DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 02 Maret 2014

Silabus Bahasa Inggris kl X SMA NEGERI 1 Girimarto Kurikulum 2013



Mata Pelajaran       :  BAHASA INGGRIS - PEMINATAN
Kelas                      :  X
Kompetensi Inti     :

KI 1  :  Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),  santun, responsif dan pro-aktif  dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4  :  Mengolah, menalar,  dan menyaji  dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu  menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
  
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1.Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2.2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.1    Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan, serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.1    Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon ajakan melakukan suatu tindakan, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon ajakan melakukan suatu tindakan.
Fungsi sosial
Menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman dan orang lain
Struktur teks
Mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan.
   Let’s play game! , Why don’t you join the contest? Shall I finish this job? Shall we have dinner tonight?
Unsur kebahasaan
Kosa kata, tata bahasa, ucapan, tekanan kata, dan intonasi.
Topik
Berbagai hal terkait dengan interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas.


Mengamati
·      Siswa mendengarkan/menonton interaksi ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan.
·      Siswa mengikuti interaksi mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan.
·      Siswa menirukan model interaksi mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan.
·      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri interaksi mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).
Mempertanyakan (questioning)
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai ungkapan mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan dalam bahasa inggris perbedaan ungkapan dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
Siswa mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan dengan bahasa Inggris dalam konteks simulasi, role-play, dan kegiatan lain yang terstruktur.
Mengasosiasi
·     Siswa membandingkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan yang telah dipelajari dengan yang ada di berbagai sumber lain.
·      Siswa membandingkan antara ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa siswa.
Mengkomunikasikan
·      Siswa mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan dengan bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas.
·       Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan dalam jurnal belajar (learning journal).

Kriteria Penilaian:
·     Tingkat ketercapaian fungsi sosial mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan
·     Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks mengucapkan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan
·     Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi
Cara Penilaian:
Unjuk kerja
·      Bermain peran (role play) dalam bentuk interaksi yang berisi pernyataan dan pertanyaan tentang ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan.
·      Ketepatan dan kesesuaian menggunakan struktur dan unsur kebahasaan dalam  menyampaikan ungkapan ajakan melakukan suatu tindakan serta responnya
Pengamatan (observations): 
Bukan penilaian formal seperti tes, tetapi untuk tujuan memberi balikan. Sasaran penilaian:
·      Upaya menggunakan bahasa Inggris untuk mengajak melakukan suatu tindakan dan responnya ketika muncul kesempatan.
·      Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran di setiap tahapan.
·      Kesantunan dan kepedulian dalam melaksanakan komunikasi
·      Perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
1  x 3 JP

·      Audio CD/
·      SUARA GURU
·      Koran/ majalah ber
·      www.dailyenglish.com
1.1.  Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar..
2.1.  Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan Komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.
3.2. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan simpati dan responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya
4.2.  Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon ungkapan simpati, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon ungkapan simpati,
Fungsi sosial
Menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman dan orang lain
Ungkapan
I am sorry to hear that. Poor you!
Unsur kebahasaan
Kosa kata, tata bahasa, ucapan, tekanan kata, dan intonasi.
Topik
   Berbagai hal terkait dengan interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas.



Mengamati
·      Siswa mendengarkan/menonton interaksi mengucapkan simpati.
·      Siswa mengikuti interaksi mengucapkan rasa simpati.
·      Siswa menirukan model interaksi mengucapkan rasa simpati.
·      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri interaksi mengucapkan rasa simpati (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).
Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai ungkapan simpati dalam bahasa Inggris perbedaan ungkapan dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
Siswa mengucapkan ungkapan simpati dengan bahasa Inggris dalam konteks simulasi, role-play, dan kegiatan lain yang terstruktur.
Mengasosiasi
·     Siswa membandingkan ungkapan simpati yang telah dipelajari dengan yang ada di berbagai sumber lain.
·      Siswa membandingkan antara ungkapan dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa siswa.
Mengkomunikasikan
·      Siswa mengucapkan ungkapan simpati dengan bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas.
·      Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk mengucapkan rasa simpati dalam jurnal belajar (learning journal).
Kriteria penilaian:
·     Tingkat ketercapaian fungsi sosial mengucapkan rasa simpati
·     Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks mengucapkan rasa simpati
·     Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi
Cara Penilaian:
Unjuk kerja
·     Bermain peran (role play) dalam bentuk interaksi yang berisi pernyataan dan pertanyaan tentang ungkapan rasa simpati
·      Ketepatan dan kesesuaian menggunakan struktur dan unsur kebahasaan dalam  menyampaikan ungkapan rasa simpati
Pengamatan (observasi)
Bukan penilaian formal seperti tes, tetapi untuk tujuan memberi balikan. Sasaran penilaian:
·    Upaya menggunakan Bahasa Inggris untuk menyatakan rasa simpati ketika muncul  kesempatan.

·    Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap tahapan
·     Perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan Komunikasi
1  x 3 JP

·   Audio CD/ VCD/DVD
·   SUARA GURU
·   Koran/ majalah berbahasa Inggris

1.1.Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar..
2.2.  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.3.  Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang keharusan melakukan suatu tindakan/kegiatan pada waktu yang akan datang, saat ini, atau waktu lampau, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.3.  Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang keharusan melakukan suatu tindakan/kegiatan pada waktu yang akan datang, saat ini, atau waktu lampau, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis untuk menyatakan, menanyakan tentang keharusan melakukan suatu tindakan/kegiatan pada waktu yang akan datang, saat ini, atau waktu lampau
Fungsi sosial
Menyatakan dan menanyakan keharusan untukmenyarankan dan mengingatkan.
Struktur teks
You should take a rest because you will have a test tomorrow. Anggi should have booked the ticket in advance…
Unsur kebahasaan
Kata kerja modal should dengan simple, continuous, dan perfect tense; tata bahasa, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca, tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.
Topik
   Berbagai hal terkait dengan interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas.

Mengamati
·      Siswa mendengarkan dan membaca banyak kalimat should dengan simple, continous, perfect tense, dalam berbagai konteks.
·      Siswa mengikuti interaksi tentang  keharusan melakukan suatu tindakan/kejadian pada waktu yang akan datang, saat ini, atau akan waktu lampau selama proses pembelajaran, dengan bimbingan guru.
·      Siswa menirukan contoh-contoh kalimat should dengan simple, continous, perfect tense
·      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri kalimat should dengan simple, continous, perfect tense (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).
Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan kalimat should dengan simple, continous, dan perfect tense dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
·         Siswa menyatakan dan menanyakan keharusan melakukan suatu tindakan/kejadian pada waktu yang akan datang, saat ini, atau waktu lampau dalam bahasa Inggris dalam konteks simulasi, role-play, dan kegiatan lain yang terstruktur.
·         Siswa menyatakan dan menanyakan keharusan melakukan suatu tindakan/kejadian pada waktu yang akan datang, saat ini, atau waktu lampau dalam bahasa Inggris dalam proses pembelajaran.
Mengasosiasi
·         Siswa membandingkan kalimat should dengan simple, continous, perfect tense yang telah dipelajari dengan ungkapan-ungkapan lainnya.
·         Siswa membandingkan antara kalimat keharusan melakukan suatu tindakan/kejadian pada waktu yang akan datang, saat ini, atau akan waktu lampau dalam bahasa Inggris dengan ungkapan keharusan dalam bahasa ibu atau bahasa Indonesia.
Mengkomunikasikan
·      Siswa menyatakan dan menanyakan  keharusan melakukan suatu tindakan/kejadian pada waktu yang akan datang, saat ini, atau akan waktu lampau, di dalam dan di luar kelas.
·      Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk menyatakan dan menanyakan keharusan dalam jurnal belajarnya
Kriteria Penilaian:
·         Tingkat ketercapaian fungsi sosial ungkapan tentang tentang keharusan melakukan suatu tindakan/kejadian pada waktu yang akan datang, saat ini, atau akan waktu lampau
·         Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks
·         Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi
Cara Penilaian:
Pengamatan (observations): 
·      Upaya menggunakan bahasa Inggris untuk menyatakan dan menanyakan keharusan melakukan suatu tindakan/kejadian pada waktu yang akan datang, saat ini, atau akan waktu lampau
·        Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran di setiap tahapan.
·        Perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi


2  x 3 JP

·   Audio CD/ VCD/DVD
·   SUARA GURU
·   Koran/ majalah berbahasa Inggris

1.1.Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2.3.  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.4.  Menganalisis struktur teks dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.4.  Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis tentang menyatakan dan menanyakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu sesuai dengan konteks penggunaannya.
Fungsi sosial
Menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman dan orang lain
Struktur teks
Dewi is too weak to walk alone. Munandar is qualified enough to have that job. 
Unsur kebahasaan
(1)     Kata penghubung sebab akibat (cause & effect) Too and enough,
(2)      ucapan, tekanan kata, intonasi,
(3)     ejaan, tanda baca, tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.
Topik
   Berbagai hal terkait dengan interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas.


Mengamati
·      Siswa mendengarkan dan membaca banyak pernyataan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu, dalam berbagai konteks.
·      Siswa menirukan contoh-contoh pernyatakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu
·      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri pernyatakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).
Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai pernyatakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu yang ada dalam bahasa Inggris, perbedaan kalimat dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan kalimat lain, dsb.
Mengeksplorasi
·      Siswa menyatakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu bahasa Inggris dalam konteks tanyajawab, dan kegiatan lain yang terstruktur.
·      Siswa berusaha menyatakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu dalam bahasa Inggris selama proses pembelajaran.
Mengasosiasi
·      Siswa membandingkan pernyatakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu yang telah dipelajari dengan bentuk pernyataan  lainnya.
·      Siswa membandingkan antara pernyatakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu dalam bahasa Inggris dengan ungkapan keharusan dalam bahasa ibu atau bahasa Indonesia.
Mengkomunikasikan
·      Siswa menyatakan  kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu dengan bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas.
·      Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk menyatakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu dalam jurnal belajarnya.

Kriteria Penilaian:
·         Tingkat ketercapaian fungsi sosial pernataan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu
·         Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks pernyataan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu
·         Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi
Cara Penilaian:
Pengamatan (observations): 
·        Upaya menggunakan bahasa Inggris untuk menyatakan dan menanyakan kecukupan untuk dapat/tidak dapat melakukan sesuatu
·        Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran di setiap tahapan.
·        Perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi

2  x 3 JP

·      Audio CD/
·      SUARA GURU
·      Koran/ majalah ber
·      www.dailyenglish.com
1.1.  Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi International yang diwujudkan dalam semangat belajar
2.3  Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional
3.5.  Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) di media massa, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.5.  Menangkap makna dalam iklan barang, jasa, dan peristiwa (event) dari media massa.
4.6.Menyusun teks tulis iklan barang, jasa, dan peristiwa (event), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Teks tulis iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) di media massa
Fungsi sosial
Membujuk orang lain untuk membeli/memakai barang/jasa dan menonton/mengikuti kegiatan (event)
Struktur Teks
Ungkapan yang lazim digunakan dalam teks iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) di media massa secara urut dan runtut.
Unsur kebahasaan
Kosa kata , tata bahasa, ucapan, rujukan kata, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tanda baca yang tepat, dengan pengucapan yang lancar dan penulisan dengan tulisan tangan atau cetak yang jelas dan rapi
Multimedia:
   Layout, dekorasi, yang membuat tampilan teks lebih menarik

Mengamati
·      Siswa membaca/membacakan teks iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) di media massa dari berbagai sumber dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun format penyampaian/penulisannya.
·      Siswa mencoba menirukan pengucapannya dan  menuliskan teks yang digunakan.
·      Siswa belajar membaca cepat untuk mendapat gambaran umum dari teks melalui proses skimming dan scanning untuk mendapatkan informasi khusus.

Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
·      Siswa membaca berbagai teks tulis  iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) dari berbagai sumber dengan menerapkan strategi yang sesuai.
·      Siswa berlatih membacakan teks iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) dari media massa dengan pengucapkan dan intonasi yang tepat kepada teman.
Mengasosiasi
·      Siswa menganalisis teks iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) dari media massa dengan memperhatikan format penulisannya melalui strategi yang digunakan.
·      Siswa membandingkan teks iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) dibaca/dibacakan guru dengan yang dipelajari dari berbagai sumber lain.
·      Secara berkelompok siswa mendiskusikan teks iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) yang mereka temukan dari sumber lain.
·      Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang fungsi sosial dan unsur kebahasaan yang sampaikan dalam kerja kelompok.
Mengkomunikasikan
·      Siswa membuat teks iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) dalam kerja kelompok
·      Siswa menyampaikan iklan barang, jasa, dan kegiatan (event) secara tertulis dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai dengan konteks
·      Membuat jurnal belajar (learning journal)
Kriteria penilaian:
·    Pencapaian fungsi sosial
·    Kelengkapan dan keruntutan struktur teks
·    Ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tulisan tangan
·    Kesesuaian format penulisan/ penyampaian
Cara Penilaian
Pengamatan (observations): 

Sasaran penilaian adalah
·      kesantunan saat melakukan tindakan
·      perilaku tanggung jawab,peduli, kerjasama, dan cinta damai,  dalam melaksanakan Komunikasi
·      Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran di setiap tahapan
·      Ketepatan dan kesesuaian menggunakan strategi dalam membaca
Portofolio
·    Kumpulan catatan kemajuan belajar membuat  iklan barang, jasa, dan kegiatan (event)
·    Kumpulan karya siswa yang mendukung proses pembuatan iklan barang, jasa, dan kegiatan (event)  berupa: draft, revisi, editing sampai hasil terbaik untuk dipublikasi
·   Kumpulan hasil tes dan latihan.
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat
·     Bentuk: diary, jurnal, format khusus,  komentar, atau bentuk penilaian lain
3  x 3 JP
·      Audio CD/ VCD/DVD
·      SUARA GURU
·      Koran/ majalah berbahasa Inggris
·      www.dailyenglish.com

1.1.Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2.3. Menghargai perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
3.6. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks recount berbentuk laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.7.  Menyusun teks recount lisan dan tulis berbentuk laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.
Teks recount, lisan dan tulis berbentuk laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah.
Fungsi sosial
Menguraikan langkah-langkah tindakan dan kejadian dalam bentuk laporan kerja dan tentang peristiwa bersejarah, untuk mempertanggung-jawabkan, meneladani, dan mendapatkan pelajaran berharga.
Struktur teks
(1)   Orientasi: menyebutkan tujuan dan langkah-langkah tindakan dan kejadian secara umum
(2)      Uraian tindakan/kejadian secara berurut dan runtut
(3)      Penutup (seringkali ada): komentar atau penilaian umum.
Unsur kebahasaan
(1)     Kata-kata terkait dengan kegiatan siswa dan kejadian bersejarah yang banyak dibicarakan.
(2)     Past: Simple, Continuous, Perfect tense
(3)     Adverbial dan frasa presposisional yang menyatakan waktu, cara, dsb.
(4)     Ucapan, rujukan kata tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan.
Topik
Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, termasuk dalam mata pelajaran lain, dan peristiwa sejarah, dengan memberikan keteladanan tentang perilaku kewirausahaan, daya juang, percaya diri, tanggung jawab, disiplin.

Mengamati
·      Siswa membaca/mendengarkan/menonton berbagai macam laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah dari berbagai sumber.
·      Siswa  memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun format penyampaian/penulisannya.
·      Siswa belajar membaca cepat untuk mendapat gambaran umum dari teks melalui proses skimming dan scanning untuk mendapatkan informasi khusus.
Mempertanyakan
·      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah yang ada dalam bahasa Inggris, perbedaan teks dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam bahasa Indonesia,.
·      Siswa mempertanyakan mengenai gagasan pokok  informasi rinci dan informasi tertentu dalam laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah
Mengeksplorasi
·      Siswa membaca/mendengarkan beberapa laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah dengan strategi dari berbagai sumber.
·      Siswa membacakan laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah kepada teman dengan menggunakan unsur kebahasaan yang tepat
·      Siswa secara berkelompok menuliskan laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan
Mengasosiasi
·      Secara berpasangan siswa saling menganalisis laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah dengan strategi membaca, yang ditulis dengan fokus pada fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan.
·      Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang hasil analisis yang disampaikan dalam kerja kelompok.

Mengkomunikasikan
·      Siswa menyampaikan laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah kepada teman dan guru
·      Siswa membuat laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah melalui 5 tahapan menulis
·      Siswa membuat jurnal belajar (learning journal)

Kriteria penilaian:
·    Pencapaian fungsi sosial
·    Kelengkapan dan keruntutan struktur teks recount  berbentuk laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah
·    Ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tulisan tangan
·    Kesesuaian format penulisan/ penyampaian
Cara Penilaian:
Unjuk kerja
·        Melakukan monolog dalam bentuk laporan kerja dan uraian peristiwa bersejarah
·        Ketepatan dan kesesuaian dalam menggunakan struktur dan unsur kebahasaan dalam  teks recount
Pengamatan (observations): 
Tujuan memberi balikan. Sasaran penilaian adalah
·     kesantunan saat melakukan tindakan
·     perilaku tanggung jawab,
 peduli, kerjasama, dan cinta damai,  dalam
melaksanakan Komunikasi
·      Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran di setiap tahapan
·      Ketepatan dan kesesuaian menggunakan strategi dalam membaca
Portofolio
·    Kumpulan catatan kemajuan belajar berupa catatan atau rekaman monolog teks recount.
·    Kumpulan karya siswa yang mendukung proses penulisan teks recount berupa: draft, revisi, editing sampai hasil terbaik untuk dipublikasi
·   Kumpulan hasil tes dan latihan.
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat
Bentuk: diary, jurnal, format khusus,  komentar, atau bentuk penilaian lain
2  x 3 JP
·   Audio CD/ VCD/DVD
·   SUARA GURU
·   Koran/ majalah berbahasa Inggris

1.1.  Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.7.  Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.9.   Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang (Will dengan Simple, Continuos, Perfect Tense).
Fungsi sosial
Menyatakan tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang
Struktur teks
You will meet her soon. She will be waiting for you there, .My classmate will have been here by the time you arrive.
Unsur kebahasaan
(1)  Will dengan simple, continuous, dan perfect tense
(2)   ucapan, tekanan kata, intonasi
(3)  ejaan, tanda baca, tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.
Topik
Berbagai hal terkait dengan interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas.

Mengamati
·      Siswa mendengarkan dan membaca banyak pernyataan dan pertanyaan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang, dalam berbagai konteks.
·      Siswa mengikuti interaksi untuk menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kegiatan /kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang selama proses pembelajaran, dengan bimbingan guru.
·      Siswa menirukan contoh-contoh pernyataan dan pertanyaan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang
·      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri penyataan dan pernyataan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai pernyataan dan pertanyaan tentang tindakan/kejadian yang terjadi diwaktu yang akan datang yang ada dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
·      Siswa menyatakan dan menanyakan keharusan dalam bahasa Inggris dalam konteks tanyajawab dan kegiatan lain yang terstruktur.
·         Siswa berusaha menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang dalam bahasa Inggris selama proses pembelajaran.
Mengasosiasi
·      Siswa membandingkan ungkapan tentang tindakan/kejadian yang terjadi diwaktu yang akan datang yang telah dipelajari dengan ungkapan-ungkapan lainnya.
·      Siswa membandingkan antara pernyataan dan pertanyaan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang dalam bahasa Inggris dengan pernyataan dan pertanyaan dalam bahasa ibu atau bahasa Indonesia.
Mengkomunikasikan
·      Siswa menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang akan, sedang, dan telah dilakukan/terjadi di waktu yang akan datang dengan bahasa Inggris, di dalam kelas.
·      Siswa menuliskan learning jurnal
Kriteria penilaian:
·     Tingkat ketercapaian fungsi sosial ungkapan tentang tindakan/kejadian yang terjadi diwaktu yang akan datang
·     Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks ungkapan tentang tindakan/kejadian yang terjadi diwaktu yang akan datang
·     Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi
Pengamatan (observations):
Bukan penilaian formal seperti tes, tetapi untuk tujuan memberi balikan. Sasaran penilaian:
·      Perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
·    Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap tahapan
Portofolio
·      Kumpulan karya siswa yang mencerminkan hasil atau capaian belajar berupa rekaman penggunaan ungkapan dan skrip percakapan
·      Kumpulan hasil tes dan latihan.
·      Catatan atau rekaman penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa komentar atau cara penilaian lainnya.
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat
Bentuk: diary, jurnal, format khusus,  komentar, atau bentuk penilaian lain

3  x 3 JP


·      Audio CD/ VCD/DVD
·      SUARA GURU
·      Koran/ majalah berbahasa Inggris
·      www.dailyenglish.com








1.1.Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.

2.3. Menghargai perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.

3.8.  Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks naratif  lisan dan tulis berbentuk cerita pendek, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.10.  Menangkap makna jenis  teks naratif berbentuk cerita pendek, lisan dan tulis.

Teks narrative lisan dan tulis berbentuk cerita pendek.
Fungsi Sosial
Memperoleh hiburan, menghibur dan mengajarkan nilai-nilai moral melalui cerita pendek
Struktur teks
(1)     Orientasi: menyebutkan tempat dan waktu dan memperkenalkan tokoh-tokohnya
(2)     Evaluasi: terhadap masalah yang dihadapi tokoh
(3)     Komplikasi: muncul krisis
(4)     Resolusi: krisis berakhir secara baik atau tidak baik bagi tokoh
Unsur kebahasaan
(1)     Will dengan simple, continuous, dan perfect tense
(2)     Adverbia penghubung waktu.
(3)     Adverbia dan frasa preposisional penujuk waktu.
(4)     Ucapan, rujukan kata, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan.
Topik
   Cerita yang memberikan keteladanan tentang perilaku peduli, percaya diri, cinta damai, bertanggung jawab.

Mengamati
·      Siswa membaca/mendengarkan/menonton berbagai macam cerita pendek berbahasa Inggris dari berbagai sumber.
·      Siswa  memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun format penyampaian/penulisannya cerita pendek.
·      Siswa belajar membaca cepat untuk mendapat gambaran umum dari cerita pendek melalui proses skimming, scanning dan inferencing, untuk mendapatkan informasi khusus.
Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai cerita pendek yang ada dalam bahasa Inggris, perbedaan cerita pendek dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam bahasa Indonesia,  dsb.
Mengeksplorasi
·      Siswa membaca/mendengarkan beberapa cerita pendek dari berbagai sumber.
·      Siswa membacakan cerita pendek kepada teman dengan menggunakan unsur kebahasaan yang tepat

Mengasosiasi
·      Secara berpasangan siswa saling menganalisis cerita yang ditulis dengan fokus pada fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan.
·      Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang hasil analisis yang disampaikan dalam kerja kelompok.

Mengkomunikasikan
·      Menceritakan kembali cerita pendek yang dibaca kepada teman dan guru
·      Siswa membuat kliping cerita pendek dengan menyalin dan beberapa sumber.
·      Siswa membuat jurnal belajar (learning journal)

Kriteria Penilaian:
·      Tingkat ketercapaian fungsi sosial penggunaan cerita pendek
·      Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur cerita pendek
·      Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tulisan tangan
·      Tingkat kesesuaian format penulisan/ penyampaian
Cara Penilaian:
Unjuk kerja
·      Bercerita (Story telling)
·       Ketepatan dan kesesuaian dalam menggunakan struktur teks dan unsur kebahasaan dalam  bercerita
Pengamatan (observations):  Bukan penilaian formal seperti tes, tetapi untuk tujuan memberi balikan.
·      Kesantunan dan kepedulian saat melakukan tindakan
·      Perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi

·      Ketepatan dan kesesuaian menggunakan strategi dalam membaca
Portofolio
·    Kumpulan catatan kemajuan belajar berupa catatan atau rekaman monolog cerita pendek.
·    Kumpulan karya siswa yang mendukung proses penulisan cerita pendek berupa: draft, revisi, editing sampai hasil terbaik untuk dipublikasi
·      Kumpulan hasil tes dan latihan
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat
Bentuk: diary, jurnal, format khusus,  komentar, atau bentuk penilaian lain
4  x 3 JP

·      Audio CD/
·      SUARA GURU
·      Koran/ majalah ber
·      www.dailyenglish.com

1.1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2.2. Menghargai perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.9.  Menganalisis fungsi social, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan untuk menyatakan keterkaitan/sebab akibat, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.11.  Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang keterkaitan / sebab akibat, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis tentang menyatakan keterkaitan/sebab akibat sesuai dengan konteks penggunaannya.
Fungsi sosial
Menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman dan orang lain
Struktur teks
Farid didn’t go to school because of the rain. Jehan can speak English well do to learning contextually. Please say thank to your manager.
Unsur kebahasaan
(1)    Kata penghubung sebab akibat (cause & effect) (Becuase of ..., due to ..., thanks to...)
(2)    tata bahasa, ucapan, tekanan kata, intonasi
(3)     ejaan, tanda baca, tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.
Topik
   Berbagai hal terkait dengan interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas
Mengamati
·      Siswa mendengarkan dan membaca pernyatakan keterkaitan/sebab akibat, dalam berbagai konteks.
·      Siswa mengikuti interaksi tentang pernyataan keterkaitan/sebab akibat selama proses pembelajaran, dengan bimbingan guru.
·      Siswa menirukan contoh-contoh kalimat yang menyatakan keterkaitan/sebab akibat.
·      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri pernyataan keterkaitan/sebab akibat (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).
Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai pernyataan keterkaitan/sebab akibat yang ada dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
·     Siswa menyatakan keterkaitan/sebab akibat bahasa Inggris dalam konteks simulasi, role-play, dan kegiatanlain yang terstruktur.
·      Siswa berusaha menyatakan keterkaitan/sebab akibat dalam bahasa Inggris dalam proses pembelajaran.
Mengasosiasi
·      Siswa membandingkan pernyatakan keterkaitan/sebab akibat yang telah dipelajari dengan ungkapan-ungkapan lainnya.
·      Siswa membandingkan antara pernyatakan keterkaitan/sebab akibat dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam bahasa ibu atau bahasa Indonesia.
Mengkomunikasikan
·      Siswa menyatakan keterkaitan/sebab akibat dengan bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas.
·      Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk menyatakan keterkaitan/sebab akibat dalam jurnal belajarnya.

Kriteria Penilaian
·     Tingkat ketercapaian fungsi sosial pernyataan keterkaitan/sebab akibat
·      Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks ungkapan tentang menyatakan keterkaitan/sebab akibat
·     Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi
Pengamatan (observations): 
Untuk tujuan memberi balikan. Sasaran penilaian:
·         kesantunan saat melakukan tindakan komunikasi
·         Perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
·         Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap tahapan
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat
Bentuk: diary, jurnal, format khusus,  komentar, atau bentuk penilaian lain


1 x 3 JP

·      Audio CD/ VCD/DVD
·      SUARA GURU
·      Koran/ majalah berbahasa Inggris
·      www.dailyenglish.com

1.1.Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar..

2.3. Menghargai perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
3.10.  Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks explanation tentang gejala alam, terkait dengan mata pelajaran lain di Kelas X, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.12.  Menangkap makna dalam teks explanation  lisan dan tulis.
4.13.  Menyunting teks berbentuk explanation dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks tersebut.
4.14.  Menyusun teks explanation lisan dan tulis tentang gejala alam, terkait dengan mata pelajaran lain di Kelas X, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks
Teks explanation lisan dan tulis tentang gejala alam
Fungsi Sosial
Menjelaskan terjadinya gejala alam dan sosiokultural secara ilmiah
Struktur teks
(1)     Pernyataan umum yang meyakinkan tentang gejala alam atau sosiokultural.
(2)     Serangkaian penjelasan tentang mengapa dan bagaimana gejala yang dimaksud terjadi.
Unsur kebahasaan
(1)     Kata-kata dan ungkapan terkait dengan gejala alam dan gejala sosiokultutal pada umumnya, biasanya juga bukan tentang orang
(2)     Berisi serangkaian tindakan dan deskripsi benda-benda yang terlibat
(3)     Kata kerja dalam present tense dan past tense: simple, conitnuous, perfect.
(4)     Passive Voice sering digunakan
(5)     Adverbia dan frasa preposisional penujuk waktu dan sebab akibat.
(6)     Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.
(7)     Ucapan, rujukan kata, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan.
Topik
Gejala alam dan gejala sosiokultural yang lterkait dengan mata pelajaran lain di Kelas X, dengan memberikan keteladanan tentang perilaku peduli, percaya diri, cinta damai, bertanggung jawab.
Multimedia
Foto, gambar, dekorasi, yang membuat tampilan teks lebih menarik

Mengamati
·      Siswa membaca/mendengarkan/menonton berbagai macam teks explanation tentang gejala alam dari berbagai sumber.
·      Siswa  memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun format penyampaian/penulisannya teks explanation.
·      Siswa belajar membaca cepat untuk mendapat gambaran umum dari teks melalui proses skimming , scanning , untuk mendapatkan informasi tertentu,. dan inferencing untuk mengetahui informasi rinci.
Mempertanyakan
·      Dengan pertanyaan pengarah dari guru, siswa mempertanyakan fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan dari teks explanation.
·      Siswa mempertanyakan kemungkinan lain dari sturuktur dan unsure bahasa yang digunakan

Mengeksplorasi
·      Siswa membaca/mendengarkan beberapa teks explanation dari berbagai sumber.
·      Siswa membacakan teks explanation kepada teman dengan menggunakan unsur kebahasaan yang tepat
·      Siswa mengedit sebuah teks explanation yang belum tepat struktur dan unsur kebahasaannya
·      Siswa secara berkelompok menuliskan teks gejala alam, terkait dengan mata pelajaran lain di Kelas X dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan
·      Siswa melakukan revisi terhadap teks explanation yang ditulis berdasarkan masukan dari teman dan guru.

Mengasosiasi
·      Secara berpasangan siswa saling menganalisis teks explanation yang ditulis dengan fokus pada fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan.
·      Siswa menyunting teks eksplation yang belum sesuai struktur dan unsur kebahasaan.secara individu.
·      Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang hasil analisis yang disampaikan dalam kerja kelompok.

Mengkomunikasikan
·      Siswa menyampaikan catatan (Note Taking) saat membaca
·      Siswa mempulikasikan hasil editing di Mading kelas
·      Siswa membuat jurnal belajar (learning journal)

Kriteria Penilaian:
·   Tingkat ketercapaian fungsi sosial penggunaan teks explanation
·   Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks explanation
·   Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tulisan tangan
·   Tingkat kesesuaian format penulisan/ penyampaian
Cara Penilaian:
Unjuk kerja
·      Melakukan monolog dalam bentuk explanation
·      Ketepatan dan kesesuaian dalam menggunakan struktur dan unsur kebahasaan dalam  teks explanation
Pengamatan (observations): 
Untuk tujuan memberi balikan. Sasaran penilaian:
·      Kesantunan saat melakukan tindakan
·      Perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama dan cinta damai dalam melaksanakan komunikasi
·      Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap tahapan
·      Ketepatan dan kesesuaian dalam menuliskan teks explanation
·      Ketepatan dan kesesuaian menggunakan strategi dalam membaca
Portofolio
·    Kumpulan catatan kemajuan belajar berupa catatan atau rekaman monolog teks recount.
·      Kumpulan karya siswa yang mendukung proses penulisan teks explanation berupa: draft, revisi, editing sampai hasil terbaik untuk dipublikasi
·      Kumpulan hasil tes dan latihan
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat
Bentuk: diary, jurnal, format khusus,  komentar, atau bentuk penilaian lain

6  x 3JP

·   Audio CD/ VCD/DVD
·   SUARA GURU
·   Koran/ majalah berbahasa Inggris


1.1.Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2.2. Menghargai perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.11.   Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang keterkaitan antara dua benda atau tindakan, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.15.  Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang keterkaitan antara dua benda atau tindakan, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.


Teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan
Fungsi sosial
Menyatakan hubungan satu dengan yang lain
Struktur teks
Both Andi and Joko have come to join the contest. Deni is not only good person but also generous. Either Roni or Iwan will participate in the game…….  
Unsur kebahasaan
(1)  Kata penghubung (pair conjunction) Both ... and; not only ... but also; either ... or; neither ... nor.,
(2)  tekanan kata, intonasi,
(3)  ejaan, tanda baca, tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.
Topik
  Berbagai hal terkait dengan interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas
Mengamati
·      Siswa mendengarkan dan membaca banyak kalimat untuk menyatakan dan menanyakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan, dalam berbagai konteks.
·      Siswa mengikuti interaksi untuk menyatakan dan menanyakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan selama proses pembelajaran, dengan bimbingan guru.
·      Siswa menirukan contoh-contoh kalimat menyatakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan
·      Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri kalimat menyatakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).
Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai pernyataan keterkaitan antara dua benda atau tindakan yang ada dalam bahasa Inggris, perbedaan pernyataan dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.
Mengeksplorasi
·      Siswa menyatakan dan menanyakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan bahasa Inggris dalam konteks menyampaikan informasi atau pendapat dan kegiatanlain yang terstruktur.
·      Siswa melengkapi kalimat dengan kata sambung yang tepat untuk menyatakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan.
Mengasosiasi
·      Siswa membandingkan kalimat menyatakan dan menanyakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan yang telah dipelajari dengan kalimat-kalimat lainnya.
·      Siswa membandingkan antara kalimat menyatakan dan menanyakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan dalam bahasa Inggris dengan kalimat dalam bahasa ibu atau bahasa Indonesia.
Mengkomunikasikan
·      Siswa menyatakan dan menanyakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan dengan bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas.
·      Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk menyatakan  keterkaitan antara dua benda atau tindakan dalam jurnal belajarnya.
Kriteria penilaian:
·     Tingkat ketercapaian fungsi sosial pernyataan keterkaitan antara dua benda atau tindakan
·     Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur pernyataan keterkaitan antara dua benda atau tindakan
·     Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi
Pengamatan (observations):
Bukan penilaian formal seperti tes, tetapi untuk tujuan memberi balikan. Sasaran penilaian
·    Upaya menggunakan bahasa Inggris untuk menyatakan keterkaitan antara dua benda atau tindakan
·    Perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
·    Ketepatan dan kesesuaian dalam menyampaikan dan menulis kalimat keterkaitan antara dua benda/tindakan
·     Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap tahapan
Portofolio
·      Kumpulan catatan kemajuan belajar
·     Kumpulan hasil tes dan latihan.
·     Catatan atau rekaman penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa komentar atau cara penilaian lainnya
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat
·     Bentuk: diary, jurnal, format khusus,  komentar, atau bentuk penilaian lain
·    Siswa diberikan pelatihan sebelum dituntut untuk melaksanakannya.

2 x 3 JP


·      Audio CD/ VCD/DVD
·      SUARA GURU
·      Koran/ majalah berbahasa Inggris
·      www.dailyenglish.com

1.1.Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2.3.  Menghargai perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
3.12.  Menganalisis perbedaan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks deskriptif dan teks explanation, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.16.  Menyebutkan perbedaan dan persamaan teks deskriptif dan teks explanation, dilihat dari fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaannya.

Perbedaan dan persamaan teks deskriptif dan teks explanation
Fungsi Sosial
Menentukan perbedaan dan persamaan berbagai jenis teks
Struktur teks
(1)     Perbedaan fungsi social, struktur dan unsur kebahasaan
(2)     Persamaan dalam unsur bahasa
Unsur kebahasaan
(1)     Keterkaitan antara dua benda/kegiatan (Both…and, Neither…nor)
(2)     Kalimat sederhana.
(3)     Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi
Topik kalimat
Diri sendiri, orang tua, kakak, adik, famili, tetangga, dan orang terdekat lainnya.

Mengamati
·      Siswa membaca/mendengarkan/menonton berbagai macam teks deskriptif  dan teks explanation dari berbagai sumber.
·      Siswa  memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun format penyampaian/penulisannya teks deskriptif.dan teks explanation
Mempertanyakan
·      Dengan pertanyaan pengarah dari guru, siswa mempertanyakan fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan dari teks deskriptif dan teks explanation
·      Siswa mempertanyakan  tentang  perbedaan dan persamaan teks deskriptif.dan explanation
Mengeksplorasi
·      Siswa membandingkan sebuah  teks deskriptif dengan teks explantion dari berbagai sumber.
·      Siswa mengelompokan  unsur kebahasaan yang yang digunakan
·      Siswa secara berkelompok menuliskan perbedaan dan persamaan antara teks deskriptif dan teks explanation  dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan

Mengasosiasi
·      Secara berpasangan siswa saling menganalisis teks deskriptif dan teks explanation yang dengan fokus pada fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan.
·      Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang hasil analisis yang disampaikan dalam kerja kelompok.
Mengkomunikasikan
·      Siswa mempresentasikan hasil analisis kelompok tentang persamaan dan perbedaan dari teks deskripsi dan teks explanation.
·         Siswa membuat jurnal belajar (learning journal)
Kriteria penilaian:
·     Pencapaian fungsi sosial
·     Kelengkapan dan keruntutan struktur teks
·     Ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tulisan tangan
·     Kesesuaian format penulisan/ penyampaian
Pengamatan (observations):
Bukan penilaian formal seperti tes, tetapi untuk tujuan memberi balikan.
·      Perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi
·    Ketepatan dan kesesuaian dalam menyampaikan presentasi
·     Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap tahapan
Portofolio
·      Kumpulan pekerjaan siswa dan catatan kemajuan belajar yang mendukung proses belajar
·     Kumpulan catatan kemajuan belajar
·     Kumpulan hasil tes dan latihan.
·     Catatan atau rekaman penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa komentar atau cara penilaian lainnya
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat
·     Bentuk: diary, jurnal, format khusus,  komentar, atau bentuk penilaian lain
4  x 3JP
·   Audio CD/ VCD/DVD
·   SUARA GURU
·   Koran/ majalah berbahasa Inggris

1.1.  Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2.2.  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.13.  Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari proverb dan riddle, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.17.  Menangkap pesan dalam proverb dan riddle.

Ungkapan Proverb   tulis dan lisan.
Fungsi sosial
Menyatakan kebenaran dan memberi kan nasehat atau pesan moral dan teka teki .
Struktur teks
Ungkapan baku dari sumber-sumber otentik.
Unsur kebahasaan
(1)     Kata, ungkapan, dan tata bahasa yang baku dalam proverb
(2)     Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.
(3)     Ucapan, rujukan kata, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan
Topik
Keteladanan tentang perilaku santun, peduli, dan disiplin.
Multimedia
Layout dan dekorasi yang membuat tampilan teks lebih menarik.

Mengamati
·      Siswa mendengarkan penggunaan ungkapan proverb   dari berbagai sumber dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun format penyampaian/penulisannya.
·      Dengan bimbingan dan arahan guru siswa mengidentifikasi ciri proverb dan riddle

Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan berbagai proverb dan riddle  dalam bahasa Inggris, perbedaan proverb dan riddle  dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain dsb.
Mengeksplorasi
·      Siswa mencari proverb dan riddle dari berbagai sumber..
·      Siswa berlatih mengidentifikasi  proverb dan riddle dengan teman
·      Siswa membacakan proverb dan riddle kepada teman
Mengasosiasi
·      Siswa menganalisis ungkapan proverb dengan mengelompokannya berdasarkan penggunaan.
·      Siswa membandingkan ungkapan proverb yang digunakan guru dengan yang dipelajari dari berbagai sumber lain.
·      Secara berkelompok siswa mendiskusikan ungkapan proverb yang mereka temukan dari sumber lain atau budaya lain.
·      Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang fungsi sosial dan unsur kebahasaan yang sampaikan dalam kerja kelompok.
Mengkomunikasikan
·      Siswa mempresentasikan beberapa proverb dan riddle yang mereka sukai
·      Siswa membuat  klipping  tentang  proverb dalam kerja kelompok
·      Membuat jurnal belajar (learning journal)
Kriteria Penilaian:
·      Tingkat ketercapaian fungsi sosial penggunaan teks proverb dan riddle
·      Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks proverb dan riddle
·      Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tulisan tangan
·      Tingkat kesesuaian format penulisan/ penyampaian
Cara Penilaian:
Pengamatan (observations):  Bukan penilaian formal seperti tes, tetapi untuk tujuan memberi balikan.
·     Kesantunan dan kepedulian saat melakukan tindakan
·     Perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab melaksanakan tugas
·     Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap tahapan

Portofolio
·      Kumpulan pekerjaan siswa dan catatan kemajuan belajar yang mendukung proses belajar
·      Kumpulan hasil tes, ujian, nilai, latihan.
·     Catatan atau rekaman penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa komentar atau cara penilaian lainnya
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat
Bentuk: diary, jurnal, format khusus,  berupa komentar, checklist, penilaian
3  x 3 JP

·   Audio CD/ VCD/DVD
·   SUARA GURU
·   Koran/ majalah berbahasa Inggris

1.1.Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2.3.  Menghargai perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
3.14.  Menganalisis fungsi sosial dan unsur kebahasaan dari dalam lagu, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.18.  Menangkap pesan dalam lagu.

Lagu
Fungsi sosial
Menghibur, mengungkapkan perasaan, mengajarkan pesan moral
Unsur kebahasaan
(1)     Kata, ungkapan, dan tata bahasa dalam karya seni berbentuk lagu.
(2)     Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.
(3)     Ucapan, rujukan kata, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan
Topik
Keteladanan tentang perilaku yang menginspirasi.

Mengamati
·      Siswa mendengarkan lagu dari berbagai sumber dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun format penyampaian/penulisannya.
·      Siswa mencoba menirukan pengucapannya dan  menuliskan lagu yang digunakan.
Mempertanyakan
·      Dengan pertanyaan pengarah dari guru, siswa terpancing untuk mempertanyakan fungsi sosial, ungkapan, dan unsur kebahasaan yang digunakan.
·      Siswa memperoleh pengetahuan tambahan tentang fungsi sosial, ungkapan, dan unsur kebahasaan dari lagu.
Mengeksplorasi
·      Siswa mencari lagu dari berbagai sumber..
·      Siswa berlatih memahami isi lagu dengan teman
Mengasosiasi
·      Siswa menganalisis lagu dengan mengelompokannya berdasarkan jenis lagu.
·      Siswa membandingkan lagu  yang disajikan  guru dengan yang dipelajari dari berbagai sumber lain.
·      Secara berkelompok siswa mendiskusikan lagu yang mereka temukan dari sumber lain atau budaya lain.
·      Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang fungsi sosial dan unsur kebahasaan yang sampaikan dalam kerja kelompok.
Mengkomunikasikan
·      Siswa menyanyikan lagu dalam kerja kelompok
·      Siswa menyanyikan lagu dalam kegiatan bermain peran
·      Siswa menyanyikan dalam konteks komunikasi yang wajar di dalam kelas, dengan memperhatikan fungsi sosial, ungkapan, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai dengan konteks
·      Membuat jurnal belajar (learning journal)

Kriteria Penilaian:
·   Tingkat ketercapaian fungsi sosial penggunaan teks
·   Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks
·   Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tulisan tangan
·   Tingkat kesesuaian format penulisan/ penyampaian
Cara Penilaian:
Pengamatan (observations): 
Bukan penilaian formal seperti tes, tetapi untuk tujuan memberi balikan. Sasaran penilaian:
-      Perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama dan cinta damai dalam melaksanakan Komunikasi
-      Ketepatan dan kesesuaian dalam pengucapan dalam menyanyikan lagu
-      Kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap tahapan
Portofolio
·     Kumpulan kemajuan siswa berupa kumpulan lagu yang disalin dengan tulisan tangan beserta kesan terhadap lagu
·     Kumpulan hasil tes dan latihan.
·     Catatan atau rekaman penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa komentar atau cara penilaian lainnya

3 x 3 JP

·   Audio CD/ VCD/DVD
·   SUARA GURU
·   Koran/ majalah berbahasa Inggris


Jumat, 28 Februari 2014

Belajar dari Pecahan Cermin

Hello My  blog!

Aku teringat waktu kecil. Masa yang jauh dari hingar bingar kota. Aku tinggal di desa  puluhan kilo meter dari kota Wonogiri. 

Pada umumnya seperti seusiaku aku senang dengan alat permainan. Namun, karena kemiskinan tak ada  permainan yang mahal yang bisa kumiliki. Suatu saat aku menemukan pecahan cermin kecil.

Eeeh ternyata  pecahan  cermin kecil itu asyik juga dipakai sebagai alat permainan unik. Di siang hari cermin tersebut bisa memantulkan sinar matahari. Tentu ini bisa menerangi tempat yang gelap.

Setelah dewasa, aku bisa berpikir lebih jauh bahwa cermin ternyata bisa dianalogikan dengan aku sendiri. Aku adalah bukan sumber cahaya. Kemampuanku hanya sebatas memantulkan cahaya. Ilmu ibarat cahaya. Tentu aku sadar bahwa  aku hanya mampu menyerap dan memantulkan  cahaya ilmu sebisa aku mampu. Aku pun  sadar bahwa kemampuanku terbatas. Kini aku dalam proses menyerap ilmu dan berusaha  dan berdoa  supaya mampu memantulkan cahaya ilmu. Ini tentu penting karena tempat yang gelap membutuhkan  cahaya.

Aku pun  sadar bahwa kalau aku  malas menyerap dan memantulkan ilmu, pasti tak ada cahaya yang dihasilkan . Aku perlu evaluasi diri  bahwa keberadaanku seharusnya ada manfaatnya. Walau hanya sedikit aku seharusnya mampu menerangi. SEMOGA ALLAH SWT MEMBERKAHI

Salam sukses sejati.

Kamis, 27 Februari 2014

Peduli Informasi Penting

Aku juga perlu refleksi diri. Kenapa kita makin tua tidak semakin  melimpah: rezekinya, kebahagiaanya, kedewasaanya, ilmunya dll?

Jawabanya tentu singkat saja. Kita sering tidak peduli dengan informasi penting. Sebatas yang akau tahu. Ada beberapa ciri orang yang kurang peduli dengan info penting adalah sbb:

1. Tidak suka membaca buku, artikel dll  yang membawa info penting, 
2. Tidak atau jarang  bergaul dengan orang-orang yang baik dan berilmu, 
3. Jarang atau tidak pernah bergaul dengan orang-orang penting, 
4. Kalau ada orang  bijak/ berilmu membawa  info/ berita  kita sering "ndremimil'  alias bicara sendiri dan tidak peduli, 
5  Kita sering egois bahwa kita sudah merasa pintar dan benar, sehingga  orang lain dilecehkan,
6. Kita bukan pendengar yang baik
7. Kita tidak peka terhadap indera kita dalam menangkap ilmu dan info penting.

Dan masih banyak lagi, tentu. Silahkan kita berpikir kreatif. Yang jelas  kita bisa berubah menjadi baik dan luar biasa banyak tergantung pada kepedulian kita terhadap info/ ilmu yang penting.

Ternyata  tidak ada jaminan bahwa kualitas diri kita akan baik  sebanding dengan seberapa tua umur kita. Jelas yang berpengaruh terhadap kualitas diri kita adalah sejauh mana kita peka  dalam menangkap info/ ilmu yang penting tadi.

SALAM SUKSES SEJATI  DARI Maskatno Giri

Rabu, 26 Februari 2014

Mengambil Hikmah Nasihat Darimanapun

Ambillah hikmah kebaikan dari manapun  datangnya. Walau kebaikan itu dari musuh kita, tentu kita akan bertambah baik darinya. Itulah kata bijak dari guruku tercinta

Berikut ini nasihat motivasi dari para orang terkenal:

1.       If you're doing your best, you won't have any time to worry about failure.  ~Quoted in P.S. I Love You, compiled by H. Jackson Brown, Jr.
Jika kau telah melakukan yang terbaik, kau tidak akan memiliki waktu untuk mengkawatirkan kegagalan.

2.      Failure is an event, never a person.  ~William D. Brown, Welcome Stress!
Kegagalan adalah sebuah sebuah peristiwa, bukanlah seorang manusia.

3.      The only time you don't fail is the last time you try anything - and it works.  ~William Strong
Satu-satunya waktu saat kau tak gagal adalah waktu terakhir kau mencobanya – dan berhasil.

4.      I have not failed.  I've just found 10,000 ways that won't work.  ~Thomas Edison
Saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10 ribu cara tidak berhasil.

5.      I don't know the key to success, but the key to failure is trying to please everybody.  ~Bill Cosby
Saya tidak tahu cara untuk sukses, tapi kunci kegagalan itu adalah mencoba membuat senang setiap orang.

6.      There is no failure except in no longer trying.  ~Elbert Hubbard
Tidak ada kegagalan kecuali tanpa mencoba lebih lama.

7.      Supposing you have tried and failed again and again.  You may have a fresh start any moment you choose, for this thing we call "failure" is not the falling down, but the staying down.  ~Mary Pickford
Anggap saja kau telah mencoba dan terus menerus gagal. Kau mungkin memulai dengan permulaan yang segar pada saat yang kau pilih, karena hal ini kita sebut ‘kegagalan’ bukanlah jatuh ke bawah, tapi kegagalan adalah tetap berada di bawah.

8.      Try again.  Fail again.  Fail better.  ~Samuel Beckett
Coba lagi. Gagal lagi. Gagal lebih baik.

9.      Failure doesn't mean you are a failure... it just means you haven't succeeded yet.  ~Robert Schuller
Kegagalan bukan berarti kau orang yang gagal…. Gagal itu berarti kau belum sukses.

10.  One fails forward toward success.  ~Charles F. Kettering
Seorang yang gagal itu maju menuju kesuksesan.

11.   One must be a god to be able to tell successes from failures without making a mistake.  ~Anton Pavlovich Chekhov.
Seorang itu pasti Tuhan yang mampu menyebut kesuksesan dari kegagalan tanpa membuat kesalahan.

12.   A man may fall many times, but he won't be a failure until he says that someone pushed him.  ~Elmer G. Letterman
Seorang dapat jatuh berkali-kali, tapi ia bukanlah orang yang  gagal sampai dia bilang bahwa orang lain mendorongnya.

13.   They say President Wilson has blundered.  Perhaps he has, but I notice he usually blunders forward.  ~Thomas Edison
Mereka bilang bahwa Presiden Wilson melakukan kesalahan besar. Mungkin ia melakukannya, tapi saya perhatikan biasanya dia melakukan kesalahan untuk maju.

14.  Failure sometimes enlarges the spirit.  You have to fall back upon humanity and God.  ~Charles Horton Cooley
Kegagalan kadang memperluas semangat. Kau harus kembali pada kemanusiaan dan Tuhan.

15.   Notice the difference between what happens when a man says to himself, "I have failed three times," and what happens when he says, "I am a failure."  ~S.I. Hayakawa
Perhatikan perbedaan antara apa yang terjadi saat seseorang bilang pada dirinya, ‘Saya telah gagal tiga kali,’ dan apa yang yang terjadi saat dia bilang, ‘saya orang yang gagal.’.

16.   A failure is a man who has blundered, but is not able to cash in the experience.  ~Elbert Hubbard
Orang yang gagal adalah orang yang melakukan kesalahan besar, tapi orang yang gagal adalah orang yang tidak bisa mempelajari pengalaman.

17.   No man is a failure who is enjoying life.  ~William Feather
Tidak ada orang yang gagal yang menikmati hidup.

18.   Failure is only the opportunity to begin again more intelligently.  ~Henry Ford
Kegagalan itu hanyalah kesempatan memulai lagi secara lebih cerdas lagi.

19.   Because a fellow has failed once or twice or a dozen times, you don't want to set him down as a failure till he's dead or loses his courage.  ~George Horace Lorimer
Karena seorang kawan gagal sekali, dua kali atau malah berkali-kali, kau tidak ingin menganggapnya sebagai orang yang gagal sampai dia mati atau hilang keteguhan hatinya.

20.  You can't have any successes unless you can accept failure.  ~George Cukor
Kau tidak bisa memiliki kesuksesan kecuali kau bisa menerima kegagalan.

21.   There is no failure.  Only feedback.  ~Robert Allen
Tidak ada yang namanya kegagalan. Yang ada hanya feedback.

22.  Failure changes for the better, success for the worse.  ~Lucius Annaeus Seneca
Kegagalan merubah untuk lebih baik, kesuksesan berubah jadi lebih buruk.

23.  There is much to be said for failure.  It is more interesting than success.  ~Max Beerbohm, Mainly on the Air, 1946
Tidak ada yang bisa dikatakan kegagalan. Karena kegagalan itu lebih menarik dari kesuksesan.

24.  You always pass failure on your way to success.  ~Mickey Rooney
Kau selalu melewati kegagalan pada jalan kesuksesanmu.

25.  Nothing fails like success because we don't learn from it.  We learn only from failure.  ~Kenneth Boudling
Tidak ada yang gagal seperti kesuksesan karena kita tidak belajar dari kesuksesan. Kita hanya belajar dari kegagalan.

26.  Our business in life is not to succeed, but to continue to fail in good spirits.  ~Robert Louis Stevenson
Bisinis kita dalam hidup tidak sukses, tapi terus gagal dalam semangat yang membara.

27.  It is a mistake to suppose that people succeed through success; they often succeed through failures.  ~Author Unknown
salah yang menganggap bahwa orang sukses itu melalu kesuksesan; mereka sering sukses melalui kegagalan.

28.  The men who try to do something and fail are infinitely better than those who try to do nothing and succeed.  ~Lloyd Jones


Manusia yang mencoba melakukan sesuatu lalu gagal itu lebih baik daripada manusia yang tidak mencoba sesuatupun tapi sukses.

Minggu, 23 Februari 2014

Perlu Keyakinan Diri Dalam Meraih Sukses

Tulisan ini bukan hanya sekedar untuk menghibur diri.Tapi ini ada hubungannya dengan nasib manusia.  Aku memang berkeyakinan bahwa kita layak menjadi manusia sukses. Bukan main-main,  kita memang  layak meraih sukses sejati.

Salah satu modal untuk meraih kesuksesan, ya pasti kecerdasan kita.

 " Wah... aku ora cerdas ki?" Itulah komentar orang yang "ketinggalan zaman" dan "minderan".

Padahal Allah SWT telah menciptakan kita bukan sebagi manusia "produk gagal". Kita pasti telah dilengkapi perangkat untuk menjadi sukses. Kita saja yang terkadang merendahkan kita sendiri .

Kalau menurut Mas Howard Gadner modal orang sukses adalah kecerdasan yang telah dibawa sejak lahir. Mas  Howard Gadner mengelompokan menjadi 8 jenis kecerdasan manusia.  Jenis kecerdasan tersebut adalah sbb:

1. Kecerdasan Linguistik: Word Smart
Kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif,baik untk memengaruhi maupun memanipulasi. Manfaat kecerdasan ini adalah untuk berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis.

2. Kecerdasan Logis-Matematis: Number Smart
Keterampilan mengolah angka atau menggunakan logika. Kecerdasan ini bermanfaat untuk menganalisis laporan keuangan, memahami perhitungan utang nasional, atau mencerna laporan sebuah penelitian, dan berpikir kritis.

3. Kecerdasan Spasial: Picture Smart
Kemampuan seseorang untuk memvisualisasikan gambar dalam pikiran (dibayangkan) atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Kita membutuhkan kecerdasan ini dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: saat menghias rumah, merancang taman, menggambar atau melukis, dan menikmati karya seni.

4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani: Body Smart
Merupakan kecerdasan seluruh tubuh dan juga kecerdasan tangan. Dalam dunia sehari-hari, kita sangat memerlukan kecerdasan ini, misalnya: membuka tutup botol, memasang bola lampu di rumah, olahraga, dan menari atau keterampilan tangan.

5. Kecerdasan Musikal: Music Smart
Suatu kemampuan menyanyikan lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama atau sekadar menikmati musik.

6. Kecerdasan Antarpribadi: People Smart
Kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain. Kecerdasan antarpribadi ini melibatkan banyak hal, misalnya: kemampuan berempati, kemampuan “membaca orang”, dan kemampuan berteman. Segala jenis pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain, membutuhkan kecerdasan ini.

7. Kecerdasan Intrapribadi: Self Smart
Suatu kecerdasan untuk memahami diri sendiri, kecerdasan untuk mengatahui “ siapa diri saya sebenarnya” untuk mengetahui “apa kekuatan dan kekurangan saya”. Ini juga merupajab kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk memercayai diri sendiri.

8. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart
Suatu kemampuan untuk mengenali bentuk-bentuk alam sekitar kita. Saat kita berkebun, berkemah, atau melakukan proyak ekologi; kita memerlukan kecerdasan ini.


Di atas itu kan jenis-jenis kecerdasan menurut Gadner. Itu baru penelitian menurut keterbataannya manusia. Karena memang manusia memiliki berbagi keterbatasan.  Menurutku kecerdasan itu sangat komplek. Bahkan lebih  rumit dari yang dikira manusia. Sekali lagi itu menurut Mas Katno Giri.

Aku pun  punya hak juga mengira-ira bahwa kecerdasan manusia itu jenisnya jutaan.  Jadi orang sejuta ya  jenis kecerdasannya  sejuta. Keyakinanku bahwa setiap orang pasti punya keunikan masing-masing. Lha sidik jari saja tiap orang berbeda, apalagi kecerdasannya. POKOKNYA YAKIN SAJA BAHWA KITA ADALAH MANUSIA CERDAS DAN LAYAK MENJADI MANUSIA SUKSES SEJATI.

Salam sukses sejati.

Kamis, 20 Februari 2014

Energi Berprestasi oleh Maskatno Giri

As short as I know : To be perfect is impossible, to be  better why not? Menjadi  sempurna tidak mungkin menjadi lebih baik kenapa tidak?

Memang sudah ginaris atau kodrati  menurut Allah swt, bahwa tak ada manusia sempurna. So, bagi kita yang  menginginkan segala  sesuatu itu " prefect", silahkan  bersiap-siap menjadi stress.

Namun, bila kita ingin menghibur diri, kita tidak harus sempurna,  lebih prestasi pun kita pasti  bisa. Orang yang berprestasi cenderung lebih senang, menyenangkan dan terhibur.

Kok muluk-muluk berprestasi bagaimana mas? Untuk makan saja susah kok berprestasi?

Jangan underestimate diri kita dulu  dong! Yakinlah kita pasti bisa!

Lalu, apakah setiap orang bisa menjadi berprestasi? Pokoknya jawabnya pasti bisa. Kita perlu tahu  dulu, apakah prestasi  atau dalam bahasa Inggris dinamakan "achievement" itu. .Menurut oxford dictionary, achivement is a thing done successfully with effort, skill, or courage. Jadi, bila kita menginginkan hidup terhibur seharusnya memiliki motivasi  melakukan sesuatu dengan sukses melalui usaha, keterampilan dan keberanian. Bila seseorang bertekat untuk selalu berusaha secara istiqomah  dengan keterampilan dan keberanian berpeluang besar menjadi pribadi berprestasi.

Energi berprestasi tak akan pernah putus bila seseorang tersebut memiliki jiwa bersyukur.Sekali lagi  bersyukur.  Dengan kata lain orang yang sadar  bahwa hidupnya untuk bersukur, energi hidupnya akan berlipat-lipat. Lalu, karena Allah swt Maha penuh kasih. Dia menambahi  nikmat berupa energi tambahan yang luar biasa, bagi orang yang bersyukur jenis ini, mereka tinggal menanti prertasi hidup yang telah Allah janjikan.

Ini tidak mengada-ada atau menggururi lho! Ora percoyo silahkan coba!

Mudah saja kita menemukan prestasi hidup kita.Walau sifatnya prestasi itu baru kecil. No problem! Sedikit-dikit lama-lam juga menjadi bukit. Salah satu ciri orang yang berprestasi menurutku, dia lebih baik kualitas berpikirnya, ibadahnya, komitmennya, dll. 

Coba kita temukan prestasi kita di keluarga, di masyarakat, di tempat kerja, dll. Kalau kita belum menemukannya, kita perlu evaluasi diri, jangan-jangan kita orang yang berjenis 'CHENG-CHENG POO" Maksudku kita  berjenis pemalas  dalam usaha, merasa paling benar (sombong) malas berdoa, belajar dan tidak memiliki keberaniaan untuk segera berubah menuju kebaikan.

Ayoo berprestasi. SALAM SUKSES SEJATI.

Rabu, 12 Februari 2014

Pendekatan Scientific dan Kriterianya pada Kurikulum 2013

Jujur saja, kalau aku belum pernah mendapatkan pelatihan tentang Kurikulum 2013. Namun, sekolahku  sudah mendapat instruksi menerapkan kurikulum yang masih "asing"ini.

Beberapa bulan yang lalu memang sudah ada keputusan bahwa sekolahku belum diinstruksikan untuk menerapkan kurikulum 2013. Katanya hanya sekolah  tertentu yang harus menerapkannya. Namun, walau aku belum mendapatkan pelatihan sudah banyak info tentang kurikulum yang terkesan dipaksakan ini. Ya tentu melalui  browsing  di dunia maya kita bisa dengan mudah mendapatkan  ilmu.

Yang jelas Kurikulum 2013 sudah disahkan dan penerapan untuk beberapa jenjang pun sudah dimulai di Tahun Pembelajaran 2013/2014. Penerapan kurikulum 2013 ini didasari dengan disadarinya bahwa guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam memfasilitasi siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tantangan ini memerlukan peningkatan keterampilan guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Skenario untuk memacu keterampilan guru menerapkan strategi ini di Indonesia telah melalui sejarah yang panjang, namun hingga saat ini harapan baik ini belum terwujudkan juga. Karenanya, dalam perancangan kurikulum baru ini, pemerintah menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific, karena pendekatan ini dianggap lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.

Pendekatan Scientific Sebagai Cara Efektif  
Pendekatan scientific adalah konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu:
1.      sikap (afektif),
2.      pengetahuan (kognitif), dan
3.      keterampilan (psikomotor).
Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Terdapat tiga model pembelajaran yang digunakan dalam metode pendekatan scientific, yaitu:
a.      Discovery Learning (penemuan)
b.      Project Based Learning (Pembelajaran berbasis proyek)
c.      Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis masalah).
Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang  melandasi penerapan metode ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud  meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran (Menyajikan).
1.       Mengamati

            Mengamati ialah Kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi dan dilakukan dengan cara menggunakan lima indera . Dalam hal ini guru menyajikan perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran. dalam kegitan mengamati, guru menyajikan video, gambar, miniature, tayangan, atau obyek asli. Siswa bisa diajak untuk bereksplorasi mengenai obyek yang akan dipelajari. Terapat dua jenis Pengamatan, yaitu:
                                                              i.      pengamatan kualitatif
                                                            ii.      pengamatan kuantitatif
  2.       Menanya
            Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Pada langkah ini suasana pembelajaran yang berhasil adalah terjadinya komunikasi aktif diskusi materi pelajaran.
3.       Menalar
            Kegiatan belajarnya adalah pertama, mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; kedua, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Pada kegiatan ini siswa akan menalar yaitu menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
4.       Mencoba
            Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen,  membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/ aktivitas, wawancara dengan nara sumber. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Pada langkah pembelajaran ini, setiap siswa dituntut untuk mencoba mempraktekkan apa yang dipelajari
5.       Membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran (Menyajikan)
            Setelah melalui empat proses di atas, pada proses menyajikan inilah, siswa kembali memainkan perannya. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Pada tahapan ini siswa mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa yang telah dipelajari sementara siswa lain menanggapi. Tanggapan siswa lain bisa berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan tentang materi presentasi. Guru berfungsi sebgai fasilitator tentang kegiatan ini. Dalam kegiatan ini semua siswa secara proporsional akan mendapatkan kewajiban dan hak yang sama. Siswa akan terlatih untuk menjadi narasumber, menjadi orang yang akan mempertahankan gagasannya secara ilmiah dan orang yang bisa mandiri serta menjadi orang yang bisa dipercaya. Semua kegiatan pembelajan akan kembali kepada pencapaian ranah pembelajaran yaitu ranah sikap, ranah kognitif dan ranah ketrampilan.

 Kriteria-Kriteria Pendekatan Ilmiah dan Nonilmiah dalam Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran  berbasis  pendekatan  ilmiah mempunyai hasil yang lebih efektif bila  dibandingkan  dengan penggunaan pembelajaran dengan pendekatan  tradidional.  Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada  pembelajaran  tradisional, retensi  informasi  dari  guru  sebesar  10  persen setelah 15 menit  dan  perolehan  pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari  guru  sebesar  lebih  dari  90  persen  setelah  dua  hari  dan  perolehan  pemahaman  kontekstual sebesar 50-70 persen.

Proses  pembelajaran dengan  berbasis  pendekatan  ilmiah harus  dipandu  dengan  kaidah-kaidah pendekatan  ilmiah. Pendekatan  ini  bercirikan penonjolan  dimensi  pengamatan, penalaran, penemuan,  pengabsahan,  dan  penjelasan  tentang  suatu  kebenaran.  Dengan  demikian,  proses pembelajaran  harus  dilaksanakan  dengan  dipandu  nilai-nilai,  prinsip-prinsip,  atau  kriteria  ilmiah.


Sebuah proses pembelajaran yang digenjot oleh seorang guru di kelasnya akan dapat disebut ilmiah bila proses pembelajaran tersebut memenuhi kriteria-kriteria berikut ini.


  1. Substansi atau materi pembelajaran benar-benar berdasarkan fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan  logika  atau  penalaran  tertentu;  bukan  sebatas  kira-kira,  khayalan,  legenda,  atau dongeng semata.
  2. Penjelasan  guru,  respon  peserta  didik,  dan  interaksi  edukatif  guru-peserta  didik harus terbebas dari  prasangka  yang  serta-merta,  pemikiran  subjektif,  atau  penalaran  yang  menyimpang  dari alur berpikir logis.
  3. Mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  berpikir  secara  kritis,  analitis,  dan  tepat  dalam mengidentifikasi,  memahami,  memecahkan  masalah,  dan  mengaplikasikan  substansi  atau materi pembelajaran.
  4. Mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  mampu  berpikir  hipotetik  (membuat dugaan) dalam  melihat perbedaan,  kesamaan,  dan  tautan  satu dengan  yang lain  dari  substansi  atau  materi pembelajaran.
  5. Mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  mampu  memahami,  menerapkan,  dan mengembangkan  pola  berpikir  yang  rasional  dan  objektif  dalam  merespon  substansi  atau materi pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-jawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.
Kemudian, sebuah proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah yang meliputi intuisi, penggunaan akal sehat yang keliru, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.


1. Intuisi.

Intuisi sering dimaknai sebagai kecakapan praktis yang kemunculannya bersifat irasional dan individual. Intuisi juga bermakna kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang atas dasar  pengalaman  dan  kecakapannya.  Istilah  ini  sering  juga  dipahami  sebagai  penilaian terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara cepat dan berjalan dengan sendirinya. Kemampuan intuitif itu biasanya didapat secara cepat tanpa melalui proses panjang dan tanpa disadari. Namun demikian, intuisi sama sekali menafikan dimensi alur pikir yang sistemik.
2. Akal sehat.
Guru dan peserta didik harus menggunakan akal sehat selama proses pembelajaran, karena memang hal itu dapat menunjukan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang benar. Namun  demikian,  jika  guru  dan  peserta  didik  hanya  semata-mata  menggunakan  akal  sehat dapat pula menyesatkanmereka dalam proses dan pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Prasangka.
Sikap,  keterampilan,  dan  pengetahuan  yang  diperoleh  semata-mata  atas  dasar  akal  sehat (comon sense) umumnya sangat kuat dipandu kepentingan seseorang (guru, peserta didik, dan sejenisnya) yang menjadi pelakunya. Ketika akal sehat terlalu kuat didomplengi kepentingan pelakunya, seringkali mereka menjeneralisasi hal-hal khusus menjadi terlalu luas. Hal  inilah  yang  menyebabkan  penggunaan  akal  sehat  berubah  menjadi  prasangka  atau pemikiran skeptis. Berpikir skeptis atau prasangka itu memang penting, jika diolah secara baik. Sebaliknya akan berubah menjadi prasangka buruk atau sikap tidak percaya, jika diwarnai oleh kepentingan subjektif guru dan peserta didik.
4. Penemuan coba-coba. 

Tindakan  atau  aksi  coba-coba  seringkali  melahirkan  wujud  atau  temuan  yang  bermakna. Namun  demikian,  keterampilan  dan  pengetahuan  yang  ditemukan  dengan  caracoba-coba selalu bersifat tidak terkontrol, tidak memiliki kepastian, dan tidak bersistematika baku. Tentu saja,  tindakan  coba-coba  itu  ada  manfaatnya bahkan  mampu  mendorong kreatifitas.Karena itu,  kalau  memang  tindakan  coba-coba  ini  akan  dilakukan,  harus  diserta  dengan  pencatatan atas setiap tindakan, sampai dengan menemukan kepastian jawaban. Misalnya, seorang peserta didik mencoba meraba-raba tombol-tombol sebuah komputer laptop, tiba-tiba dia kaget komputer laptop itu menyala. Peserta didik pun melihat lambang tombol  yang  menyebabkan  komputer  laptop  itu  menyala  dan  mengulangi  lagi  tindakannya, hingga dia sampai pada kepastian jawaban atas tombol dengan lambang seperti apa yang bisa memastikan bahwa komputer laptop itu bisa menyala. Baca juga tentang trial and error (penemuan coba-coba) di artikel ini.

5. Berpikir kritis.

Kamampuan  berpikir  kritis  itu  ada  pada semua  orang,  khususnya  mereka  yang normal  hingga  jenius.  Secara  akademik diyakini  bahwa  pemikiran  kritis  itu umumnya  dimiliki  oleh  orang  yang bependidikan  tinggi.  Orang  seperti  ini biasanya  pemikirannya  dipercaya  benar oleh  banyak  orang.  Tentu  saja  hasil pemikirannya  itu  tidak  semuanya  benar, karena  bukan  berdasarkan  hasil esperimen  yang  valid  dan  reliabel  karena pendapatnya  itu  hanya  didasari  atas pikiran yang logis semata

Selasa, 11 Februari 2014

"The Secret of Happiness" (Rahasia Hidup Bahagia) Terinspirasi dari "Chicken Soup for the Teenage Soul"

Baru  saja aku membaca buku  "Chicken Soup for the Teenage Soul" versi bahasa Inggris. Buku ini sebetulnya untuk kalangan remaja. Walau aku sudah tua aku sangat suka membacanya, sekaligus aku ingin memperbaiki  penguasaan  kosa kataku yang sudah banyak menurun.

Salah satu  judul tulisan memuat "The Secret of Happiness". Judul ini memuat cerita fiksi. Yang kuceritakan di sini bukan sebuah terjemahan tapi buah  inspirasi dan motivasi dari membaca  pembelajaran hidup  melalui sebuah buku.

Alkisah ada  seorang gadis kecil yang  miskin  sejak bayi  ditinggal oleh   kedua ortunya. Hidupnya terasa kesepian, jarang orang lain yang peduli dengan penderitaanya.

Suatu hari,  si gadis miskin ingin menghibur diri di hutan. Dalam perjalanan, dia  menemukan seekor kupu-kupu kecil yang malang tersangkut di duri pohon. "Aduuh  kasihan kamu? Kamu pasti saki!t. Ayo aku bantu, supaya kamu bisa terbang leluasa  dan bahagia, dan jangan seperti aku yang hidup dalam kesendirian!".

EEeeh setelah  kupu-kupu kecil terlepas dari duri, dia berubah menjadi sosok peri yang cantik.

"Aduuh gadis cantik yang baik hati. Kamu berjiwa mulia. Maka mintalah apa yang kau mau, pasti akan kubantu dan akan menjadi kenyataan". Kata si peri

Gadis kecil terkesima dengan kecantikan peri, lalu spontan menjawab. "Terima kasih! Aku tidak minta apa-apa. Aku cuma ingin bahagia, saat ini aku hidup dalam kesendirian dan nestapa"

Peri cantik menjawab, "It's very easy! itu permintaan keciiiiiil!,  dan aku berjanji akan membantumu untuk menjadi manusia yang bahagia selamanya. Ayo mendekat  kesini aku bisikkan  suatu mantera dan hapalkan -SING PENTING URIP, TERUS  NEKAT SAJA DADI WONG SING PIGUNO -. Juga kamu jangan lupa bahwa kamu harus rajin berdoa".

Mengangguk tanda setuju. Mulai saat itu, si gadis miskin termotivasi dan menghapalkan manteranya dan juga rajin berdoa. Dia  sudah bertekat menjadi orang yang ada gunanya untuk orang banyak.

"EEEh sudah ada efeknya langsung.  Baru mengangguk sekali saja sudah ada efek bahagia. Padahal belum dipraktikkan.  Wah itu namannya peri yang jjooos, nasihatnya mujarab"

Mulai saat itu  si gadis malang berubah menjadi periang, tak ada waktu untuk  sia-sia. Tekatnya membara menjadi manusia berguna.

Senin, 10 Februari 2014

Selamat Menyambut dan Menyukseskan "TEFLIN 2014 di Solo"

Mari sukseskan TEFLIN ke 61 di SOLO.
Ketua Panitia Prof. Dr. Joko Nurkamto, M. Pd bersama Maskatno Giri dalam acara sosialisasi TEFLIN ke 61.
Photo
Photo

Selamat Menjalani Saja Kurikulum 2013

"Kurikulum kok gonta-ganti  terus tho pak, nggawe bingung!" Itulah kata sobatku di suatu kesempatan.

"Uripki mung mampir ngguyu, pokoke jalani wae, panjenengan bingung?  Aku wae yo bingung kok!" Jawabku singkat.

Kebingungan  para guru di sekolahku  bukan tanpa alasan. Beberapa bulan lalu ibu kepsek mengatakan  bahwa  sekolah kita masih menggunakan KTSP. Sedangkan Kurikulum  2013 hanya diberlakukan pada sekolah tertentu atau yang ditunjuk.

"EEEEEEh! lha kok ono odo-odo, di tengah perjalanan ganti-ganti kebijakan maneh, esuk dele sore tempe , iki piyeeee. mumet- mumeeet! , Wah yo paling yo ono tunggale sing mumet".

"Ora opo-opo sing penting gajine guru lancar. Dana sertifikasi lancaar. EEEEh tapi tahun 2012 dana sertifikasi  kab Wonogiri isih  kurang  sebulan diutang opo dikemplang yo?, padahal temenku ada yang sudah meninggal. Awas sopo sing nylewengke  dana serifikasi bakal diprimpeni arwahe koncoku, dioyak-oyak malaikat. Ditagih neng akherat".
-----------------
Apapun kondisinya.Mari kita sambut  kurikulum 2013. Aku juga belummendapat  pelatihan kur 2013. Katanya sih beda. memang beda aku sudah belajar sendiri dari internet. 

Yang jelas dalam kurikulum 2013 akan diberlakukan penambahan jam pelajaran. Hal ini dapat dijadikan sebagai pencegahan anak berbuat menyimpang, misalnya main berlebihan hingga tidak melaksanakan kewajibannya. Dengan penambahan jam pelajaran tersebut, guru akan lebih leluasa untuk melakukan proses pembelajaran dengan siswa. Semua permasalahan diselesaikan di sekolah.

Dengan waktu yang banyak maka ilmu yang diperoleh siswa akan lebih banyak juga dan siswa akan lebih paham serta memaknai materi. Dengan penambahan jam pelajaran ini juga dapat menghalangi siswa untuk tawuran karena dalam pembelajaran guru menciptakan suasana bersahabat, cinta damai, serta peduli. Lama kelamaan anak akan berfikir dan dapat membentuk karakter bangsa yang baik.
No
Kurikulum 2013
KTSP
1
SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2
Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4
Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5
Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
TIK sebagai mata pelajaran
7
Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8
Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
Penjurusan mulai kelas XI
10
BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

Kamis, 06 Februari 2014

Mantera Ajaibku "Sing penting urip, terus nekat sajalah"

Dulu sengsara, sekarang aku bahagia. Ingin tahu kenapa? Modalnya cuma doa dan mantera. "Sing penting urip, terus nekat sajalah". Inilah manteraku dalam mengarungi kehidupan ini. Kenapa aku memiliki mantera kok agak aneh? "sing penting urip terus nekat saja?" Bagiku kata itu pantas untuk orang selemah aku. Tapi walau lemah aku harus menatap masa depan dengan"nekat dan kuat".

Setiap orang punya sejarah sendiri-sendiri. Ada orang yang lahir dari keluarga miskin tapi dianugerahi  oleh Allah swt kecerdasan luar biasa. Ada juga yang dilahirkan dari keluarga kaya  dianugerahi kecerdasan yang luar biasa pula. Tapi kalau aku, ini agak beda. Sudah dilahirkan dari keluarga miskin yang anaknya banyak, ditambah lagi kecerdasan, postur tubuh dan  wajahnya pun  pas-pasan.

Sabar-sabar-sabar. Allah pasti Maha Adil. Tidak mungkin aku PRODUK GAGAL. Pasti Allah swt memilki sekenario hidup yang luar biasa. Walau terus terang saja,  aku di waktu remaja meragukan keadilan Tuhan. Aku pernah mengatakan bahwa "Allah itu tidak adil terutama kepadaku".  Ini mungkin karena aku tercipta dengan  banyak keterbatasan dan kelemahan. Aku sering mengeluh sudah miskin, kurang cerdas wajahpun tidak ganteng juga, maksudku walau aku tidak cacat tapi wajahnya pas-pasan saja.

Masa lalu yang tak terlupakan. Inilah kisah nyata masa lalu sebagai bahan curhatku. Perjalananku yang berliku dari kecil sampai menjadi guru.

Saya dulu tidak hanya miskin tapi sangat miskin. Salah satu penyebab kemiskinan ortuku adalah memiliki banyak anak. Ini bukan bohongan. Pokoknya sejak aku usia SD sampai kuliah, aku bisa merasakan sangat jauh dari kata pas-pasan. Serba kekurangan di berbagai bidang, tidak hanya  untuk kebutuhan makan.

Aku dari kecil memang kurang gizi. Aku  adalah  anak terakhir dari 7 bersaudara kandung. Dilahirkan  dari pasangan petani dan buruh. Kedua ortu tidak mengenyam pendidikan formal. Kala itu ibu melahirkanku di usia mendekati menopause. Sedang  kakak-kakakku sudah memiliki banyak anak. Ada juga kakakku yang memiliki 10 anak. Wajar saja aku " kurang kopen" dan kurang gizi. Kini usia ibuku sekitar 90 tahun.

Di kala SD sampai SMP, aku termasuk paling kecil  alias "bengkring" tubuhnya "memel" alias memelas. Kurang lebih seperti orang Ethiopia saat kelaparan. Karena usia SD ortu sudah tua. Kata orang,  ortuku  pantas menjadi kakek- nenekku. Mereka  kurang peduli mau sekolah ke mana?SMP  atau apa?, karena mereka tidak mampu membiayaiku. Ortuku menyerahkan kepada kakakku.

Namun, kakakku laki-laki ada satu yang belum menikah sanggup membiayaiku untuk melanjutkan ke SMP. Akhirnya aku sekolah di SMP paling favorit di kota kecilku SMPN1 Baturetno Wonogiri. Oh ya, saat aku di kelas satu SMP prestasiku hancur karena tidak pernah belajar. Sudah tidak cerdas malas belajar.  Aku masih ingat aku pernah di rangking 20.

Sungguh malu aku. Sudah miskin bodoh lagi. Di suatu saat bulan ramadlan setelah kenaikan kelas ke kelas 2 aku diajak  ikut semacam training spiritual di Solo. Luar biasa hasilnya! Sangat beda, Aku yang merasa  tidak cerdas dan memang kenyataanya begitu. Setelah pulang ke  Baturetno, aku  sangat bersemangat dalam belajar dan beribadah. Ternyata motivasi spiritual di Solo  sangat membawa efek positif.

Aku berubah  total, aku menjadi remaja yang sangat rajin. Hasilnya aku mendapat juara 2 di saat kelas 2. Sampai di kelas 3 aku termasuk berprestasi karena sangat rajin dalam belajar. Aku sadar kok kalau nilaiku lumayan karena nekat sekali dalam belajar. Bahkan, ketika aku menggembala kambing banyak buku yang kubawa dan kubaca.

"Sabar sik, aku tidak punya biaya untuk meneruskan ke SMA, kamu berhenti saja setahun dulu. Uangku untuk nyaur utang,  karena keluarga kita baru kena musibah". Itulah kurang lebih kata-kata kakakku yang membiayaiku selama di SMP.  Memang  keluargaku miskin, masih ditambah lagi kakaku (yang menjadi sopir) sakit berbulan-bulan di rumah sakit,  karena tabrakan. Sudah miskin semakin miskin, terjatuh dan tertimpa  tangga beserta  temboknya.

Setahun berlalu. Janji kakaku tidak ditepati, karena kondisi ekonomi belum juga membaik. Aku akhirnya tidak  langsung bersekolah  ke SMA seperti harapanku. Aku diajak merantau ke Solo. Akhirnya aku cuma dikursuskan di bengkel/ reparasi radio TV. Padahal aku tidak begitu merasa berbakat dan berminat dibidang teknik. Namun, aku juga pernah dipercaya menjadi teknisi oleh pengusaha Cina dalam pembuatan interkom saat itu. 

Aku masih menyimpan dendam positif. Aku bertekat aku harus sekolah. Singkat cerita aku menjadi penjual koran dan loper koran sambil sekolah di salah satu SMA suasta favorite di Solo, tepatnya SMA MTA1 Surakarta. Sebelum subuh aku sudah trbiasa bangun, lalu keliling kota Solo. Sampai di asrama sekitar pukul 6.45. Ooh ya ketika di SMA aku tinggal di asrama gratis, tapi kalau untuk makan tentu harus usaha sendiri.  Hasil pendapatan dari koran sudah terlampau cukup untuk membayar SPP. Jadi dari mendaftar sekolah sampai lulus SMA aku  belum pernah minta uang ke orang tua atau kakakku. Bukan ortuku kikir. Memang mereka hidup dalam kemiskinan.

Oh ya aku ditempatkan dijurusan A1 (atau ipa fisika) ketika SMA. Walau aku tidak begitu berbakat dibidang ilmu pasti, tapi aku nekat dan yakin pasti bisa mengikuti. Walau nilai pas-pasan, nilaiku tak  begitu jelek dalam bidang ilmu exact. Mungkin salah satu penyebabnya aku pelajar yang paling sibuk. Bahkan samapi mandi  pagi  pun cuma kadang-kadang. Setelah loper koran langsung  ke sekolah.

Setelah lulus aku ingin kuliah. Aku sudah menabung. Terkumpul sekitar 150 ribu. Kata temanku untuk membayar kuliah pertama di PTN sekitar 200 ribu cukup. Tapi aku memastikan diri harus diterima di PTN. Nekat saja  aku mendaftar lewat jalur UMPTN dengan uang sendiri pasti bisa. EEEEh ! aku lolos UMPTN, aku diterima di jurusan Pend Bahasa Inggris UNS Solo.Aku juga mendaftar di PGSD UNS juga diterima.

Singkat cerita aku kuliah di FKIP pend B Inggris. Aku sempoyongan kuliah sambil kerja, prestasi sangat pas-pasan. Alhamdulillah Dosenku  (yang terhormat  Ibu Dra,Dewi R, M Ed. Phd)  tahu beban hidupku. Kuliah cari makan sendiri, biaya SPP sendiri  sangat berat.  Beliau membantuku  mencarikan bea siswa TID/ Ikatan Dinas. Alhamdulillah aku menerima  bea siswa TID. Kupastikan aku harus cepat lulus walau IPK jauh dari ideal. Karena  masa depanku sudah menjanjikan: setelah lulus pasti sbg guru PNS.

Tahun 1998 aku lulus dari FKIP B Inggris dengan nilai pas-pasan. Namun aku bangga juga karena selama kuliah aku  belum pernah minta uang kepada ortuku dan kakak2ku. Aku tercatat sebagi daftarpenerima TID terakhir yang diakui dan tahun 2000 aku ditempatkan di SMAN 1 Girimarto.

Alhamdulllah. manteraku " SING PENTING URIP DAN NEKAT SAJA" membawa pembelajaran positif. Mohon maaf bagi pembaca.  Ini cuma curhat menulis dan NEKAT  MENULIS.

CERITANYA MASIH  AKAN  BERLANJUT................... Akhirnya bisa juga aku kuliah di S2 Pend bhs Inggris UNS......

Haaaaaa,hhhaaaaa dulu sengsara sekarang bahagiaaa. Alhamdulillah.





Selasa, 04 Februari 2014

Maskatno Giri Motivator "modal nekat" diamanati "memotivasi" oleh para seniornya di SMAN 3 Wonogiri


Wonogiri. Selasa 3/02/2014 SMAN 3 Wonogiri mengadakan kegiatan ilmiah plus innovatif. Kegiatan tersebut  direncanakn berlangsung selama tiga hari. Di hari pertama atau hari Selasa tersebut,  Maskatno Giri diamanati menjadi pembicara tunggal dan pertama.                                                                                                                                                                                                                       
Motivasi  Pengajar  Dalam Melakukan Pembelajaran Innovatif dan Kepenulisan  Penelitian Tindakan Kelas adalah tema yang diusung di hari pertama tersebut.

Adapun kegiatannya adalah  sharing pengalaman pribadi dari Maskatno dalam mengikuti lomba kepenulisan, juga pemaparan contoh laporan penelitan dan praktik langsung dalam pembuatan proposal kegiatan penelitian
Sebelum kegiatan dimulai Maskatno Giri memberikan tanda kenang-kenangan berupa  satu buku motivasi  yang  diserahkan oleh  Maskatno sendiri kepada Kepala Sekolah SMAN 3 Wonogiri Drs. Pujo N M. Pd.

Walaupun para guru didominasi oleh guru-guru senior, mereka tampak aktif mengikuti instruksi pembicara. Sebagai reward bagi aktifis kegiatan dijanjikan dua buku motivasi sebagai  hadiah.

Walau sampai sore, para peserta masih enerjik mengikuti kegiatan. Namun hujan turun yang sangat deras menganggu konsentrasi para ibu guru. Akhrinya kegiatan dipercepat samapi sekitar jam empat  tidak sampai jam 18 00


Rabu, 29 Januari 2014

Teman-Temanku Engkau Berhati Mulia

Aku punya bermacam-macam jenis teman. Menurut penilaainku  yang mendominasi di antara  teman-temanku adalah jenis manusia yang baik  dan luar biasa. Ini menurut ukuran subjektifku. Walau ada  sedikit   di antaranya  agak medit, cethil atau kikir.

Kalau teman yang kikir tentu tidak menarik  untuk dibicarakan. Dia hanya menarik bagi mereka yang suka ngrasani. Sebab beberapa bulan lalu di antara temanku yang cethil atau medit dimintai umbruk (infaq kebersamaan) saja  tidak peduli. Memang sebetulnya menyebalkan sudah kaya kok kikir.

Tulisan di  blog ini untuk memotivasi diri, maka yang akan kuceritakan yang  menarik, menginspirasi dan yang baik-baik  saja.

Tadi siang di antara teman-teman: bapak dan ibu guru yang baik hatinya, di kantor menceritakan salah satu siswi yang memakai sepatu JEBOL alias tidak layak pakai. Aku juga heran, kenapa dia PD saja memakai sepatu yang sudah  menkap-mengkap seperti buaya. Sebetulnya aku sudah tahu  seminggu yang lalu  tapi aku lupa untuk kusampaikan ke teman-teman. Eeeh kesempatan hari ini ada yang cerita tentang sepatu milik siswi tersebut.

Spontan dari salah satu temanku:  "Ayo umbruk seikhlasnya kita gotong royong membelikan sepatu".   "Aku juga siap!" Sahutku.   Benar dalam hitungan detik sudah terkumpul seratus ribu. Padahal cuma empat orang sudah bisa memabantunya "Ayo suruh anak! dia dipanggil ke sini!"

Setelah sampai di kantor. Si siswi tersebut ditanyai alamat rumah dan pekerjaan dari ortunya oleh salah satu temanku. Ternyata benar sesuai dugaan, dia hidup dalam kemiskinan. Ortunya petani yang jauh dari hidup layak. Yang menarik bagi guru, siswi tersebut berjiwa penolong. Ada di antara teman dekatnya yang cacat, namun dia  terbiasa menolongnya dengan suka rela.

Di dekat meja bu guru. "Aku ki tertarik  sama kamu. Kamu orangnya baik hati. Rumahmu mana?"....EEh Mbak nanti sore ke toko sepatu dan beli sepatu, ini infaq dari  bapak dan ibu guru" Itulah  pernyataan singkat dari salah satu ibu guru.

"Ada apa to Bu? Aku tadi deg-degan kenapa aku dipanggil, terima kasih bu!" Dengan mata berbinar dia meninggalkan kantor.

Sungguh luar biasa teman-temanku. Rasanya di zaman sekarang agak sulit para guru punya jiwa peduli. Namun, di kantorku masih banyak di antaranya bukan guru yang egois. Selamat berjuang para guru luar biasa.