DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 03 Juni 2014

Memang Hidup Ini Gampang?

 Andai hewan itu bisa bicara, mungkin mereka akan woro-woro bahwa hidup tidak gampaang. Hidup  butuh perjuangan. Setelah berjuang mereka harus menerima apapun resikonya secara ikhlas apa adanya.  Hewan-hewan  saja berjuang bertaruh nyawa untuk carai makan. Semalaman tidak tidur demi kenyang perut. Bahkan merelakan  dicemooh  manusia, dijebak, dan diracun  manusia dsb.   Itulah perjuangan tikus-tikus di rumah-rumah.

"Jangan mengeluh, berjuang sampai titik darah penghabisan!" Itulah kurang  lebih kata motivasi dari para pemimpin tikus.

Terlebih jauh lagi kita manusia. Tentu kita  seharusnya  tidak mau kalah dengan perjuangan para tikus. Kita mestinya sadar bahwa kita memiliki harga diri tidak hanya motivasi mencari makan saja. Dengan harga diri kita mau berjuang tanpa kenal lelah. Karena alasan kemuliaan kita pertaruhkan nyawa untuk mengejar cita-cita  mulia yakni keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Kalau kita berjuang berorientasi sekedar kenyang perut dan tersalurnya  nafsu syahwat apa bedanya dengan tikus?

Tentu derajat manusia jauh berbeda dengan tikus. Bahkan kalau tikus mati cukup dibuang di kali. Yang lebih parah bagi manusia yang tidak memiliki rasa peduli, tikus dibuang di jalan

Manusia memiliki jiwa dan akal sehat.  Itulah perangkat yang telah diciptakan oleh Allah swt. Apa yang telah ditanam akan dimintai pertanggung jawaban oleh Nya. Namun bagi orang yang jauh dari hidayah akan berpikir bahwa hidup ini tidak ada bedanya dengan tikus. Mereka tidak yakin bahwa nanti ada syurga dan neraka.

Sabtu, 31 Mei 2014

Menulis Itu Gampang?

"Nekat is the best" Itulah motto hidupku. Dengan modal nekat   aku menulis  artikel, karya ilmiah dan coba-coba nekat  menulis buku. "Yen ora nekat ora bakal kelakon".


Menurutku untuk menghasilkan karya perlu nekat. Masalah bagus dan tidak,  pasti berproses. Aku sadar karyaku belum bagus. Aku masih merasa kesulitan  dalam menghasilkan karya yang bagus. Aku juga heran dengan karya penulis hebat. Caranya bagaimana ya  agar  bisa menghasilkan karya yang bagus? Bahkan di antara penulis hebat tersebut adalah orang cacat.

Di tengah-tengah aku  melamun. Ada teman  seprofesi  mendekatiku, membaca karyaku sekilas  dan nyletuk, "Sebetulnya  gampang menulis cuma sepert ini, tinggal  membaca  dan menuliskannya, sebetulnya aku juga bisa".

"Menulis itu gampang?, Aku berjuang bertahun-tahun menulis buku catatan harian, berlatih keras, menghabiskan banyak kertas. Waktu dan tenaga terkuras. Itu saja aku  belum bisa menghasilkan karya yang bagus. Mungkin ini karena kelemahan dan kebodohanku.  Kok ini ada seseorang ngomong  bahwa berkarya lewat tulisan  itu gampang.". Aku menjawab dalam hati. Jangan negatif dulu. Mungkin saja benar ya, aku yang belum tahu tekniknya.

Sebetulnya batinku protes,"Ngomong  dan berteori itu gampang bu? Sing penting praktiknya!. Mana karya ibu? Tunjukkan  saja contoh tulisannya dan teknik menulis yang baik itu bagaimana.  Biar kita bisa belajar berbagi pengalaman. Jangan hanya bilang gampang-gampang gitu to!".

Oh ya, aku pernah lomba menulis saja  terasa sangat berat. Peras keringat, tenaga dan pikiran, masih dibantai habis-habisan oleh  juri. Ditambah lagi  aku tidak mendapat pengganti biaya   kertas. Sekali lagi menurut pengalamnku menulis  yang baik itu sangat sulit, dan  aku masih perlu butuh proses panjang. Memang menurut tulisan dari pengalaman beberapa penulis. Mereka rajin dalam belajar, dan tidak kenal menyerah dalam  berkarya.

Saat ini aku masih berpikir sampai usia kapan ya, aku bisa berkarya dengan hasil yang bagus. Lebih mudah  memang menjadi pembaca saja dari karya orang lain.  Dan lebih enak lagi tidak membaca dan tidak pernah menulis.

Pokoknya aku harus nekat menulis. Karena ini bisa dijadikan sarana beribadah. Melalui tulisan kita berbagi. Melalui blogku ini aku belajar menulis. Aku memotivasi diri. Dan syukur-syukur  karyaku di blog ini bisa memotivasi dan menginspirasi orang lain. Tentu ini suatu pahala bagiku.

Jumat, 30 Mei 2014

Ketakutan Tidak Bahagia

Di saat muda aku memiliki ketakutan luar biasa. Ketakutan tersebut adalah KETIDAKBAHAGIAAN di  masa depan atau masa tua.

Ternyata ketakutanku membawa hikmah yang besar. Hikmah pertama, aku merasa sangat lemah dengan berbagi kekurangan. So, aku rajin berdoa kepada Dzat yang Maha Kuat, semoga Dia memberikan aku kebahagiaan di dunia dan di akherat. Doa tersebut dikenal sebagi doa sapu jagat. Hikmah yang kedua aku juga takut melakukan hal-haal yang berbau maksiat. Karena aku yakin kebenaran dari perkataan ustadzku bahwa bahwa kemaksiatan tak akan pernah mendatangkan kebahagiaan untuk jangka panjang.

Berdasar referensiku  saat itu, aku akan sulit bahagia bila aku tidak menjadi orang yang baik dipandang dari segi agama yang kuanut. Berikutnya aku tidak akan bahagia bila hidupku menjadi beban orang lain   alias tak mampu mandiri. Lalu  aku tidak akan bahagia bila aku tidak memiliki prestasi. Dan lebih jauh lagi aku tidak akan bahagia bila aku memiliki  istri, dan anak-anak yang tidak  termasuk manusia yang shalih dan shalihah.

Kini  aku sudah tua. Walau belum tua-tua amat. Usiaku sudah di atas  kepala empat. Alhamdulillah, Insya Allah sampai saat ini  ketakutanku atas ketidakbahagiaan tidak menjadi kenyataan. Semoga bahagia kami abadi, seperti harapan di doa kami. Bahagia di dunia dan di akherat.

Yang terakhir kami berdoa semoga pembaca blog ini juga mau berusaha, memilih, dan berdoa untuk menjadi bahagia. Bahagia tidak mahal,  memang tak ada yang menjual "pil bahagia". Kita harus menciptakan bahagia pada diri kita sendiri dan keluarga. Apapun kondisinya  kita harus bahagia. SYUKUR ADALH JALAN UTAMA.

Ada Apa Tentang "Berkah?"

Di saat  perbincangan saut menyaut  antar guru di kantor.

"Wah sekarang untuk menjadi polisi, tentara apalagi jabatan tarifnya sudah ratusan juta" 
"Opo tenan to bu? Apa sejauh itu? Itu isu belum tentu benar".
"Ora ono duite ora iso pak?"
"Mosok ora ono tes  murni"
"Yo mesti ono, tapi yang membayar juga ada"
"Yen ngono yen dadi, rezekinya  ora berkah"
"Gen berkah ki gambang pak! Disedekahi!"

Aku menyahut pelan, "Yen definisi berkah dibebaskn pada kita pasti dadi rusak".

Berjam-jam berlalu. Aku masih penasaran  tentang arti "berkah ". Akhirnya kucari arti berkah atau barokah menurut kajian Islam. Selama ini aku meyakini juga  bahwa setiap rezeki yang kita telah terima ada hak untuk orang lain biar membawa barokah.

Demikian juga sering  aku mendengar bahwa zakat dan sedekah untuk mensucikan harta supaya membawa barokah. Maka kita bisa temukan ada  seseorang yang rajin korupsi juga rajin sedekah. Menurut pendapatnya uang hasil korupsi bisa menjadi halal dan berkah  setelah disedekahi. Apa benar demikian? Waah bikin penasaran saja tentang makna berkah.

Sampai  saat aku menulis artikel singkat ini, aku masih penasaran tentang arti berkah. Akhirnya kucari melalui google. Dan ketemu

 Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni “bertambahnya kebaikan” (Imam Al-Ghazali, Ensiklopedia Tasawuf, hlm. 79).

Dalam penjelasan yang lebih lengkap bahwa  keberkahan bisa terjadi bila rezeki yang diperoleh dengan cara khoir atau baik dan halal. So,  rezeki yang diperoleh dengan cara suap dan  korupsi tentu tidak bisa mendatangkan keberkahan. Sekali lagi tidak mungkin. Karena hasil tersebut diperoleh dengan cara negatif.

Selanjutnya tulisan ini tentu akan memotivasi aku dan keluargaku sendiri bahwa untuk mencari rezeki harus diniatkan memilih yang halal biar  bisa mendatangkan keberkahan. Lebih jauh lagi kita  pantas menyayangkan bahwa sudah rezekinya sedikit tidak halal dan tidak berkah. Tentu lebih utama rezekinya banyak, halal dan mendatangkan keberkahan.

Kucermati tulisan tentang arti berkah, akhirnya aku bisa menyimpulkan bahwa keberkahan rezeki  pasti mengundang kebaikan jiwa dan raga. Keberkahan rezeki akan menjadikan kemuliaan, ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan. Allahu a'lamu bishawab.

Kamis, 29 Mei 2014

Mengenang Kembali Kenangan Indah dan Napak Tilas KKN UNS '97

Kenangan  yang tak terlupakan aku menjadi  peserta KKN UNS 1997 di Berjo Ngargoyoso. Menyenangkan? Ya jelas, KKN memang saat-saat mahasiswa merasakan enaknya berlibur lama (dua bulan penuh), karena mata kuliah sudah habis dan saat-saat menanti menyelesaikan skripsi. 

Di saat KKN,  kebetulan aku dipilih menjadi Kordes KKN Berjo. Kenangan pahit getir menjadi Kordes  yang harus menjadi motor penggerak kegiatan membawahi para mahasiswa dari  latar belakang fakultas dan karakter berbeda-beda, tentu menjadi pengalaman yang menantang.

Lebih dari lima belas tahun berlalu, kayaknya baru kemarin. Dulu aku masih belum menikah, kini sudah memiliki empat anak. Hampir semua pengalaman di tempat KKN menyenangkan. Kami para mahasiswa dianggap warga istimewa. Bahkan kami dianggap sebagi orang kota yang kaya pengalaman.  Mereka belum tahu siapa sebenarnya siapa kami. Padahal aku juga anak orang miskin, berasal  dari desa yang sekaligus miskin pengalaman.

Pengalaman jengkel pernah juga, ada di antara   temanku satu posko hobinya  mabuk dan juga menipu.  EEEh  belum lama kutemukan lewat google searching, nama temanku tercatat sebagai  hakim di MA. Waaah!

Aku merindukan  tempat  KKN. Kami "diweling"  oleh para warga masyarakat supaya tidak melupakan Berjo  tercinta. Rinduku sudah kupendam lama. Aku rindu  pemandangan indah di  Berjo. Ada candi Sukuh , Cetho,  dan air terjun Jumog adalah tempat wisata dekat posko KKN. Aku merindukan anak-anak di Berjo yang dulu aku ajar. Di manakah mereka? Dimakah anak yang dulu pernah mengirimi aku surat cinta?

Dua bulan kita bersama. Aku tak akan pernah lupa. Saat-saat kami berpamitan  untuk kembali ke kampus,  puluhan mata menteskan air mata-menangis. Mereka tidak merelakan kami pulang meninggalkan posko KKN. Bahkan  bapak kepala Desa menangis sejadi-jadinya tidak rela melihat  kami meningglkan rumah bapak kepala desa. Terus terang kenangan baik jelas mendominsai bagi para perangkat desa dan anak-anak Berjo, walau ada yang negatif mereka sudah memaafkannya.

Pagi tadi  Kamis 29/5/2014  aku bersama istri dan ketiga anakku napak tilas, menghabiskan liburan ke Berjo. Setelah mampir ke rumah pak Kepala desa (posko KKN), kita ke tempat  wisata air  terjun Jumog sekitar 500m dari rumah kepala desa. How  nice it is!





Rabu, 28 Mei 2014

6M Rahasia Menciptakan "Syurga" dalam Keluarga

"Syurga" identik dengan kebahagiaan, kesuksesan sejati, kemuliaan, ketenangan dll. Syurga yang hakiki adalah di akherat nanti.  Menikmati syurga adalah hak setiap insan. Tidak perlu nuggu lama-lama. Kita pun bisa menciptakan  SYURGA di setiap keluarga kita masing masing.

Seperti  motto dalam blogku ini: Maskatno Giri memotivasi  diri menuju sukses sejati.  Kalimat itulah yang memberikan energi bagi kami  untuk berkarya sebagai modal untuk meraih syurga di dunia dan di akherat. Menulis artikel motivasi  bukan  hanya untuk main-main. Sambil belajar, kami pun juga mampu  memotivasi  terutama diri  sendiri menuju sukses sejati. Ya pasti harapan kami, bisa bahagia di dunia dan di akherat nanti.
Apakah  kehidupan Maskatno Giri bahagia?

Insya Allah,  Kami sekeluarga hidup dalam kebahagiaan, bahkan bahagia sekali. Maksudnya  kami sudah menikah hampir lima belas tahun.  Dan kami hampir 100% dalam kebahagiaan.  Selama menjalani kehidupan rumah tangga  belum pernah bertengkar dengan istri. Sebab, kalau nada suara istri agak tinggi. Aku diam. Atau sebaliknya. So mau bertengkar gagal total. Sebagai bukti atas keharmnisan kami, belum pernah anak-anak kami mendengar,  bahkan  melihat bahwa kami bersama istri  berseteru, berselisih bahkan bertengkar. Kami  sekeluarga fine-fine saja.  Nanti akan kutulis  tentang rahasianya atau tipnya.

Apa pernah ada duka di kelurga kami?

Hampir tidak pernah. Cuma sekitar setahun yang lalu, kami mendapat  cobaan  atau goncangan hidup. Sehingga kami lumayan tergoncang yakni  kematian anakku tercinta. Lili Khoiurul Amaliah (foto plg tengah di atas): anak cantik shalihah , 10 th, juara 1 di SDIT Darul Falah meninggal  karena sakit demikian cepat. Kini kami sudah bangkit lagi, walau kami berdua masih sering meneteskan air mata mengingat kehebatan alm Lili. Kami sudah  berusaha mengikhlaskanya. Salah satu penyebab kebangkitan kami, karena kami sering membaca buku motivasi Islami.

Teknik kebangkitan keluarga kami, terutama istri, karena istri mengamalkan salah satu  motivasi dariku: begitu kita berduka mengingat "kepergian"  secepatnya bersedekah kepada fakir miskin walau hanya satu rupiah. EEeeh ternyata "SEDEKAH NGEFEK". Istriku semakin ceria, optimis bahwa segala sesuatu harus disyukuri. "Pokoknya jangan takut menjadi  miskin, Allah Maha Kaya" Aku selalu memotivasi istriku.

Kami berusaha berbaik hati, dan tidak sombong, waah. Kini kami mau berbagi motivasi  bukan untuk menggurui apalagi tujuan negatif lainnya.  Di bawah ini kutulis tip-tip kami, kenapa kami hidup dalam keharmonisan dan kebahgiaan. Padahal kami sebelum menikah tidak saling kenal apalagi pacaran. Pacaran kami  lakukan setelah menikah.

Rahasia 6M atau tip-tip  bahagia dalam keluarga dari Maskatno  Giri. Tip ini tentu sangat pas untuk para calon pengantin dan para pengantin baru. Kalau sudah tua,  kayaknya kurang pas. Sebab para orang tua adalah guru kami. Masak menggurui para orang tua. 
1.  Menjadikan  nilai-nilai agama menjadi pondasi utama dalam keluarga. 
Karena agama  kita yakini sebagai dasar  bahagia dalam keluarga. Kita berusaha menjadikan  IMTAQ sebagai inti motivasi . Kamim saeabgai suami   dan istri sudah saling percaya karena kita merasa  diawasi  oleh Allah swt.  Kita juga berusaha membiasakan  beribadah bersama-sama: sholat wajib, solat sunnah ( dluha, tahajjud sudah biasa kami lakukan). Walau kita  bukan keluarga sempurna   ajaran-ajaran Islam kita yakini dan berusaha mengamalkan. Pokonya IMTAQ sebagai kunci kesuksesan keluarga.
2. Memastikan  bahwa kebutuhan ruhani/ batin lebih utama
Kebutuhan ruhani meliputi rasa syukur, cinta, penghargaan, dll . Kenyamanan  ruhani mestinya lebih diutamakan dari pada pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik baik terpenuhinya sandang, pangan dan papan. Kenyataanya memang  kebutuhan fisik juga akan mendukung kenyamanan jiwa, namun menurutku ruhani harus lebih utama. Kita harus mampu menunjukkan rasa syukur dikaruniai suami/istri, demikian juga  cinta dan penghargaan pada pasangan  hidup kita. Namanya cinta kok sering melukai hati. Apalagi sudah main-main mau selingkuh. Waah ini bisa berbahaya.
3.  Mengkomunikasikan permasalahan dengan baik dan meluangkan waktu berdua
 Komunikasi penting. Jangan sampai suami istri kurang waktu  dalam menjalin keintiman dan memecahkan maslah-masalah keluarga  .  Dalam komunikasi, baik suami atau istri harusnya sudah terbiasa  menjaga nlai-nilai  kebaikan, kejujuran dan keterbukaan.
4. Menghargai dan Memuji Pasangan
Tidak butuh waktu sampai berjam-jam hanya untuk melontarkan sebuah pujian pada pasangan hidup kita. Kita  bisa mengatakan 'kamu hebat' pada pasangan.  Pujian tersebut membuat pasangan  hidup kita merasa dihargai. Kunci hubungan yang langgeng dan harmonis adalah saling menghargai.
Menurut  salah satu pakar pernikahan dan penulis The Seven Principles of Making Marriage Work, pasangan yang secara rutin saling memuji lebih bahagia karena pujian itu membuat mereka merasa dicintai.
5. Membicarakan Harapan dan Cita-Cita 
Sebagai Muslim,  kita sebaiknya sudah sepakat di benak masing –masing baik suami dan istri. Bahwa kita ingin hidup bahagia di dunia dan di akherat. Harapan kita juga melahirkan anak-anak yang shalih dan shalihah selamat di dunia dan di akherat.
6. Menempatkan kritikan dengan cara tepat dan  halus
Permasalahan bisa menjadi pertengkaran besar karena salah satu pihak tidak bisa mengontrol ucapannya. Maka diperlukan kritikan dengan  cara halus dan tepat waktunya. Pokonya jangan mudah menyakiti hati lewat kritikan. Terkadang terlalu banyak mengkritik bisa membuat pasangan sedih atau sakit hati. Hindari langsung mengatakan semua yang ada di pikiran  kita kepada pasangan hidup kita. 

Inilah tip dari Maskatno Giri. Kami berdoa untuk pembaca semoga dalam kebahagiaan dan keberkahan. Dan semoga Keluarga Maskatno  Giri tetap dalam ridlo Allah swt Allah dalam keluarga yang sakinah, mawadah dan warrahmah. Sekali lagi, ini bukan untuk pamer-pmeran, kami juga belajar terus semoga kebahagian kami abadi, sukses sejati di dunia dan di akherat nanti. Salam Sukses Sejati

Selasa, 27 Mei 2014

Hidup kok Mengalir Saja. Sangat Berbahaya!

"Hidup itu biarkan cukup mengalir saja, tidak usah ribet. Semua rezeki sudah ada yang membagi. Pokoknya biarlah segalanya berjalan seperti apa adanya. Hidup hanya sekali, setiap yang bernyawa pasti mati. Semua harta benda akan kita tinggalkan". Di suatu kesempatan kata-kata tersebut pernah aku dengar dan akupun tidak merasa keberatan denga pendapat di atas.

Setelah membaca, merenung, mendalami proses pembelajaran hidup, aku bisa merasakan bahwa kata-kata tersebut di atas bisa berbahaya bila diyakini kebenarannya. Benar,  kata-kata tersebut bisa menjerumuskan  bagi kita yang kurang faham arti kehidupan dan akhirnya berbuah penyesalan.

Pertama, hidup itu cukup mengalir. Itu bisa mengarahkan kita pada kesengsaraan hidup. Hidup kita bukan seperti air. Hidup kita adalah perpaduan komplek:  ibarat ada udara, ada fisik, ada jiwa  dll. Kalau  hidup cukup disederhanakan  seperti air mengalir saja, kita bisa seperti air di selokan atau ''peceren" bahkan seperti limbah beracun.

Hidup tidak harus mengalir turun karena pengaruh gravitasi bumi. Hidup perlu menguatkan seperti pohon, hidup seperti  hembusan angin biar orang-orang kepanasan merasa  segar semilir karenanya. Lebih jauh lagi hidup mestinya tumbuh berkembang, memberikan keberkahan bagi sekeliling kita..

Yang kedua, rezeki sudah ada yang membagi, kita cukup menanti. Wah ini bisa bahya juga. Padahal kita tidak hanya cukup dalam penantian dari pembagian. Hidup seharusnya  tidak hanya menunggu bagian. Kita menjmput dan  perlu berbagi. Kalau kita hanya  menunggu  sebatas "pas-pasan" !, Apa yang bisa dibagi. 

Yang ketiga , hidup hanya sekali. Kita pasti mati. Semua harta benda akan kita tinggalkan. Wah ini juga cukup berbahaya.  Padahal  hidup ini adalah perjalan panjang. Bahkan setelah kita tua dan mati, itu kita hanya mati secara fisik. Benar juga semua harta kita akan kita tinggalkan. Namun kita perlu faham, hidup ini tidak hanya sekali. Hidup kita adalah abadi. . Jiwa kita, apapun wujudnya tetap hidup dan akan dimintai tanggung jawabnya di akherat. Dan di akherat, kita bisa merasakan dengan pentingnya amal yang kita tinggalkan. Harta memang kita tinggalkan, namun harta yang untuk  amal jariyah akan menyelamatkan di hari perhitungan atau yaumul hisab.

Senin, 26 Mei 2014

Malas Menulis ? No Way!

Salah satu guruku adalah seorang motivator hebat. Karena aku pernah mengikuti kegiatan pelatihan motivasi dan aku juga sering mengikuti  pelatihannya melalui internet.

Salah satu  motivatorku yang hebat dan cerdas  mampu dalam menjawab pertanyaan dengan baik.  Di suatu kesempatan peserta pelatihan bertanya  " Pak bagaimana tekniknya mengatasi rasa malas?"

Sang motivator menjawab, " Jangan malas!"

Di sutau kesempatan, aku pun juga sering ditanya oleh muridku tentang bagaimana teknik  mengatasi kemalasan. Aku pun juga punya teknik sendiri dalam mengatasi kemalasan. Bagiku teknik   mengatasi rasa malas cukup sederhana. Maka aku menjelaskan dengan singkat.  Kepalkan tangan pukulkan ke dahi  sekeras-kerasnya   minimal tiga kali dan berkatalah yang jelas," Calon orang sukses sejati kok malas seperti ini? Tidak lah yau!".

Akupun bisa merasakan  efek dari teknikku dalam mengatasi rasa malas. Dan Alhamdulillah aku juga berhasil dalam mengatasi rasa malas terutama dalam menulis. Aku berhasil menghasilkan karya berupa  catatan harian melalui blog pribadiku ini. 

Menurutku tulisan di blog ini belum seideal seperti karya  penulis  hanandal. Namun, setidak tidaknya aku sudah berhasil dalam memotivasi diri  agar tidak malas menulis. Buktinya tulisan di blogku ini sudah hampir sembilan ratusan tulisan atau postingan, dan sudah dibaca  hampir 70.000 kali  melalui blogspot dan sekitar 150.000 melalui :plus,google.com

Apakah tulisanku sudah bagus? Siapa bilang sudah bagus? Untuk menghasilkan  tulisan bagus perlu proses panjang. Tulisan yang bagus perlu diedit oleh editor handal, tulisan  yang  bagus perlu didiskusikan dan dikritisi.  So, kalau kita  menunggu sampai tulisan ini bagus sampai tahun kapan?  Bagi pembaca di blog  ini pasti tidak  menuntutku untuk  menulis  dengan bagus. Pembaca juga sudah tahu bahwa  untuk menghasilkan tulisan bagus  tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sekali lagi untuk menjadi penulis yang bagus butuh proses panjang.

Minggu, 25 Mei 2014

Mensyukuri Ketidakcerdasan

Aku yakin tidak ada orang yang ingin hidup dalam "kebodohan" alias kurang cerdas. Buktinya banyak orang  bersekolah  dengan biaya luar biasa. Harapan salah satunya adalah biar seseorang tersebut menjadi  cerdas:lebih kreatif, tambah pengalamannya dan dewasa pemikirannya.

Namun dalam  kenyataan, banyak  orang yang tidak mampu berpikir cerdas dengan variasi sebab: tak mampu untuk sekolah ke jenjang yang tinggi atau kurang  terdidik, minimnya bergaul dengan para orang cerdas,  faktor gizi buruk, dll.

Kalau aku sendiri secara jujur mengakui bahwa aku kurang cerdas di banyak bidang. Salah satu penyebabnya "gizi buruk". Waktu kecil tidak pernah minum susu, makan daging cuma kalau kondangan dan hari raya. Ditambah lagi aku anak terakhir dari 8 bersaudara   dilahirkan oleh seorang ibu yang sudah tua dan kurang gizi pula.

Aku juga bisa berkaca pada orang tuaku juga para tetanggaku, bahwa kami sudah kehilangan kesempatan untuk menjadi cerdas.  Juga mereka jarang bergaul dengan orang orang berpendidikan. Akibatnya pikiranya masih jauh dari pencerahan dan pencerdasan, Karena memang pada zamannya  bahwa hampir dalam satu desa tak ada yang berpendidikan sebagai ajang pencerahan dan pengasahan pikiran.

Karena aku sudah terbiasa hidup dalam keluarga yang jauh dari pemikiran cerdas, so aku terbiasa merasakan dan mengamati kehidupan ortuku dan tetanggaku fine-fine saja. Banyak di antaranya mampu melahirkan anak-anak sarjana yang cerdas-cerdas.  Juga para orang tua tersebut  bahagia dalam ketidakcerdasanya.. Mungkin, salah satunya mereka miskin pertimbangan dan tuntutan.

Tidak mengenyam pendidikan memang dekat dengan ketidakcerdasan. Tapi banyak juga hikmah yang bisa deipetik dari kehidupan  dalam ketidakcerdasan antara lain: mereka hidup dalam kesederhanaan (ora sing-sing) baik dalam pemikiran dan penampilan, mereka tidak terbebani banyak pemikiran dan pertimbangan. Justru karena tidak cerdas  jauh dari kekawatiran. Pikiranya "yang penting anak istri bisa makan saja sudah Alhamdulillah"

 Kehidupan harian   ortuku cukup kerja keras banting tulang. Dan hampir tidak pernah kerjanya mengandalkan pemikiran yang cerdas dan kreatif.  Insya Allah hidupnya bahagia saja.

Walau ortuku tidak berpendidikan, aku bisa  merasakan bahwa ortuku berhati sangat mulia. Terutama ibuku. Dia  terlalu baik hati baik kepada anak-anaknya maupun kepada tetangganya. Maka sewajarnyalah anak-anaknya justru trenyuh, sehingga mereka  berbakti dan berusaha memuliakananya

Kini aku bisa membandingkan antara  kehidupan orang yang cerdas dan berpendidikan dengan orang yang biasa-biasa saja (baca:kurang cerdas). Kita temukan   banyak orang cerdas dengan pertimbangan kebahagiaan dalam jangka pendek saja. Katanya cerdas, katanya pinter dan berpengalaman, tapi kenyataannya mereka banyak hidup sengsara di waktu tua. Banyak di antaranya hidup di penjara. Sebagian lagi dari mereka hidup sengsara karena tidak mampu melahirkan generasi yang berbakti kepada ortunya.  Orangnya sih cerdas tapi, anak-anaknya kurang ajar, ada  juga yang suka bertengkar, rebutan warisan, suka hura-hura dll. Maka hidupnya jauh dari damai.

So, perlu kita merenung kemanfaatan apa yang bisa diperoleh sebagai orang yang  cerdas tapi sengsara?. Mungkin karena pikiran orang cerdas  terlalu ribet. Saking ribetnya segala sesuatu harus banyak pertimbangan. Terkadang orang cerdas harus banyak hiburan. Mungkin saking banyaknya pertimbangan actionnya ngawur. Pokoknya  ribet laah.

Lain halnya dengan pemikiran orang  yang tidak cerdas.  Pikirannya tidak terlalu ribet. Yang penting bertindak kebaikan, karena cukup yakin "sopo nandur bakale ngunduh".  Kenyataannya walau mereka hidup dalam ketidakcerdasan dan kurang pengalaman tapi  hidupnya  bahagia. Barangkali inilah mu'jizat dari Allah bahwa niat kebaikan saja sudah dinilai suatu pahala. Cukup modal motivasi pahala  orang yang  kurang cerdas mungkin  sering berniat bahwa dengan melaksanakan kebaikan, mereka akan mengenyam kebahagiaan dan kesuksesan.

Ya tentu kita  yakin pada tataran yang ideal,  hidup  perlu cerdas dan bahagia. Namun, kalau kita memang sudah terlanjur  tidak cerdas dan tidak  bisa dimaksimalkan, selanjutnya kita mau protes ke siapa? Kita harus mau menerima kenyataan apa adanya. Tentu kita wajib bersyukur  walau dalam ketidakcerdasan. Pokoknya   apapun kondisinya kita wajib bersyukur.  Lebih jauh lagi, kalau kita bisa hidup lebih berguna dan bahagia  kenapa tidak?

Yang terakhir, Allah itu Maha Adil. Dia telah mencptakan para orang yang cacat: tak punya tangan tak punya kaki, tuna rungu, kepala kecil dll. Namun, Allaah atas keadilannya memberikan bekal sukses dari berbagai kelebihannya.

Setelah kupikir-pikir  bahwa kecerdasan itu sangat komplek. Tidak sesederhan yang kita bayangkan. Mungkin aku menyimpulkan diriku sendiri atau ortuku sebagi orang yang kurang cerdas, tapi mungkin cerdas di bidang luar anggapan aku sendiri. Tidak tahulah -bingung, aku ini cerdas di bidang apa.

Ini cuma kira-kira saja, bahwa menurutku kecerdasan itu jenisnya ada jutaan. Satu orang memiliki jenis kecerdasan sendiri yang terkadang orang lain tidak memiliki. Orang itu berbeda satu dengan yang lainnya. Lihat saja sidk jari kita. Pasti berbeda dengan sidik jari orang lain.

Jumat, 23 Mei 2014

Tidak Ikut-ikutan, Kayaknya Lebih Aman

Wah ini baru gayeng  dan banjir komentar yang berhubungan dengan pencapresan Joko Widodo dan  Prabwo  Subianto  dalam ajang PILPRES 2014.

Aku telah membaca beberapa tulisan baik melalui blog maupaun Fb berkenaan dengan rekam jejak masing masing capres. Aku bisa mengira-ira bahwa info yang diterima oleh penulis tidak selamanya benar. Para penulis pun juga manusia. Ya, wajar kalau komentar para penulis ada yang pas, agak pas dan kurang  pas. Tapi yang jelas, kita memang punya hak sebebas-bebasnya untuk menyoroti calon presiden kita. Ya tentu, ini konsekuensi  kita hidup di zaman  reformasi dan transparansi.

Kutemukan juga para penulis mengomentari dengan sangat emosi,sehingga kata-katanya kurang terkendali. Aku heran juga kenapa demikian emosinya penulis dalam mengunkapkan gagasannya. Sejauh aku tahu kedua capres bagus semua.  Ada titik-titik positif dan negatif di antara mereka. Pokoknya kalau bicaramasalah idealisme, aku yakin keduanya tidak seideal yang dibayangkan  para pendukungnya.

Aku sempat terheran-heran juga. Ada para pendukungnya rela mengupload poto terbaik dari yang didukung, juga mengupload poto yang terjelek dari yang dibenci. Dan lebih jauh lagi ada yang menyebarkan berita yang tidak benar. Karena ada juga para penulis yang cuma ikut-ikutan nulis,  tanpa bukti akurat.

Kalau aku sih santai saja. Aku sadar sih, siapa aku ini. Mau  presidennya tokek apa buaya. Aku yakin kondisi Indonesia  ya seperti biasa. Apalagi tentang nasibku dan keluargaku. Saya yakin  tidak banyak berubah. 

Ya mungkin inilah nasib orang kecil, potensi kecil, gaji kecil,  ide kecil, nyali kecil,  dan aku adalh hasil didikan dari orang-orang kecil  Akhirnya  aku berkesimpulan kayaknya aku lebih aman TIDAK IKUT-IKUTAN  BERKOMENTAR dengan orang-orang besar. Atas keterbatasanku, sehingga  aku termasuk penakut dalam membuat kesalahan. Aku juga  takut  jatuh atau kejatuhan barang besar.  Inilah alasan orang pencari aman.

Aku juga pernah mendapat berita miring dari kedua calon presiden. Entah beritanya benar atau salah, yang jelas pemberi info mengatakan: "Mas  jangan sampai kita salah pilih, pilihan kita menentukan nasib bangsa". Sekali lagi karena keterbatasanku, aku tidak ikut-ikutan berkomentar. Alasanku daripada aku keliru, diam lebih aman.

Aku  menyimpulkan  bahwa berita yang salah bisa dikatakan BLACK CAMPAIGN. Kalu ternyat tidak benar  aku bertanya-tanya, " Apa tidak dosa ya bagi penyebar berita bohong?.

Sekali lagi aku tidak ikut-ikutan berkomentar dengan CAPRES INDONESAI RAYA, karena keduanya hebat-hebat.

Tulisan ini bukan berarti untuk menggembosi bagi para pembaca dalam menulis. Pokoknya aku memotivasi para pengguna internet jangan hanya menjadi pembaca, jadilah penulis. Namun ini cuma memberi masukan supaya jangan menjadi orang yang suka ikut-ikutan berkomentar. "Berkreatiflah!". Untuk menjadi penulis hebat perlu proses. Dan inilah preosesku dalam menulis di blog pribadiku. 

SALAM SUKSES SEJATI

Senin, 19 Mei 2014

"Ora opo-opo, Ora sah Isin-Isin".Propaganda Setan?

"Andai aku dulu menggadaikan rasa maluku (roso isin), wah aku bisa celaka!"  Itulah kurang lebih perkataan  temanku yang  tersampaikan kepadaku beberapa tahun yang lalu.

Benar, memang rasa malu adalah rem pakem yang menyelamatkan akan hancurnya harga diri, masa depan dan bahkan keselamatan diri. Kenapa demikian?

Ya, menurut cerita sobatku, dia memiliki kesempatan besar untuk tergelincir ke hal-hal yang negatif (baca=maksiat). Namun, Allah SWT telah melindunginya lewat bisikan malaikatNya. "Jangan, jangan pokonya Jangaaan  lakukan!  Itulah bisikan malaikat  ke hati sobatku. Di samping itu, setan berbisik juga       "Ora popo, ora popo, Tuhan Maha Pengampun, lakukan saja cepaat!"

Alahmdulillah sobatku selamat karena menuruti  bisikan malaikat. Bisikan malaikat intinya bagaiman selaku manusia menjaga harga diri, kehormatan diri dan yang jelas keselamatan diri di dunia dan di akherat nanti. Ini tidak lain, setahukuku sobatku sudah tebiasa menjaga diri dari  godaan hawa nafsu. Jadi, barangkali setanpun tidak mudah mendekati sobatku tadi.

Berkaca dari pemberitaan di media. Banyak orang yang dipaksa tinggal di penjara, kenapa?. Jelas banyak di antaranya mereka  tertipu dengan perilaku setan yang menjerumuskan. Setan bergentayangan melalui pergaulan bebas, dunia politik dan bahkan di dunia akademik.

Di dunia pergaulan bebas, antara lawan jenis di kalangan remaja saat ini  sungguh menggoda dan luar biasa. Menurut pemberitaan kasus di kota pelajar (Jogja) dalam sebulan  di suatu RS ada lebih dari 40 kasus kehamilan di luar nikah. Bahkan di anatarnya ada upaya pengguguran kandungan.  Ini belum di kota lain. Nau 'u billah. Kenapa? Ya jelas SETAN TELAH MEMBELENGGU ORANG untuk tidak memiliki rasa malu.

Di dunia politik. Pembaca sudah tahu semua, bagaimana para penipu beraksi lewat pilek yang tak jujur, money polotik dll.

Di dunia akademik, pembaca sudah tahu juga. Kasus jual beli kunci jawaban UN. Kalau yang baru saja  tertangkap adalah   di kabupaten  prov Jatim. Diyakini pula kasusnya sudah berkali-kali. Tapi kali ini apes baru terungkap.  Apa di kota lain tidak ada?. Pasti ada! Cuma Allah masih berkenan menutupinya. Dengan alasan "Kebanggaan Semu, lewat nilai UN bagus, tanpa proses belajar". Di sinilah setan telah berhasil  dalam kampanyenya: "Pasukankuuuu!  Tanggalkan saja rasa malumu!"


Minggu, 18 Mei 2014

"Ora Po Po": Kata Luar Biasa (The most inspiring, motivating, and trending word for this month)

"Kamu  Ora Po Po Maskatno" Happy saja ya!. Itulah kata yang menghibur, menginspirasi , dan memotivasi diriku sendiri. Memang kata "ora po po" adalah kata yang sering muncul di dunia media pada bulan-bulan terakhir ini. Kata-kata "ora popo" sering kuucapkan,  ternyata menginspirasiku untuk lebih bahagia.

Sering juga aku memotivasi orang lain. Memang itu pekerjaan seorang ayah dan pendidik. Namun, ini  bukan berarti  aku  sudah hebat, yang memiliki motivasi luar biasa dalam mengisi hidup. Bukan! Aku bukan orang ideal atau dekat dengan kesempurnaan. Sekali lagi kunyatakan bahwa aku juga butuh dimotivasi.

Yang sering mengganggu pikiranku bahwa aku sering berharap yang lebih terhadap diriku sendiri. Obsesiku terlalu tinggi. Tapi aku sering mendapatkan hasil di bawah harapanku.  Maka kata "ra po po" yang  merupakan kata biasa bagi Jokowi, ternyata berdampak  luar biasa dalam memotivasi diriku sendiri.

Setiap orang memiliki kelemahan. Dan pastinya kelemahan banyak bersarang pada diriku sendiri. Walau aku lemah, aku harus  berusaha menjadi ikhlas-legowo dan kreatif dalam menghibur diri. Jika tidak demikian,  aku akan sering kecewa. "Hidupku harus bahagia walau dalam kelemahan" Itulah kata yang sering kutanamkan pada diriku sendiri. Harapanku  makin tua makin bahagia.

Apalagi mengingat-ingat akan kebodohanku, aku bisa  stress. Kini aku harus lebih bersemangat dalam menutupi kebodahanku. Bagaiman caranya? Ya tentu semakin rajin belajar. Kini hobiku dalam menulis  sangat menghiburku dalam menutupi kebodohan. 

Merasa bodoh? "Aku ra popo" Yang penting masih punya semangat dalam belajar.

Jumat, 16 Mei 2014

Tak Usah Ragu Akan Kebenaran Sabda Nabi, " Silaturahmi=Rezeki"


"Silaturahmi mengundang rezeki" Itulah kata Mas Ari (Mantan ketua OSIS SMAN 1 Girimarto th 2012) saat bersilaturahmi di rumahku.

Di sela-sela kesibukan kerja dan kuliah, Mas Ari menyempatkan diri ke rumah mantan guru SMAnya. Menurutku orang yang mau silaturahmi adalah orang hebat, dan  salah satunya Mas Ari. 

Kalau dipikir secara materi, mungkin Mas Ari rugi. Karena dia harus mengorbankan bensin,  waktu dan tenaga untuk mendatangi rumah mantan gurunya. Namun, bagi orang yang beriman tentu tidak ada kata yang tak mungkin karena dorongan dari sabda nabi. " Silaturahnmi mendatangkan rezeki dan panjang umur".

Bener juga. Sebelum Mas Ari datang ke rumahku, aku tidak berniat sama sekali memberi hadiah. "Untuk apa kok memberi hadiah segala? Memang aku orang kaya" Itulah pikiranku.

Menit berlalu Allah SWT memberikan bisikan lewat malaikatNya,"Beri dia hadiah, dia sudah jauh-jauh meluangkan waktuke rumahmu".
Alhamdulillah  hatiku digerakan oleh Allah untuk memberi mas Ari hadiah sebuah buku motivasi (10 Kunci Sukses Sejati karya Maskatno Giri) . Itulah rezeki  silaturahmi dari Mas Ari.
Salam sukses sejati Mas Ari.

Kamis, 15 Mei 2014

Achievement Motivation Training (AMT) Untuk Kelas VI SDIT Darul Falah Solo Baru

Malam liburan , Rabu 14/05/2014 spesial untuk   refleksi diri,  berbagi, memotivasi dan tentu mencari ridlo ilahi. Para siswa dan guru SDIT Darul Falah Solo Baru beraksi dengan malam bina iman dan taqwa. Luar biasa walau sampai lebih dari pikul 9 malam para guru dan siswa tetap setia meningkatkan kualitas diri dan kalitas peserta didik dalam  acara MABIT.

 

Setelah Sholat berjama'ah  Isa', sesi motivasi dimulai. Kini aku: Maskatno Giri diberi kesempatan untuk mengisi AMT.  Sebenarnya bagi aku mengisi motivasi sudah biasa. Karena tugas  seorang guru adalah memotivasi. Tapi ini agak beda, soalnya aku terbiasa memotivasi para guru juga para siswa SMA. Eeeeh ternyata kini harus berhadapan dengan para siswa SD  lebih ekstra keluar energi. TApi asyik juga siih!. Mereka lugu dan jujur, antusias dan penuh semangat. 

"We are the champion". Itulah yel-yel yang kta teriakkan bersama.

Para siswa SDIT Darul Falah pada hakikatnya adalah anakku semua. karena tiga anakku pun sekolah di sini.
Kini aku cuma berdoa bahwa DF akan melahirkan generasi yang tangguh, berprestasi dan tentu bertaqwa kepada Ilahi Rabbi.

SALAM SUKSES SEJATI!.

Rabu, 14 Mei 2014

Sabar, dan Tegar Ya mbak Ida Cholisa! Karena Anda Luar Biasa

Aku bukan bermaksud mengekploitasi seseorang, tapi  di sini aku bisa belajar arti sebuah ketegaran, kesabaran, kesyukuran dan keikhlasan  dari  seniorku Mbak Ida Cholisa yang menginspirasi. Beliau adalah seorang ibu rumah tangga, dan ibu guru bahasa Inggris luar biasa.

Mbak Ida adalah kakak tingkatku semasa aku kuliah di FKIP Pend. Bhs Inggris UNS.  Orangnya cerdas dan tegas. Setahuku  dia diterima di  UNS melalui jalur istimewa atau PMDK.

Sebenarnya aku ingin bersilaturahmi  ke rumah mbak Ida dan  bisa ngobrol langsung. Namun, aku hanya bisa silaturahmi dan sering mengikuti jejaknya melalui FB. Setelah lulus kita tidak pernah bertemu lagi. Kini dia tinggal di Bogor, kalau tak salah dia mengajar di salah satu SMA Negeri .

 Tulisan mbak Ida cukup menginspirasi dan membelajarkan. Aku suka membaca tulisannya. Kini beliau sudah merambah di dunia kepenulisan. Bahkan beberapa karyanya sudah diterbitkan. Saat membaca tulisannya, sering air mataku menetes. Gaya tulisanya menyentuh, dan memang  bersandar pada kisah nyata.

 Mbak Ida menuturkan kisahnya:  intinya  kesabaran dan keikhlasan itu penting. Beberapa tahun yang lalu, beliau bercerita bahwa dia harus berjuang dengan kanker payudara. Tinggal di RS  tidak hanya sekali dua kali,  tentu proses kemoterapi, dan pengobatan lengkap sudah dijalaninya. Tetap semangat, optimis, dan pasti berdoa kepadaNya. Alhamdulillah, benar Allah Maha Penyembuh, mbak Ida akhirnya bisa sembuh total dari kanker payudara.  Namun,dia  sudah  ikhlas  dengan kepala plonthos.

Berikut ini dokumentasi mbak Ida yang diupload melalui FBnya:

 
 Foto mbak Ida bersama salah satu anaknya


Hasil gambar untuk ida cholisaKesembuhan penyakitnya berkat jasa suami yang luar biasa pula. Menurut cerita mbak Ida, suami sudah terbiasa menyiapkan  puluhan lembar daun sirsat setiap hari sebagai obat herbal : si pembunuh sel kanker.

Singkat cerita. Tahukah kawan? Keharmonisan, kesabaran, tanggung jawab si suami mbak Ida kini hanya sekedar kenangan. Beberapa tahun, setelah mbak Ida total sembuh, dia  terlihat fresh, cantik, dan semangat. Namun, ujian hidup belum berakhir. Suami mbak Ida tepatnya tanggal 30/10/ 2013 terkena serangan jantung, dan meninggal. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun.


Menurut cerita mbak Ida, atas meninggalnya suami tercinta merupakan pukulan hebat, melebihi beratnya ujian penyakit kanker. Kini dia hidup bersama dua anak yang cakep-cakep. Mbak Ida selalu  memotivasi diri supaya tetap tegar. Ketegarannya semakin bertambah karena dimotivasi  oleh kedua anaknya. Alhamdulillah mbak Ida  dikarunia anak-anak hebat dan menghibur.

 2. Foto saat kemesaraan mbak Ida bersama almarhum Suaminya


Hasil gambar untuk ida cholisa

Ya, Allah berilah kesabaran mbak Ida Chalisa!

Kata ustadzku, kalau orang baik diberi banyak cobaan berarti dia akau diupgrade oleh Allah biar menjadi pribadi  yang lebih berbobot, lebih mulia dan diampuni dosa-dosanya.  Tapi ada syaratnya orang tersebut harus sabar dan ikhlas.

Cobaan untuk mbak Ida ternyata belum berakhir juga. Bulan-bulan terakhir  ini mbak Ida  terkena serangan penyakit. Penyakitnya kini kelihatannya tak terkait langsung dengan kangker payudara seperti sebelumnya. Jenis penyakitnya dikenal dengan  "hypertyroid" . Penyakit ini cukup menggerogoti tubuh mbak Ida. Tubuhnya lemas dan hampir seluruh daging yang menempel di tubuh lenyap (tinggal tulang n kulit).  Mbak Ida pernah mnuturkan "Pasti kamu tidak mengenalku bila berpas-pasan, sebab aku sudah sangat jauh beda".

3. Foto terakhir mbak Ida pas menderita sakit hypertyroid, yang diupload sendiri ke publik:

Hasil gambar untuk ida cholisa


Sekali lagi. Ya Allah berilah kesembuhan, ketabahan mbak Ida. ALFATIHAH.!

Di FB mbak Ida, beliau menulis:
Efek kanker yang kuderita di tahun 2010 tidaklah sedahsyat efek hypertiroid yang kuderita di tahun 2014 ini.
Dahulu, aku tetap tegar meski dihajar kemoterapi dan operasi. Badanku tetap segar, wajahku tetap bersinar, hanya kepalaku yang plontos tanpa rambut sehelai pun. Sedikit orang yang tahu bahwa saat itu aku sedang menderita sakit tak biasa.
Kini, keperkasaanku lenyap sudah. Hypertiroid mengubah segalanya. Berat badanku turun drastis, wajah dan tubuhku dihiasi tulang yang bertonjolan. Hari-hariku diwarnai letih dan lemas.
Satu hal yang membuat hari-hariku semakin tak beraturan; aku bisa ke belakang lebih dari 10 kali. Rasanya mau pingsan.
Semangat hidup terkadang naik turun. Tapi aku tak akan menyerah. Sampai titik darah penghabisan. Demi anak-anak yang kusayang.


Di suatu kesempatan Mbak Ida bicara masalah kematian melalui FBnya: 

Kehidupan ini pada akhirnya akan bermuara pada kematian. Maka teguhlah dirimu, kawan. Tak perlu terlalu berduka atas kehilangan, tak perlu terlalu bersedih atas kerugian, tak perlu terlalu menederita atas kemalangan. Dan yang pasti, tak perlu terlalu bergembira atas keberhasilan.
Jadilah pribadi yang tidak 'terlalu'. Apalagi terlalu keterlaluan.
Jadilahi pribadi yang bermanfaat, agar tak rugi saat kematian datang mendekat.


Menurut  tulisan FB mbak Ida di bulan  Agustus 2014 ini,  dia menderita diare, katanya sehari semalam sekitar 20 kali.

Mari kita doakan mbak Ida supaya tetap, sehat, sabar, ikhlas, tegar dan menjadi inspirator, motivator dan inovator untuk kita.