DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 16 Desember 2014

Inovatif dan Kreatif dalam Pembelajaran, Kenapa Tidak?

 Bila Anda seorang pendidik, dan ingin menjadikan pembelajaran Anda tidak membosankan,   ternyata jalan satu-satunya Anda harus berkreatif dan berinovatif. 
Kalimat di atas adalah salah satu  hikmah dari workshop  pembelajaran inovatif yang diselenggarakan di SMAN 1 Girimarto tadi pagi Selasa 16/12/2014. Kebetulan aku menjadi moderator, so aku mendapatkan pencerahan dan berbagai hikmah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Lalu, Anda dan saya mungkin bertanya-tanya bagaimana cara berinovatif. Jawabanya singkat saja. Kita harus belajar menjadi pribadi inovatif. Menjadi inovatif jelas bisa dipelajari. Sedangkan menjadi membosankan dan malas inovatif mudah saja, tentu tidak perlu berlatih dan belajar.

Namun, kita juga perlu jujur  bahwa ada hal-hal yang menghalangi kita untuk menjadi kreatif dan inovatif. Ya tentu sumber utamanya dari kekakuan  dalam pembelajaran adalah kita sendiri.

Berdasar berbagai referensi ada hal-hal yang menghalangi kita berinovatif dan kreatif:

1.  Malas berpikir dan belajar.
Kemalasan  laksana virus. Kalau kita sudah kena  virus malas, jelas  apapun jeniskegiatan pembelajaran akan tak inovatif. Dan kemalasan pun bisa menular ke  teman sesama guru  dan ke para siswa.
2. Mengutamakan materi pembelajaran  daripada kebutuhan siswa
Jika fokusnya kepada materi belajar, maka standar akan dibuat lebih baku dan kaku. Selain itu, materi dan metodenya akan lebih mudah digunakan turun temurun. Bagaimanapun kondisi siswa dari tahun ke tahun, jika fokusnya pada materi, maka isi dan cara penyampaiannya tidak banyak menuntut adanya perubahan.
3.  Menyajikan materi  pembelajaran sama dengan metodenya sama pula
Andai materi  pembelajaran. yang harus disampaikan sama dari tahun ke tahun, paling tidak metode yang digunakan disesuaikan dengan kondisi siswa. Hanya saja, tidak jarang guru mengartikan, jika materi yang harus ia sampaikan sama dengan tahun lalu, maka metode yang digunakan sama pula.
4. Mempertimbangkan  pada metode, tapi melupakan isi
Sebenarnya banyak guru yang  sudah mulai kreatif  dengan  metode yang menyenangkan dalam belajar. Hanya saja, guru terfokus pada desain proses belajarnya, tapi melupakan isinya. Misalnya guru menciptakan metode bermain untuk belajar. Di akhir pertemuan, siswa lebih ingat senang-senangnya daripada memahami apa yang mereka capai.
5. Materi pembelajaran yang terlalu banyak
Guru yang dituntut mempunyai jam mengajar banyak (24 jam bro!) dalam satu minggu, bisa menjadi sumber kejenuhan. Penerapan metode yang sama untuk target waktu mengajar yang banyak, memang masih punya nilai positif, guru semakin ahli materi dan metode yang ia terapkan. Tetapi ada efek negatifnya, yaitu menurunnya daya kreativitas guru.
6. Merasa nyaman dengan metode  praktis
Sehausnya guru  mengajak siswa terbiasa beralih dari zona  nyaman (comfort zone) menuju  zona  belajar (learning zone).

Allahu a'lamu bishawab, and  SALAM SUKSES SEJATI!

Minggu, 14 Desember 2014

Yang Paling Banyak Dicari Manusia (Mengenali Penghalang Rezeki, Bahagia dan Ketentraman Hati)

Baru saja aku berselancar melalui dunia maya tentang jawaban atas pertanyaan  apa sebenarnya yang paling banyak dicari oleh manusia dalam hidup ini. Ternyata  urutan jawabanya adalah 1. kebahagiaan, 2. ketenangan hati dan 3.  rezeki. Setelah kucermati  ketiga-tiga urutan tersebut tak terpisahkan satu sama lain.

Aku masih penasaran tentang penghalang-penghalang, kebahagiaan, ketenangan dan rezeki. Lalu  aku mencari-cari berbagai sumber tentang tindakan-tindakan yang  menghalangi 3 faktor tersebut. Akhirnya ketemu juga formulanya. Sebagai  bahan refleksi diri,  kuramu   7M formula yang menghalangi  datangnya  kebahagiaan,  ketenangan hati dan   rezeki.
1. Malas menuntut ilmu atau belajar.
 Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan yang padanya ia menuntut ilmu, maka Allah menempuhkannya jalan kesurga.” (HR. Muslim dari Abu Harairah).
Beliau Nabi SAW bersabda: “Sungguh kamu pergi lalu kamu belajar satu bab dari ilmu, itu lebih baik dari pada kamu sholat seratus raka’at.” (HR Ibnu Abdil Barr dari Abu Dzarr).
 Beliau Nabi SAW bersabda: “Belajarlah apa yang kamu kehendaki, Allah tidak akan memberi pahala kepadamu sehingga kamu mengamalkan.” (HR Ibnu Abdil Barr dan Ad Dailami).
 2. Menjauhkan diri  dari beribadah kepada Allah SWT
Allah SWT telah menjanjikan bahwa DIA tidak akan mensia-siakan pengabdian diri hamba-Nya, seperti firman-Nya dalam hadis kudsi:
“Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu.”
(Riwayat Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah r.a.)
3. Menyepelekan  Istighfar alias tak mau tobat
Istighfar adalah lafaz atau perbuatan rintihan dan pengakuan dosa seorang hamba di hadapan Allah SWT, yang menjadi penyebab Allah jatuh kasih dan kasihan terhadap hamba-Nya lantas Allah berkenan melapangkan jiwa dan kehidupan si hamba. Dengan selalu beristighfar, insya-Allah dosa-dosa kecil yang selama ini dilakukan akan dapat dihapuskan dengan izin Allah SWT.
Berdasarkan Sabda Nabi Muhammad SAW:
“Barang siapa memperbanyakkan istighfar maka Allah SWT akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.”
(Riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas r.a.)
4. Menjalankan  Maksiat
Sabda Nabi Muhammad SAW:
“…dan seorang lelaki akan diharamkan baginya rezeki kerana dosa yang dibuatnya.” (Riwayat at-Tirmizi)
Betapa pentingnya kita menjaga amalan supaya rezeki yang Allah kurniakan kepada kita itu adalah berserta dengan berkat dari-Nya, bukannya berserta kemurkaan-Nya. Na’uzubillah!
 Ibnu Abbas r.a. telah berkata :-
“Sesungguhnya kebajikan itu memberi cahaya kepada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Manakala kejahatan pula boleh menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya.”
5. Menjauhkan diri dari  ingat  kepada Allah SWT
Ketahuilah bahawa dengan banyak mengingati Allah, ia akan membuatkan hati menjadi tenang dan kehidupan terasa lapang. Kelapangan rezeki seperti ini hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang beriman. Firman Allah SWT dalam Al-Quran yang bermaksud :-
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan dzikrullah. Ketahuilah dengan dzikrullah itu, tenang tenteramlah hati manusia.”
(Surah Ar-Ra’d : ayat28)
Ketenteraman inilah yang sebenarnya menjadi dambaan seluruh umat manusia sama ada yang kaya ataupun  yang miskin. Hanya dzikirlah  yang mampu memberikan ketenangan jiwa dzahir dan batin kepada kita.
6. Mendurhakai  orang tua
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah SAW berpesan agar sesiapa yang ingin panjang umur dan dilapangkan rezekinya, maka hendaklah mereka berbakti kepada kedua ibu bapanya serta  menyambung tali silaturrahiim. Baginda Rasulullah SAW juga bersabda:
“Siapa berbakti kepada ibu bapanya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah akan memanjangkan umurnya.”
(Riwayat Abu Ya’ala, at-Tabrani, al-Asybahani dan al-Hakim)
Berbakti dan mendoakan kedua ibu bapa juga menjadi sebab terbukanya pintu rezeki, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW lagi :-
“Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya nescaya terputuslah rezeki (Allah ) daripadanya.” (Hadis Riwayat : al-Hakim dan ad-Dailami)
7. Mengabaikan orang yang lemah
Berbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuk di antarantanya: menggembirakan lewat sedekah-sedekah kita,  menengoknya jika mereka  sakit,  peduli dengan anak yatim dan fakir miskin, juga isteri dan anak-anak yang masih kecil. Bersabda Nabi Muhammad SAW :-
“Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Hadis Riwayat : Bukhari)
 Nabi Muhammad SAW lagi :-
“Siapa yang peduli kepada  saudaranya maka Allah akan memperdulikannya…”
(Hadis Riwayat : Muslim)

Rasanya banyaknya harta, tingginya pangkat tak ada makna bila kita tidak bahagia. Hidup di dunia ini hanya sekali. Mestinya  kita selalu siap menyambut  kebahagiaan. Dan salam Sukses  Sejati!.

Kamis, 11 Desember 2014

2 Tahun Lewat Blogku Dibuat Oleh Blogger Modal Nekat Semoga Membawa Berkat (Ambal Warso blogku, Hikmah Blogging)

Catatan harian dalam blog  pribadi ini dibuat jelas utamanya untuk kepentinganku pribadi. Maka tema blog ini "Memotivasi Diri Sendiri",  dari seorang penulis / blogger modal nekat. Wah, Alhamdulillah  blogku sampai saat ini sudah dibaca lebih dari 100 ribu pembaca. Bukan untuk sombong-sombongan lho!  Bahkan pembaca yang telah mengunjungi blogku melalui google + sudah mendekati  300 ribuan. Memang inilah salah satu kebahagiaan kami: bisa berbagi,  menghibur diri dan juga menutupi (kebodohan, kelemahan dan aib diri). Semoga membawa berkah.

Kini aku mau berbagi 6 M tentang manfaat membuat catatan harian dalam blog,   lebih jauh  semoga  blogku  menjadi an inspiring blog :

1. Menanamkan kebajikan yang akan kita petik pahala dari Allah SWT. Pahala itu tentu kita dapatkan dengan memanfaatkan waktu secara baik, syukur-syukur bisa memotivasi  dan  dapat bermanfaat bagi orang lain. Berbagi nasihat dan motivasi adalah salah satu bentuk sedekah.  Dan Allah tidak  lupa dalam mencatat  kebaikan dari setiap jerih payah   jari jemari dan dari kreativitas kita,
2. Menghibur diri dan memuaskan batin diri. Kebahagian diri atau kepuasan batin jelas tidak bisa di nilai dengan materi, mana kala tulisan kita sudah selesai. Hal itu akan memberikan motivasi, inspirasi dan keinginan yang sangat kuat, apa lagi penulis pemula seperti saya sendiri. Waduh, di kala ingat berbagai kelemahanku, rasanya hati ini gusar. So menulis adalah cara efektif untuk mengobatinya.
3. Menjadi orang bijak. Banyak orang yakin dan   beranggapan bahwa, setiap penulis mempunyai jiwa dan pemikiran yang lebih idealis, sportif, kreatif dan semangat akan mampu meberikan bimbingan dan arahan bagi para  pembaca.
4. Menambah wawasan pengetahuan, dengan menjadi seorang blogger tentu kita dituntut untuk menyajikan suatu postingan yang bersifat realitis  maupun fiktif namun kadang kala seorang penulis tidak lepas dari masa jenuh yang pada akhirnya menyebabkan pikiran menjadi macet sehingga tidak dapat berpikir, dan inilah saatnya seorang penulis harus mau move on yaitu dengan cara memperbanyak membaca artikel orang lain dan sharing dengan teman blogger lain dengan begitu seorang penulis akan mendapat ide dan wawasan baru.
5. Menambah teman di dunia maya, walaupun  blogging di dunia maya tidak menutup kemungkinan pertemanan tersebut terjalin hingga di dunia nyata itu telah terbukti  bisa mengundang rezeki.
 6. Menyimpan arsip tulisan dalam blog, Insya Allah lebih aman karena tidak termakan virus dari  hardisk, flashdisk atau  dari  perangkat lainnya.

Teringat nasihat Al Ustadz: fastabihul khairaat-mari berlomba dalam kebaikan!. SALAM SUKSES SEJATI!


Rabu, 10 Desember 2014

Motivasi Dari Mas Jamil

Beberapa hari ini  aku baru  malas menulis. Tapi Insya Allah aku tetep semangat dalam membaca. Salah satu bacaan saya adalah  kumpulan tulisan motivasi dari mas Jamil. dan berikut ini mas Jamil menekankan pentingnya spiritualitas diri:

Pada tahun 1957, sebuah perusahaan pemeringkat saham dan obligasi di Amerika (Standard & Poors) menyusun daftar 500 perusahaan terbaik. Dan 49 tahun kemudian, ternyata dari 500 perusahaan itu hanya tersisa 74 perusahaan yang masih layak dikatakan terbaik. Selebihnya, 426 perusahaan atau 84 persen-nya menghilang.

Apa penyebabnya? Ternyata setelah diteliti dan dikaji penyebabnya bukanlah lemahnya modal dan sistem manajemen. Tetapi penyebabnya adalah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip moral dan etika. Wajar bila Gay Hendricks dan Kute Ludeman dalam bukunya The Corporate Mystics berkesimpulan bahwa pemimpin-pemimpin perusahaan yang sukses di abad 21 adalah mereka yang spiritualistik.

Siapakah orang yang spiritualistik itu? Apakah mereka yang rajin menjalankan ibadah ritual semata? Jawabnya ternyata TIDAK. Para pemimpin spiritualistik itu memiliki beberapa ciri. Pertama, orang ini memberi nilai dan makna di setiap pekerjaannya. Ia paham betul bahwa pekerjaannya bukan hanya aktivitas fisik semata. Ada nilai dan makna yang hakiki pada semua hal yang ia kerjakan.

Jadi orang yang kerjanya rajin hanya demi penghasilan yang tinggi tanpa tahu nilai dan makna pekerjaannya, dia bukanlah calon pemimpin terbaik di perusahaan atau bisnisnya. Ia pada hakikatnya hanya robot yang berwujud manusia.

Kedua, ia memahami bahwa bumi tempat menebar prestasi. Manusia spiritualis bukan hanya rajin beribadah ritual. Ia juga juga rajin mengukir banyak prestasi di pekerjaannya. Ia memahami kemuliaan manusia ditentukan seberapa banyak ia bisa memberi banyak manfaat. Bukan hanya sibuk menentramkan dirinya namun lupa menebar kebaikan dan manfaat kepada banyak orang.

Ketiga, ia memahami bahwa ada kehidupan sejati setelah kematian. Dunia adalah alam sebab sementara kehidupan setelah dunia adalah alam akibat. Ia tahu bahwa kedudukannya di kehidupan setelah dunia adalah akibat ulah dari perilakunya di dunia. Ia akan sibuk mencari berbagai peluang untuk mengumpulkan bekal di kehidupan yang kekal.

Berdasar tulisan mas Jamil di atas, mestinya kita tambah semangat dalam  berlatih menjadi manusia spiritualistik.  Tentu kita memiliki cita-cita mulia salah satunya menjadi pelopor kesuksesan, dan kemuliaan.

Salam sukses sejati!

Sabtu, 06 Desember 2014

Sambutlah Kebahagiaan! (Sekedar Refleksi Diri)

Sekedar refleksi diri:
 
Seperti kemarin sore, masa remajaku berlalu. Tak terasa, kini aku sudah tua. Memang, setiap manusia pasti akan mengalami ketuaan dan akirnya...kematian. Idealnya manusia itu merasakan keindahan di waktu muda sampai tua. Itu namanya kesempurnaan. Kenyataanya: tak ada manusia sempurna. 

Kesyukuran pasti pengundang kebahagiaan. Setahuku, orang merasakan keindahan dan kebahagiaan itu dari hasil pembandingan pernah merasakan kesengsaraan. Bahagia dan sengsara itu ada karena sebagai Sunatullah.  Guruku pernah mewasiatkan bahwa berakit-rakit kehulu berenang-renang kemudian. Tentu, belajar dan berusaha dulu baru kebahagiaan datang kemudian.

Guruku menambahkan bahwa masa muda yang dihabiskan untuk sia-sia,berfoya-foya berarti tinggal menunggu masa tua sengsara. Masa muda yang digunakan untuk belajar, bekerja, berkarya, hidup bermakna,  kita  tinggal memetik hasil jerih payahnya di masa tua.

Tak terlupakan kata motivasi dari guruku. Kini, motivasi tersebut  kutularkan untuk para siswa dan anak-anakku tercinta.

Hidup adalah belajar.
Belajar bersyukur.. Meski belum cukup,
Belajar ikhlas.. Meski tidak rela,
Belajar taat.. Meski berat
Belajar memahami.. Meski tidak sehati,
Belajar sabar.. Meski terbebani dan sukar
Belajar setia.. Meski tergoda,
Belajar memberi.. Meski tak seberapa,
Belajar mengasihi.. Meski disakiti,
Belajar tenang.. Meski  gundah dan gelisah,
Belajar percaya keberadaan Allah.. Meski ragu,
Belajar menahan diri.. Meski bernafsu,

Hidup adalah belajar belajar, tinggal memanen kebahagiaan, sebaliknya hidup dengan kemalasan tinggal menunggu kesengsaraan.Namanya belajar bisa bermakna luas, bisa melalui guru kita, dari buku, dari pengalaman diri sendiri dan  juga dari orang lain.  Betapa indahnya bila kita bisa mudah menemukan sumber belajar. Maksudnya di lingkungan belajar yang mendukung kebaikan. Mari kita dekat-dekat dengan sumber pembelajaran yang baik, bukan lingkungan yang buruk.

Allahu a’lamu bisahwab. Salam sukses sejati!

Jumat, 05 Desember 2014

Bahagia Itu Mudah dan Murah

Baru saja aku dimotivasi oleh mas Jamil  Azzaini melalui media online : untuk menjadi bahagia   itu mudah  dan murah. Di lain sisi aku juga membaca tulisan di kotake nasib.blogspot: untuk menjadi bahagia ternyata mahal. Menurutnya dengan kaya bisa mudah bahagia, dengan uang  semuanya bisa diatur.

Setelah kuresapi, aku sangat setuju dengan mas Jamil: bahagia  bisa mudah didapat,  dimanapun kita bisa  bahagia dan pasti  murah. Mas Jamil mengingatkanku utamanya  kita harus mensyukuri mulai dari yang kecil-kecil.  Kita harus bersyukur atas hidayah keimanan dari Allah SWT. Namun, kita harus bersabar jika mendapat musibah. Intinya dengan hidayah  kita bisa lebih aman dan  selamat. 

Bagi orang yang mendapat hidayah tentu kans untuk bahagia jauh lebih besar. Orang-orang yang mendapat hidayah adalah orang yang menang dan beruntung. Mereka dengan mudah dan ringan  berbuat kebaikan dan kemulyaan. Karena segala sesuatu yang baik-baik bisa bernilai ibadah. Mereka  terbiasa bangun pagi sebelum shubuh lalu saholat shubuh berjamaah, mudah bersedekah dll. Sungguh ini sangat  membahagiakan dan menyehatkan. Tentu bagi orang yang jauh dari hidayah: malas bangun pagi, malas beribadah, malas bekerja , malas bersedekah dll.

Bagi  orang-orang yang mendapat hidayah, rumah-rumahnya dihiasi dengan amal kebaikan, dan kasih sayang.  Mereka dengan tulus dan ringan tangan saling membantu, saling percaya, saling menghormati  dan saling tahu atas hak dan kuwajiannya. Si suami dan istri bisa dipercaya, saling menhargai dan saling menutupi aibnya. Sedangkan anak-anak mereka  berbakti kepada Tuhannya dan ortunya. Sungguh ini sangat membahagiakan juga.

Akhirnya kita bisa membedakan dan menyimpulkan:  bagaiman cara orang mendapat kebahagiaan, betapa bedanya orang yang mendapat hidayah keimanan dibandingkan orang yang ingkar, betapa murahnya untuk bahagia dll. 

Selanjutnya terserah Anda. Salam sukses sejati

Kamis, 04 Desember 2014

Sudah Pasti Penerapan Kurikulum 2013 Lemah

Beberapa  bulan yang lalu, masyarakat diajak berpartisipasi dalam  uji publik   tentang kurikulum 2013 (baca: K13)  melalui media on line. Kebetulan aku juga ikut-ikut urun rembuk  melalui uji publik  tersebut. Akhirnya, aku juga tidak tahu apakah uji publik tersebut apa cuma basa-basi.

Sampai saat ini pun pro kontra tentang K 2013 masih berlanjut.  Beberapa  hari yang lalu di hal  opini  kompas menyajikan artikel yang pro pelaksanaan K 2013. Penulis menyetujui K13   berlanjut tapi perlu direvisi. Sedangkan di hal opini  Kompas  lemarin  memuat  artikel supaya K 23 dihapus, dan penulis menyarankan  kembali ke KTSP.

Aku juga sering membaca di berbagi media yang telah memuat berbagai kelemahan penerapan K 2013. Melalui tulisan ini aku merangkum berbagai kelemahan K 2013 antara lain:

PERTAMA, K 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan.

 KTSP saja baru dalam prises perjalanan dan ada beberapa sekolah yang belum secara maksimal  melaksanakannya. Bagaimana  mungkin  kurikulum 2013 dapat  ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya.

KEDUA. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam K 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. Ditambah lagi banyak guru termasuk aku sendiri belum mendapat pengenalan dan pelatihan K 13. Akhirnya aku pun terpaksa meraba-raba tentan pelaksanaan K 13. Khususnya dalam pembuatan RPP.

KETIGA. Kelemahan penting lainnya:  pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar, merupakan  langkah  tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.

Aku cuma berdoa saja semoga  kurikulum di Indonesia menjadi semakin baik. Masak  mengelola anak orang kok pakai coba-coba.

Senin, 01 Desember 2014

Ternyata Ada Gaya Belajar Yang Tepat

Memotivasi  diri, refleksi diri, berinovasi diri tiada henti, pasti sangat perlu! Itulah salah satu caraku  berlomba dalam kebaikan dan untuk menutupi  kelemahan diri. Jelas  tidak mungkin aku menjadi manusia sempurna. Tapi kalau aku bisa lebih baik, why not? Demikian  juga aku tidak perlu menuntut diri menjadi sempurna. Apalagi menuntut  orang lain supaya sempurna.
 
Ketidaksempurnaan manusia  bisa dibuktikan bahwa manusia tidak bisa sama dan menyamai orang lain secara "pas'. Kalau cuma menirukan tentu bisa juga.

Sudah jamak kita yakini Allah SWT telah menciptakan manusia  tak ada yang sama. Bahkan manusia yang “twin”   atau dikenal kembar pun tidak  mungkin  benar-benar  sama. Pasti mereka berbeda dalam banyak hal.   Demikian juga  mereka pun bisa memiliki gaya hidup dan gaya  belajar yang berbeda.

Makanya, tentu tidak bijak bila kita memaksakan seorang anak untuk sama. Manusia adalah makhluk unik berbeda satu dengan yang lain.

Mengenai cara dan gaya belajar kita pun  tidak seyogyanya memaksakan kehendak  anak untuk sama gaya belajarnya dengan  apa yang kita  kehendaki.   Perlu ditekankan bahwa masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri.  Demikian juga kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.

Banyak anak menurun prestasi belajarnya  dan lebih jauh lagi prestasi hidupnya karena  anak dipaksa  belajar oleh ortu atau gurunya dengan gaya belajar yang  tidak sesuai dengan tipenya.
  
Intinya anak akan mudah menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan cara dan gaya  belajar  sesuai dengan keunikan mereka masing-masing.

Melalui tulisan sederhana ini, Maskatno Giri mau berbagi uraian singkat mengenai macam-macam  gaya belajar. Yang jelas, kita tidak perlu merasa bodoh. Kita perlu refleksi diri bahwa terkadang kebodohan kita, karena pemilihan gaya belajar yang  kurang pas/ tepat.
Menurut DePorter dan Hernacki (2002) dalam belajarpsikologi.com, gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality).
Pengertian Gaya Belajar dan Macam-macam Gaya Belajar
 1.   VISUAL (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :
  1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
  2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
  3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
  4. Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
  5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
  6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
  7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu
 2.     AUDITORI (Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
  1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
  2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televisi/ radio
  3. Cenderung banyak omong
  4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
  5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
  6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
  7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
 3.  KINESTETIK (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya  ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :
  1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
  2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
  3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
  4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
  5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambang
  6. Menyukai praktek/ percobaan
  7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Demikianlah macam-macam gaya belajar mudah-mudahan dapat menjadi bahan acuan kita untuk menentukan cara belajar yang baik dan pas untuk kita sehingga mampu menyerap pelajaran dengan baik. Sekarang, kita perlu refleksi diri,  dan  menggali potensi diri.  Dan salam sukses sejati!
Sumber inspirasi bacaan: belajarpsikologi.com

Sabtu, 29 November 2014

Kami Juga Perlu Belajar Ikhlas Merawat Orang Tua (Tip Damai Bersama Ortu)

Aku anak terakhir dari tujuh bersaudara. Aku dilahirkan saat usia ibuku sudah  tua (mendekati lima puluh tahun). Aku sekeluarga diamanati untuk merawat dan hidup bersama orang tua. Namun, ayahku sudah meninggal sekitar tiga tahun yang lalu di usia 94 tahun. Kini kami hidup bersama ibuku yang usianya sekitar 90 tahun. Alhamdulillah beliau  masih sehat. Walau secara fisik masih energetic, tapi secara pendengaran dan kejiwaanya sudah lemah. Kelemahan   beliaulah yang membuat kami sekeluarga harus berlatih SABAR.

Kesabaran kami diuji setiap hari, karena beliau terkadang salah faham,  dan tersinggung. Saya dan istri dianggap sebagai anak yang masih kecil, sehingga kami sering dihujani kata-kata nasihat dan motivasi  yang kalimatnya diulang-ulang. Jelas membosankan.

Kejadian yang baru saja terjadi kemarin, betapa kami dibuat pusing. Ibuku marah-marah dan kami tidak tahu apa penyebabnya. Kami sudah sepakat bersama istri tidak menanggapi secara serius. Dan kami pun tidak membantah. Membantahkan percuma karena beliau baru emosiaonal,  dan tidak bisa  mendengar  dengan baik. Pokoknya : SABAAAAR, SAAABAAAR DAN SAAABAR.

Sebagai motivasi untuk diriku sendiri, dan seluruh anggota  keluargaku untuk tetap sabar, tegar dan berusaha bahagia  walau hati dan pikiran kita digoncang-goncang. Kami mengingatkan diri: pokoknya  enjoy saja!. Sebab kami memiliki obsesi besar: kami berharap masa tua kami bahagia, karena memiliki anak cucu yang berbakti kepada ortunya.

Melalui tulisan ini, aku memotivasi diri tiada henti. Baru saja membuka berbagi artikel tentang "pencerahan bagi orang yang hidup bersama  (baca: merawat) orang tua  yang sudah jempo".

Yang jelas aku pun juga sering lupa  pada kata motivasi diriku sendiri. Eeeeeh ternyata aku pun  juga perlu  motivasi,  nasihat  dan banyak belajar  menjadi ikhlas untuk merawat ortu. Jelas   kita perlu sadar bahwa kita nantinya juga akan menjadi tua, kini kita memiliki kesempatan dan  kuwajiban berbakti  kepada  ortu kita.

Aku terinspirasi dari berbagai konselor dan motivator  salah satunya dari  ibu Ainy Fauziyah  yang pernah  dimuat dalam  Tempo.com. Biar aku lebih mudah memahami, aku meramu dan merangkum  tulisan "motivasi  damai bersama ortu"  kuberi  rumus  7 M.  Ini bisa menjadi kiat agar kita rumah  tangga bisa tentram dan damai bersama ortu kita.

1. Memerlukan pengendalian emosi yang baik, kita tidak perlu  panik bila orang tua "rewel", diam membisu, atau marah-marah. Hal tersebut merupakan siklus alami perubahan sikap kembali seperti anak kecil. Dan ortu pun terkadang juga CAPER. Pokoknya : Don't be so serious!

2. Menghadapi sikap “aneh” para orang tua dengan sikap tenang, sabar, dan legawa. Sikap-sikap tersebut meminimalkan sikap negatif mereka. Pokoknya santai saja menghadapi ortu!

3. Menumbuhkan perasaan bahwa orang tuanya masih ingin dianggap penting, mampu melakukan apa saja, dan berguna. Jadi, orang tua akan nyaman. Pokoknya jangan merendahkan beliau!

4. Membiasakan memberi pujian terhadap apa pun yang dilakukan orang tua, sekalipun hal kecil. Misalnya: "Wah, ibu masih cantik.". Pokoknya puji saja beliau!

5. Menjadi pendengar yang baik untuk segala cerita masa lalu ataupun berbagai keluhan orang tua. Dengan begini, para orang tua akan merasa diperhatikan dan masih dianggap penting. Intinya, Jangan sepelekan beliau!

6. Merawat atau melayani orang tua dan  meminta waktu sebentar dengan baik-baik, supaya mereka mau mendengarkan kita untuk mendapatkan solusi terbaik bila mereka menginginkan sesuatu.

7. Menciptakan sebuah rutinitas berupa pertemuan atau kegiatan yang menjalin sebuah komunikasi intim.  Salah satu cara keluarga kami mengajak beliau sholat berjamaah bersama anak dan istri.

Semoga bermanfaat dan SALAM SUKSES SEJATI!

Rabu, 26 November 2014

Mari Belajar bahasa Inggris: 'PHRASE DAN CLAUSE'.

Sesuai permintaan pembaca terutama dari para siswa SMA, bahwa materi blogku tidak seharusnya didominasi  oleh artikel motivasi saja, sesekali perlu materi pembelajaran. Makanya kini aku mulai menambah postingan  bahan ajar bahasa Inggris.

Hari ini Makatno Giri memposting materi  'PHRASE DAN CLAUSE'.

Phrase dalam bahasa Indonesia disebut frase adalah  merupakan sekumpulan kata yang saling berhubungan tetapi tidak memiliki predikat berupa (verb atau to be). Karena tidak memiliki posisi sebagai predikat, maka tidak bisa dipastikan dalam frase tersebut terdapat subjek.

Contoh :
The kind beautiful wife is mine.
(The kind beautiful wife merupakan kelompok kata yang tidak memiliki kata kerja maupun to be, sehingga layak dinamakan sebagai frase).

Sedangkan klausa, dalam grammatical English, diartikan sebagai sekumpulan kata yang saling berhububungan makna dan memiliki predikat berupa kata kerja (verb) maupun to be. Dengan hadirnya predikat, maka klausa pasti memiliki unsur kalimat berupa subjek.

Tata bahasa Indonesia menamakan klausa (clause) sebagai kalimat. Dalam sebuah kalimat sering ditemukan induk kalimat (main clause) dan anak kalimat (subordinate clause). Terdapat persamaan dan perbedaan antara main clause dan subordinate clause.

Adanya subjek dan predikat (verb atau to be) merupakan persamaan terhadap main clause dan subordinate clause, sementara adanya kata penghubung (conjunction) merupakan point yang harus diwaspadai.
Kenapa ? Karena terdapat kata penghubung (conjunction) yang menghubungan antara dua main clause dan kata penghubung (conjunction) yang menghubungkan antara main clause dan subordinate clause. Waspadai masalah ini.

And, but, or, so, for, yet merupakan kata hubung (conjunction) yang bertugas menghubungkan dua main clause.
Contoh :
Karina has a new coat and Caroline has new boots.

Sedangkan that, how, how many, how much, what, when, where, why, who, whom, whose, which, after, as long as, because, as, if, unless, although, while, when, since merupakan conjunction yang berfungsi menghubungkan antara main clause dan subordinate clause.
Contoh :
We will take a walk after we finish studying.
atau
After we finish studying, we will take a walk.
Sumber referensi;welcomeenglishsolution.com, swaravhaskara.com