DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 22 Oktober 2013

Penting Untuk Guru , Calon dan Pasca Sertifikasi -Instrumen monitoring ADMINISTRASI PEMBELAJARAN GURU MAPEL PROFESIONAL SMP/SMA/SMK

Instrumen monitoring
ADMINISTRASI PEMBELAJARAN GURU MAPEL PROFESIONAL
SMP/SMA/SMK

Nama Guru                 : ………………………………………….
Mata Pelajaran            : ………………………………………….
Nama Sekolah            : ………………………………………….
No
Aspek Yang Diamati
Nilai
1
2
3
4
5
1
Apakah guru memiliki SK Pembagian Tugas Mengajar dari kepala sekolah tahun pelajaran terakhir.





2
Apakah guru memiliki jadwal pelajaran minimal 24 jam per minggu





3
Apakah guru membuat program tahunan dalam tahun terakhir.





4
Apakah guru membuat program semester untuk dua semester terakhir.





5
Apakah guru memiliki silabus yang dibuat sendiri





6
Apakah guru memiliki RPP yang disusun sendiri





7
Apakah guru melakukan pembelajaran sesuai jadwal





8
Apakah guru memiliki dan menggunakan buku teks dan buku referensi





9
Apakah guru memiliki Instrumen, kunci, rubrik dan kriteria penilaian UH.





10
Apakah guru memiliki Instrumen, kunci, rubrik dan kriteria penilaian UTS





11
Apakah guru memiliki Instrumen, kunci, rubrik, kriteria dan kisi-kisi penilaian UAS





12
Apakah guru mengoreksi hasil ulangan





13
Apakah guru membuat program dan instrumen penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur





14
Apakah guru mendokumen-tasikan hasil penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur





15
Apakah guru memiliki buku daftar nilai dan berisi Nilai UH, Remidi, UTS, UAS dan Nilai Tugas.





16
Apakah guru melakukan analisis hasil evaluasi UH.





17
Apakah guru menyusun dan melaksanakan program remedial.





18
Apakah guru menyusun dan melaksanakan program pengayaan.





19
Apakah guru mendapatkan tambahan dan memiliki data administrasi tugas selain mengajar





20
Apakah guru memiliki buku agenda mengajar





21
Apakah guru memiliki Permendiknas nomor 22, 23 tahun 2006 dan Permendiknas nomor 20 tahun 2007





22
Apakah guru memiliki buku-buku panduan (panduan pengembangan RPP, panduan pengembangan silabus, panduan pengembangan bahan ajar dll)





23
Apakah guru melakukan pengembangan bahan ajar





24
Apakah guru memiliki karya ilmiah populer





25
Apakah guru memiliki hasil PTK





Catatan :
5 : Amat Baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
 1 : Sangat Kurang
 
                                                           
                                                                                                            ......................., .............................
                                                            Petugas Monitoring                        Guru yang bersangkutan,

Instrumen monitoring
PERANGKAT KONSELING GURU PEMBIMBING PROFESIONAL
SMP/SMA/SMK

Nama Guru                 : ………………………………………….
Nama Sekolah            : ………………………………………….
No
Aspek Yang Diamati
Nilai
1
2
3
4
5
1
Apakah guru memiliki SK Pembagian Tugas Pembimbingan dari kepala sekolah tahun pelajaran terakhir.





2
Apakah guru pembimbing memiliki perhitungan jam kegiatan pelayanan konseling di sekolah ekivalen dengan minimal 24 jam per minggu





3
Apakah guru pembimbing membuat sendiri Program Kerja Tahunan pada tahun pelajaran terakhir.





4
Apakah guru pembimbing membuat sendiri Program Kerja Semester tahun pelajaran terakhir.





5
Apakah guru pembimbing membuat sendiri Program Kerja Bulanan tahun pelajaran terakhir





6
Apakah guru pembimbing membuat sendiri Program Mingguan Layanan Konseling





7
Apakah guru pembimbing membuat sendiri Program Harian Layanan Konseling





8
Apakah guru pembimbing membuat sendiri Satuan Layanan





9
Apakah guru pembimbing membuat Daftar Siswa Asuh dan buku pribadi





10
Apakah guru pembimbing melaksanakan 9 layanan konseling (Orientasi, Informasi, Penempatan dan Penyaluran, Penguasaan Konten, Konseling Perorangan, Bimbingan Kelompok, Konseling Kelompok, Mediasi, Konsultasi)





11
Apakah guru pembimbing melaksanakan kegiatan pendukung (Aplikasi Instrumentasi, Himpunan Data, Konferensi Kasus, Kunjungan Rumah, Alih Tangan Kasus)





12
Apakah guru pembimbing membuat sendiri satuan layanan kegiatan pendukung (Satkung)





13
Apakah guru pembimbing melaksanakan evaluasi pelaksanaan konseling (Penilaian Segera, Penilaian Jangka Pendek, Penilaian Jangka Panjang)





14
Apakah guru pembimbing melaksanakan analisis hasil evaluasi pelaksanaan konseling (semester 1 dan 2)





15
Apakah guru pembimbing melaksanakan tindak lanjut pelaksanaan konseling





16
Apakah guru pembimbing membuat administrtasi pelaksanaan konseling (Buku Kasus, Catatan Kejadian, Sosiometri, Grafik Masalah, Jurnal Kegiatan BK, Buku Tamu)





17
Apakah guru pembimbing membuat Laporan Bulanan, Laporan Semester dan Laporan Tahunan





18
Apakah guru pembimbing melakukan layanan konseling sesuai jadwal





19
Apakah guru mendapatkan tambahan dan memiliki data administrasi tugas selain mengajar





20
Apakah guru memiliki buku agenda mengajar





21
Apakah guru memiliki Permendiknas nomor 22, 23 tahun 2006 dan Permendiknas nomor 20 tahun 2007





22
Apakah guru memiliki buku-buku panduan (panduan pengembangan RPP, panduan pengembangan silabus, panduan pengembangan bahan ajar dll)





23
Apakah guru melakukan pengembangan bahan ajar





24
Apakah guru memiliki karya ilmiah populer





25
Apakah guru memiliki hasil PTK





                                                           
Catatan :
5 : Amat Baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang
 
                                                                                                            ......................., .............................
                                                           
INSTRUMEN PENILAIAN SILABUS

Nama Guru              : …………………………….......................................
Nama Sekolah         : …………………………….......................................
Nama Sekolah         : …………………………….......................................
No
Aspek Penilaian
Deskriptor
Skor
1.            
                       
Ketepatan dan keajegan  SK/KD
·         Rumusan Standar Kompetensi  (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar Isi
·         Jika terjadi perubahan urutan,maka sesuai dengan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi
·         Ada kesesuaian antara KD dengan komponen-komponennya  (indikator, materi, kegiatan belajar, media/sumber, evaluasi)

2.
Keakuratan Materi  Pembelajaran

·         Materi pembelajaran benar secara teoritis
·         Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (Selaras dengan KD)
·         Sesuai dengan tingkat perkembangan dan bermanfaat bagi peserta didik

3.
Kegiatan Pembelajaran
·         Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas belajar yang berpusat pada siswa/belajar aktif
·         Tahapan kegiatan pembelajaran mendukung tercapainya KD
·         Kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk  mengembangkan kecakapan hidup (personal, sosial)
·         Sesuai dengan pengalaman belajar yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran

4.
Indikator
·         Rumusan indikator berisi jabaran perilaku untuk mengukur tercapainya KD
·         Rumusan indikator berupa kata kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi
·         Terdiri dari beberapa rumusan indikator (minimal 2 indikator) untuk setiap KD
·         Tingkat kata kerja lebih rendah atau minimal sama dengan KD

5.
Penilaian
·         Alat penilaian sesuai  dan mencakup seluruh indikator
·         Wujud/contoh alat penilaian jelas dan sesuai dengan indikator

6.
Alokasi Waktu
·         Alokasi waktu sesuai dengan cakupan kompetensi
·         Alokasi waktu sesuai dengan program semester yang telah disusun

7.
Sumber Belajar
·         Sumber belajar sesuai untuk mendukung tercapainya KD
·         Sumber belajar bervariasi

Jumlah Skor Perolehan

Kriteria Penilaian
Setiap munculnya  deskriptor secara sempurna  mendapat skor  2
Deskripor yang muncul, namun kurang sempurna mendapat skor 1 dan tidak munculnya deskriptor mendapat skor 0.
Skor maksimal  20 x 2 = 40
........................, …………………
Penilai,
                                                                                               


Lampiran 2
 
INSTRUMEN PENILAIAN RPP

Nama Guru              : …………………………….......................................
Nama Sekolah         : …………………………….......................................
Nama Sekolah         : …………………………….......................................
No
Aspek Penilaian
Deskriptor
Skor
1.            
                        
Kesesuaian SK, KD, indikator, dan alokasi waktu
·         Rumusan standar kompetensi  (SK) dan KD sesuai dengan standar Isi
·         Rumusan indikator berisi perilaku untuk mengukur tercapainya KD dan alokasi waktu sesuai dengan cakupan kompetensi dan alokasi yang tersedia di dalam silabus
·         Rumusan indikator berupa kata kerja operasional yang dapat diukur dan atau diobservasi dan sesuai dengan indikator yang ada di silabus

2.
Tujuan Pembelaja-ran
·         Rumusan tujuan pembelajaran selaras dengan KD
·         Rumusan tujuan pembelajaran merupakan rincian/lebih spesifik dari KD

 3.
Pengemb-angan materi dan bahan ajar
·         Materi pembelajaran benar secara teoritis
·         Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (Selaras dengan KD)
·         Materi pembelajaran dijabarkan dalam bahan ajar secara memadai dan kontekstual

4.
Metode Pembelajaran
·         Metode pembelajaran bervariasi
·         Tiap-tiap metode yang dicantumkan benar-benar tercermin dalam langkah-langkah pembelajaran

5.
Langkah-langkah Pembelajaran
·         Pendahuluan berisi pengaitan   kompetensi yang akan dibelajarkan dengan konteks kehidupan siswa atau kompetensi sebelumnya.
·         Kegiatan inti dituliskan secara rinci untuk menjabarkan tahapan pencapaian KD disertai alokasi waktu
·         Inti pembelajaran yang dirancang  berfokus pada siswa
·         Inti pembelajaran memberi kesempatan siswa bekerja sama dengan teman atau berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat sekitar
·         Penutup pembelajaran berisi penyimpulan/ refleksi/ atau tindak lanjut (tugas pengayaan/ pemantapan)
·         Rumusan langkah-langkah pembelajaran menggambarkan kegiatan dan materi yang akan dicapai.

6.
Sumber Belajar
·         Sumber belajar sesuai untuk mendukung tercapainya KD
·         Sumber belajar bervariasi

7.
Penilaian
·         Alat penilaian sesuai  dan mencakup seluruh indikator
·         Rubrik/pedoman penyekoran/kunci jawaban dicantumkan secara jelas dan tepat

Jumlah Skor Perolehan


Kriteria Penilaian
Setiap munculnya  deskriptor secara sempurna  mendapat skor  2
Deskripor yang muncul, namun kurang sempurna mendapat skor 1 dan tidak munculnya deskriptor mendapat skor 0.
Skor maksimal  20 x 2 = 40
........................, …………………
Penilai,

Sabtu, 19 Oktober 2013

Masa Lalu Adalah Energi Masa Depan

Tidak perlu berpikir ke belakang atau ke masa lalu selain untuk mendapatkan kekuatan. Tidak enak berpikir masa depan dengan ketakutan,  berdoa dan berusaha semoga kecerahan masa depan datang menyambut.

Banyak di antara kita mengenang masa lalu dengan tangisan. Lalu untuk apa?. Kalau kita mau berpikir lebih jauh kenapa harus sedih sampai menghabiskan energi, padahal masa lalu adalah masa lalu. Kita  tidak hidup di masa lalu. Apakah tidak lebih bijak kalau pola pikir kita  diarahkan untuk menyambut masa depan  yang  pasti di depan mata.

Sebetulnya, mengenang masa lalu tidak selamanya suatu keburukan. Namun, bila dengan cara mengenang sekilas saja, kita bisa mendapat energi yang tak terkira, maka mengingat masa lalu menjadi sangat perlu.

Kita perlu menekankan kepada diri kita sendiri: "Good bye masa lalu, aku bukan orang lemah yang selalu mengenang masa  lalu dengan tangisan. Aku bukan selemah yang dikira orang aku orang kuat yang berani menatap masa depan dengan tatapan tajam . Esok hari pasti menanti dengan sukses sejati.  Aku adalah orang kuat yang bermartabat dan berobsesi besar menjadi manusia besar yang membawa  keberkahan".

Setiap insan pasti pernah khilaf, setiap diri pasti ada aib. Tak masalah. Yang penting kita bukan orang pengecut yang tidak mau bertanggung jawab atas nasib diri. Kita mesti tegar  walau sebenarnya kita bukan orang yang sangat kuat. Kita harus kuat karena Allah kita bisa mendapakatkan tambahan kekuatan.

Kamis, 17 Oktober 2013

Mengeluh? Tidak lah Ya ! Bertanggung jawab? Harus!

Mengeluh? Untuk apa? Di antara kita: mungkin sebagai anak, orang tua, karyawan, guru, dosen, juragan dll. Tentu, kita memiliki tanggung jawab masing-masing sebagai yang disebutkan di atas. 

Tanggung jawab sebagai manusia adalah harga mati. Kecuali kita dianggap sebagai seorang pengecut yang mau lari dari tanggung jawab. Yang jelas setiap diri  secara normal mesti harus bertanggung jawab dengan apa yang kita pegang atau emban. Dalam konsep Islam lebih jauh diajarkan bahwa tiap diri akan dimintai tanggung jawabnya oleh Allah swt selam hidup di dunia.

Sebagai seorang anak memiliki tanggung jawab sebagai anak. Demikian juga  menjadi orang tua pasti harus bertanggung jawab layaknya sebagai ortu. Sebagai pegawai atau karyawan demikian juga, dan seterusnya.  Tidak secara idealpun, sekali lagi  manusia normal sebenarnya tidak bisa lari dari tanggung jawab. Berat memang, setiap posisi pasti ada beban yang harus diemban.

Lalu, sering di antara kita merasa berat dalam mengemban tanggung jawab akhirnya mencari-cari alasan untuk lari dari tanggung jawab. Kalau kita tidak lari dari tanggung jawab, kadang-kadang kita bertindak seenak sendiri alias cuek bebek. 

Berdasar kisah nyata; ada seorang anak yang seharusnya mengasuh  ortunya yang sudah tua, namun dia tidak memperdulikannya, ada seorang bapak sudah punya anak dan istri tak peduli dengan keluarga, pikirannya pingin selingkuh terus, ada seorang pegawai negeri   sering  datang telat. Ada seorang juragan memeras karyawannya. dll. Pokoknya kisah nyata di atas  sering kita jumpai.

Sebagai contoh minimal  tindakan dari seorang yang mau lari dari tanggung jawab: sering mengeluh, dia merasa berat dalam mengemban tanggung jawab (baca: amanat).  Orang jenis ini  sering mencari enaknya saja. Dia  merasa bahwa dia  yang paling berat dalam mengemban amanah.
Inlah tulisan motivasi dalam bertanggung jawab yang ditujukan untuk evaluasi bagi penulis sendiri. Karena penulis juga memiliki nafsu yang dikendalikan setan. Setan  mempengaruhi penulis juga untuk lari dan mengeluh dalam mengemban amanah atau tanggung jawab. Selanjautnya  penulis sendiri  juga perlu sadar bahwa menjadi sempurna tidka mungkin, tapi menjadi lebih baik dan bertanggung jawab ,  kenapa tidak?


Rabu, 16 Oktober 2013

Mau Menulis Itu Hebat

Menasihati orang lain supaya tidak males ternyata lebih mudah ketimbang menasihati diri sendiri. Beberapa bulan lalu aku termasuk rajin dalam menulis. Terutama di blog pribadiku ini. EEh kok akhir-akhir ini rasanya aku males mau menulis apaaaa?

Heran  benar benar heran plus kagum. Benar, aku sangat mengagumi  para penulis hebat.  Sering juga mereka menulis tanpa mengharap imbalan. Mereka sering menulis di blog pribadi , kompasiana dan ada juga yang menulis artikel melalui FB.  Aku salut kepada mereka.

Kadang iri juga: kenapa mereka energinya luar biasa, kemampuannya juga luar biasa. Sedangkan aku sering masih harus berjuang kerasuntuk meraih prestasi. Sedangkan mereka rasanya kok mudah saja dalam menghasilkan karya yang bagus. Padahal mereka masih muda-muda.

Kini saatnya aku memotiasi diri menemukan energi tambahan, mencari motivator kepenulisan. Menurutku ini awal yang bagus untuk menemukan kekuatan  menjadi hebat di bidang kepenulisan. Semoga Allah berkenan memberikan energi tambahan untukku.


Minggu, 13 Oktober 2013

Pria Mestinya Lebih Mampu Berkarya

Vakum tidak menulis hampir satu minggu. Tidak enak. Sudah biasa memotivasi  orang lain. Ternyata aku  juga membutuhkan motivasi. Baiklah, saatnya aku memotivasi diri lagi. Syukur-syukur motivasiku berguna juga untuk orang lain.

Di hari Sabtu sore  kemarin, aku melihat tayangan  di salah satu TV suasta. Dialog antara Dessy Anwar dan Dewi Lestari (Dee: Novelis) Aku mendapatkan pencerahan setelah melihat dialog antara dua wanita hebat tersebut.

"Apa motivasi Dee, sehingga kamu mampu membuat  beberapa karya novel, salah satunya Super Nova. .Dan kamu terbilang wanita yang produktif dalam karya sastra?". Itulah  kurang lebih  salah satu pertanyaan Dessy ke Dee.

"Aku hanya melakukan apa yang aku suka dan bermanfaat untukku" Itulah jawaban singkat dari Dee.

Melakukan sesuatu yang positif yang dicintai dan memberikan manfaat khususnya untuk diri sendiri. Itulah kalimat kunci dan inti  dari tayangan yang kulihat dengan serius.

Setelah menyimak tayangan dialog antara  dua wanita luar biasa  tersebut,  aku menjadi sadar dan iri yang positif.  Aku memang belum maksimal dalam berkarya. Aku  seorang laki-laki, juga seorang bapak. Idealnya aku lebih bersemangat untuk bekerja dan berkarya. Yang wanita saja bisa hebat dan semangat, apalagi yang pria yang menjadi tulang punggung dan motivator  di keluarga. Idealnya  memang lelaki sejati pantas untuk diteladani. 


Selasa, 08 Oktober 2013

Malu Terhadap Diri Sendiri

 Mau belajar dari kelebihan orang lain, itulah indikasi calon orang hebat sejati.  Menjadi calon orang  hebat karena "ngrumangsani" bahwa diri sendri gudangnya  kelemahan dan kekurangan. Memaksimalkan  dan memantaskan diri menjadi lebih baik adalah kunci kesuksesan sejati.
Baru saja aku melihat tayangan bagaimana  kisah perjuangan hidup Nick Vujicick.  Nick  terlahir tanpa  tangan dan kaki. Saat remaja,  sering  terlintas dia pingin bunuh diri. "Untuk apa aku hidup! Aku harus hidup tanpa tangan dan kaki? 

Beberapa tahun berlalu, kemudian dia mendapat nasihat si guru kehidupan. "Tuhan punya rencana besar atas mu!. Kamu harus tegar menatap  masa depan". Nick bangkit belajar dan belajar. Singkat cerita dia menjadi penulis dan motivator tingkat dunia.

Bersyukur menuju mujur. Nick adalah seorang Nasrani namun semangatnya bisa kita teladani. Dia  berusaha bersyukur menurut keyakinanya.  Kita yang beragama Islam   telah memiliki pegangan Al  Qur'an   30 jus, dan  kumpulan hadis berjumlah ribuan. Ini semua dijamin kebenarannya, tentu kalau kita berpegang dengan keduanya pasti kita bisa luar biasa melebihi Nick Vujicick. Lalu kenapa kita kurang berprestasi? Salah satunay kita belum maksimal dalam belajar. Mungkin kita belum juga dibimbing guru yang fahamn benar tentang tuntunan kehidupan yakni Al Qur'an dan As Sunnah. Kita sering menyimpulkan diri sendiri bahwa kita telah berbuat paling benar. Padahal belum tentu kita sudah benar  menurut ukuran Allah dan rasulNya.

Evadir alias evaluasi diri tentu  suatu tindakan mulia. Mau berpikir: "Kenapa hidupku biasa-biasa saja? Padahal tuntunanku Qur'an dan Sunnah yang luar biasa. Pasti ada yang salah. Jujur terhadap kelemahan diri tentu  awal kemuliaan. Berniat menjadi  berprestasi, berkualitas, bermanfaat, bermartabat tentu sudah dinilai suatu kebaikan. Tapi "action"  nyata yakni menjadi  manusia yang tidak saja pandai bicara tapi memiliki amal mulia tentu lebih berharga. 

Kini aku mengajak diriku sendiri dan pembaca semua lebih  bersemangat dalam belajar, belajar dan belajar. Lebih jauh lagi aku harus lebih bersyukur lagi dalam  beramal kebaikan dalam skup yang luas lagi, karena aku malu terhadap diri sendiri, bahwa Allah telah memberikan karunia luar biasa kepadaku dan kepada kita semuanya. Nick Vujicick  terlahir denngan banyak  keterbatasan fisik saja  bisa luar biasa. Bagaimana dengan diri kita sendiri?

Minggu, 06 Oktober 2013

Menulislah Sebelum Ajal Datang

Menulis ternyata mengasyikkan. Itulah kesan dari para penulis senior.  Walau menulis itu  mengasyikkan, namun tidak semua orang  mau melaksanakan. Alasan mereka macam-macam. Ada yang merasa  tidak ada ide, tidak punya mood dan ada juga tidak tahu kenapa harus menulis.

Bagiku menulis mengasyikkan dan sekaligus membebani.  Dua pertimbangan yang saling tarik menarik. Akhirnya aku berusaha menjadikan bahwa menulis adalah kegiatan mengasyikkan, menantang. dan mebanggakan. Kok bisa?

Ya jelas orang yang mampu menulis, syukur-syukur tulisannya bisa bagus dan berguna, tentu bisa sangat membahagiakan. Bila demikian insya Allah dengan menulis yang baik-baik akan mendatangkan  nilai pahala kebaikan.

Mungkin di antara kita merasa tidak punya ide dan tidak punya mood dalam menulis. Eh ternyata menulis tidak perlu mood-moodan atau juga ide yang hebat. Pokoknya nulis aja! Mood ada apa tidak yang jelas menulis bisa  menjadikan hidup kita tidak sia-sia.

Berkarya sebelum tutup usia. Menjadi  bahagia  selamanya dambaan kita. Menjadi pribadi mulia dengan menebar kebaikan, sungguh lebih aman di  dunia dan di akherat.

Writng  Before Dying

Writing  is engrossing . That is the impression of the senior author . Although the writing was fun, but not everyone is willing to carry out . They are all kinds of reasons : no ideas , no mood and also do not know why there should be writing .

In my mind  writing  is engrossing and  boring . Two considerations that attract each other . Finally I tried to conclude  that writing is engrossing activities ,  and challenging .  How so?

Yes obviously people who are able to write , and hopefully writing can be good and useful , would be very happy . If so , God willing, writing  good things will bring perfect reward .


Perhaps among us felt he had no idea, or  may be did not have the mood to write . Eeeeh it does not need  “moot – mootan”   also no  a great idea  to write.   Anyway !just writing ! Mood is not clear as main factor  in writing.  Writing  can make our life is not in vain .



Kamis, 03 Oktober 2013

Prinsip Penting Pembelajaran di Abad 21

Dalam rangka untuk kepentingan dokumentasi dan saling berbagi, kini aku menyajikan ulang postingan bapak Akhmad Sudrajat. Beberapa waktu lalu aku membaca artikel  yang ditulis oleh  beliau bapak Akhmad Sudrajad tentang  14 prinsip pembelajaran, terkait dengan implementasi Kurikulum 2013. 

Saya pikir perlu untuk membuka  pengetahuan baru dari  tulisan tokoh pendidik yaitu  Jennifer  yang mnyederhanakan   14 prinsip pembelajaran menjadi  4 prinsip, yaitu:  (1) instruction should be student-centered; (2) education should be collaborative;  (3) learning should have context; dan (4) schools should be integrated with society.
4 Prinsip Pokok Pembelajaran Abad ke-21
4 Prinsip Pokok Pembelajaran Abad ke-21

Keempat prinsip pokok pembelajaran abad ke 21 yang digagas Jennifer Nichols tersebut dapat dijelaskan dan dikembangkan seperti berikut ini:
1.  Instruction should be student-centered

Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.

Pembelajaran berpusat pada siswa bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada siswa sepenuhnya. Intervensi guru masih tetap diperlukan. Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya.  Selain itu, guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
2. Education should be collaborative

Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.

Begitu juga, sekolah (termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan penglaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah dikembangkannya. Kemudian, mereka bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context

Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata.
4. Schools should be integrated with society

Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.

Dengan kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak lagi. Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia. Pendidikan perlu membantu siswa menjadi warga digital yang bertanggung jawab.

Sumber:

Dikembangkan dari: Jennifer Nichols (2013). 4  Essential of 21st Century Learning
Dari hasil posting bp Akhmad Sudrajad

Memotivasi Diri Tiada Henti

Saat ini sudah pukul 23:45. Mau tidur belum ngantuk. Seharusnya aku harus  tidur pada saat ini. Besuk mengajar jam ke nol.  Aku harus berangkat  pukul 5.10.  Tadi siang kerja mengajar dari pagi sampai jam ke 9 atau sekitar pukul 14: 15. Ada extra mengisi  spiritual building. Enjoy saja. Aku sudah berniat berlatih bersyukur.

Pulang sampai rumah sudah bakda  'asar. Tidak apa-apa. Kelelahan bisa terobati setelah melihat  anak-anak dan istri yang baik-baik. Tetap semangat!.

Malam hari  tadi ikut pengajian pengurus ta'mir masjid dan kebetulan bertempat di rumahku. Wah hari ini full kegiataan. Setelah membantu nyuci  gelas dan piring istri. Dilanjutkan membuat perangkat pembelajaran. EEEh kok belum bisa tidur to ya. Padahal ini sudah malam. Kalau begitu  aku nulis saja. Menulis sebisanya. Kini sudah mendekati mid night. Kok yo belum ngantuk to yooo.

Nulisssssssssss terus, sampai  ngantuk.Yang penting aku harus menggunakan  waktu hidup ini sebaik-baiknya. Tentu ini suatu konsekuensi  moral. Karena siang tadi aku menasihati  para siswa supaya menggunakan  waktu sebaik baiknya.

Semoga aku tidak hanya pandai bicara saja.  TApi aku harus mampu meberikan keteladanan. Terus  terang saja. Walau secara jiwa, raga,, aku sudah bukan lagi tergolong miskin. Tapi obeseiku sangat tinggi aku ingin mampu memotivasi dan mau berbagi. Allah pasti mendengar dan melihat niat baikku. Tidak sulit Allah memberikanku keluarbiasaan.

Maka dengan tulisan ini aku evaluasi diri. Aku ingin menjadi motivator. Minimal untuk keluarga besarku.  Aku sering bertanya. Apa yang aku bisa tularkan, jika  aku  berkualitas biasa-biasa saja. Maka dengan ini aku memohon kepada All swt,  sekirannya  aku bisa dijadikan sedikit kemampuan untuk dijadikan bahan motivasi,