadapi tantangan, cepat koreksi diri dari pada koreksi  kelemahan orang lain.

Lebih baik lambat berubah dari pada tidak mau berubah sama sekali. Itulah kalimat untuk menghibur diri. Kini tak ada lagi  kita menunda-nunda waktu Aku harus berusaha meningkatkan percepatan. CEPAT BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK ADALAH PENGUNDANG RIZKI  LUAR BIASA DI MASA DATANG. 

Jumat, 21 Juni 2013

Nasihat/ pitutur luhur dari budaya Jawa

Salah satu ciri orang yang baik adalah senang kalau mendapatkan sesuatu yang baik pula: nasihat baik, motivasi dan  lebih jauh lagi ilmu yang bermanfaat. 

Budaya Jawa sungguh kaya dengan nasihat/pitutur becik  tentu akan  menjadikan hidup ini menjadi lebih baik. Berikut ini  pitutur-pitutur luhur yang akan mengantarkan kita kepada keluhuran budi:
  1.   Ojo Adigang, Adigung, Adiguno (Jangan sok kuasa, sok besar, sok
  2.  Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik)
  3.   Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dgn sikap bijak, lembut hati dan sabar)
  4. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpa Bondho (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan).
  5.  Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
  6. Ojo Gumunan, Ojo Getunan, ojo Kagetan, ojo Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
  7. Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
  8. Ojo Kuminter Mundak Keblinger, ojo Cidro Mundak Ciloko (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).
  9. Ojo Milik Barang Kang Melok, Ojo Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
  10. Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).