DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 01 Agustus 2014

Tanpa Pacaran, Akhirnya Menikah, dan Bahagia

 Mengenang masa mudaku, belasan tahun yang lalu. Aku  belum pernah sama sekali mempunyai pacar. Belum pernah juga menyatakan cinta kepada seorang wanita baik lewat lisan maupun lewat surat cinta  Bagiku pacaran, no way!. Jadi aku belum pernah  tahu rasanya seperti apa kalau bertemu   pacar, pergi bersama pacar dll.
Mungkin bagi pembaca berpendapat bahwa hidupku tidak ASYIK. Jangan begitu sobat!. Hidupku lebih asyik dari yang engkau duga. Hidupku penuh liku-liku, terlebih lagi saat ini. Hidupku terasa indah dan membikin bahagia saat-saat dikenang.

Kala itu, masa muda semakin   mendekati akhir, karena kuliahku di  S1 di Pend B. Inggris UNS  hampir kelar.  September 1998  aku diwisuda tanpa didampingi pacar atau calon istri. Aku menyelesaikan  study di semester 9 dengan IPK pas-pasan saja. Pikiranku aku harus segera lulus dan bekerja dengan  penghasilan yang cukup. Aku menghibur diri, biar nilaiku pas-pasan yang penting lulus cepat sesuai rencana, karena aku kuliah dengan 100% biaya sendiri.

Benar memang,  hidupku di usia muda banyak beban pikiran. Bahkan di saat SMA pun aku sudah bekerja.  Aku harus  memikirkan masalah biaya kuliah,  biaya makan dan kos. Itu semua sudah membikin pikiran pusing. Jujur saja aku tidak secerdas, sesabar, dan sekuat yang  kuidealkan, jadi  rasanya untuk meraih prestasi akademik sangat berat. Bisa makan dan bisa sekolah saja sudah Alhamdulillah. Pacaran? bagiku itu tidak mungkin. Aku tidak setuju "Pacaran",  dan aku tidak mau tambah beban dengan  soal "PACAR"..

Sejak kuliah di semester 3 aku sudah menjadi guru  privat Matematika dan b Inggris untuk para siswa SD dan SMP, juga aku memiliki usaha loper koran. Jadi aku punya keyakinan setelah lulus pasti aku akan mudah mencari kerja walau dengan nilai pas-pasan.  Karena aku  sudah memiliki jaringan  kerja dan  peta pekerjaan khususnya di Solo.

Setelah lulus  aku merasa sangat lega. Perasaan yang sungguh belum pernah kurasakan sepanjang hidup.  Beban pikiran tentu semakin berkurang.

Setelah merasa PLONG. Tiba saatnya  aku  menguatkan tekat dan berdoa. "Ya Allah  dua atau tiga tahun lagi, aku ingin  menikah, aku belum pernah punya pacar atau calon istri. Ya Allah karuniakanlah kepadaku seorang istri nantinya istri yang shalihah, istri yang sanggup menjadi istri setia bersedia dalam keikhlasan dalam duka dan bahagia. Dan pasti istriku harus menerima apa adanya aku.

Sebulan setelah wisuda  ibuku sakit. Semua  kakakku sudah sibuk dengan urusannya. Sehingga  tidak maksimal dalam mengurusi ibuku. Karena mereka sudah memiliki anak semua. Bahkan ada di antara kakaku memiliki   sepuluh anak.  Aku yang diandalkan sebagi pengurus ibuku yang sakit.

Tidak hanya berhari-hari, tapi lebih dari dua minggu ibuku sakit. Dan sempat juga dirawat di RSU Solo. Ada salah satu dari kakakku punya ide bahwa aku  sebaiknya dinikahkan supaya ada teman untuk mengurusi ibuku yang sakit. Oh ya kakakku sebagai  guru ngaji memiliki  beberapa murid gadis. 

Di suatu malam kakakku mendekati aku  berbicara banyak  tentang masa depan, keluarga dll. Akhirnya  ujung dari pembicaraannya bahwa bagaimana kalau aku mau menikahi salah satu dari pilihan kakakku yaitu muridnya yang paling baik, paling cantik menurut   ukuran kakakku.

Aku bingung. Belum pernah punya pacar. belum pernah ditawari pacar dan atau calon istri. Eeeh tahu-tahu aku ditawari untuk menikah. Namun, kakakku meyakinkanku  bahwa salah satu yang ditawarkan kepadaku itu orang baik, cantik dan dari keluarga baik-baik,  teman bergaulnya juga orang-orang baik.

Setealah sholat istiharoh, dalam hatiku menjawan"pokoknya nikah saja demi kebaikan keluarga dan kesehatan ibuku".

Singkat cerita. September 1998 aku diwisuda. 25 Desember 1998 aku melangsungkan pernikahan dengan seorang wanita yang belum pernah kukenal sama sekali.

Setelah menikah, beberapa minggu kemudian ibuku  sembuh dari sakitnya. Sampai saat ini pun ibuku sehat wal afiat da jarang sakit. Kini  ibuku usianya sekitar 90 tahun   tinggal dalam satu atap dengan keluargaku dan  keempat anakku.

Hidup kami sekeluarga Insya Allah  hidup yang sakinah, mawadah dan warrahmah.

Menurutku kisahku membawa hikmah,  pertama pacaran cenderung mendekati KEHARAMAN. Untuk bahagia dalam berkeluarga tidak harus melalui jalur pacaran. Kalau  kita ingin tahu siapakah calan suami atau istri cukup dengan investigasi siapakah sebenarnya  sobat dekatnya dan siapa  keluarganya .  Kedua jika kita ingin hidup lebih baik dari pada sebelumnya, kita  butuh pengorbanan, daya tahan, ketabahan,  kekuatan dll. Walau kita  tidak sabaran dan tabah  ya disabar-sabarkan. Walau kita sebenarnya lemah ya pasti harus dikuat-kuatkan. Walau kita miskin ya dinekat-nekatkan supaya semakin baik ekonominya.

Yang terakhir, tentu tepat untuk diriku sendiri. Hidup dengan wajah pas-pasan, fisik pas-pasan, cerdas pas-pasan,  dari keluarga di bawah pas-pasan ternyata membawa jutaan hikmah di kemudian hari. Maksudku, karena  aku merasa serba pas-pasan bahkan kekurangan menjadikan aku harus nekat dan  "NGRUMANGSANI, APA YANG AKAN DIBANGGAKAN". Mau hidup "sing-sing" tentu tidak pantas. Akhirnya, "sing penting urip dan nekat saja".

Selasa, 29 Juli 2014

Berbagai Hikmah Idul Fitri (Lebaran)


Secara umum banyak orang bergembira  dalam menyambut lebaran. Mungkin saja banyak di antara mereka terkena musibah, cobaan, gangguan dsb. Namun, secara umum yang miskin dan kaya lebih menyatu saat menyambut lebaran tiba.  Semangat berbagi; zakat, infaq dan shodaqoh terlihat lebih semarak di bulan ini.

Bagi kita yang mau berpikir tentu banyak pembelajaran hidup yang bisa dipetik dari hadirnya lebaran. Setidak tidaknya ada lima hikmah dalam menghadapi lebaran atau idul fitri. Hikmah  idul fitri atau lebaran kuperoleh dari keterangan Ustadz Mudzofar.

1. Hikmah Kegembiraan dan Kesyukuran
Hikmah pertama yang sangat menonjol dari momen idul fitri adalah hikmah kegembiraan dan kesyukuran. Ya, semua kita bergembira dan bersuka ria saat menyambut Idul Fitri seperti sekarang ini. Dan memang dibenarkan bahkan disunnahkan kita bergembira, berbahagia dan bersuka cita pada hari ini. Karena makna dari kata ‘ied itu sendiri adalah hari raya, hari perayaan, hari yang dirayakan. Dan perayaan tentu identik dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah menegaskan itu dalam hadits shahihnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: (إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي) لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ” (متّفق عليه).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman; ‘Selain puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku-lah yang langsung akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.’ Dan bagi orang yang berpuasa ada dua momen kegembiraan: kebahagiaan ketika ia berbuka (baca: berhari raya fitri), dan kegembiraan lain ketika ia bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada aroma kesturi.” (HR. Muttafaq ’alaih).
 “مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ، وَ سَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ، فَهُوَ مُؤْمِنٌ” (رواه الطّبراني).
”Barangsiapa bersenang hati dengan amal kebaikannya, dan bersedih hati dengan keburukan yang diperbuatnya, maka berarti dia orang beriman” (HSR Ath-Thabrani).
Begitu pula kegembiraan orang berima adalah kegembiraan karena syukur atas berbagai kenikmatan Allah yang tak terhitung. Seperti firman-Nya yang artinya):
“Dan jika kamu mau menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya” (QS. Ibrahim [14]: 34; QS. An-Nahl [16]: 18).
Dan nikmat yang paling utama tentulah nikmat hidayah, nikmat keimanan, nikmat keislaman dan nikmat ketaatan.
2.                  Hikmah Ketauhidan, Keimanan dan Ketaqwaan
 “… dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa Ramadhan), dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya yang diberikan kepadamu, dan supaya kamu (lebih) bersyukur” (QS. Al-Baqarah: 185).
3.                  Hikmah Kefitrahan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ” (متّفق علَيْه).
Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ” (متَّفق علَيْه).
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa melakukan qiyamullail pada bulan Ramadlan karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ” (متَّفق علَيْه).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang melakukan qiyamullail pada (malam) lailatul qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu… “ (HR. Muttafaq ‘alaih).
4.                  Hikmah Kepedulian
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ (متَّفق علَيْه).
Dari Ibnu ‘Abbas berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan, lebih-lebih pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril ‘alaihis salam menemuinya, dan adalah Jibril ‘alaihis salam mendatanginya setiap malam di bulan Ramadlan, untuk bertadarus Al Qur’an dengan beliau. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jauh lebih ermawan dengan kebajikan daripada angin yang bertiup (HR. Muttafaq ‘alaih).
5.                  Hikmah Kebersamaan dan Persatuan
Selama Ramadhan, suasana dan nuansa kebersamaan serta persatuan ummat begitu kental, begitu terasa dan begitu indah. Mengawali puasa bersama-sama (seharusnya dan sewajibnya), bertarawih bersama (disamping jamaah shalat lima waktu juga lebih banyak selama Ramadhan), bertadarus bersama, berbuka bersama, beri’tikaf bersama, berzakat fitrah bersama, dan beriedul fitri bersama (semestinya!).
Dan hal itu karena memang ibadah dan amaliah Ramadhan serta ‘Iedul Fithri adalah bersifat jama’iyah, kolektif, dan serba bersama-sama. Tidak bisa dan tidak boleh sendiri-sendiri.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالْأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ” قَالَ أَبُو عِيسَى وَفَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ: إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا أَنَّ الصَّوْمَ وَالْفِطْرَ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَعُظْمِ النَّاسِ (رواه التّرمذيّ وأبو داود وابن ماجة، وصحّحه أحمد شاكر والألبانيّ).
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Berpuasa itu adalah pada hari dimana kalian semua berpuasa (secara bersama-sama), dan beriedul fitri itu adalah pada hari dimana kalian semua beeiedul fitri (secara bersama-sama), demikian juga dengan Iedul Adlha, yaitu pada hari dimana kalian semuanya beriedul adha (secara bersama-sama).” (HR Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah; dishahihkan oleh Ahmad Syakir dan Al-Albani. Imam Abu ‘Isa At-Tirmidzi berkata: sebagian ulama menafsirkan hadits ini bahwa maksudnya, sesungguhnya shaum dan iedul fitri (dan juga iedul adha – pen.) itu (harus) bersama jama’ah dan mayoritas ummat manusia (ummat Islam).
”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al-Hujuraat: 10).

Kini Mereka Telah Berubah

Beberapa hari pasca lebaran full untuk silaturahmi. Menyenangkan sekali.  Dalam kunjungan tempat saudara. Tak terencana bisa bertemu dengan  beberapa sobat lama. Puluhan tahun kami tidak bertemu.

Bervariasi perubahan nampak di fisik juga perilaku  dari para sobatku.  Ada di antaranya, dia yang dulu gagah perkasa. Setelah lebih dari lima belas tahun kami tidak saling berpas-pasan. Eeeeh tahu-tahu dia terlihat lemah sekali. Penyakit  gula telah merusak tubuhnya.

Ada juga di antara sobatku  tahu-tahu dia telah berubah menjadi orang yang  alim.  Ya, siang tadi aku bertemu dengan salah satu sobatku yang alim dan sukses dalam  berbisnis. Sebut saja mas X. Dia dulu alumni UNDIP. Ayahnya seorang marinir. Pendidikan agama di keluarganya tergolong minim. Namun, mas X mendapat pencerahan agama saat kuliah.

Setelah lulus, banyak perubahan pada diri mas X. Dia semakin rajin beribadah dan belajar agama. Mas X sebenarnya bagus secara akademik, dan pernah juga menjadi dosen di salah satu PT suasta. Namun, mas x tertarik di dunia usaha. Alhamdulillah, dia tergolong pemuda yang sukses di kampungnya. kini dia telah memiliki banyak karyawan

Selamat dan sukses pada mas X. Semoga   dia menjadi motivator bagi pemuda-pemuda dikampungnya. karena banyak di antara sobatnya makin tua tidak semakin baik. banyak di antaranya suka  'mendem alias ngombe miras'. Mungkin alasannya , NDONYA MAMPIR NGOMBE.

Momen Ternyata Segalanya

Banyak orang dan mungkin salah satunya aku sendiri berpeluang hidup bahagia sekali, sukses sejati sekali dan bermakna sekali. Namun sayang kesempatan emas lenyap dan hilang begitu saja.

Indahnya masa depan dan atau masa tua ternyata berbuntut kurang membahagiakan. Salah satu penyebabnya ternyata menyianyiakan peluang atau kehilangan momen untuk  berbuat kebaikan.

Bulan puasa dan idul fitri  sudah berlalu. Ada di antara kita yang merasa lega, kecewa dan biasa-biasa saja  setelah momen-momen peningkatan kualitas diri di bulan suci berlalu. Salah satu penyebab timbulnya kesan  yang beragam dalam mensikapi kesempatan  baik tersebut adalah perbedaan kita dalam bersikap.

Aku ingin berbagi kisah, ada seorang tetangga dulunya sih kaya raya. Sayangnya kesempatan bisa berbagi tidak digunakan dengan baik. Kesempatan di bulan puasa dan idul fitripun: bersedekah, berinfaq peduli dengan si miskin , fitrah untuk anak-anak kecil. Semunya tiak digunakan secara baik.

Si anak kecil keponakan tetanggaku yang kaya tadi dulu sangat miskin. Si keponakan  tersebut  tidak pernah terjamah kedermawanan si kaya yang merupakan adik dari ayahnya. Padahal kesempatan si kaya sangat besar untuk membantu uang jajan dan keperluan sekolahnya. Sedangkan si keponakan  bukan jenis peminta-peminta belas kasihan.

Dua puluh tahun berlalu. Si kaya kini sudah tua dan sakit-sakitan.  Sedangkan si keponakanya sudah dewasa dan menjadi orang kaya.  Dulu si anak kecil tersebut  tak menampakkan tanda-tanda menjadi orang besar atau kaya. Kekuatan Allah sungguh luar biasa. Allah telah mengubah segalanya.

Walau kini dia sudah menjadi orang berada, dia tidak meniru tabiat si pamannya. Hebatnya lagi, si keponakan kaya tidak memiliki sifat pendedam mengingat masa lalunya, juga tidak dendam terhadap si pamannya yang dulu kaya tapi kikir. Walau kini pamannya sering sakit-sakitan. Dia  tidak segan-segan menjenguk pamannya dan menyantuninya. 

"Wolak waliking zaman". Dulu  si keponakan  hidup sengara kini  dia kaya raya. Dulu paman yang gagah, kaya dan sehat telah berubah menjadi lemah, tua dan sakit sakitan. 

Akhirnya kita bisa belajar mana yang lebih mulia si keponakan yang luar biasa atau si paman yang kikir.

Minggu, 27 Juli 2014

Tiga Kebahagiaan Menyambut Idul Fitri

Alhamdulillah  Insya Allah besuk pagi kita akan menemui hari yang luar biasa  dan penuh makna. Idul  fitri yang dinanti nanti. 

Idul Fitri  makna leksikalnya kembali makan. Walau ada yang mengartikan idul fitri bermakna kembali suci, mungkin saja dimaknai dengan perpekstif lain.

Yang jelas aku sekeluarga bahagia sekali dalam menyambut idul fitri ini. Dan aku pikir banyak jutaan orang merasakan bahagia.

Kebahagiaan yang pertama, alhamdulillah kita masih diberi umur panjang dan kekuatan. kita bisa melaksanakan puasa sebulan penuh tanpa putus/ batal walau kita tidak diawasi oleh manusia. Kita seyakin-yakinnya bahwa kita dididik oleh Allah menjadi pribadi jujur dan bertanggung jawab.

Kebahagiaan yang kedua, alhamdulillah kita diberi kesempatan untuk peduli dengan sesama. Puasa mendidik kita untuk peduli dengan orang yang lemah. Janji Allah bahwa pahala akan dilipatgandakan bagi yang mau peduli teristimewa di bulan suci ini . Alhamdulillah,  banyak di antara kita yang sudah dikaruniai peningkatan kondisi ekonomi, memang seharusnya  kita peduli dengan sesama.

Kebahagiaan yang ketiga, kita dijajikan oleh  Allah pengampunan dosa. Kita bukan manusia sempurna. banyak dosa dan keslahan yang kita perbuat baik terhadap  Allah swt maupun kepada sesama manusia. Maka puasa yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab akan  berpengaruh bahwa setelah ramadlan kita akan kembali  suci, karena dosa-dosa kita telah terampuni. Allahu Akbar.


Selasa, 22 Juli 2014

Karena Pencerahan Ada Perubahan

Beberapa hari ini rasanya aku baru "blank"  untuk menulis catatan harian  di blog pribadiku ini. Padahal, menurut perencanaan tiap hari  aku harus mengisi blog ini dengan berbagi tulisan untuk memotivasi diri walau  hanya beberapa kalimat saja. Eeeh ternyata menulis secara konsisten itu  tidak mudah. Setelah kuhitung-hitung waktuku banyak tersita utnuk tidur. Mungkin ini kompensasi dari saat malam  sedikit tidur.

Waktu untuk kegiatan siraman ruhani  juga mendominasi di bulan puasa ini. Aku sebagai pengurus ta'mir masjid memang harus turut  bertanggung jawab dalam kegiatan di masjid kampungku. Bebagai jenis pengajian  aku ikuti, lumayan aku mendapat pencerhan hidup yang lumayan banyak. Dari urusan bangun tidur samapi tidur lagi  telah diulas oleh beberapa ustadz. Eeeeh sering juga aku dipaksa oleh keadaan aku harus menggantikan posisi  ustadz karena  si ustadz berhalangan hadir. Tidak masalah aku harus belajar sambil mengajar.

Akhirnya aku pun bisa membayangkan kalau aku tidak belajar agama Islam sesuai keyakinanku dari dulu, aku akan menjadi orang terbelakang alias tidak siap, bodoh dan rusak. Aku benar-benar menyimpulkan Islam menyelamatkanku.

Aku akui bahwa puluhan tahun lalu aku memang tidak bahagia dan bodoh. Walau sekarng tidak terlalu pintar namun setidaknya ada peningkatan. Maklum pikiran belum mendapat pencerahan, dan ekonomi dalam kemiskinan. Kini telah berubah aku sudah mendapat pencerahan dari ajaran Islam. Terus terang dulu saat remaja  aku agak ragu-ragu tentang  kebenaran Islam.

Islam menotivasiku untuk menjadi baik, bertanggung jawab, kerja keras, jujur, sabar, tekun, berilmu dll. Dan semuanya Insya Allah sudah kupraktikan secara konsisten walau tidak secara sempurna (100%). Namun, aku bisa merasakan bahwa aku telah berubah menjadi lebih baik karena Islam.

Karena aku bercita-cita memiliki  masa depan yang baik, mempunyai rumah tangga yang berisi orang-orang baik (shalih dan shalihah), mampu mandiri dan sedikit-sedikit bisa berbagi. Alhamdulillah apa yang kuperoleh saat ini melebihi dari  apa yang aku impikan. Insya  Allah kehidupan rumah tanggaku sakinah, mawadah dan warrahamah. Kami sekeluarga merasa hidup behagia. Walau kami baru belajar menjadi manusia bersyukur kami sudah sering mujur. Semoga keluargaku istiqomah sampai akhir hayat kami. Dan semoga kami dalam jalan ilahi dan mampu menginspirasi minimal keluarga  besar kami.

Salam sukses sejati.


Sabtu, 19 Juli 2014

Kesuksesan, Kekuatan, dan Kebahagiaan Karena Keimanan

Tetap bertahan. Sekitar tiga hari yang lalu udara terasa dingin sekali. Secara fisik sebetulnya mengganggu. Ternyata tubuhku tidak sekuat yang kuharapkan. Aku terkena flu (batuk dan pilek). Mungkin karena aku harus menempuh perjalanan ratusan km dari rumah ke tempat kerja PP.

Kemarin  siang adalah puncak dari rasa sakitku. Tenggorokkanku rasanya panas sekali. Ini memang sudah terbiasa bagiku bila mengawali terkena serangan flu. Menurut godaan nafsu mau membatalkan puasa. "Eeeeh jangan! Sakitmu tidak berat! Bertahan saja dan berdoa semoga lekas sembuh!" Itulah bisikan malaikat.

EEEh ternyata sakitku sekarang agak mendingan. Setelah maghrib, aku minum obat flu dari warung kayaknya cocok. Alhamdulillah.

Puasa mengajarkan kejujuran. Walau tidak ada orang yang melihat, sebagai orang yang beriman harus tahan godaan. Alhamdulillah aku kuat mempertahankan kejujuran  di saat puasa. Walau aku tidak dilihat orang, aku tidak minum seteguk airpun  walau kehausan.  Inipun juga dilakukan oleh jutaan orang yang beriman. Kita orang yang beriman harus yakin bahwa kunci kesuksesan adalah kejujuran karena pertimbangan keimanan. Namun, itupun sebetulnya belum cukup untuk meraih kesuksesan jangka panjang, iman harus ditambahi dengan istiqomah (konsisten).

Apakah aku pernah tidak jujur? Ya pasti tak ada manusia yang sempurna 100% jujur. Kita orang yang beriman harus berusaha mendekati 100% jujur, tentu kalau ingin mujur. Terus terang aku  juga pernah bohong walau lumayan jarang sekali bohong. Tapi saat puasa seingatku baru sekali aku membatalkan puasa tanpa sebab sakit atau musafir. Saat itu aku masih belum baligh/ dewasa. Ya sekitar kelas tiga SD.  Belum wajib berpuasa, kan?

Oh ya bukan bermaksud menyombongkan diri, bahwa di desaku sudah terbiasa anak  umur sembilanan  tahun sudah  puasa sehari penuh, termasuk aku.  Pengalananku puluhan tahun yang lalu tak akan pernah kulupakan. Aku di dekat sumur kecil siang-siang kehausan. Maunya terlihat aku sedang berwudlu, eeeh sambil berkumur airnya kutelan. Insya Allah  itulah pengalamanku ngakunya puasa tapi tidak dilihat  oleh orang aku minum dengan sengaja. Insya Allah itu pengalamanku sekali dalam hidupku dalam membatalkan puasa tanpa sebab. Maksudnya sebab sakit atau musafir.

Pembelajaran yang melekat di otakku karena buah nasihat dari utadzku  adalah   "PEGANG KEJUJURAN, KITA AKAN MENDAPAT KEBAHAGIAAN DAN KESUKSESAN, SEBALIKNYA KEBOHONGAN AWAL KETIDAK NYAMANAN DAN KETIDAKBAHAGIAN".  Semoga kita mau dan mampu mempertahankan kejujuran sampai kita dipanggil oleh Allah SWT. Allahu a'lamu bishawab. Salam sukses sejati.


Selasa, 15 Juli 2014

LAPORAN KEGIATAN DIKLAT FASILITASI SERTIFIKASI PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

LAPORAN KEGIATAN  DIKLAT FASILITASI SERTIFIKASI PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMA PROVINSI JAWA TENGAH  TAHUN 2014

A.    NAMA KEGIATAN
DIKLAT FASILITASI  SERTIFIKASI  PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMA PROVINSI JAWA TENGAH  TAHUN 2014
B.    WAKTU PELAKSANAAN
13 s.d.  April 2014
C.    TEMPAT
LPMP PROVINSI  JAWA TENGAH
D.    TUJUAN
Setelah mengikuti diklat fasilitasi  sertifikasi  kepengololaan perpustakaan sekolah  SMA dengan harapan  peserta mampu:
1.   Memahami  cara peningkatan minat baca siswa SMA
2.   Memahami  cara mengelola  perpustakaan sekolah
3.   Memahami  cara mengembangkan koleksi admnistrasi perpustakaan
4.   Memahami penggunaan teknologi  informasi perpustakaan
5.   Memahami klasifikasi bahan perpustakaan
6.  Memahami katalogisasi perpustakaan
E.    MATERI DIKLAT
Materi  diklat  dan pemateri  secara  umum adalah sebagai berikut.
1.   Cara peningkatan minat baca siswa SMA  oleh Sudjatmo, S. Sos
2.   Cara  mengelola  perpustakaan sekolah oleh  R. Trisno Budiasri
3.   Cara mengembangkan koleksi admnistrasi perpustakaan  oleh  Endang Wahyu L S. Sos
4.   Cara  penggunaan teknologi  informasi perpustakaan oleh R. Trisno Budiasri
5.   Cara mengklasifikasi bahan perpustakaan oleh  Triyono, S.H, S IP
6.  Cara mengkatalogisasi perpustakaan oleh Sumarni, S Sos
F.     TINDAK LANJUT
1.    Setelah terselenggaranya kegiatan/ workshop/ DIKLAT  fasilitasi sertifikasi pengelola perpustakaan, diharapkan para peserta mempraktikan langsung dan mau  mengembangkan  keberadaan perpustakaan sekolah  .
2.    Direncanakan tim dari perpusda  provinsi Jawa Tengah akan mengecek  keberadaan perpustakaan sekolaj  di setiap SMA seluruah Jawa Tengah.
G.   DAMPAK
Dampak dari kegiatan ini terhadap peningkatan kompetensi peserta  dilkat untuk para pengella perpustakkan sebagai berikut.
1.       Diklat  ini berdampak pada meningkatnya kompetensi pengelola perpustakaan .
2.       Secara umum  diklat berdampak pada meningkatnya mutu pendidikan nasional khususnya pada minat baca siswa SMA.
H.    PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat sebagai wujud pertanggungjawaban kami atas tugas yang diberikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan terimakasih atas semua dukungan.  Semoga bermanfaat.



Wonogiri,  1 Mei  2014
Dilaporkan kepada                                                                             Yang Diberi Tugas,
Kepala SMAN 1 Girimarto

Sentot, S.Pd, M.Pd                                                                   Sukatno, S.Pd, M.Pd
                                               

Jumat, 11 Juli 2014

4K Menjadikan Hidup Kurang Efektif

Jujur  saja aku masih jauh dari kesuksesan seperti yang kubayangkan dan yang kuidealkan. Namun untuk apa  aku menyesal, dan untuk apa meratapi kesalahan masa lalu. Aku pikir jalan hidupku cukup bisa untuk materi pembelajaran hidup, baik untuk aku sendiri,anak-anakku maupun untuk orang lain. 

Salah satu penyebab kesuksesanku  agak lambat tercapainya ternyata menurutku ada  sesuatu hal yang menghambat.  Makanya aku perlu berevaluasi diri, instropeksi diri dan memberanikan diri untuk berubah.

Akhirnya aku memiliki kesimpulan bahwa  aku terkadang melakukan hal-hal yang kurang pas di masa lalu. Kurang pas untuk calon  manusia sukses sejati.   Menurutku  ada empat hal yang dulu  seharusnya kuhindari agar aku  meraih percepatan dalam meraih sukses.
1. Ketidakjelasan
Segala sesuatu yang tidak jelas tujuannya, mestinya ditinggalkan.
2. Kemudharatan
Segala sesuatu  yang  membawa  dampak buruk mestinya juga cepat-cepat ditinggalkan
3. Kesia-siaan
Segala sesuatu yang tidak membawa manfaat, sebaiknya secepatnya ditinggalkan.
4. Keraguan
Daripada memilih kegiatan yang meragukan, tentu lebih utama melakukan yang pasti-pasti atau yang diyakini kebenarannya.

Salam sukses Sejati

Kamis, 10 Juli 2014

Pengalamanku Ditunjuk Menjadi Imam Sholat Janazah

Saat aku menulis di blogku ini, jam menunjukkan hampir tengah malam. Inginnya aku bisa tidur nyenyak dan bisa bangun jam tiga pagi untuk sia-siap makan sahur. Tapi sayang, aku kok belum mengantuk. padahal tadi siang aku  cuma  tidur sebentar. Sebab pas sudah hampir nyenyak tidur, aku terganggu dengan suara  deruman mesin sepeda motor  sangat keras dari banyak  orang yang berpesta atas kemengan sementara Jokowi JK sebagai presidaen.

Kini sebelum tidur  daripada melamun, menulis saja. Sebenarnya aku memiliki kemauan untuk menulis setiap hari. Cuma terkadang aku blank tak  punya ide. 

Ya aku mau bercerita acara ta'ziah tadi siang. Tetanggaku, orang tua anggota jama'ah masjid dekat rumahku meninggal  tadi malam. Dan siang tadi dimakamkan sebelum  dhuhur. Sebelum dimakamkan jenazah disholatkan  dii Masjid  Attaqwa Lawu Telukan. 

Alhamdulillah hampir seratusan orang  siap dan bersedia mensholatkannya. Dan aku juga berada tepat di shaf  kedua. EEEh ternyata aku didekati oleh si tuan rumah supaya menjadi Imam Sholat Janazah. Sebetulnya di Masjid ini aku belum pernah menjadi Imam Sholat Janazah, tapi kalau pengalaman  mensholatkan janazah  dan menjadi am'mum sudah sering. Ini suatu resiko kebaikan, karena aku termasuk pengurus ta'mir masjid. Harus bersedia dengan ikhlas.

Ditunjuk menjadi  imam sholat janazah? Ya  aku dengan  senang hati, jelas harus  bersedia dan langsung  menuju ke dapan sendiri di hadapan para jama'ah. Inilah pengalaman pertamaku menjadi Imam Sholat janazah di Masjid Besar dengan seratusan orang. Alhamdulillah aku diberi kesempatan untuk  beramal. Harus ikhlas.

Aku mulai berpikir lebih jauh, kok aku yang ditunjuk menjadi Imam ya?. Padahal aku masih muda, banyak yang sudah senior diandingkan aku. Lha mau siapa lagi.  Sebetulnya yang sering menjadi imam rawatib di masjid ini bukan aku. Aku cuma imam kedua. Imam kesatu baru ada keperluan, katanya menjadi saksi pilpres. Barangkali ini aku ditunjukkan jalan supaya  aku bersedia menjadi aktif  di masyarakat dan mungkin inilah pengkaderan aku menjadi calon tokoh. Maksudnya  aku harus bersedia beramal untuk masyarakat tidak  perlu  nunggu-nunggu atau iren untuk berbuat baik di masyarakat.

Memang  kenyataanya jumlah para sesepuh di kampungku  sudah mulai berkurang. Inilah kesempatan para orang muda  sepertiku  harus ringan tangan,  aktif beramal  untuk  masyarakat.

Selasa, 08 Juli 2014

Semakin "Dibully"Semakin Berprestasi

Aku masih teringat tayangan Kick Andy kemarin malam yang menghadirkan orang-orang yang masa kecilnya dibully. Namun, akhirnya mereka berprestasi  dan menginspirasi.  Sosok yang dihadirkan di acara metro  tv tersebut  di  antaranya Jamil Azzaini, Igor dll.

Dibully  kurang lebih bermakna diganggu, dilecehkan, direndahkan, diolok-olok, dienyek dll. Dan berdasarkan cerita  pengalaman dari bintang tamu yang dihadirkan mas Andy F Noya, bahwa  saat mereka dibully mereka merasa masa-masa kecewa luar biasa. Pengalaman sedihnya tak terlupakan sepanjang hayat, dan  mereka berusaha  untuk mengalihkan pikirannya tertuju ke hal-hal yang positif.

Sebenarnya ada banyak kisah tragis buah dari bullying. Berdasarkan pemberitaan di media,  karena tidak tahan dibully  akhirnya mereka  bunuh diri.

Berbeda  cara menyikapi , berbeda nasib dikemudian hari. Benar ternyata, Jamil, Igor dll  bisa membuktikan bahwa  "bullying"  disikapi secara positif. Akhirnya sikap tersebut  membuahkan   energi  luar biasa sebagai modal  motivasi meraih sukses.

Lalu siapa sosok yang sangat berperan dalam memberikan kekuatan sehingga walau diBULLY tetap mampu bertahan?. Berdasar kisah orang sukses yang dulunya diBULLY, mereka menyatakan bahwa peran orang tua sangat dominan. Lha bagaimana kalau ortu tidak mengerti? Peran seorang guru pasti sanagt penting.

Kalau pengalamanku sendiri, aku juga termasuk kurban bullying, namun tidak separah seperti Jamil , Igor dll. Salah satu penyebab aku diBULLY karena aku di saat SD-SMP tubuhku paling kecil. Aku  memang kurang gizi, dilahirkan dari seorang iibu yang kurang gizi pula. Aku anak terakhir dari delapan bersaudara. Ibuku saat melahirkanku usianya  sekitar 45 th. Mungkin inilah aku layak dibully. Sebab kalau aku ikut kompetisi yang mengandalkan fisik, jelas termasuk yang kalahan.

Sebenarnya ortuku tidak tahu kalau aku kurban bullying. Sumber kekuatanku sengingatku karena keyakinan bahwa Allah Itu MAha Adil. Ini bukan mengada-ada karena walau di usia sangat muda, aku sudah terbiasa  mengikuti pengajian.  Alhamdulillah walau aku dulu belum baligh aku sudah terbiasa sholat 5 kali sehari dan puasa full di bulan ramadlan. Sang ustadz selalu memotivasi bahwa jadikan sholat dan sabar sebagai penolongmu.  Yang tertanam di pikiranku adalah Tuhan Maha Penolong, Maha Kuat, Maha  Adil,  dan Maha Kuasa. Dan aku sudah merasa bahwa aku meyakini aku bisa kuat dan sukses karena dibantu oleh Nya.

Ortuku adalah orang desa. Mereka jarang tanya tentang aku bagaimana di sekolah. Juga mereka tidak tahu bagaiman prestasiku. Saya pikir  hampir  sama dengan para ortu di desa, mereka para petani yang tidak tahu banyak tentang pendidikan.

Sayangnya aku berbeda dengan  mas Jamil, Igor dll yang mampu berprestasi tinggi. Bhakan tingkat internasional.  Mereka pernah menjadi juara, karena semangatnya.  

Aku tak akan pernah lupa bahwa aku juga dilahirkan dalam kondisi miskin. Kalau kata mas Jamil, dia termiskin no 2 di kampungnya. Kalau keluargaku juga miskin tapi tetanggaku juga miskin-miskin. sayangnya prestasiku tidak begiu gemilang,  aku cuma di rangking dua di SD dan pernah juga di rangking dua di SMP. 

Kalau kisahku di SMA sebenarnya tidak kalah heboh. Maksudnya di saat SMA aku sudah punya bisnis, dan aku mencari biaya sendiri. Bhakan aku bisa menabung untuk biaya kuliah. Jadi aku SMA- Kuliah di S2 total biaya sendiri. Tapi seribu sayang  waktu itu aku kurang berprestasi secara akademik. Maksudnya aku bukan juara.Waah andai aku berprestasi namanku bisa mengguncang dunia.

Aku juga yakin banyak ornag sebagai kurban bullying. Dan mereka   bisa menjadi hebat, tapi cuma tidak terexpos oleh media. Dan sebaliknya sebenarnya banyak orang sebagai  kurban bullying tapi tidak menghasilkan kesuksesan. Maka setidak-tidaknya kita bisa belajar bahwa sebenarnya manusia itu tempat kelemahan. Tapi walau bermodal kelemahan bisa menjadi manusia  yang luar biasa bila mendapat pencerahan. Dan  sumber pencerahan yang utama adalh dari Allah SWT.

Jumat, 04 Juli 2014

Jiwa Sehat-Fisik Sehat

Kalau   kita mau menuruti nasihat dari para ahli kesehatan supaya menjadi sehat kita seharusnya olah raga teratur, tidur delapan jam sehari, konsumsi makanan yang bergizi dll. Aku pikir itu  nasihat tersebut  sudah sering  kita dengar, bahkan sudah lumayan kadaluarsa.

Kenyataanya banyak orang yang  olah raga teratur juga sering sakit bahkan mati di usia muda. Banyak orang yang teratur sekali dalam tidur ternyata tidak sehat.. Banyak orang yang mengkonsumsi makanan yang bergizi tapi ternyata justru penyakitnya karena terlalu banyak asupan gizi.

Manusia memang diharuskan  berusaha, berteori, mengira-ira, meneliti dll. Melalui  usaha manusia dan ilmu yang dimiliki manusia bisa menjadi lebih baik. Itu teori dari manusia.

Kalau menurut ustadzku, untuk menjadi sehat  dan  kuat fisik jusrtu yang perlu diolah  adalah jiwanya dulu. Jiwa  yang baik dan sehat justru  itu yang terpenting. Jiwa sangat menentukan kekuatan dan kesehatan fisik.

Kalau aku lebih percaya kata ustadzku,   bahwa di dalam jiwa yang sehat akan berdampak pada fisik yang sehat pula.

Oh ya aku mau bercerita tentang ortuku. Usia ortuku sangat panjang. Ayahku usianya sekitar 95 tahun, tidak pikun. Tapi beliau meninggal sekitar tiga tahun yang lalu.  Sedangkan  ibuku sekarang masih hidup bersamaku  dan  keluargaku. Usianya sekitar 90 tahun. 

Yang kutahu tentang ortuku: jarang sakit, makanannya seadanya (yang  murah-murah saja-dominan sayur), tidak "ngongso bondho",  tidak dendaman  dan irinan,  jarang olah raga (tapi gemar aktifitas fisik),   tidak banyak tidur, senang bicara, senang sesuatu yang agamis, senang berbagi dll.

Aku belum pernah bertanya kepada ortuku tentang resep awet sehat dan panjang usia. Namun, aku cuma mengira-ira saja, ortuku  tak bisa menjawabnya. Aku meraba-raba jawabannya ya  kurang lebih mendekati seperti yang kutulis di atas.

Rabu, 02 Juli 2014

Puasa Yang Luar Biasa

Puasa yang kujalani sudah genap lima hari. Walau puasa, tubuhku  tetap tegar, kuat, dan rasanya tidak terasa lapar. Alhamdulillah. Ini jelas pertolongan Allah sangat luar biasa. Aku bisa membayangkan jika Allah menghendaki mudah baginya memberi aku sakit.

Oh ya kenapa aku merasa sangat ringan dalam menjalankan puasa. Aku menuruti nasihat ustadzku, ya tentu nasihatnya bersumber dari contoh rasulullah. Rasulullah s.a.w menuntunkan  suapaya makan sahur yang ditambah dengan buah kurma. Oooh ternyata menurut penelitian kadar energi yang dihasilkan dari kurma sangat luar biasa. Dan yang lebih utama ddari semuanya adalah NIAT PUASA YANG POSITIF. Niat positif memberikan energi luar biasa  juga. Saat aku tidak berpuasa dan memang tidak berniat berpuasa bila jam 11 siang belum makan, aduuuh perut sudah sakit. Makany  niat yang positif sangat penting.

Tidak hanya memperoleh pahala yang tidak terlihat. Ternyata melalui puasa hubungan  emosional keluarga  di antara kehidupan kami semakin harmonis, erat,  dan kompak.. Terlebih  lagi hubungan kami dengan  masayarakat sekitar. Benar ini sangat luar biasa.

Sebelum shubuh, istri dengan suka cita bangun memasak lalu membangunkanku dan  anak-anak. Tanpa mengeluh. Alahmdulillah aku dikaruniai  istri yang cantik dan shalihah. Semoga kinerjanya diteladani anak cucu kami nantinya.

Keimaman memberikan energi kekuatan luar biasa. Walau secara kasat mata, kami menahan makan dan minum, istri sibuk, anak-anak harus bangun pagi.  Kami merasakan bahagia luar biasa.

Demikian juga, para tetangga khususnya para jama'ah masjid. Mereka dengan rukun kerja sama menyiapkan buka bersama tiga kali dalam seminggu. Ternyata memang di setiap ifthar atau buka bersama sekitar dua ratusan jama'ah hadir di masjid. Acara  ini juga diisi  denagn cermah dan ada kuis. Luar biasa, banyak di antara jaama'ah menyediakan banyak hadiah bagi yang mau bertanya dan menjawab pertanyaaan.

Kebetulan aku  juga mendapat bagian sebagi moderator kajian. Seperti biasa  seperti  tahun-tahun yang lalu juga disediakan hadiah  banyak buku teruatama untuk anak-anak. Namun,  rencana untuk giliranku akan kuberi hadiah supermi bagi  penanya ibu-ibu. Walau nilai hadiah door prize tidak seberapa ternyata mengesankan.

Semoga bulan puasa di  tahu ini membawa keberkaha. Insya Allah.

Selasa, 01 Juli 2014

Belajar Dari Lingkungan Menuju Kesyukuran

Kalau mau menuruti hawa nafsu tentu kita akan semakin jauh dari nilai kesyukuran. Memang  secara umum manusia memiliki penyakit hati. Penyakit  hati tersebut adalah melupakan jutaan nikmat yang telah kita terima.

Setan selalu menggoda manusia. Godaan syetan sangat halus. Salah satunya kita sering membandingkan kenikmatan yang kita terima jauh lebih rendah dibandingkan dengan nikmat yang  telah Allah berikan kepada orang lain. Makanya  tepat nasihat nabi bahwa kita mestinya  "selalu melihat ke bawah". Maksudnya supaya kita memandang dengan  hati lapang atas nikmat yang telah kita terima. Masih banyak orang yang kurang beruntung dibanding dengan kita.

Nikmat kesehatan yang kita terima sungguh luar biasa pula. Karena banyak di antara kita saat ini harus tinggal di rumah sakit.

Selanjutnya, ada kenikmatan   yang luar biasa yang tak ternilai harganya bahkan lebih berharga dari emas sepenuh bumi. Nikmat tersebut adalah nikamt  hidayah keimanan. Dengan keimanan kita termasuk orang yang selamat. Bahkan orang yang beriman difirmankan  oleh  Allah  sebagai orang yang memiliki derajat yang tinggi. Baca surat Mujadilah 11.

Kita perlu membuka telinga, melihat dengan mata lebar-lebar bagaimana tingkah polah orang yang tidak beriman. Contoh dekat saja tetanggaku. Kebetulan di wilayah  satu RT dengan ku termasuk wilayah  " mansuia   paling aneh" dibanding dengan penduduk RT yang lain wilayah satu kampung. Anda ingin tahu?

Baiklah akan kuceritan berbagi contoh. Beberapa anak yang tinggal di belakang rumahku sudah fasih "misuh-misuh", eeeeh ternyata ortu dan kakaknya tidak jauh berbeda. Anak ternyata tinggal mewarisi/ meniru perilaku seniornya.

Beberapa anak yang tinggal di belakang rumahku  tidak berprestasi di sekolah, mereka malas dalam belajar dan sering  bermasalah di sekolahnya. Bahkan beberapa di antarnya  tidak naik kelas. Ternyata sumbernya antara lain  ortunya  hobinya nongkrong. Habis maghrib nongkrong, habis 'isa nongkrong lagi. Makanya anaknya juga jago nongkrong . Bahkan  beberapa remaja ,  anak-anak mereka sudah sering 'mendem" alias mabok. Tidak kalah heboh salah satu ortu dari remaja tersebut baru saja keluar  dari penjara  karena terlibat penjualan narkoba.

Ada cerita seru juga. Kebetulan aku Insya Allah  setiap pagi pergi ke masjid untuk sholat shubuh. Sering aku berpas-pasan  dengan dua/ tiga di antara yang tinggal di belakang rumahku, ibu-ibu muda  habis dari "jualan". Eeeh maaf maksudnya mereka menjadi kupu-kupu malam. Ini bukan isyu, karena ada polisi yang tinggal di dekat rumahku pernah ikut operasi pekat, eeeh ternyata tetanggu juga ketangkep.

Ibunya kupu-kup malam, tetangganya juga demikian. Penampilan oke , duit lumayan. Makanya  anak-anak baru usia belasan tahun sudah  ikut-ikutan: pakai rok mini, celana pendek wira-wiri, aduuuh pokoknya memalukan bagi yang memiliki kepekaan.

Bingung juga sih, bagaimana peranku untuk membelajarkan mereka supaya lebih baik. Diajak ke masjid  mereka malas. Kalau diberi hadiah mereka "semrinthil". Pernah juga,  aku memberi hadiah kepada  mereka di TPA terutama di bulan ramadlan. Tapi setelah ramadlan sama saja. 

Ya  Allah berilah mereka hidayah. Dan  jagalah keluargaku dari pengaruh yang buruk

Sabtu, 28 Juni 2014

Keimanan Memberikan Kekuatan (Hikmah Puasa)

Puasa  lagi. Bahagia rasanya.  Bagiku dan keluargaku puasa adalah suatu hal yang telah biasa dilakukan selama puluhan tahun. Dan Insya Allah karena doronagn  keimanan. Kalau sebagai permulaan hanya ikut-ikutan, saya pikir syah syah saja. Sebab ini suatu proses pembelajaran.

Dorongan ikut-ikutan, itu pengalaman waktu aku masih kecil. Seingatku aku di usia tujuh tahun sudah berpuasa. bahkan di usia delapan tahunan aku sudah mampu berpuasa seharian. Oh ya jujur saja aku mau bercerita, saat aku sekitar berusia 8 tahun sebetulnya aku agak  keberatan berpuasa seharian penuh. Tapi waktu itu rasanya keren kalau ditanya "poso ndino" bukan " poso mbedhuk". Saat sendirian aku  merasa haus sekali, lha waktu itu aku sengaja berkumur dan kutelan. Pengalaman waktu kecil tak akan pernah kulupakan. Namun,  pengalamku itu Insya Allah baru sekali  sepanjang hidupku. Mengaku puasa kok  nekat minum. Maklum  aku masih belum baligh.

Sampai aku dewasa pun, bagiku menahan diri tidak makan -minum  biasa saja. Maksudnya saat aku tidak punya uang aku kuat tidak makan selama berjam-jam.  Inilah hikmahnya aku digembleng mental berpuasa. Ternyata puasa ternyata mendidikku menjadi orang kuat.

Memang, kami harus bersyukur karena Allah telah memberikan hidayah keimanan.  Hidayah ini ternyata tidak diberikan kepada setiap insan. Hanya  kekuatan keimanan  banyak manusia diberi kekuatan yang sangat dahzat.

Di mana letak kedahzatan keimanan?. Keimanan yang dijaga dengan istiqomah menjadikan kita selamat, bahagia dan sejahtera. Karena dorongan keimanan orang bisa sehat, kenapa?. Karena orang tersebut menjaga pola makan  menjaga kualitas makanan. Maksudnya makanan yang tidak halal tidak akan dimakan. Minimal, seseorang yang sering berpuasa baik wajib dan sunnah yang  jelas  mendapat pahala, juga  tidak mudah terkena penyakit kolesterol tinggi dan penyakit lainnya.

Selanjutnya karena keimanan orang bisa selamat. Dorongan keimanan memberikan benteng kekutaan untuk terhindar dari kemaksiatan. Dan sebagian jenis kemaksiatan balasannya langsung kontan di dunia. Contohnya: korupsi, perzinaan dll. Buktinya mereka kehilangan harga diri, sebagian sudah menikmati tinggal di jeruji besi.  So kita mestinya semakin bersyukur kita lebih hidup selamat karena keimanan menjaga kita.

Doronangan keimanan menjadikan kita ringan sekali dalam berbuat baik. Dan hebatnya orang yang beriman tetap berbuat baik walau tidak dilihat oleh orang lain.

Ibadah puasa pun demikian juga. Denan berpuasa kita dididik untuk menjaga diri dari perbuatan nista, maksiat dan keji. Walau sendiri, orang berpuasa tetap menjaga diri agar terhindar dari kemaksiatan.

Orang berpuasa menjaga diri  dari kerakusan  memenuhi kebutuhan isi perut. Sebab orang berpuasa, menjaga tidak makan dan minum  dari fajar  sampai magrib.  Walau tak ada orang yang melihatnya mereka tidak menelan air walau setetes sebelum waktunya berbuka.

Lain halnya orang yang  yang tidak beriman. Hidupnya  sering ngawur. Aturannya  dibuat sendiri dan pertimbangannya  dari  aturan manusia.

Orang tak beriman dipastikan malas berpuasa. Mungkin  di antarnya bertanya untuk apa berpuasa, menahan diri dari makan dan minum?. Wah hidup sekali kok dibuat berat. Itulah pola pikir orang ingkar / kufur.

Perbedaan orang beriman dan tidak jelas-jelas kentara. Orang yang ingkar (tak beriman) jika berbuat baik hanya ingin dinilai oleh manusia lain. Demikian juga apa saja yang dilakukan tanpa  pertimbangan halal dan haram. Sebab halal haram adalah aturan Allah swt. Sedangkan bagi orang yang tak beriman semuanya bisa dibolehkan , termasuk berbagi jenis makanan. 

Sekali lagi, kita sebagai orang yang beriman wajib semakin bersyukur bahwa kita memiliki kualitas yang lebih dibandingkan orang yang ingkar.

Jumat, 27 Juni 2014

Beratnya Menjadi "Blue Collar Worker"

"Blue collar worker" kurang lebih artinya pekerja kerah biru atau pekerja kasaran. Menjadi pekerja kasaran adalah   pengalaman  nyata di masa laluku.

Dulu aku memang sebagai pekerja kasar. Kurasakan memang berat . Mungkin bagi yang memiliki tubuh atletis, kerja fisik berat tidak begitu menjadi masalah. Namun, bagiku yang bertubuh krempeng, jelas kerja fisik sangat menyiksa.

Walau tubuhku krempeng. Aku memiliki harga diri. Laki-laki sejati harus rajin bekerja. Harga diri laki-laki adalah  bekerja, apapun bentuknya. Yang pasti pekerjaan itu harus halal. Itulah prinsip hidupku. Maka wajar saja, walu aku  masih remaja, saat hidup di desa aku terbiasa mencangkul di sawah. dan sering juga aku diajak untuk menjadi buruh macul. Ini beneran lho.

Setelah lulus SMP aku pergi ke kota. Wajar  juga aku menjadi laden tukang batu, ngguyang sepur dll.  Pokoknya, kalau masalah kerja fisik  walau tubuh kecil, tetap semangat.

Walau masih belia, aku sudah mampu berpikir apa arti tanggung jawab untuk mencari nafkah. Dan aku bisa merasakan betapa beratnya kerja jika hanya mengandalkan fisik saja. Bahkan waktu  aku usia SMP, aku sempat meteskan air mata ketika ada seorang yang sudah  tua masih harus mengayuh bejak. Dan aku berdoa, jangan biarkan aku ya Allah saat tua nanti bekerja hanya mengandalkan fisik saja.
 Kini hidupku telah berubah.  Pekerjaanku saat ini tidak hanya mengandalkan fisik saja. Aku adalah white collar worker. Akhir-akhir ini, aku bisa termotivasi kembali untuk menjadi manusia bersyukur. Kenangan  saat remaja  yang tak pernah terlupakan.

OOh ya brcerita tentang pekerja kerah biru. Aku akan berkisah tentang para pekerja kaar yang bekerja di dekat rumahku. Ya beberapa hari ini jalan dekat rumah yang kutempati diadakan pengecoran jalan. Hampir semua pekerja bertubuh atletis dan termasuk giat dalam bekerja

Ada diantaranya anak muda yang cukup ganteng  dan kekar namun tidak malu-malu dalam bekerja sebagi tukang mengecor jalan. Terus terang sangat jarang kutemukan pemuda di  kampungku yang mau bekerja seperti ini.

Di kampungku mudah ditemui, banyak remaja atau pemuda yang suka nongkrong dan tidak memilki pekerjaan. Jika di antara mereka ada yang bertubuh atletis menjadi debt collector. Atau  ada juga yang menjadi  preman.

Disamping ada pemuda cakep  sebagi pengecor jalan. Ada pemandangan aneh yang baru kutemui di tempat pengecorang jalan di dekat rumahku tersebut. Pemuda   cacat  sebagi pengecor jalan (lumpuh satu tangannya dan kaki satunya lebih kecil) sehingga dia kesulitan berjalan dan dalam mengangkat barang. Jika mencangkul cukup dengan tangan satu.

Aduuuh ya Allah berilah dia kesabaran dan  berilah pekerjaan yang pas untuknya. Masak seorang yang cacat harus bekerja ngecor  jalan. Aku yang tidak cacat pun tidak sanggup  walau aku digaji 100 rb perhari.

Betapa aku ikut sedih dan prihatin melihat laki-laki cacat ini. Berjalan saja kakinya harus agak diseret. Aku juga mendengar dia dibentak bentak oleh mandornya.

Setelah di hari ketiga,  lelaki cacat tersebut sudah di PHK. Sekali lagi berilah kesabaran dan kemuraham rezeki untuk pemuda cacat tersebut, karena walau dia cacat tapi semangat.