DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Kamis, 15 Agustus 2013

Puasa Berlalu Hidup Semakin Bermutu

Ramadlan berlalu, kehidupan baru berawal. Hidup ini terasa berjalan sangat cepat. Mengawali puasa di bulan ramadlan seperti kemarin sore, kini tinggal kenangan. Setelah puasa mestinya banyak prestasi bisa diraih.

Puasa diibaratkan event penggemblengan. Di saat orang kebanyakan  mengumbar nafsu birahi dan nafsu makan, orang  yang beriman dibelajarkan oleh Allah untuk menjadi manusia tangguh yang tahan godaan. Maka, wajar sekali  bagi yang puasa  sungguh-sungguh karena iman pasti akan  mudah baginya  mendapat keluarbiasaan, kesuksesan, kebahagian. .Namun, bagi yang berpuasa kurang sungguh-sungguh, berpuasa hanya sebagai gaya, mereka tanpa mengejar kualitas puasa, pasti  mereka hanya mendapat haus dan lapar saja.

Lebaran berlalu,  bagi kita yang berpuasa dengan niat ikhlas tinggal membuktikan saja bahwa muali tanggal satu syawal akan menjadi manusia baru dengan semangat baru, prestasi hidup baru, ibadah yang semakin bermutu, upaya peningkatan budi pekerti dan menyantuni orang lain mestinya juga semakin  maju dll. yang jelas kita sebagai orang yang merasa berpuasa ditantang bahwa puasa kita memang berhasil.

Bagi yang tidak beriman, puasa adalah penyiksaan. Mereka berpendapat hidup sekali kok disiksa. Itulah dalil orang yang tidak atau belum mendapat hidayah. Padahal   kalau dipikir lebih jauh, banyak sekali manfaat  bagi kesehatan lahir dan bathin dari proses puasa. Ini sungguhanbanyak kasus pada  sahabatku yang  rajin puasa senin- kamis justru lebih sehat dibanding sebelum rajin puasa. Tapi aku juga punya sahabat yang malas prihatin justru sering sakit-sakitan.  Lambung adalah gudang penyakit. Tanpa pengaturan salah satunya melalui puasa,  ribuan penyakit akan bersarang pada tubuh kita. Selanjutnya terserah  Anda bagi yang malas beribadah melalui puasa.


Rabu, 14 Agustus 2013

Catatan Pribadi dari Hikmah Silaturahmi

Kata Ustadzku, bila rajin silatruahmi akan dipanjang umurnya serta murah rezekinya. Aku sangat yakin dengan kata beliau. Insya Allah dengan niat ikhlas dan positif, aku dan istri menyibukkan diri bersilaturahmmi  terutama diawali  dari akhir ramadlan sampai pasca ramadlan. Untuk hari ini Rabu 14/8/2013, aku, istri dan anak bersilaturahmi ke  empat tujuan. Satu tetangga dekat dan tiga tempat: dua di Gemolong sargen dan di ujung perbatasan dengan Boyolali. Hampir seratus kilo meter  kami berempat mengendarai  sepeda motor.

Kami siap-siap sejak pagi, jam  delapan pagi kami berangkat. Sekitar  hampir jam sepuluh kami baru sampai  karena macet  serta bingung jalannya. Asyik dan menyenangkan. Tujuan pertama sampai Balak Sragen ke  rumah Ustadz Busroni. Alhamdulillah sampai,  walau bertanya sampai tiga  kali karena alamatnya lupa. 

Berlanjut tujuan kedua ke teman kuliah di PPs UNS ke rmah  bp Guru b. Inggris Pak Minarso. Sampai di rumahnya pukul dua belas. kami sholat dluhur sekalian di Masjid dekat rumahnya.Sekita3 puku 13.00, kami mohon pamit untuk meneruskan perjalanan. Pak Min  berkata sabar dulu, eh eh ternyata  beliaua sudah menyiapkan oleh-oleh satu kresek tahu goreng. Weleh-weleh.

Tujun ketiga di Sragen  Barat yang berbatasan dengan Boyolali, tepatnya rumah ortu teman istri.  Walau harus tanya dua  kali akhirnya sampai tujuan. Ortu teman istri ini memberikan kesan yang sangat dalam. Mereka pasangan petani, berpendidikan rendah, sangat lugu. Namun, kutemukan kesan yang luar biasa, semangat menyambut tamu sangat luar biasa. Kami sudah menyampaikan bahwa kami sudah makan. Tapi mereka dengan senang hati dan bangga menjamu tamu bagai  tamu kehormatan. Mereka katakan bahwa mereka bahagia sekali atas kedatangan kami. karena istriku adalah sahabat dekat dengan anaknya. kami sudah lama tidak  bertemu. Teman istriku saat ini sudah berkeluarga dengan tiga anak dan tinggal di Batam.

Sudah lama kami mengobrol, akhirnya kita siap-siap mau pamit. Sabar sik mbak mas itulah kata ibu situan rumah. "Peyok , peyok. peyooook!" Eh ternyata mereka bertiga ibu, bapak dan anak yang kecil memburu ayam untuk oleh oleh buat  aku sekeluarga. Ditambah lagi panen waloh besar-besar, pisang, ketupat pokoknya untuk aku sekeluarga. Waduuh sampai-sampai sepada motor tertimbun oleh berbagi jenis makanan dan bingkisan.  Kenapa mereka begitu antusias mereka memberikanku? Padahal mereka juga butuh dibantu? 

Hanya Allahlah yang Maha Menggerakkan hati. Aku berniat  ikhlas bersilaturahmi dengan sedikit oleh oleh dan sedikit fitrah untuk si anak kecil cucunya, ternyata Allah membalas dengan balasan "LUAR  BIASA". Aku merasa harus belajar lagi berbuat ikhlas dan harusnya malu dengan manusia lugu dan pas-pasan tapi semangat bersedekah dan memuliakan tamu sangat luar biasa.

Selasa, 13 Agustus 2013

Sejuta Hikmah Di Hari Lebaran

Jika sesuatu dipandang dengan kaca mata negatif pasti tak ada hikmah yang bisa dipetik. Lebaran suatu event yang luar biasa yang bisa diambil berjuta hikmah.

Lebaran baru saja berlalu. Ada tangisan keharuan dan juga tangis kebahagiaan. Namun, ada sebagian saudara kita yang harus menangis dalam duka karena musibah menimpa. Kecelakaan  di perjalan mudik mengharuskan untuk merelakan  anggota keluarganya dalam kematian dan sakit di rumah sakit.

Bagi aku sekeluarga bisa merasakan bahagia tiada tara. Namun, istriku sesekali menagis teringat salah satu anak kami yang meninggal beberapa waktu  lalu. Sedangkan, kita masih bersama dengan anak lengkap di lebaran tahun lalu. Kini salah satu dari anakku sudah menghadap ke sang pencipta. "Ya Allah berilah ketabahan, kesabaran  dan ketegaran  terutama bagi istriku". kalau aku sudah siap memerima dan berusaha melupaka atas kematian anakku tercinta. Walau sulit, kenyataannya aku terkadang masih meneteskan air mata.

Kami bisa semakin  belajar tentang arti kehidupan di dunia. Kehidupan di dunia dipastikan tidak abadi. Namun, manusia banyak yang jungkir balik meraih kejayaan di dunia yang fana ini. Harta, anak dan jabatan adalah titipan. Hanya amal kebaikan yang akan menyelamatkan di kehidupan yang abadi di akherat nanti.

Dalam upaya pengejaran hikmah, kukorbankan waktu dan sedikit harta untuk bersilaturhami,  mulai dari mendatangi rumah  yang ekonominya di bawah jauh dari standar hidup layak,  sampai  ketingkat ekonomi yang elit/ sangat kaya. "Banyak anak banyak rezeki" Itulah hikmah memiliki anak banyak di hari lebaran. Ini pengamatanku di saat anakku sibuk sekali menghitung hasil fitrah. Memang, hikmah dari silaturhmi kami mendapat rezeki tidak hanya berupa uang tapi  rezeki persaudaraan. Walau kami juga harus mengeluarkan biaya, tapi Allah telah mengganti balasan yang luar biasa.

Harus bersyukur di saat memandang saudara yang kurang beruntung. Bersabar ketika menghadapi orang-orang yang belum mendapat hidayah dan bersabar bila kita belum beruntung. Malu dan iri  ketika memandang orang-orang dalam kondisi pas-pasan  tapi semangat hidup dan ibadahnya yang luar biasa.

Ya Allah, semoga  kami dan para pembaca dipertemukan lagi dengan lebaran di tahun depan.



Senin, 12 Agustus 2013

Family , Quality dan Charity Pilar Sukses Sejati oleh Maskatno Giri

Family and Quality dua kata yang menjadikan orang  Amerika  menjadi sukses atau terkaya di negaranya. Inilah yang menjadikan aku semakin  yakin dan mantap, aku harus berusaha menjadikan keluarga menjadi sumber kekuatan luar biasa. Kini keluargaku ada seorang ibuku kandung yang sudah renta (mendekati 90 th), istri shalihah insya Allah, dan tiga anak yang sahlih dan shalihah Insya  Allah. Mereka orang-orang luar biasa. Semoga menjadikan kami lebih berenergi untuk meraih sukses sejati.

Seperti kata Ippho bahwa keluarga adalah pilar utama dalam banyak hal. Bila keluarga kita hancur: hubungan kita sama ortu dan istri buruk, sulit sekali kita menjadi sukses. Berbakti kepada ibu dan mendidik istri menjadi  shalihah adalah  awal keluarbiasaan muncul. Idealnya lagi kesuksesan kita menjadikan lebih melambung, jika kesuksesan tersebut  ditambah Quality. Hidup semakin sukses berkelanjutan denga kualitas hidup yang selalu diupgrade.

Namun, menurutku Family dan Quality masih  perlu ditambah lagi yaitu Charity. Charity adalah amal kebaikan. Kebaikan kita perlu ditingkatkan, ini mencakup hubungan kita dengan Allah (habluminAllah) dan  hubungan baik kita kepada sesama manusia (habluminassi). Derma  atau amal kita akan mendekatkan tidak hanya kepada Allah tapi  mendekatkan emosi kita  kepada  manusia.  Family, Quality dan Charity adalah modal meraih sukses sejati.

Perlu kita evaluasi diri, barangkali  kalau kita sering dirundung masalah yang tak putus-putus, lalu kebahagian sulit kita dapat. Sekali lagi mari kita berkaca: apakah kita sudah bagus dalam  pengelolaan keluarga/ family, apakah kita menjaga kualitas diri sebagai manusia yang beragama, apakah kita sudah maksimal dalam beramal kebaikan . Allahu a'lamu bishawab


Minggu, 11 Agustus 2013

The Power of "Ngrumangsani"

"NGRUMANGSANI" ternyata kata sederhana tetapi dahsyat pengaruhnya. Seseorang yang memiliki jiwa "ngrumangsani" ternyata bisa memiliki power/ kekuatan untuk sukses luar biasa. Namun, seseorang yang tidak memiliki jiwa "ngrumangsani" bisa terpuruk, hancur masa depannya baik di dunia dan akherat.

Karena  seseorang memiliki jiwa ngrumangsani, dia hidup dalam kehati-hatian. Ngrumangsani anaknya orang miskin hati-hati tidak boros hidupnya. Karena dia sadar bahwa  pemborosan akan menjadikan kehidupannya semakin  terpuruk. "Ngrumangsani"  miskin dan kurang berguna  seseorang maubelajar, menjadi kreatif , inovatif dan berjanji pada diri sendiri bahwa suatu saat nanti bisa menjadi kaya dan berguna.

Karena  jiwa "ngrumangsani"  bahwa diri seseorang masih kurang ilmu dan bodoh, akhirnya mau giat belajar dan berani bertanya kepada yang lebih pintar.

"Ngrumangsani"  bahwa setiap manusia akan memanen dari apa yang ditanam, akhirnya setiap perbuatan dipkir masak-masak akan dampak yang ditimbulkan.

"Ngrumangsani"  karena hidup  di dunia ini tidak abadi, dan segala sesuatu akan dimintai tanggung jawab. Akhirnya seseorang banyak beramal dari pada banyak berbuat dosa. dsb.

Lain halnya orang yang tidak memiliki jiwa "ngrumangsani" . Dia nekat saja alias ngawur, sering melakukan  banyak hal keburukan, melanggar norma dan peraturan, dan  tidak peduli apa arti kebaikan dan lain-lainnya.

Tulisan ini khususnya untuk memotivasi penulis sendiri. Aku seharusnya  memiliki jiwa "ngrumangsani". Karena aku juga butuh rem atau pengendali diri. Jiwa  "ngrumangsani"  menjadikan aku lebih hati-hati, dan  mau  berkaca atau  melihat secara jujur siapa diriku ini.

Pada jangka panjang, akhirnya bisa  disimpulakan bahwa ada  bedanya orang yang memiliki  jiwa "ngrumangsani dan  jiwa kosong tanpa kepedulian diri. Selanjutnya terserah kita.

Jumat, 09 Agustus 2013

Kudapatkan Pencerahan Atas Berakhirnya Ramadlan

Aku mendapat pencerahan hidup luar biasa atas berlalunya ramadlan dan dilanjutkan hari raya idul fitri. Bingung juga mau cerita dari mana, yang jelas saking banyaknya cerita berhikmah di awal dan di akhir ramadlan. 

Pembelajaran puasa di bulan ini, memang intinya Allah mewasiatkan bahwa orang beriman mestinya semakin BERTAQWA saat dan setelah  menjalankan puasa.  Menjadi Taqwa adalah indikasi puasa seseorang dikatakan sukses diterima oleh Allah swt.

Bagi yang merasa puasa di bulan ramadlan idealnya hidupnya lebih sukses dibanding orang yang wajib puasa tapi tidak mau menjalankannya. Minimal bagi yang berhasil puasanya dia akan : lebih tangguh, semangat, bertaqwa, bermanfaat, hati-hati, berbahagia dll.

Aku mengucapkan selamat terutama kepada diriku sendiri yang mau berniat dan bertekat, berusaha lebih baik dibanding sebelumnya. Bertekat menjadi seorang pemenang yang tidak ngasorake, bertekat  lebih berprestasi, lebih tekun dan rajin belajar , bekerja dan pasti berdoa.

Kita tinggal menunggu saja bagaimana kesudahan orang-orang yang berusaha baik. Dan kita juga tanpa sengaja NETENI BAGAIMANA KESUDAHAN ORANG ORANG YANG TAK BERIMAN KEPADA ALLAH,    pokil, pembohong, sombong, egois dll. Kita mestinya berdoa dan berusaha terhindar dari sifat-sifat tercela tersebut.

Menjadi bersih lahir dan bathin, menjadi sukses di dunia dan akherat adalah tantangan bagi manusia  yang benar-benar beriman yang sukses menjalankan puasa. Selamat HARI  RAYA IDUL FITRI SELAMAT MENJADI MANUSIA YANG SSUKSES SEJATI. MERDEKA!

Selasa, 06 Agustus 2013

Ingin Belajar Menulis Yang Menginspirasi

Berkeinginan menjadi penulis hebat, menginspirasi, baik hati, best seller, mau berderma itulah beberapa obsesiku yang kupendam bertahun-tahun. Eh ternyata obsesi itu sampai sekarang belum bisa menjadi kenyataan. Sebenarnya aku sadar untuk meraih derajat penulis yang kuingini ternyata sangat berat.

Baru sebatas  terheran-heran dengan para penulis hebat itulah levelku.  Ya setidak -tidaknya setelah membaca tulsan yang bagus aku sanggup menceritakan isi tulisan ke orang lain. Walau impian belum menjadi kenyataan, minimal aku bisa menjadi pencerita yang memberikan manfaat.

Bingung juga bagaimana caranya menjadi penulis hebat. Sering membaca sudah kulakukan, latihan menulis juga sudah kulakukan. Kini aku sedang berpikir  ingin tahu bagaimana keseherian para penulis hebat ya? Aku ingin tahu banyak apa yang sering dilakukan setiap hari. Semoga para penulis mau berbagi lewat blog tentang kesehariannya untuk meningkatkan kualitas tulisan.

Rasa Malu dan Kemanfaatan Diri

Great people/ leader adalah orang yang merasa malu bila hidup tidak mampu memberikan kemanfaatan untuk orang lain.

Sebaliknaya bad  people/leader orang yang tidak peduli tentang rasa malu. Dia tidak peduli  hidupnya bermanfaat atau tidak yang penting dirinya dan keluarganya senang. Itulah kurang lebih inti dari artikel yang inspiratif yang ditulis di harian kompas hari ini Selasa 6/8/2013.

Akhirnya aku bisa evaluasi diri bahwa aku sendiri masih belum menjadi manusia ideal yang bisa memberikan kemanfaatan secara maksimal untuk  orang lain. Namun, setidak tidaknya aku memiliki niat yang baik untuk menjadi lebih baik. Juga aku berharap di kemudian hari generasiku aku menjadi lebih baik dan memberikan kemanfaatan yang besar untuk dirinya sendiri dan manusia lain.

Bagiku yang masih belum maksimal dalam hidup dalam kaitannya denga kemanfaatan ke orang lain, setidak tidaknya aku berusaha tidak memberikan teladan yang buruk, menjadikan beban ke orang lain,  tidak menghalangi orang lain dan yang terakhir berusaha memotivasi orang lain untuk menjadi lebih  baik.


Senin, 05 Agustus 2013

Merendahkan Diri Sendiri

Cakep-cakep kok perbuatannya tidak  baik. Apalagi tuh sudah tidak cakep perbuatannya busuk. Itulah seloroh salah seorang yang baru nongkrong di pinggir jalan. Sekilas aku langsung menyimpulkan bahwa  seseorang sebenarnya merendahkan dirinya sendiri bila perbuatannya tidak baik.

Menjadi manusia  tidak bernilai alias tidak ada harganya ternyata lebih mudah ketimbang menjadi manusia yang bernilai. Segala bentuk budi pekerti yang buruk adalah upaya merendahkan harga diri manusia.

Sebaliknya dengan perbuatan baik atau mulia, ada hakikatnya menjadikan kualitas hidup menjadi berharga atau bernilai. 

Di media masa sudah cukup banyak contoh. Sudah tertangkap  dalam  kasus: korupsi, zina, pengedar narkoba dll. Mereka tidak lagi berusaha menyembunyikan wajahnya sebagi ekspresi malu. Namun, mereka denga PDnya tertawa dan tersenyum simpul. Bahkan komentarnya mereka merasa menjadi korban bukan sumber kemaksiatan atau kejahatan. Mereka rela berkorban dengan milyaran rupiah untuk meneroboos hukum lewat jalur  pengacaranya. Lihat saja mereka berusaha mendekati dan mempengauhi para saksi untuk mencabut kesaksiannya. WADUH DASAR TAK PUNYA RASA MALU DAN  TAK BERTANGGUNG JAWAB.

Minggu, 04 Agustus 2013

Sehat Tanpa Obat

Sehat tanpa obat. Itulah kalimat inti yang disampaikan juru kultum di masjid At Taqwa Lawu Telukan di ba'da shubuh ini.  Si Ustadz menyampaikan bahwa  di antarea orang yang bahagia adalah orang yang sehat.

Beliau menambahkan bahwa Rasulullah saw adalah teladan luar biasa. Beliau dijaga oleh Allah dari dosa. Juga beliau diciptakan oleh Allah sebagai teladan. Masalah kesehatan, beliau teladan dalam penjagaan kesehatan. Menurut sirah nabi saw sebagaimana disampaikan oleh pak Ustadz, beliau nabi Muhammad saw tidak pernah sakit. Apa resepnya?

Resep penjagaan kesehatan ruhani adalah faktor penting. Nabi saw: Sosok manusia yang bukan pemarah, sosok yang tak punya kotor hati (iri, dengki,sombong dll), sosok yang menjaga pola makan ( seperti dalam sabdanya bahwa lambungnya sepertigauntuk air, seperttiga udara dan sepertiga untuk makanan), sosok yang menjaga kbersihan dll.

Kita akhirnya perlu intropeksi. Kita mungkin sering sakit. Apakah kita sering kekenyanngan  bin rakus? Apakah kita menjaga kebersihan badan dan hati? 

Kalai kita sering memelihara sifat-sifat yang jauh dari sifat nabi, ya kita tinggal menunggu sakit hati dan sakit pisik. Karena kita pantas disebut sebagai manusia nekat tanpa tuntunan yang tepat.Allahu a'lamu bishawab.

Ridlo Allah swt Tak Berdiri Sendiri

Waktu  berjalan  sangat cepat. Terasa baru kemarin awal puasa. Kini ibadah puasa berjalan dan hampir berakhir.

Pengampunan dosa  telah dijanjikan oleh Allah bagi yang puasa dengan tulus ikhlas. Idealnya memang setelah ramadlan/ puasa para  umat Islam laksana hidup seperti bayi. Yang dijanjikan oleh Allah adalah diampuni dosa-dosa yang dilakukan hamba di masa lalau. Tapi kitaperlu ingat bahwa dosa-dosatersebut  sebatas dosa hubungannya denagan  Allah swt. Dan bagaimana dosa yang dilakukan atas hubungan dengan sesama manusia?

Namun, justru  kita perlu intropeksi bahwa mungkin kita termasuk orang yang bergelimang dosa terhadap makhluq lain  atau manusia lain. Dalam hal ini kita harus memohon ampun atau minta ridlo atas dosa kita  secara langsung kepada orang yang  bersangkutan. Kalau tidak, kita akan menjadi manusia bangkrut di akherat kelak karena  amal kita untuk tebusan atas dosa kita kepada orang lain.

Hubungan kita kepada Allah swt harus baik, itu sudah pasti. Terbukti kita  dengan mudah menjalankan ibadah, salah satunya ibadah puasa. Itu  dikenal dengan habluminaAllah.

Selanjutnya hubungan kepada sesama makhluq Allah, kadang kita kurang memperhatikan.   MAri kita merenung: Apakah kita sering berpikir negati keapda orang lain? Apakah kita kadang menyakiti hati orang lain. Apakah kita kadang iri dengki kpada orang lain? Apakah kita egois?. Apakah kita mendzalimi orang lain. Apakah kita memakan dan menikmati yang menjadi hak orang lain?

Bila kita sering menjawab iya,iya, iya. Bisa-bisa kita termasuk orang yang bangkrut. Maksudnya Walau kita rajin beribadah kepada Allah namun pahala kita sudah terkikis habis, laksana kayu  bakar yang dimakan api.  Ridlo Allah tergantung ridlo hambanya itulah tuntunan yang kita sering dengar. Allahu a'lamu bishawab.



Sabtu, 03 Agustus 2013

Niat Baik Awal Sukses

Berniat baik. Berusaha baik. Berpikir baik. Menulis yang baik-baik. Itulah kalimat nasihat yang sering aku terima. DAN TUNGGU APA YANG AKAN TERJADI.

Kata-kata di atas tak pernah kulupa. Pokoknya memiliki niat yang baik. barniat yang baik saja sudah dinilai suatu kebaikan  oleh Allah swt. Barangkali saat ini kita memang belum optimal kebaikannya. Hidup adalah proses. Apalagi kebaikan dalam tulis menulis. Belajar=belajar dan belajar.

Belajat tiada henti. Berlatih tiada jemu. Berpikir kreatif. Itulah keyakinanku untuk meraih kesuksesan hidup.

Kutemukan Sahabat Luar Biasa

Malam ini masih dalam suasana sepuluh hari terakhir di ujung bulan ramadlan. Malam ini aku ada di Masjid At Taqwa Lawu Telukan. Aku adalah salah satu supporter para manusia luar biasa yang baru i'tikaf. Ini beneran. Aku menemukan  manusia luar biasa di sekitarku. Mereka berdzikir, membaca Al Quran dan berdiskusi tentang kebaikan. 

Kebanyakan dari sahabatku secara ekonomi  bukan orang kaya-raya, namun semangat kebaikannya sangat luar biasa. Sebagian dari mereka termasuk manusia yang hidup sederhana dan  hidup dalam kemiskinan. Sekali lagi aku iri dengan kebaikan mereka. Sederhana dalam penampilan, sederhana dalam pemikiran, sederhana dalam berobsesi. Namun, Luar biasa dalam berlomba dalam kebaikan. Tujuan mereka adalah ridlonya Allah swt. Mereka terlihat luar biasa dalam menyantuni orang lain, beribadah dan tidak egois.

Kelebihan  lain yang dimiliki sahabtku adalah  mereka kompak bersatu dalam kebaikan. Kekompakan para jama'ah di masjid  kampung telukan ini adalah mereka guyup rukun dalam membantu para tetangga. Sudah menjadi adat yang  baik. Bila ada warga kampung yang sakit, kita bersama-sama membantu dan mendoakan atas kesembuhannya.

Jumat, 02 Agustus 2013

Menjadi Sempurna Tidak Mungkin. Memilih Jalan Baik kenapa Tidak?

Masih pada tataran relativitas pribadi. Bahwa kita sebenarnya sudah dilengkapi kelengkapan indera. Indera tersebut mestinya digunakan lebih maksimal untuk mencernak, mengamati, berpikir, menyimpulkan, mengevaluasi, mempertimbangkan  di antara dua  pilihan. Maksudnya adalah bahwa media pembelajaran hidup terbentang luas dihadapan kita. Kita tinggal memilih dua jalan untuk dilalui jalan baik atau buruk.Kita memang harus memilih di antara  dua jalan tersebut , baik atau   buruk.

Memang kayaknya jalan buruk begitu menggoda. Kelihatanya enak dipandang dan dirasakan. Jalan buruk pun dipenuhi banyak  penggemar   juga banyak pendukungnya.  Jalan yang buruk cenderung menjanjikan kelezatan cepat

 Namun sebaliknya jalan baik tidak begitu menarik.Bahkan, jalan tersebut kurang menjanjikan kebahagiaan instan. Para penggemar dan pendukungnya pun tidak begitu banyak. Banyak orang susah, kumuh, tidak keren ada pada jalan ini.

Dua jalan diibaratkan juga sebagai tempat kita berinvestasi dalam kehidupan. Akhirnya dari hari berganti hari kita tinggalmenunggu  siapa yang lebih mujur di antara pemilih  dua jalan tersebut.

Bagi kita yang telah diberi hidayah oleh Allah swt, mestinya kita bersyukur luar biasa. Lantaran kita bersyukur, kita tidak mudah tertarik ke hal-hal yang buruk.  Alhamdulillah pilihan kita sudah tepat Insya Allah. Mungkin pilihan kita dari  sejak kecil  dan yang berusaha tetap konsisten atau istiqomah dalam jalan Islam, kita tinggal menunggu apa yang akan terjadi. Insya Allah kita akan lebih selamat.  Semoga kita tidak mudah tergoda. Walau kita juga memiliki dosa. Tak ada manusia sempurna. Kini hasil dari investasi di masa lalu sudah bisa  kita petik. Ternyata menjadi  manusia yang berusaha baik lebih membahagiakan. Menjadi  manusia sempurna, tidak mungkin lah yau. Berusaha menjadi lebih baik kenapa tidak?.

Konsekuensi kita yang telah diberi hidayah, mestinya kita harus menularkan, berbagi, memotivasi orang lain, terutama dari diri dan keluarga di jalan kebenaran.  Jalan kebenaran jalan kebahagiaan. Allahu  a'lamu bishawab.



Kamis, 01 Agustus 2013

Ingin Sukses?. 10 Kunci Sukses Sejati: Buku Motivasi


Buku 10 Kunci Sukses Sejati oleh Maskatno Giri: Buku Motivasi. Alhamdulillah telah dicetak 1000 eksemplar dan mendapat berbagai apresiasi "Allahu Akbar", terutama dari berbagi tokoh. walau masih jauh dari kesempurnaan, buku ini layak dibaca khususnya oleh kawula muda, para orang tua seharusnyatidaki ketinggalan. Baru saja buku ini direkomendasikan sebagai bacaan yang baik dan bersifat motivatif oleh Pimpinan Umum MTA, Al Ustadz Drs. H. Akhmad Sukino.Semoga Allah swt menambah barokah.
Tentang buku ini:

10 Kunci Sukses Sejati , buku sederhana panduan calon peraih sukses sejati.
Nama penulis Maskatno Giri, dia adalah alumni PPs Pend. Bahasa Inggris UNS Surakarta, FKIP bahasa Inggris UNS Surakarta, SMA MTA 1 Surakarta, SMPN 1 Baturetno Wonogiri dan SDN 2 Menerejo Baturetno.

Buku ini ditulis bernilai positif , Insya Allah:

Memotivasi diri, keluarga, para siswa, masyarakat dll.

Awal peluncuran buku motivasi ini di salah satu masjid, dengan mengundang para guru TPA dalam kegiatan MABIT.

Lebih dari kwajiban zakat, pendapatan / royalti dari buku ini juga untuk kepentingan fakir miskin walau tidak semuanya.

Sebagian dari buku ini disumbangkan ke Perpustakaan Islam Kartopuran Solo.

Sebagian lagi buku ini sebagai hadiah terutama bagi yang tidak mampu membeli buku.

Walau masih jauh dari sempurna, Alhamdulillah buku ini sudah dicetak 1000 ex dan sudah lumayan laris bahkan sudah banyak pesanan, karena harga cuma Rp 30.000.
Berikut ini komentar tentang buku 10KUNCI SUKSES SEJATI
“Di tengah-tengah kegalauan manusia, buku 10 Kunci Sukses Sejati benar-benar mampu memotivasi, menasihati dan menginspirasi pembacanya. (Budiharjo, S.Pd, M.Pd: Kepala Sekolah SMP Al Azhar SOLO BARU).
“Anda sangat perlu membaca buku 10 Kunci Sukses Sejati, sederhana namun mengena”.
(Suharno, S. Pd., M. Pd : Kepala Sekolah SMP Nawa Kartika Wonogiri).
“10 Kunci Sukses Sejati buku sederhana namun kaya makna” (Satriyo Imam Santoso: Pegiat LSM Pendidikan Peace 21 Solo, dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pend. B. Inggris UNS, Surakarta.
“Mengesankan dan menginspirasi bagi setiap pembaca untuk lebih baik” (Drs. Anto Prasetyo: wakasek kurikulum SMAN 1 Girimarto).
“It’s really an inspiring book, bacalah buku ini!” (Suwati, S.Pd Guru bahasa Inggris dan Pengurus MGMP kab. Wonogiri).
“Buku yang inspiratif. Buku ini memberikan sari pati rumus kesuksesan yang masuk akal. Super hebat!” (Retno Wahyu Wulandari, S Sos.: Mahasiswa pasca sarjana UNS jurusan Sosiologi).
“Buku ini bisa kita gunakan sebagai salah satu tongkat menuju sukses sejati”
(Susi Suswanti, S. Pd: Peneliti, finalis lomba IPTEKDA tingkat provinsi Jawa Tengah)
“Buku tidak saja berguna namun menggugah pembaca untuk menjadi lebih bermakna dalam kehidupan” ( Syamsu Ahmad Nur, SE, M.Pd: Alumni Pasca Sarjana UNS jurusan Teknologi Pendidikan dan dosen Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Wonogiri)
“Tidak usah ragu-ragu dalam membaca buku, bacalah buku ini anda akan terinspirasi” (Kaniyem, S. Pd. M. Pd: Alumni Pasca Sarjana UNS jurusan Teknologi Pendidikan UNS).
“Inginkah sukses selalu mengikuti anda? Baca buku ini” (Sri Wahyuni S. Pd: Mahasiswa program Pasca Sarjana UNS Surakarta jurusan Sosiologi).
“Setiap manusia berhak menjadi sukses, maka mereka membutuhkan motivasi. Buku ini memberikan motivasi dan inspirasi”. (Sa’id Affandi, S.Pd: Guru Biologi SMAN 3 Surakarta).
“Buku ini memberikan pencerahan kembali untuk menyambut kesuksesan hidup” (Sri Sumarni Wiyono: Ibu rumah tangga).
“Muatan / isi bagus. Karena untuk panduan hidup seseorang atau kelompok orang, buku ini dapat berperan sebagai pemberi motivasi. Hidup ini perlu ilmu dan amal nyata”. (Drs. Tugiman: Wakasek sarana prasarana SMAN 1 Girimarto, dan tokoh masyarakat Selogiri)
“Isi buku sesuai dengan visi hidup saya bahwa hidup seharusnya lebih bermakna.” (Drs. Tarmin, M. Pd: Alumni pasca sarjana pendidikan Bahasa Indonesia UNS Surakarta).
“Buku ini bagus untuk membentuk pribadi sukses di dunia dan akherat” (Drs. Sukidi: Guru Pendidikan Agama Islam SMAN 2 Wonogiri dan tokoh masyarakat Girimarto).

Rabu, 31 Juli 2013

Berlatih Menjadi Penulis Yang Berproses

Baru saja aku mendapat nasihat dari sahabatku bahwa kalau menulis kesannya jangan menggurui, jangan kasar dan menggunakan pemilihan kata yang tepat. Secepat kilat aku merenung, oh ternyata sekedar menulis itu gampang, namun menulis yang IHSAN ternyata lebih sulit. Benar juga apa yang disampaikan sahabatkku tadi. 

Para penulis termasuk calon penulis sepertiku kadang kurang terasah dalam menyampaikan kebaikan walau ada niat baik. Menulis dengan niat baikpun ternyata belum cukup. Ada banyak proses yang harus dilalui. Belajar menjadi berakhlaq  dalam menulis jauh lebih utama.

Menyampaikan kebaikan dengan tanpa akhlaq  terpuji  bisa sia-sia. Orang yang perlu nasihat tentu butuh nasihat  yang tidak sekedar  baik tapi tepat. Inilah kecerdasan seorang penasihat-penulis dll. Kalau mau berpikir lebih jauh untuk apa kita menasiahati kalau nasihat itu disia-siakan. 

Selanjutnya, perlu juga seorang penulis dalam menyampaikan pesan supaya tidak terkesan menggurui. Itulah nasihat dari temanku juga dalam rangka menulis dengan baik.

Menjadi penulis sempurna tentu tidak bisa, tapi menjadi penulis yang semakin lebih baik, kenapa tidak?


Jumat, 26 Juli 2013

Tangguh Ternyata Penting LHO

Tangguh adalah salah satu kunci sukses. Berdasar kisah nyata ketangguhan seseorang  akan mempengaruhi kelancaran dalam meraih sukses. Kenapa ya?

Tentu, logika sederhana akan mengatakan bahwa ketangguhan identik dengan kekuatan dahsyat. Kekuatan mental adalah kekuatan dahsyat, bahkan lebih dahsyat dibanding kekuatan pisik. Kekuatan ini justru termasuk modal luar biasa dalam  meraih sukses. Banyak kasus orang yang hidup tanpa bermodal harta ditambah lagi dengan tubuh lemah dan cacat ternyata mereka bisa sukses,  ini terjadi gara-gara mereka  memiliki mental tangguh  atau  daya juang.

Karena ketangguhan seseorang, dia tidak mudah kena goda, sungguh-sungguh dan pantang menyerah. Lain halnya orang yang lemah mentalnya, mereka mudah terperosok  lemah tak berdaya. Lebih jaul  lagi karena  kurang tangguh dalam menghadapi cobaan maksiat, mereka mudah terlena dan mudah hancur masa depannya.

Salah satu media atau tuntunan dari Allah swt dalam membelajarkan hambanya menjadi hamba yang tangguh adalah  melalui ibadah puasa. Puasa adalah salah satu wujud ibadah untuk membentuk mental tangguh. Orang yang sadar karena  keimananya kepada Allah swt, mereka tanpa makan dan minum di siang hari  walau dia sangat butuh. memang  tak ada orang yang melihatnya, namun karena keimanannya  orang tersebut tetap tangguh walau dalam  kelemahan.

Senin, 22 Juli 2013

Beginilah Hidup oleh Maskatno Giri

Baru saja aku menyaksikan secara langsung salah satu anak dari sahabatku memiliki wajah ganteng tapi cacat pisik. Sahabatku memang seharusnya bersabar dalam menerima ketentuan Allah. Anak sahabatku tadi,  usia  SD yang sebentar lagi menginjak usia remaja atau SMP. Kuperhatikan sesekilas, biar dia tidak merasa tersinggung. Aku benar-benar meneteskan air mata. Sungguh Allah memberikan dan menunjukkan Kemahakuasaannya. Manusia  bisa berobsesi, manusia bisa berencana, manusia bisa membandingkan, manusia  bisa berpikir  dan manusia bisa kufur dalam menyikapi kecacatan seseorang atau bahkan kecacatan  diri sendiri.

Pandai mengambil pelajaran  di setiap pembelajaran hidup adalah sikap bijak untuk menjadi lebih baik. Pertama,   aku bisa menasihati pada diriku sendiri, bahwa aku mesti harus selalu bersyukur walau aku diciptakan dengan berbagai kelemahan. Orang lain pun juga demikian, mereka memiliki kelebihan dan kelemahan atau kekurangan. Semuanya bisa dijadikan media pembelajaran hidup.

Kedua, aku juga seharusnya mampu memotivasi orang lain  terutama dari keluarga sendiri, lalu megajak untuk bersyukur bahwa di balik kelemahan, kecacatan dan ketidaksempurnaan atas makhluk Allah akan ada hikmah luar biasa bagi orang yang mau berpikir. 

Ketiga, tak ada manusia yang sempurna, itu sudah jelas. Kesempurnaan hanya milik Allah swt. Kita dituntunkan untuk memerima ketentuan Allah dengan tulus ikhlas.

Keempat,  aku harus mampu lebih berprestasi lagi. Orang cacat pun pasti  diberi keluarbiasaan, orang normal pun juga bisa luar biasa.

Kelima, aku harus sadar bahwa hidup ini memang misteri. Apapun yang terjadi rezeki dari Ilahi robi. Kita harus siap menerima apa adanya.  Supaya kita  menjadi hebat, pasti harus diberi permasalahan/ cobaan  dan rintangan Itu semua sebagai bukti bahwa Allah  Maha Kuasa atas  segala  masalah. Maksud Allah  berhak mendidik manusia bisa menjadi lebih kuat dan cerdas dalam menghadapi kehidupan. Kita harus menyikapi hidup ini dengan semangat, bijak, dan cerdas. Hidup ini memang beginilah adanya. Maksudnya, apakah kita mau beriman kepada Allah atau tidak, semuaanya  resiko hidup akan kita rasakan sendiri-sendiri. Allahu a'lamu bishawab.

Minggu, 21 Juli 2013

Tidak Enak Hidup Miskin oleh Maskatno Giri

Kalau bicara enak dan tidak enak sebagai orang miskin, aku memiliki cukup pengalaman di kehidupan jenis ini. Hidup dalam kemiskinan memang tidak enak. Aku merasakan  hidup dalam kemiskinan selama puluhan tahun. Pengalaman ini tidak akan bisa terhapus, karena sudah melekat, terekam erat di semua bagian tubuhku.

Dilahirkan di daerah tandus, yang dihuni kebanyakan keluarga miskin. Kebanyakan di desaku memang sebagi petani tadah hujan. Namun, kebanyakan dari kita bukan miskin hati. Kita cuma miskin harta saja. Karena miskinnya, dan tidak ada yang memotivasi. Akhirnya kebanyakan dari kita  tumbuh menjadi pribadi rendah diri. Dan ternyata aku bisa merasakan tidak enak menjadi orang rendah diri.

Kacaunya  lagi, sebagian dari kami yang tinggal di desa tersebut di samping  miskin harta ditambah miskin ilmu dan pengalaman. Kita tidak punya modal untuk membeli buku-buku. Kadang aku berpikir apakah memang mmenjadi orang miskin itu harus miskin di banyak hal, terutama miskin ilmu dan pengalaman.

Minder karena miskin ilmu dan miskin harta, ternyata bisa dijadikan power. Aku sejak muda senantiasa berdoa supaya menjadi orang yang berguna.Juga aku tidak ingin hidup menjadi  miskin, terlebih menjadi beban orang lain. Belajar baik lewat jalur pendidikan maupun membaca adalh cara efektif untuk merubah nasib. 

Walau aku lahir dari keluarga miskin dari pasangan petani dan buruh, aku bisa berubah. Dan terbukti  sekolah , kuliah, bergaul denagn orang pintar adalh jalan mulia untuk berubah nasibnya. Terbukti  aku bukan menjadi beban orang lain. Menjadi  penjual jasa mengajar dan sesekali menjadi motivator, pembicara di tingkat lokal dll, kini nasibku benar-benar sudah berubah. SELAMAT TINGGAL KEMISKINAN.MINIMAL AKU  DAN KELUARGAKU BUKAN MENJADI BEBAN.

Syukur Menuju Mujur

Menjadi lebih bernilai, berharga, berkualitas, istimewa, unggul dll  memang lebih sulit jika dibandingkan menjadi pribadi biasa saja.  Dibutuhkan pengorbanan, perjuangan, dan daya tahan tinggi untuk meraih pretasi seperti di atas.

Kalau mau meraih keunggulan hidup sebenarnya Allah telah menyediakan perangkat/modal untuk kita, karena kita memang dilahirkan  dengan modal istimewa. Kita hidup dengan wajah, bentuk tubuh , kemampuan berpikir, suara yang istimewa. maksudnya modal kita tidak ada yang sama dengan  modal orang lain. Bahkan, orang yang lahir kembar pun  tak ada yang benar-benar sama. Pasti berbeda. minimal sidik jarinya berbeda. belum lagi suara, jumlah rambut dan tingkat kecerdasannya. Mungkin kita pernah melihat ada orang lahir cacat, sekilas mereka tidak memiliki keistimewaan. Padahal,  mereka pasti diberi keismiwaan bila digali. Allah tidakmenciptakan makluknya dengan modal sia-sia.

Sebagai hamba yang mau bersyukur pasti mujur. Hidupnya lebih maksimal. Karena orang bersyukur memandang setiap kejadian dengan kaca mata kebaikan. Kebaikan mengundang rezeki keluarbiasaan. Selamat dan sukses  bagi  manusia yang  senantiasa bersyukur.