DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 15 Agustus 2014

Ingin Bahagia? Milikilah Istri Shalihah

Kalau belum terlanjur menikah, sebaiknya benar-benar harus hati-hati dalam memilih  calon istri. Pilihlah istri yang shalihah. Kalau cari istri yang shalihah sulit. Berdoalah agar dihadirkan istri yang shalihah.  Tapi kalau masih kesulitan! Cari istri  yang  baik yang mendekati shalihah.  Lalu kenapa aku repot-repot menasihati demikian?.

Di blog pribadi  Maskatno Giri berbagi. Cuma ridlo ilahi rabbi yang kunanti. Aku memiliki belas kasihan kepada kaum pria. Ya aku bener-bener kasihan kalau para pria tidak bahagia hidupnya. Ada banyak kisah, di antaranya  adalah  beberapa dari sobat dekatku. Sampai  saat ini kehidupan rumah tagganya kurang bahagia. Dan salah satu penyebab utamanya dia  memiliki istri yang tidak baik (baca: tidak shalihah). Lalu bagaimana dengan  aku?.  Apakah istriku termasuk yang shalihah? Dan apakah  rumah tanggaku bahagia?

Sebelumnya, aku mau bercerita bahwa semasa muda aku memiliki ketakutan, jangan-jangan kehidupanku tidak  bahagia. Aku termasuk termasuk pemuda kuper, minder dll.   Aku belum pernah punya pacar apalagi pacaran. Namun,  saat muda aku sudah  meyakini bahwa  kunci bahagia dalam rumah tangga  jika suami beristrikan wanita shalihah. Maka saat itu aku terus menerus berdoa  bila aku menikah, supaya Allah SWT menakdirkanku untuk memiliki istri yang shalihah. Aku pun juga sadar, aku belum seideal sebagai pemuda shalih. Maka aku belajar  dan berusaha  menjapai keshalihan, sehingga Allah mengabulkan doaku bahwa aku memang layak mendapatkan istri shalihah.

Allah itu Maha Kuasa, Maha Mendengar dan Maha Penuh Kasih. Doaku dikabulkanNya. Aku tidak perlu repot-repot mencari  calon istri. Aku sudah diberi karunia yang luar biasa. Ya akhirnya  aku dijodohkan tanpa proses pacaran. Dan Insya Allah istriku adalah wanita cantik dan shalihah. Menurutku, walau tidak sempurna, istriku adalah  wanita luar biasa. Ya paling tidak mendekati ciri-ciri wanita shalihah yang telah digambarkan oleh  rasulullah SAW.

Menurut nabi SAW, wanita shalihah adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia. Abdulah ibn Amr r.a. menuturkan bahwa Rasuullah saw, pernah bersabda :
Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR Muslim)
Subhanallah, tak terasa usia pernikahanku sudah belasan  tahun. Aku meresapi hadits di atas terebut. Apapun yang kita punya, entah rumah atau kendaraan mewah, tanpa wanita shalihah terasa hampa. Aku memiliki keyakinan diri bahwa  wanita  yang tidak shalihah hanya akan menimbulkan  sengsara baik di dunia apalagi di akhirat. 

Lalu bagaimana sebaiknya  bagi yang sudah menikah, namun kenyataanya istrinya bukan wanita shalihah? Ya tentu tugas suami adalah mendidik, mengarahkan, memotivasi istri, agar dia siap dan mau menjadi istri yang shalihah. Bagaimana kalau istri kita sulit dididik menjadi istri yang shalihah? 

Ya tentu kita harus bersabar dulu. Jangan tergesa-gesa cari istri lagi! Si suami   perlu intropeksi apakah dia juga sebagai lelaki yang shalih. Tidak perlu banyak  menuntut orang lain dulu sebelum kita menjadi orang yang baik terlebih dulu.

Sebagai sarana pembelajaran bagi suami dan istri, berikut ini  beberapa  karakter wanita shalihah yang berdasar pada   Al Qur'an dan As Sunnnah

PERTAMA: Beriman dan menaati Allah dan suaminya.
Allah SWT, berfirman : “Laki-laki adalah pemimpin wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka. Oleh karena itu, wanita yang sholihah adalah yang menaati Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka.” (QS An Nisa’ 4:3).

Abu Umamah juga menuturkan bahwa nabi SAW, pernah bersabda : “ Tidak ada sesuatu yang lebih memberikan manfaat kebaikan bagi seorang mukmin setelah ketakwaannya kepada Allah daripada seorang istri sholihah, jika ia memerintahnya, ia menaatinya, jika ia memandangnya, ia menyenangkannya, jika ia menggilirnya ia memuaskannya, jika ia meninggalkannya ia akan memelihara dirinya dan harta suaminya.” ( HR Ibn Majah).
“Ketika seorang Muslimah meninggal dunia, sementara suaminya meridhoinya, ia pasti akan dimasukan ke dalam surga. Dalam hal ini Ummu Salamah menuturkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda : “Wanita mana saja yang meninggal, sementara suaminya meridhoinya, ia pasti masuk surga.” (HR At Timidzi).

KEDUA : Berhias untuk suaminya.
Abu Hurairoh r.a. juga pernah menuturkan bahwa Nabi saw, pernah ditanya,
“ Wanita manakah yang paling baik?” Beliau menjawab : “Yaitu wanita yang menyenangkan suaminya jika suaminya memandangnya, yang menaati suaminya jika suaminya memerintahnya, dan yang tidak bermaksiat kepada suaminya menyangkut dirinya dan harta suaminya.” ( HR Al Hakim).

KETIGA : Memelihara rumah, diri, dan harta suaminya.
Nabi SAW bersabda : “Setiap diri kalian adalah pemimpin, masing-masing bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin ia bertangguang jawab atas yang dipimpinnya. Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin keluarganya, ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang wanita (istri) adalah pemimpin (pengurus) rumah suaminya dan anak-anaknya ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya” (HR Bukhori dan Muslim).

KEEMPAT : Membantu suaminya dalam urusan akhirat.
Rasulullah SAW, bersabda : ” Hendaknya salah seorang diantara kalian mempunyai qalbu yang bersyukur, lisan yang senantiasa berzikir , dan istri yang beriman yang dapat membantumu dalam urusan dalam urusan akhirat” (HR Ibnu Majah).

KELIMA : Memiliki bekal agama yang baik.
Rasulullah bersabda : “ Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya karena kecantikan itu akan menjadikannya berlebihan, janganlah kalian menikahi wanita karena hartanya karena hartanya itu akan membuatnya membangkang. Nikahilah wanta atas dasar agamanya. Sesungguhnya seorang hamba sahaya perempuan yang hitam legam yang memiliki kebaikan agama adalah lebih utama” (HR Ibn Majah).
Abu Adzinah Ash Sudfi menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “ Sebaik-baiknya istri kalian adalah yang penyayang, banyak anak (subur), suka menghibur dan membantu jika ia bertaqwa kepada Allah” (HR Al Baihaqi).

KEENAM : Bergaul secara baik dengan suaminya untuk memelihara keridhaannya.
Rasulullah bersabda “Diantara kebaikan pergaulan wanita terhadap suaminya adalah ia tidak berpuasa sunah jika suaminya berada di rumah , kecuali seizin suaminya, juga tidak mengizinkan mahramnya berada di rumah suaminya kecuali seizin suaminya, jangan pula ia mengundang seseorang ke rumah suaminya, kecuali seizin suaminya” (HR Al Bukhori dan Muslim).

Selain itu sikap istri yang baik pada suaminya yaitu ia tidak mendirikan shalat sunat pada malam hari, kecuali seizin suaminya . Rasulullah bersabda : “ Janganlah seorang wanita mengizinkan seseorang berada di rumah suaminya kecuali dengan izin suaminya dan janganlah ia bangkit dari tempat tidurnya lalu mendirikan sholat sunat kecuali dengan izin suaminya. ( HR Ath Thabrani).
Diantara kebaikan pergaulan seorang istri terhadap suaminya yaitu keridhoannya jika suaminya memarahinya. Rasulullah bersabda” Ingatlah, aku telah memberitahu kalian tentang istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang, banyak anak (subur), dan banyak memberikan manfaat kepada suaminya, dan jika ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia segera datang hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata “ Demi Allah aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhoiku. (HR Al Baihaqi).

KETUJUH : Tidak menyusahkan atau menyakiti suaminya.
Muadz bin Jabal menuturkan bahwa Nabi SAW, pernah bersabda : “ Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia kecuali istri-istri suaminya dari para bidadari surga berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu. Sesungguhnya bagimu akan segera datang tamu kematian yang akan memisahkanmu dengan suamimu dan mengembalikannya kepada kami” (HR AT Tirmidzi).

KEDELAPAN: Tidak mengadukan suaminya atau tidak banyak menuntut suaminya.
Said Ibn Al Musayyab menuturkan bahwa seorang anak perempuan pernah datang kepada Nabi SAW dan mengadukan suaminya . Nabi SAW kemuadian bersabda “ Kembalilah engkau, Sungguh aku tidak menyukai wanita yang menyeret ekornya untuk mengadukan suaminya. “ (HR Sa’id bin Al Musayyab).

KESEMBILAN : Tidak Banyak keluar rumah, kalaupun keluar rumah atas sejin suaminya
Nabi bersabda yang artinya: "Tidak halal bagi seorang wanita untuk berada di rumah suaminya sedangkan suaminya tidak suka (ridha) dan janganlah ia keluar rumah dalam keadaan suaminya tidak ridha. Janganlah mentaati seorangpun di rumah suaminya (selain suaminya), janganlah ia menjadikan suaminya gusar, janganlah ia menjauhi ranjang suaminya dan janganlah ia merugikan suaminya walaupun ia (suaminya) lebih dhalim darinya (wanita) sampai (si isteri) mencari keridhaan suami. Maka jika suami ridha dan menerimanya, maka itu suatu kenikmatan baginya (wanita). Allah akan menerima udzur-udzurnya dan akan berserilah wajahnya dan ia tidak berdosa, tapi jika suami menolak untuk ridha kepadanya maka sungguh ia telah menyampaikan udzur-udzurnya." Hadits Hasan dikeluarkan Baihaqi dalam "Sunan"nya (7/293) dan Hakim (2/189-190) dari jalan 'Atha bin Abu Muslim al-Khurasany dari Malik bin Yakhamir as-Saksaky dari Mu'adz bin Jabal secara marfu' Bahkan Ibnu Taimiyah berkata: "Jika isteri keluar rumah suami tanpa seijinnya maka tidak ada hak nafkah dan pakaian"..
Itulah ciri ciri wanita yang berman dan shalihah, dan janji Allah surga tempat kembalinya.
“ Allah pasti akan memasukan mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Alahpun menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Yang demikian itu sesungguhnya di sisi Allah merupakan keberuntungan yang besar. (TQS Al Fath 48 : 5)
Wallahu a’lam bishowab. Semoga bermanfaat. Salam sukses sejati!

Selasa, 12 Agustus 2014

Menuju Keluhuran Dengan Meresapi Pitutur Jawa

Belajar dari mana saja sumbernya. Ternyata pembelajaran hidup yang bersumber dari budaya Jawa sangat luar biasa. "Nguri uri budoyo Jawi supoyo mukti ing tibo mburi, wong Jowo ojo ilang Jowone. Ojo lali, amrih biso mulyo kanthi netepi wulangan sae. Jowo kang sugih ing pitutur luhur ojo dilerwake". Itulah kata-kata yang tertanam dan hafal di  otakku, karena aku memang dari Jowo tulen tur Ndeso. Aku asale soko Baturetno Wonogiri.

Untuk memperkaya wawasan nasihat keselamatan, aku tidak bosan meningkatkan diri penegetahuan motivasi dari motivasi BOSO JAWI. Baru saja aku  "hunting" kata-kata motivasi dan kutemukan  di FB sobatku dan aku sudah mohon izin untuk mengkopi  dan  berbagi motivasi.

PITUTUR LUHUR BAHASA JAWI untuk memotivasi diri sendiri.  Itulah  salah satu motto hidup Maskatno Giri. Minimal postingan ini akan bermanfaat untuk diriku sendiri. Lebih jauh lagi  tulisan ini juga bermanfaat untuk keluargaku, semoga  bagi pembaca yang setia bersama Maskatno Giri

1. Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik)
2. Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
3. Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dgn sikap bijak, lembut hati dan sabar)
4. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpa Bondho (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan).
5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
6. Ojo Gumunan, Ojo Getunan, ojo Kagetan, ojo Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
7. Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
8. Ojo Kuminter Mundak Keblinger, ojo Cidro Mundak Cilako (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).
9. Ojo Milik Barang Kang Melok, Ojo Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
10. Ojo Adigang, Adigung, Adiguno (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti)....

Senin, 11 Agustus 2014

Popularitas Beracun, Suatu Pembelajaran Hidup Dari Aa Gym

Alhamdulilah  aku bukan orang yang populer. Menjadi orang biasa saja terkadang pusing, apalagi menjadi orang terkenal. 

Kita pun bisa belajar dari berbagi sumber inspirasi antara lain dari berbagai  macam idola,   baik  mereka itu berasal dari  luar negeri maupun negeri sendiri. Kita sudah banyak yang tahu bagaimana nasib tragis Michael Jackson.  Demikian juga artis muda  negeri kita Marshanda.  Eeeeeeh ternyata!

Namun, aku ingin banyak belajar dari salah satu tokoh populer : Aa Gym. Ya bener, saat muda aku termasuk penggemar Aa Gym, bahkan aku mengoleksi banyak   kasetnya.  

Di suatu  wawancara di salah satu siaran  TV suasta SATU JAM LEBIH DEKAT di TV One   Aa Gym berbicara secara jujur,   "Saya Kapok Jadi Orang Terkenal." 

Aa Gym berkesimpulan bahwa sesungguhnya lebih beruntung   bagi  orang yang lebih  dekat kepada Allah.  Karena   Aa Gym  telah mengalami sendiri dia merasa dekat kepaaNya setelah tidak lagi populer.

Memang, Aa Gym dulu  sangat terkenal. Namun di tengah popularitas itu, dia merasa hidupnya hampa. Kualitas imannya menurun, waktu bersama keluarga hampir tak pernah ada. Bahkan ia nyaris tak ada waktu untuk mengelola pesantren yang ia dirikan.

Aa Gym bercerita bahwa di suatu saat  ada orang yang mengajaknya kembali berjuang untuk menjadi orang populer, Aa Gym dengan tegas menolak, "Saya sudah merasakan jadi orang terkenal, dan saya tidak bahagia dengan hal itu. Justru, kondisi seperti sekaranglah yang membuat saya bahagia."

Aa Gym  pernah menandaskan, "Uang dan popularitas hanyalah efek samping dari kerja keras kita." Karena itu, efek samping tak perlu dikejar.

Namun bila takdir mengharuskan kita jadi orang populer, maka manfaatkan itu untuk beribadah dan berdakwah di jalan Allah.

Akhirnya kita bisa mendapat pembelajaran hidup bahwa menjadi orang populer atau tidak, yang paling penting adalah kita selalu berusaha bersyukur kepada Allah SWT apapun kondisinya. Dengna bersyukur  menjadikan seseorang  berbahagia. Berikutnya  tugas bagi orang yang bersyukur adalah menjaga iman  secara istiqomah.

Jumat, 08 Agustus 2014

Ingin Bahagia? "Legowo ora opo-opo" Adalah kuncinya

Aku, Maskatno Giri juga manusia biasa yang ingin bahagia. Maka aku tak akan bosan berusaha menjadi bahagia dengan belajar dari manapun sumbernya. Akhirnya kutemukan bahwa "legowo" atau keikhlasan adalah kunci kebahagiaan.

Salah  satu tanda keikhlasan adalah mudah memaafkan. Kata memaafkan mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Betapapun sulitnya,  kita pasti bisa menjadi orang yang ikhlas. Jika kita ingin hidup pada tataran kebahagiaan sejati adalah "kita harus berusaha  memiliki keikhlasan".

Sependek yang Maskatno Giri ketahui , ciri-ciri orang yang ikhlas kurang lebih:
 
1 Mengutamakan keridhaan Allah diatas segalanya
2. Mudah memaafkan kesalahan dan kekurangan orang lain dan diri sendiri

3.  Tidak suka pamer amal kebajikan
4. Menyadari  adanya kekurangan,  aib dan kelemahan diri  
5. Tidak perduli dengan popularitas
6. Sabar terhadap usaha dan perjuangan yang panjang.
7. Merasa senang pada kelebihan yang dimiliki orang lain
 
Menjadi ikhlas tentu perlu pengorbanan. Terkadang kita sering menuntut, menasihati dan berharap orang lain supaya  ikhlas memaafkan  terhadap kesalahan kita. Tapi, kita  sering lupa pada diri kita sendiri bahwa kita sering tidak ikhlas terhadap diri sendiri. Kita tidak mudah  memaafkan atas kesalahan, kekurangan, aib diri kita sendiri.

Tak ada manusia sempurna. Jika kita menuntut kesempurnaan dimiliki orang lain terlebih lagi kesempurnaan ada  pada diri sendiri, tentu lama-lama kita  akan menjadi "stress". Sekali lagi menjadi sempurna itu tidak mungkin.

Kita tidak perlu menjadi sempuran. Tetapi menjadi lebih baik "harus'. Jelas orang yang paling baik adalah orang yang ikhlas.  Sederhana saja sebetulnya, untuk menghibur, mempercantik, dan membahagiakan diri sendiri dari hari ke hari adalah "mengiringi  perbuatan, kelemahan, dosa, aib dlll, dengan cara  memperbanyak kebaikan". Karena  Allah menegaskan "iringi keburukanmu dengan kebaikan , pasti keburukan akan tertutupi.

Kita harus berlatih untuk menjadi ikhlas  kuncinya  ” BISA KARENA BIASA “, memang betul ikhlas itu berat, tidak semudah mengedipkan mata, tak segampang membalikkan telapak tangan. Sekali lagi kita harus berusaha:

1.Teruslah berlatih dan berusaha sebisa mungkin untuk bisa menjadi sosok pribadi yang Ikhlash,
2. Terus belajar dan belajar, agar kita bisa dengan jelas memahami manfaat ikhlash ini dan menyadari betapa ruginya kita jika beramal dan beraktifitas tanpa didasari nilai keikhlasan.
3.Mohon bimbingan dan tuntunan Allah agar selalu diarah kepada jalannya orang orang yang ikhlash “ALLOHUMMAJ’ALNII MIN ‘IBAADIKAL MUKHLISHIIN”
” YAA ROBB… JADIKANLAH AKU TERMASUK GOLONGAN HAMBA HAMBAMU YANG IKHLASH …. 


SALAM SUKSES SEJATI!

Rabu, 06 Agustus 2014

Pendidik Juga Perlu Motivasi


Kata orang Maskatno Giri itu  motivator. Benar memang, dia adalah  "momokat"  alias motivator modal nekat. Tidak hanya itu  jelek-jelek dia juga seorang guru. Benar memang. minimal dia  seorang guru di keluarganya.

Entah namanya motivator, pendidik dan guru, mereka pun juga manusia yang membutuhkan motivasi. Memotivasi orang lain ternyata lebih mudah ketimbang memotivasi diri sendiri. Makanya  Maskatno Giri memiliki hobi,  salah satunya mengumpulkan kata-kata motivasi.

Berikut ini beberapa kata motivasi pendidikan yang telah dikumpulkan untuk kepentingan umum , khususnya untuk Maskatno Giri sendiri:

Pendidikan bukanlah seperti mengisi ember yang kosong. Kepala murid-murid kita bukanlah seperti ember kosong yang boleh seenaknya kita isi apa saja. 

Pendidikan adalah seperti menyalakan api yang telah atau hampir padam. (Dengan kata lain, ketika kita mendidik seorang anak, kita harus menyadari bahwa si anak sudah membawa "bekal" mereka masing-masing di dalam pikiran mereka. Mereka sudah memiliki pandangan dan latar belakang pengetahuan dari pengalaman hidup mereka sebelumnya, dan ini harus dihargai guru. Tidak boleh sembarangan mengisi kepala si anak. 

Pendidikan yang benar adalah yang bisa memanfaatkan "bekal" si anak ini dengan baik sehingga semakin berkembang maksimal, seperti api yang dinyalakan kembali.) 

Seorang anak tidak bisa dididik oleh orang yang membencinya dan dia juga tidak bisa dibohongi. Dengan kata lain, seseorang yang tidak dengan tulus peduli pada si anak tidak akan mungkin bisa mendidiknya meskipun di luarnya dia pura-pura peduli. 

Ketulusan mendidik dengan baik datang dari hati. Biasanya, guru/para pendidik lainnya, mendidik lebih banyak dengan contoh nyata yang mereka lakukan sendiri dari pada apa yang cuma mereka ceramahkan. Ini adalah fakta bahwa murid meneladani tindakan nyata bukan kata-kata. 

Guru yang bijak tidak menawarkanmu masuk ke rumah kebijaksanaannya tapi lebih membimbingmu pada ambang pintu otak kalian. Guru paling baik mengajarkan dari hari, bukan dari buku. Rahasia mengajar itu nampak saat mengetahui apa yang kau pelajari tadi pagi. 

Guru juga belajar, beranilah mengajarinya meski kau adalah seorang siswa, jika mampu. Orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau atau yang sukar menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik yang sejati. 

Anak-anak itu mirip adonan semen basah. Apapun yang jatuh ke atasnya, meninggalkan bekas, yang kalau tidak segera dihaluskan kembali, bekas tersebut akan mengeras selamanya Indikasi bahwa seseorang bisa disebut guru (pendidik) yang hebat bukanlah pada kemampuannya mengajarkan murid untuk pintar menjawab semua jenis pertanyaan, tetapi pada kemampuannya menginspirasi murid agar mengajukan pertanyaan yang dia sendirinya kesulitan untuk menjawabnya. (Dengan kata lain, bila guru mengajar agar murid bisa sama pintarnya dengan dia, itu biasa saja. 

Guru yang bagus adalah yang bisa mendidik muridnya agar jauh lebih pintar dan lebih kritis daripada dirinya sendiri.) Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya. Jangan coba memperbaiki siswa, perbaiki diri sendiri dulu. Guru yang baik membuat siswa bodoh menjadi termotivasi menjadi lebih baik.
 

endidikan bukanlah seperti mengisi ember yang kosong. Kepala murid-murid kita bukanlah seperti ember kosong yang boleh seenaknya kita isi apa saja. Pendidikan adalah seperti menyalakan api yang telah atau hampir padam. (Dengan kata lain, ketika kita mendidik seorang anak, kita harus menyadari bahwa si anak sudah membawa "bekal" mereka masing-masing di dalam pikiran mereka. Mereka sudah memiliki pandangan dan latar belakang pengetahuan dari pengalaman hidup mereka sebelumnya, dan ini harus dihargai guru. Tidak boleh sembarangan mengisi kepala si anak. Pendidikan yang benar adalah yang bisa memanfaatkan "bekal" si anak ini dengan baik sehingga semakin berkembang maksimal, seperti api yang dinyalakan kembali.) Seorang anak tidak bisa dididik oleh orang yang membencinya dan dia juga tidak bisa dibohongi. Dengan kata lain, seseorang yang tidak dengan tulus peduli pada si anak tidak akan mungkin bisa mendidiknya meskipun di luarnya dia pura-pura peduli. Ketulusan mendidik dengan baik datang dari hati. Biasanya, guru/para pendidik lainnya, mendidik lebih banyak dengan contoh nyata yang mereka lakukan sendiri dari pada apa yang cuma mereka ceramahkan. Ini adalah fakta bahwa murid meneladani tindakan nyata bukan kata-kata. Guru yang bijak tidak menawarkanmu masuk ke rumah kebijaksanaannya tapi lebih membimbingmu pada ambang pintu otak kalian. Guru paling baik mengajarkan dari hari, bukan dari buku. Rahasia mengajar itu nampak saat mengetahui apa yang kau pelajari tadi pagi. Guru juga belajar, beranilah mengajarinya meski kau adalah seorang siswa, jika mampu. Orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau atau yang sukar menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik yang sejati. Anak-anak itu mirip adonan semen basah. Apapun yang jatuh ke atasnya, meninggalkan bekas, yang kalau tidak segera dihaluskan kembali, bekas tersebut akan mengeras selamanya Indikasi bahwa seseorang bisa disebut guru (pendidik) yang hebat bukanlah pada kemampuannya mengajarkan murid untuk pintar menjawab semua jenis pertanyaan, tetapi pada kemampuannya menginspirasi murid agar mengajukan pertanyaan yang dia sendirinya kesulitan untuk menjawabnya. (Dengan kata lain, bila guru mengajar agar murid bisa sama pintarnya dengan dia, itu biasa saja. Guru yang bagus adalah yang bisa mendidik muridnya agar jauh lebih pintar dan lebih kritis daripada dirinya sendiri.) Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya. Jangan coba memperbaiki siswa, perbaiki diri sendiri dulu. Guru yang baik membuat siswa bodoh menjadi cerdas, dan membuat siswa cerdas menjadi lebih cerdas. Saat siswa kita gagal, kita, sebagai guru, juga gagal. Guru diharapkan bisa mencapai tujuan yang tidak bisa dicapai dengan alat seadanaya. Keajaiban itu ada saat mereka menyelesaikan tugas yang tidak mungkin. Pekerjaan guru itu mengambil rangkaian kawat hidup dan mengetahui bahwa mereka sedang tertimbun di bawah bumi.

Sumber: http://www.katabijaksuper.com/2013/11/kata-mutiara-motivasi-untuk-guru-dan.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.katabijaksuper.com
endidikan bukanlah seperti mengisi ember yang kosong. Kepala murid-murid kita bukanlah seperti ember kosong yang boleh seenaknya kita isi apa saja. Pendidikan adalah seperti menyalakan api yang telah atau hampir padam. (Dengan kata lain, ketika kita mendidik seorang anak, kita harus menyadari bahwa si anak sudah membawa "bekal" mereka masing-masing di dalam pikiran mereka. Mereka sudah memiliki pandangan dan latar belakang pengetahuan dari pengalaman hidup mereka sebelumnya, dan ini harus dihargai guru. Tidak boleh sembarangan mengisi kepala si anak. Pendidikan yang benar adalah yang bisa memanfaatkan "bekal" si anak ini dengan baik sehingga semakin berkembang maksimal, seperti api yang dinyalakan kembali.) Seorang anak tidak bisa dididik oleh orang yang membencinya dan dia juga tidak bisa dibohongi. Dengan kata lain, seseorang yang tidak dengan tulus peduli pada si anak tidak akan mungkin bisa mendidiknya meskipun di luarnya dia pura-pura peduli. Ketulusan mendidik dengan baik datang dari hati. Biasanya, guru/para pendidik lainnya, mendidik lebih banyak dengan contoh nyata yang mereka lakukan sendiri dari pada apa yang cuma mereka ceramahkan. Ini adalah fakta bahwa murid meneladani tindakan nyata bukan kata-kata. Guru yang bijak tidak menawarkanmu masuk ke rumah kebijaksanaannya tapi lebih membimbingmu pada ambang pintu otak kalian. Guru paling baik mengajarkan dari hari, bukan dari buku. Rahasia mengajar itu nampak saat mengetahui apa yang kau pelajari tadi pagi. Guru juga belajar, beranilah mengajarinya meski kau adalah seorang siswa, jika mampu. Orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau atau yang sukar menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik yang sejati. Anak-anak itu mirip adonan semen basah. Apapun yang jatuh ke atasnya, meninggalkan bekas, yang kalau tidak segera dihaluskan kembali, bekas tersebut akan mengeras selamanya Indikasi bahwa seseorang bisa disebut guru (pendidik) yang hebat bukanlah pada kemampuannya mengajarkan murid untuk pintar menjawab semua jenis pertanyaan, tetapi pada kemampuannya menginspirasi murid agar mengajukan pertanyaan yang dia sendirinya kesulitan untuk menjawabnya. (Dengan kata lain, bila guru mengajar agar murid bisa sama pintarnya dengan dia, itu biasa saja. Guru yang bagus adalah yang bisa mendidik muridnya agar jauh lebih pintar dan lebih kritis daripada dirinya sendiri.) Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya. Jangan coba memperbaiki siswa, perbaiki diri sendiri dulu. Guru yang baik membuat siswa bodoh menjadi cerdas, dan membuat siswa cerdas menjadi lebih cerdas. Saat siswa kita gagal, kita, sebagai guru, juga gagal. Guru diharapkan bisa mencapai tujuan yang tidak bisa dicapai dengan alat seadanaya. Keajaiban itu ada saat mereka menyelesaikan tugas yang tidak mungkin. Pekerjaan guru itu mengambil rangkaian kawat hidup dan mengetahui bahwa mereka sedang tertimbun di bawah bumi.

Sumber: http://www.katabijaksuper.com/2013/11/kata-mutiara-motivasi-untuk-guru-dan.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.katabijaksuper.com
endidikan bukanlah seperti mengisi ember yang kosong. Kepala murid-murid kita bukanlah seperti ember kosong yang boleh seenaknya kita isi apa saja. Pendidikan adalah seperti menyalakan api yang telah atau hampir padam. (Dengan kata lain, ketika kita mendidik seorang anak, kita harus menyadari bahwa si anak sudah membawa "bekal" mereka masing-masing di dalam pikiran mereka. Mereka sudah memiliki pandangan dan latar belakang pengetahuan dari pengalaman hidup mereka sebelumnya, dan ini harus dihargai guru. Tidak boleh sembarangan mengisi kepala si anak. Pendidikan yang benar adalah yang bisa memanfaatkan "bekal" si anak ini dengan baik sehingga semakin berkembang maksimal, seperti api yang dinyalakan kembali.) Seorang anak tidak bisa dididik oleh orang yang membencinya dan dia juga tidak bisa dibohongi. Dengan kata lain, seseorang yang tidak dengan tulus peduli pada si anak tidak akan mungkin bisa mendidiknya meskipun di luarnya dia pura-pura peduli. Ketulusan mendidik dengan baik datang dari hati. Biasanya, guru/para pendidik lainnya, mendidik lebih banyak dengan contoh nyata yang mereka lakukan sendiri dari pada apa yang cuma mereka ceramahkan. Ini adalah fakta bahwa murid meneladani tindakan nyata bukan kata-kata. Guru yang bijak tidak menawarkanmu masuk ke rumah kebijaksanaannya tapi lebih membimbingmu pada ambang pintu otak kalian. Guru paling baik mengajarkan dari hari, bukan dari buku. Rahasia mengajar itu nampak saat mengetahui apa yang kau pelajari tadi pagi. Guru juga belajar, beranilah mengajarinya meski kau adalah seorang siswa, jika mampu. Orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau atau yang sukar menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik yang sejati. Anak-anak itu mirip adonan semen basah. Apapun yang jatuh ke atasnya, meninggalkan bekas, yang kalau tidak segera dihaluskan kembali, bekas tersebut akan mengeras selamanya Indikasi bahwa seseorang bisa disebut guru (pendidik) yang hebat bukanlah pada kemampuannya mengajarkan murid untuk pintar menjawab semua jenis pertanyaan, tetapi pada kemampuannya menginspirasi murid agar mengajukan pertanyaan yang dia sendirinya kesulitan untuk menjawabnya. (Dengan kata lain, bila guru mengajar agar murid bisa sama pintarnya dengan dia, itu biasa saja. Guru yang bagus adalah yang bisa mendidik muridnya agar jauh lebih pintar dan lebih kritis daripada dirinya sendiri.) Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya. Jangan coba memperbaiki siswa, perbaiki diri sendiri dulu. Guru yang baik membuat siswa bodoh menjadi cerdas, dan membuat siswa cerdas menjadi lebih cerdas. Saat siswa kita gagal, kita, sebagai guru, juga gagal. Guru diharapkan bisa mencapai tujuan yang tidak bisa dicapai dengan alat seadanaya. Keajaiban itu ada saat mereka menyelesaikan tugas yang tidak mungkin. Pekerjaan guru itu mengambil rangkaian kawat hidup dan mengetahui bahwa mereka sedang tertimbun di bawah bumi.

Sumber: http://www.katabijaksuper.com/2013/11/kata-mutiara-motivasi-untuk-guru-dan.html
Harap diketahui bahwa Konten ini adalah milik dan dari www.katabijaksuper.com

Selasa, 05 Agustus 2014

Belajar Dari Kisah Immang (23 th): An Inspiring Youngster, Kandidat Doktor Fisika di Oxford .

    Aku  tidak tahu apakah Firmansyah Kasim alias Immang (Foto: M Nur Abdurrahman/detikcom) pernah bermimpi menjadi manusia hebat. Kata guruku orang  menjadi hebat itu berawal dari mimpi. Mungkin benar untuk kondisi umum.
    Kalau aku (baca: Maskatno Giri) sudah lama sebenarnya bermimpi menjadi orang sehebat mas Immang, tapi kenyataannya mimpiku tinggallah mimpi. Sampai sekarang pun aku tetap biasa-biasa saja. Yang menjadi kenyataan dan kemiripanku dengan mas Immang cuma kurusnya dan  sederhananya  saja. Waah! Ra po po.
     Seperti dikisahkan di detik.com. Mas Immang layak menjadi motivator terutama bagi para pemuda yang galau.
     Di balik kesederhanaan dan senyum ramahnya, mungkin tidak ada yang menyangka, Firmansyah Kasim  merupakan kandidat Doktor Fisika Partikel Universitas Oxford di Inggris.
    Ketika duduk di bangku SMA, di SMA Islam Athirah, putra bungsu pasangan Kasim dan Farida kelahiran 26 Januari 1991 ini pernah meraih medali emas di 38th International Physics Olympiad, Juli 2007 di Isfahan, Iran dan pada April 2007 juga meraih medali emas di Asian Physics Olimpiad (APhO) di Beijing,Tiongkok, termasuk beberapa penghargaan internasional lainnya.
     Selain sibuk menimba studi di negeri Ratu Elizabeth ini, Immang merupakan warga Indonesia pertama yang aktif di Lembaga Penelitian Fisika Partikel di Universitas Oxford. Selain itu pula ia juga aktif sebagai peneliti di CERN (Conseil Europe;ene pour la Recherche Nucle;aire) laboratorium penelitian Fisika Partikel dan Nuklir terbesar di dunia, yang berada di Jenewa, Swiss.
    Di jurusan Fisika Partikel Oxford ini pula Immang sealmamater dengan fisikawan dunia, Stephen Hawking. Jika tak ada aral menghalang, dalam 2 tahun ke depan Immang akan meraih gelar Doctor Philosopy atau biasa disingkat DR. Phil bidang Fisika Partikel, gelar kebanggaan alumni Universitas Oxford.
    Immang berharap akan semakin banyak anak Indonesia yang mengikuti jejaknya, menimba ilmu di universitas ternama di dunia. Syaratnya, tekun belajar dan pandai memanfaatkan peluang beasiswa sekolah di luar negeri.
    Dalam wawancara dengan media mas Immang berharap  "Saya  bisa mengabdikan diri untuk bangsa setelah selesai menimba ilmu di Oxford dan semakin banyak pula putra-putri Indonesia yang mendapat kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas, seperti di Oxford," pungkas alumnus jurusan Teknik Elektro ITB ini.

Senin, 04 Agustus 2014

Inilah Tip Membentuk Keluarga Harmonis. Bukan Hanya Teori Dari Maskatno Giri

      Tulisanku ini tidak hanya untuk mereka yang sudah berkeluarga. Namun, ini bisa untuk pembelajaran hidup bagi yang masih remaja atau yang sudah siap-siap berkeluarga.  Yang jelas, tak ada seorang pun yang ingin hidup menderita, kacau, berantakan dalam rumah tangga. Kehidupan  yang harmonis, tenteram dan damai dalam keluarga dapat diibaratkan "kehidupan laksana di rumah syurga" atau istilah kerenya itu "home sweet home" atau juga "baitii jannatii". Sebaliknya rumah tangga yang jauh dari keharmonisan, ketentraman, keberkahan laksanan hidup dalam neraka.
            Apakah tulisanku ini hanya teori atau dengan kata lain hanya dalam awang-awang alias cuma dalam impian?
      Tentu tidak, sobat!. Aku telah menikah  sejak Desember 1998, bukan bermaksud menyombongkan diri, merasa sudah  berpengalaman sekitar 15 tahun. Dan kehidupan kami  Insya Allah sangat tenteram, bahagia dan dalam keharmonisan. Mungkin pembaca bertanya-tanya, lha Maskatno Giri hidupnya kaya-raya!. Tidak sobat! hidupku sederhana saja. Aku adalah  seorang guru bukan pejabat, aku satu-satunya pencari  nafkah dalam keluarga. Istriku  satu sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan anakku empat dan ditambah lagi ada  seorang ibu kandungku yang tinggal bersamaku. Jadi  penghasilanku untuk  tujuh  manusia. Jadi untuk hidup laksana di syurga tidak perlu kaya raya.
        Tahukah sobat !. Seseorang yang telah menikah  tentunya menginginkan  kehidupan  rumah tangga yang harmonis, tentram, damai, rukun dll. Maka yang harus dipikirkan pertama kali adalah bagaimana melakukan harmonisasi hubungan  rumah tangga (baca:suami-istri). Kalau hanya berteori, setiap orang bisa dan gampang. Perlu diingat bahwa  anak-anak akan memperhatikan dan meniru  keharmonisan dan kebaikan ortunya.  Kenyataanya menjaga keharmonisan pasangan suami-istri (pasutri) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan ilmu,  usaha dan pengorbanan.
         Sebelum membicarakan  tip-tip untuk membentuk kehidupan rumah tangga yang harmonis. Kita perlu memastikan bahwa kita memiliki niat yang benar bahwa hidup di dunia hanya sekali, kita  (suami dan istri) harus berniat memiliki keluarga  yang baik, harmonis, tenteram, berkah dll. Jadi NIAT yang baik itu 'Harus".
      Berikut ini adalah sepuluh tip  mewujudkan keharmonisan dalam rumah tangga yang telah aku praktikan dan tip-tip berikut ini pun sering dibahas dalam berbagi versi buku tentang rumah tangga,  salah satunya  telah  ditulis Wafaa‘ Muhammad, dalam kitabnya versi terjemahan on line Kaifa Tushbihina Zaujah Rumansiyyah. Tip-tip menuju keluarga harmonis, tenteram dan bahagia:
1. Berupaya saling mengenal dan memahami
      Perbedaan lingkungan dan kondisi tempat suami atau istri tumbuh sangat berpengaruh dalam pembentukan ragam selera, perilaku, dan sikap yang berlainan pada setiap pihak dari yang lain. Hal itu merupakan kewajiban setiap pasutri untuk memahami keadaan ini dan berusaha mengetahui serta mengenal pihak lain yang menjadi pasangan hidupnya. Mereka juga harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan situasi kehidupan yang mempengaruhi, sehingga dapat maju ke depan dan mewujudkan keharmonisan.
2. Perasaan timbal-balik
       Suami dan istri adalah partner dalam satu kehidupan yang direkatkan dalam tali pernikahan; satu ikatan suci yang mempertemukan keduanya. Tak pelak lagi, keduanya harus berbagi suka-duka; membagi kesedihan dan kegembiraan bersama. Keduanya saling berkelindan untuk menyongsong satu cita-cita luhur yaitu mewujudkan tatanan kehidupan berdasarkan aturan Allah dan Rasul-Nya. Untuk memupuk kasih sayang di masing-masing pihak, suami membutuhkan cinta istri, dan istri pun membutuhkan cinta suami.
…Suami dan istri harus berbagi suka-duka, membagi kesedihan dan kegembiraan bersama…
3. Setiap pihak harus hormat
       Ketika suami atau istri memasuki rumahnya, maka dia layak mendapatkan penghormatan dan apresiasi dari pasangannya. Hal itu bertujuan untuk menjaga harkat dan mengangkat prestise pasutri, sehingga masing-masing merasa nyaman untuk membangun rumah tangga harmonis. Dalam hal ini, sudah menjadi kewajiban pasutri untuk mencari poin-poin positif yang dimiliki masing-masing untuk digunakan sebagai penopang sikap saling menghormati.
4. Berusaha membahagiakan  pasangannya
     Dalam kehidupan keluarga, bahkan dalam kehidupan sosial secara general, jika seseorang berusaha mengedepankan dan mengutamakan orang lain dari dirinya sendiri, maka berarti dia telah menanam benih-benih cinta dan kedekatan kepada semua orang di sekelilingnya.
    Dengan demikian, setiap pasutri disarankan untuk senantiasa menyenangkan pasangannya, dan mendahulukan serta mengutamakannya dari dirinya sendiri, demi memperkukuh ikatan cinta kasih di antara keduanya. Pasalnya, ketika suami melihat istri membaktikan diri untuk menyenangkan dirinya, tentunya dia akan melakukan sesuatu yang bisa membuat senang dan gembira hati istri. Hal itu dilakukannya untuk membalas kebaikan istrinya, atau setidaknya sebagai pengakuan atas kebaikan tersebut.
5. Mengatasi persoalan bersama
       Pernikahan merupakan bentuk relasi partnership dan partisipasi. Partnership yang berdiri di atas landasan kesamaan tujuan, cita-cita, sikap, intuisi dan perasaan, serta kolaborasi dan solidaritas dalam memecahkan setiap persoalan. Setiap masalah yang timbul dalam kehidupan suami-istri, maka masalah itu dilihat sebagai suatu kecemasan kolektif.
…Setiap masalah yang timbul dalam kehidupan suami-istri, harus dipandang sebagai suatu kecemasan kolektif…
       Paradigma demikian memicu suami agar berusaha bekerja keras dalam rangka memberikan kehidupan mulia bagi istri dan anak-anaknya. Pun demikian, istri akan berusaha menjalankan urusan rumah tangga sesuai prosedur yang disepakati bersama. Upaya yang dilakukan oleh suami dan istri tersebut merupakan solusi untuk memecahkan masalah bersama. Pun demikian, baik suami maupun istri tidak perlu menyembunyikan problemnya, bahkan diperlukan kejujuran dan transparansi demi menumbuhkan benih-benih kepercayaan dan saling pengertian, sehingga mudah menemukan solusi. Bisa jadi, permasalahan memiliki dampak positif untuk meneguhkan ikatan suami-istri.
6. Sikap qana’ah (bersyukur dengan apa yang telah diterima)
      Di antara tanda keharmonisan cinta pasutri adalah sikap merasa puas dengan yang ada (qana’ah); merasa puas dengan prasarana hidup yang tersedia. Kelanjutan sikap manja, kebiasan hidup serba ada, boros dan berfoya-foya pada masa kecil atau remaja termasuk salah satu faktor yang memicu pertikaian pasutri. Sikap demikian berlawanan dengan kedewasaan yang menuntut pandangan realistis tentang kehidupan. Hal-hal picisan dan glamor yang digembar-gemborkan media publikasi sejatinya tidak akan menciptakan kebahagiaan. Karena kebahagiaan sejati memancar dari hati dan jiwa terdalam, bukan bertolak dari aspek-aspek materi yang justru memicu kesenjangan dan konflik pasutri.
7. Sikap toleransi kedua belah pihak
       Sungguh  sangat tidak logis jika setiap pihak mengharapkan perilaku ideal permanen dari pasangannya dalam hubungan rumah tangga, karena menurut tabiatnya, manusia kadang salah dan benar. Suami atau istri kadang lupa dan khilaf sehingga kerap mengulangi kesalahan serta kekeliruannya. Dia mungkin melakukan kesalahan karena ketidaktahuan, dan mengulanginya tanpa disadarinya. Jika setiap pihak berkeinginan untuk menghukum, menghakimi, atau membalas dendam untuk setiap kesalahan yang dilakukan pasangannya, maka berarti dia merusak fondasi keharmonisan rumah tangga.
…Kesalahan tidak perlu diikuti dengan tekanan, cacian, dan intimidasi, terutama jika kesalahan itu tidak berkaitan dengan norma-norma keislaman…
       Jika kita mencela segala hal, maka kita tidak akan menemukan sesuatu yang tidak kita cela. Melakukan kesalahan adalah hal lumrah yang hanya membutuhkan pelurusan, pengarah, dan petunjuk, yang dibarengi dengan sikap penyesalan dan keinginan untuk berubah lebih baik. Kesalahan tidak perlu diikuti dengan tekanan, cacian, dan intimidasi, terutama jika kesalahan itu tidak berkaitan dengan norma-norma keislaman. Yakinlah bahwa seseorang tidak akan kehabisan cara yang sesuai untuk mengoreksi kesalahan dan penyimpangan pasangannya. Jalan terbaik dalam hal ini adalah nasihat yang tenang dan membuat pasangannya merasa bahwa hal itu adalah untuk kebaikan diri dan keluarganya.
8. Mengutamakan komunikasi secara terus-terang
     Sikap terus terang, kejujuran, dan keberanian adalah kunci kebahagiaan kehidupan rumah tangga yang tidak mungkin nihil dari kesalahan. Dalam artian, jika Anda melakukan kesalahan, maka yang harus Anda lakukan adalah bergegas meminta maaf, berani mengakuinya, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi di kemudian hari. Sikap tersebut sama sekali tidak berarti menistakan status dan harga diri Anda. Hal itu justru mendorong pihak lain untuk menghormati, mempercayai, dan memaafkan Anda.
9. Kepedulian dan solidaritas
        Bagian fragmen terindah kehidupan rumah tangga adalah kepedulian dan solidaritas yang dilakoni suami atau istri dalam menghadapi kesulitan dengan kesabaran dan perjuangan luar biasa. Tatkala istri berdiri di samping suaminya, maka suami akan merasa kuat dan penuh percaya diri, begitu juga sebaliknya. Ketika istri atau suami merasakan bahwa pasangannya merasa kuat dan percaya diri, maka dia akan merasa jiwanya diliputi kedamaian dan ketenteraman. Sisi ini pada kenyataannya merupakan esensi pernikahan dan integrasi batin di antara kedua belah pihak.
10. Kearifan
        Kearifan satu sama lain –hingga pada situasi yang paling suram— membantu meletakkan fondasi kukuh keharmonisan. Bisa jadi, dikarenakan sebuah kesalahan, suami atau istri memiliki kemampuan hebat untuk mencelakai pasangannya, hanya saja kearifan mencegahnya melakukan hal itu. Kearifan memperkokoh semangat kesepahaman di antara keduanya. Atau salah satu pasutri mungkin merasa lebih berhak dalam hal tertentu, namun setelah berpikir ulang tentang hal itu, dia tidak lagi keukeuh mempertahankan pendapatnya yang bisa memicu friksi.