DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 05 Agustus 2014

Belajar Dari Kisah Immang (23 th): An Inspiring Youngster, Kandidat Doktor Fisika di Oxford .

    Aku  tidak tahu apakah Firmansyah Kasim alias Immang (Foto: M Nur Abdurrahman/detikcom) pernah bermimpi menjadi manusia hebat. Kata guruku orang  menjadi hebat itu berawal dari mimpi. Mungkin benar untuk kondisi umum.
    Kalau aku (baca: Maskatno Giri) sudah lama sebenarnya bermimpi menjadi orang sehebat mas Immang, tapi kenyataannya mimpiku tinggallah mimpi. Sampai sekarang pun aku tetap biasa-biasa saja. Yang menjadi kenyataan dan kemiripanku dengan mas Immang cuma kurusnya dan  sederhananya  saja. Waah! Ra po po.
     Seperti dikisahkan di detik.com. Mas Immang layak menjadi motivator terutama bagi para pemuda yang galau.
     Di balik kesederhanaan dan senyum ramahnya, mungkin tidak ada yang menyangka, Firmansyah Kasim  merupakan kandidat Doktor Fisika Partikel Universitas Oxford di Inggris.
    Ketika duduk di bangku SMA, di SMA Islam Athirah, putra bungsu pasangan Kasim dan Farida kelahiran 26 Januari 1991 ini pernah meraih medali emas di 38th International Physics Olympiad, Juli 2007 di Isfahan, Iran dan pada April 2007 juga meraih medali emas di Asian Physics Olimpiad (APhO) di Beijing,Tiongkok, termasuk beberapa penghargaan internasional lainnya.
     Selain sibuk menimba studi di negeri Ratu Elizabeth ini, Immang merupakan warga Indonesia pertama yang aktif di Lembaga Penelitian Fisika Partikel di Universitas Oxford. Selain itu pula ia juga aktif sebagai peneliti di CERN (Conseil Europe;ene pour la Recherche Nucle;aire) laboratorium penelitian Fisika Partikel dan Nuklir terbesar di dunia, yang berada di Jenewa, Swiss.
    Di jurusan Fisika Partikel Oxford ini pula Immang sealmamater dengan fisikawan dunia, Stephen Hawking. Jika tak ada aral menghalang, dalam 2 tahun ke depan Immang akan meraih gelar Doctor Philosopy atau biasa disingkat DR. Phil bidang Fisika Partikel, gelar kebanggaan alumni Universitas Oxford.
    Immang berharap akan semakin banyak anak Indonesia yang mengikuti jejaknya, menimba ilmu di universitas ternama di dunia. Syaratnya, tekun belajar dan pandai memanfaatkan peluang beasiswa sekolah di luar negeri.
    Dalam wawancara dengan media mas Immang berharap  "Saya  bisa mengabdikan diri untuk bangsa setelah selesai menimba ilmu di Oxford dan semakin banyak pula putra-putri Indonesia yang mendapat kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas, seperti di Oxford," pungkas alumnus jurusan Teknik Elektro ITB ini.

Senin, 04 Agustus 2014

Inilah Tip Membentuk Keluarga Harmonis. Bukan Hanya Teori Dari Maskatno Giri

      Tulisanku ini tidak hanya untuk mereka yang sudah berkeluarga. Namun, ini bisa untuk pembelajaran hidup bagi yang masih remaja atau yang sudah siap-siap berkeluarga.  Yang jelas, tak ada seorang pun yang ingin hidup menderita, kacau, berantakan dalam rumah tangga. Kehidupan  yang harmonis, tenteram dan damai dalam keluarga dapat diibaratkan "kehidupan laksana di rumah syurga" atau istilah kerenya itu "home sweet home" atau juga "baitii jannatii". Sebaliknya rumah tangga yang jauh dari keharmonisan, ketentraman, keberkahan laksanan hidup dalam neraka.
            Apakah tulisanku ini hanya teori atau dengan kata lain hanya dalam awang-awang alias cuma dalam impian?
      Tentu tidak, sobat!. Aku telah menikah  sejak Desember 1998, bukan bermaksud menyombongkan diri, merasa sudah  berpengalaman sekitar 15 tahun. Dan kehidupan kami  Insya Allah sangat tenteram, bahagia dan dalam keharmonisan. Mungkin pembaca bertanya-tanya, lha Maskatno Giri hidupnya kaya-raya!. Tidak sobat! hidupku sederhana saja. Aku adalah  seorang guru bukan pejabat, aku satu-satunya pencari  nafkah dalam keluarga. Istriku  satu sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan anakku empat dan ditambah lagi ada  seorang ibu kandungku yang tinggal bersamaku. Jadi  penghasilanku untuk  tujuh  manusia. Jadi untuk hidup laksana di syurga tidak perlu kaya raya.
        Tahukah sobat !. Seseorang yang telah menikah  tentunya menginginkan  kehidupan  rumah tangga yang harmonis, tentram, damai, rukun dll. Maka yang harus dipikirkan pertama kali adalah bagaimana melakukan harmonisasi hubungan  rumah tangga (baca:suami-istri). Kalau hanya berteori, setiap orang bisa dan gampang. Perlu diingat bahwa  anak-anak akan memperhatikan dan meniru  keharmonisan dan kebaikan ortunya.  Kenyataanya menjaga keharmonisan pasangan suami-istri (pasutri) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan ilmu,  usaha dan pengorbanan.
         Sebelum membicarakan  tip-tip untuk membentuk kehidupan rumah tangga yang harmonis. Kita perlu memastikan bahwa kita memiliki niat yang benar bahwa hidup di dunia hanya sekali, kita  (suami dan istri) harus berniat memiliki keluarga  yang baik, harmonis, tenteram, berkah dll. Jadi NIAT yang baik itu 'Harus".
      Berikut ini adalah sepuluh tip  mewujudkan keharmonisan dalam rumah tangga yang telah aku praktikan dan tip-tip berikut ini pun sering dibahas dalam berbagi versi buku tentang rumah tangga,  salah satunya  telah  ditulis Wafaa‘ Muhammad, dalam kitabnya versi terjemahan on line Kaifa Tushbihina Zaujah Rumansiyyah. Tip-tip menuju keluarga harmonis, tenteram dan bahagia:
1. Berupaya saling mengenal dan memahami
      Perbedaan lingkungan dan kondisi tempat suami atau istri tumbuh sangat berpengaruh dalam pembentukan ragam selera, perilaku, dan sikap yang berlainan pada setiap pihak dari yang lain. Hal itu merupakan kewajiban setiap pasutri untuk memahami keadaan ini dan berusaha mengetahui serta mengenal pihak lain yang menjadi pasangan hidupnya. Mereka juga harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan situasi kehidupan yang mempengaruhi, sehingga dapat maju ke depan dan mewujudkan keharmonisan.
2. Perasaan timbal-balik
       Suami dan istri adalah partner dalam satu kehidupan yang direkatkan dalam tali pernikahan; satu ikatan suci yang mempertemukan keduanya. Tak pelak lagi, keduanya harus berbagi suka-duka; membagi kesedihan dan kegembiraan bersama. Keduanya saling berkelindan untuk menyongsong satu cita-cita luhur yaitu mewujudkan tatanan kehidupan berdasarkan aturan Allah dan Rasul-Nya. Untuk memupuk kasih sayang di masing-masing pihak, suami membutuhkan cinta istri, dan istri pun membutuhkan cinta suami.
…Suami dan istri harus berbagi suka-duka, membagi kesedihan dan kegembiraan bersama…
3. Setiap pihak harus hormat
       Ketika suami atau istri memasuki rumahnya, maka dia layak mendapatkan penghormatan dan apresiasi dari pasangannya. Hal itu bertujuan untuk menjaga harkat dan mengangkat prestise pasutri, sehingga masing-masing merasa nyaman untuk membangun rumah tangga harmonis. Dalam hal ini, sudah menjadi kewajiban pasutri untuk mencari poin-poin positif yang dimiliki masing-masing untuk digunakan sebagai penopang sikap saling menghormati.
4. Berusaha membahagiakan  pasangannya
     Dalam kehidupan keluarga, bahkan dalam kehidupan sosial secara general, jika seseorang berusaha mengedepankan dan mengutamakan orang lain dari dirinya sendiri, maka berarti dia telah menanam benih-benih cinta dan kedekatan kepada semua orang di sekelilingnya.
    Dengan demikian, setiap pasutri disarankan untuk senantiasa menyenangkan pasangannya, dan mendahulukan serta mengutamakannya dari dirinya sendiri, demi memperkukuh ikatan cinta kasih di antara keduanya. Pasalnya, ketika suami melihat istri membaktikan diri untuk menyenangkan dirinya, tentunya dia akan melakukan sesuatu yang bisa membuat senang dan gembira hati istri. Hal itu dilakukannya untuk membalas kebaikan istrinya, atau setidaknya sebagai pengakuan atas kebaikan tersebut.
5. Mengatasi persoalan bersama
       Pernikahan merupakan bentuk relasi partnership dan partisipasi. Partnership yang berdiri di atas landasan kesamaan tujuan, cita-cita, sikap, intuisi dan perasaan, serta kolaborasi dan solidaritas dalam memecahkan setiap persoalan. Setiap masalah yang timbul dalam kehidupan suami-istri, maka masalah itu dilihat sebagai suatu kecemasan kolektif.
…Setiap masalah yang timbul dalam kehidupan suami-istri, harus dipandang sebagai suatu kecemasan kolektif…
       Paradigma demikian memicu suami agar berusaha bekerja keras dalam rangka memberikan kehidupan mulia bagi istri dan anak-anaknya. Pun demikian, istri akan berusaha menjalankan urusan rumah tangga sesuai prosedur yang disepakati bersama. Upaya yang dilakukan oleh suami dan istri tersebut merupakan solusi untuk memecahkan masalah bersama. Pun demikian, baik suami maupun istri tidak perlu menyembunyikan problemnya, bahkan diperlukan kejujuran dan transparansi demi menumbuhkan benih-benih kepercayaan dan saling pengertian, sehingga mudah menemukan solusi. Bisa jadi, permasalahan memiliki dampak positif untuk meneguhkan ikatan suami-istri.
6. Sikap qana’ah (bersyukur dengan apa yang telah diterima)
      Di antara tanda keharmonisan cinta pasutri adalah sikap merasa puas dengan yang ada (qana’ah); merasa puas dengan prasarana hidup yang tersedia. Kelanjutan sikap manja, kebiasan hidup serba ada, boros dan berfoya-foya pada masa kecil atau remaja termasuk salah satu faktor yang memicu pertikaian pasutri. Sikap demikian berlawanan dengan kedewasaan yang menuntut pandangan realistis tentang kehidupan. Hal-hal picisan dan glamor yang digembar-gemborkan media publikasi sejatinya tidak akan menciptakan kebahagiaan. Karena kebahagiaan sejati memancar dari hati dan jiwa terdalam, bukan bertolak dari aspek-aspek materi yang justru memicu kesenjangan dan konflik pasutri.
7. Sikap toleransi kedua belah pihak
       Sungguh  sangat tidak logis jika setiap pihak mengharapkan perilaku ideal permanen dari pasangannya dalam hubungan rumah tangga, karena menurut tabiatnya, manusia kadang salah dan benar. Suami atau istri kadang lupa dan khilaf sehingga kerap mengulangi kesalahan serta kekeliruannya. Dia mungkin melakukan kesalahan karena ketidaktahuan, dan mengulanginya tanpa disadarinya. Jika setiap pihak berkeinginan untuk menghukum, menghakimi, atau membalas dendam untuk setiap kesalahan yang dilakukan pasangannya, maka berarti dia merusak fondasi keharmonisan rumah tangga.
…Kesalahan tidak perlu diikuti dengan tekanan, cacian, dan intimidasi, terutama jika kesalahan itu tidak berkaitan dengan norma-norma keislaman…
       Jika kita mencela segala hal, maka kita tidak akan menemukan sesuatu yang tidak kita cela. Melakukan kesalahan adalah hal lumrah yang hanya membutuhkan pelurusan, pengarah, dan petunjuk, yang dibarengi dengan sikap penyesalan dan keinginan untuk berubah lebih baik. Kesalahan tidak perlu diikuti dengan tekanan, cacian, dan intimidasi, terutama jika kesalahan itu tidak berkaitan dengan norma-norma keislaman. Yakinlah bahwa seseorang tidak akan kehabisan cara yang sesuai untuk mengoreksi kesalahan dan penyimpangan pasangannya. Jalan terbaik dalam hal ini adalah nasihat yang tenang dan membuat pasangannya merasa bahwa hal itu adalah untuk kebaikan diri dan keluarganya.
8. Mengutamakan komunikasi secara terus-terang
     Sikap terus terang, kejujuran, dan keberanian adalah kunci kebahagiaan kehidupan rumah tangga yang tidak mungkin nihil dari kesalahan. Dalam artian, jika Anda melakukan kesalahan, maka yang harus Anda lakukan adalah bergegas meminta maaf, berani mengakuinya, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi di kemudian hari. Sikap tersebut sama sekali tidak berarti menistakan status dan harga diri Anda. Hal itu justru mendorong pihak lain untuk menghormati, mempercayai, dan memaafkan Anda.
9. Kepedulian dan solidaritas
        Bagian fragmen terindah kehidupan rumah tangga adalah kepedulian dan solidaritas yang dilakoni suami atau istri dalam menghadapi kesulitan dengan kesabaran dan perjuangan luar biasa. Tatkala istri berdiri di samping suaminya, maka suami akan merasa kuat dan penuh percaya diri, begitu juga sebaliknya. Ketika istri atau suami merasakan bahwa pasangannya merasa kuat dan percaya diri, maka dia akan merasa jiwanya diliputi kedamaian dan ketenteraman. Sisi ini pada kenyataannya merupakan esensi pernikahan dan integrasi batin di antara kedua belah pihak.
10. Kearifan
        Kearifan satu sama lain –hingga pada situasi yang paling suram— membantu meletakkan fondasi kukuh keharmonisan. Bisa jadi, dikarenakan sebuah kesalahan, suami atau istri memiliki kemampuan hebat untuk mencelakai pasangannya, hanya saja kearifan mencegahnya melakukan hal itu. Kearifan memperkokoh semangat kesepahaman di antara keduanya. Atau salah satu pasutri mungkin merasa lebih berhak dalam hal tertentu, namun setelah berpikir ulang tentang hal itu, dia tidak lagi keukeuh mempertahankan pendapatnya yang bisa memicu friksi.

Tiada Bosan Belajar Bahasa Inggris

Semoga tiada bosan belajar berbahasa Inggris, walau sering melakukan beberapa kesalahan. Saya pikir normal-normal saja karena bahasa nasional kita kan bukan bahasa Inggris.

Berikut ini ada beberapa kesalahan entah dalam bahasa lisan maupun tulisan. Beberapa kesalahan berikut ini  telah sering dibahas di dalam banyak buku, juga kesalahan berikut  juga sering dibahas oleh beberapa  guruku dan sobatku  salah satunya ditulis oleh bapak Ahmad Rifai.

Affect vs Effect. Yang perlu Anda ketahui mengenai Affect dan Effect adalah, Affect berarti mempengaruhi atau to influence. Contoh, your advice affects my life = Nasihatmu mempengaruhi kehidupanku. Sedangkan Effect berarti pengaruh dari sesuatu atau result. Contoh, The effect of your learning technique is quite good.= Efek dari teknik pembelajaranmu sangatlah bagus.

Kesalahan koma. Kesalahan koma bisa membuat kalimat anda disalahartikan. Ketika Anda menulis, let’s eat grandma dan let’s eat, grandma, tentu saja kalimat kedua merupakan kalimat yang jauh lebih sopan. Kemudian, kalimat pertama akan diucapkan seperti sebuah kalimat perintah. Koma memberikan sense yang lebih baik kepada kalimat anda, tanda ini bisa membuat kalimat menjadi lebih lambat dan nyaman untuk diucapkan.

Advice vs Advise. Advice artinya nasihat atau berbentuk kata benda. Contoh, your advice is useful = Nasihatmu sangatlah berguna. Sedangkan advise berarti menasihati atau kata kerja. Contoh, You must advise him = Kamu harus menasihatinya.

Their, They’re, There. Merupakan kesalahan grammar bahasa Inggris yang paling banyak terjadi. Their sama dengan kepemilikan. Contoh, I like their house. = Saya menyukai rumah mereka. They’re ditulis ketika anda ingin mengucapkan they are. Contoh, They are so funny. = Mereka sangat lucu, sedangkan there merupakan kata yang menunjukkan lokasi (disana). You can wait for me there. = Kamu dapat menungguku disana.
Boring. Boring pada dasarnya bukan bosan. Ketika anda berkata, saya boring, berarti artinya saya membosankan. Gunakan bored untuk menyebutkan saya bosan. Jadi, kalimat yang benar adalah I am bored bukan I am boring.

Your vs You’re. Your adalah kepemilikan, your pen = pulpenmu, your child = anakmu, your bag = tasmu. Sedangkan You’re digunakan untuk kata you are. Contoh, You are not alone.

Me vs I. Sejatinya, mudah saja dalam menentukan penggunaan me dan I. Me digunakan sebagai objek, sedangkan I anda gunakan sebagai subjek. Sebagai contoh, He gives a lot of money for my wife and I.kalimat tersebut tidaklah tepat karena I berperan sebagai objek, seharusnya gunakan me.

Tanda titik setelah kalimat. Seringkali orang melupakan tentang pemberian tanda titik setelah kalimat. Padahal, hukumnya wajib memberikan tanda titik, karena kalimat tanpa tanda titik, maka bukanlah disebut kalimat. Itu hanya sebuah frase.

It’s vs Its. It’s merupakan frase singkat dari It is. Contoh, It is a dog, It is a new table, dan it is a new member. Sedangkan Its adalah possessive pronoun yang artinya sama dengan miliknya. Contoh, I take its battery = saya mengambil baterainya. Akhiran “nya” merupakan representasi dari sebuah benda misalnya laptop, maka baterainya berarti baterai laptop. 

Then vs Than. Then artinya kemudian, sedangkan than artinya daripada. Contoh, You cleaned the floor, then you went to her house = Kamu membersihkan lantai, kemudian kamu pergi kerumahnya. Sedangkan than biasa digunakan dalam kalimat comparative atau perbandingan. Contoh, You are taller than my father = Kamu lebih tinggi daripada ayahku.

Minggu, 03 Agustus 2014

Belajar Bahasa Inggris-Belajar Bijak


         “The more we are grateful, the more happiness we get.”
          Semakin banyak kita bersyukur, semakin banyak kebahagiaan yang kita dapatkan.
“You do not live at once. You only die once and live every day.”
 Anda tidak hidup sekali. Anda hanya mati sekali dan hidup setiap hari.
       “We will never know the real answer, before you try.”
         Kita tidak akan pernah mengetahui jawaban yang sebenarnya, sebelum kita mencoba.
 “Tranquility can be found when we are with Allah.”
 Ketenangan bisa kita temukan apabila kita bersama Allah.
       “If you want the respect of others, you must respect yourself first.”
       Jika anda ingin dihargai orang lain, maka hargailah diri anda sendiri.
 “Nothing is impossible. Anything can happen as long as we believe.”
 Tidak ada yang mustahil. Semua bisa terjadi asalkan kita percaya.
         “Be a strong wall in the hard times and be a smiling sun in the good times.”
       Jadilah dinding yang kuat ketika masa-masa sulit. Jadilah matahari yang tersenyum, ketika masa-masa indah.
 “Honesty is the currency of wherever you are.”
 Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimanapun anda berada.
      “Do not blame your past, because the past will never change.”
       Jangan menyalahkan masa lalu anda, karena masa lalu tidak akan pernah berubah.
 “Be the good, because Allah loves the goodness.”
 Jadilah orang baik, karena Allah menyukai kebaikan.
      “Every successful person must have a failure. Do not be afraid to fail because failure is a part of success.”
       Setiap orang sukses pasti mempunyai kegagalan. Jangan takut gagal karena kegagalan adalah bagian dari kesuksesan.
 When someone left you, do not cry because that is the message that you’re going to get a better one.”
 Ketika seseorang meninggalkanmu, maka jangan menangis. Itu adalah pesan bahwa kau akan mendapatkan seseorang yang lebih baik.
              “Trouble is your best friend. It makes you stronger and more understanding about life.”
         Masalah adalah sahabat terbaikmu. Dia menjadikanmu lebih kuat dan lebih mengerti tentang kehidupan.
  “Never give up, fix mistakes, and keep stepping.”
 Jangan pernah menyerah, perbaiki kesalahan, dan teruslah melangkah.

Jumat, 01 Agustus 2014

Tanpa Pacaran, Akhirnya Menikah, dan Bahagia

 Mengenang masa mudaku, belasan tahun yang lalu. Aku  belum pernah sama sekali mempunyai pacar. Belum pernah juga menyatakan cinta kepada seorang wanita baik lewat lisan maupun lewat surat cinta  Bagiku pacaran, no way!. Jadi aku belum pernah  tahu rasanya seperti apa kalau bertemu   pacar, pergi bersama pacar dll.
Mungkin bagi pembaca berpendapat bahwa hidupku tidak ASYIK. Jangan begitu sobat!. Hidupku lebih asyik dari yang engkau duga. Hidupku penuh liku-liku, terlebih lagi saat ini. Hidupku terasa indah dan membikin bahagia saat-saat dikenang.

Kala itu, masa muda semakin   mendekati akhir, karena kuliahku di  S1 di Pend B. Inggris UNS  hampir kelar.  September 1998  aku diwisuda tanpa didampingi pacar atau calon istri. Aku menyelesaikan  study di semester 9 dengan IPK pas-pasan saja. Pikiranku aku harus segera lulus dan bekerja dengan  penghasilan yang cukup. Aku menghibur diri, biar nilaiku pas-pasan yang penting lulus cepat sesuai rencana, karena aku kuliah dengan 100% biaya sendiri.

Benar memang,  hidupku di usia muda banyak beban pikiran. Bahkan di saat SMA pun aku sudah bekerja.  Aku harus  memikirkan masalah biaya kuliah,  biaya makan dan kos. Itu semua sudah membikin pikiran pusing. Jujur saja aku tidak secerdas, sesabar, dan sekuat yang  kuidealkan, jadi  rasanya untuk meraih prestasi akademik sangat berat. Bisa makan dan bisa sekolah saja sudah Alhamdulillah. Pacaran? bagiku itu tidak mungkin. Aku tidak setuju "Pacaran",  dan aku tidak mau tambah beban dengan  soal "PACAR"..

Sejak kuliah di semester 3 aku sudah menjadi guru  privat Matematika dan b Inggris untuk para siswa SD dan SMP, juga aku memiliki usaha loper koran. Jadi aku punya keyakinan setelah lulus pasti aku akan mudah mencari kerja walau dengan nilai pas-pasan.  Karena aku  sudah memiliki jaringan  kerja dan  peta pekerjaan khususnya di Solo.

Setelah lulus  aku merasa sangat lega. Perasaan yang sungguh belum pernah kurasakan sepanjang hidup.  Beban pikiran tentu semakin berkurang.

Setelah merasa PLONG. Tiba saatnya  aku  menguatkan tekat dan berdoa. "Ya Allah  dua atau tiga tahun lagi, aku ingin  menikah, aku belum pernah punya pacar atau calon istri. Ya Allah karuniakanlah kepadaku seorang istri nantinya istri yang shalihah, istri yang sanggup menjadi istri setia bersedia dalam keikhlasan dalam duka dan bahagia. Dan pasti istriku harus menerima apa adanya aku.

Sebulan setelah wisuda  ibuku sakit. Semua  kakakku sudah sibuk dengan urusannya. Sehingga  tidak maksimal dalam mengurusi ibuku. Karena mereka sudah memiliki anak semua. Bahkan ada di antara kakaku memiliki   sepuluh anak.  Aku yang diandalkan sebagi pengurus ibuku yang sakit.

Tidak hanya berhari-hari, tapi lebih dari dua minggu ibuku sakit. Dan sempat juga dirawat di RSU Solo. Ada salah satu dari kakakku punya ide bahwa aku  sebaiknya dinikahkan supaya ada teman untuk mengurusi ibuku yang sakit. Oh ya kakakku sebagai  guru ngaji memiliki  beberapa murid gadis. 

Di suatu malam kakakku mendekati aku  berbicara banyak  tentang masa depan, keluarga dll. Akhirnya  ujung dari pembicaraannya bahwa bagaimana kalau aku mau menikahi salah satu dari pilihan kakakku yaitu muridnya yang paling baik, paling cantik menurut   ukuran kakakku.

Aku bingung. Belum pernah punya pacar. belum pernah ditawari pacar dan atau calon istri. Eeeh tahu-tahu aku ditawari untuk menikah. Namun, kakakku meyakinkanku  bahwa salah satu yang ditawarkan kepadaku itu orang baik, cantik dan dari keluarga baik-baik,  teman bergaulnya juga orang-orang baik.

Setealah sholat istiharoh, dalam hatiku menjawan"pokoknya nikah saja demi kebaikan keluarga dan kesehatan ibuku".

Singkat cerita. September 1998 aku diwisuda. 25 Desember 1998 aku melangsungkan pernikahan dengan seorang wanita yang belum pernah kukenal sama sekali.

Setelah menikah, beberapa minggu kemudian ibuku  sembuh dari sakitnya. Sampai saat ini pun ibuku sehat wal afiat da jarang sakit. Kini  ibuku usianya sekitar 90 tahun   tinggal dalam satu atap dengan keluargaku dan  keempat anakku.

Hidup kami sekeluarga Insya Allah  hidup yang sakinah, mawadah dan warrahmah.

Menurutku kisahku membawa hikmah,  pertama pacaran cenderung mendekati KEHARAMAN. Untuk bahagia dalam berkeluarga tidak harus melalui jalur pacaran. Kalau  kita ingin tahu siapakah calan suami atau istri cukup dengan investigasi siapakah sebenarnya  sobat dekatnya dan siapa  keluarganya .  Kedua jika kita ingin hidup lebih baik dari pada sebelumnya, kita  butuh pengorbanan, daya tahan, ketabahan,  kekuatan dll. Walau kita  tidak sabaran dan tabah  ya disabar-sabarkan. Walau kita sebenarnya lemah ya pasti harus dikuat-kuatkan. Walau kita miskin ya dinekat-nekatkan supaya semakin baik ekonominya.

Yang terakhir, tentu tepat untuk diriku sendiri. Hidup dengan wajah pas-pasan, fisik pas-pasan, cerdas pas-pasan,  dari keluarga di bawah pas-pasan ternyata membawa jutaan hikmah di kemudian hari. Maksudku, karena  aku merasa serba pas-pasan bahkan kekurangan menjadikan aku harus nekat dan  "NGRUMANGSANI, APA YANG AKAN DIBANGGAKAN". Mau hidup "sing-sing" tentu tidak pantas. Akhirnya, "sing penting urip dan nekat saja".

Selasa, 29 Juli 2014

Berbagai Hikmah Idul Fitri (Lebaran)


Secara umum banyak orang bergembira  dalam menyambut lebaran. Mungkin saja banyak di antara mereka terkena musibah, cobaan, gangguan dsb. Namun, secara umum yang miskin dan kaya lebih menyatu saat menyambut lebaran tiba.  Semangat berbagi; zakat, infaq dan shodaqoh terlihat lebih semarak di bulan ini.

Bagi kita yang mau berpikir tentu banyak pembelajaran hidup yang bisa dipetik dari hadirnya lebaran. Setidak tidaknya ada lima hikmah dalam menghadapi lebaran atau idul fitri. Hikmah  idul fitri atau lebaran kuperoleh dari keterangan Ustadz Mudzofar.

1. Hikmah Kegembiraan dan Kesyukuran
Hikmah pertama yang sangat menonjol dari momen idul fitri adalah hikmah kegembiraan dan kesyukuran. Ya, semua kita bergembira dan bersuka ria saat menyambut Idul Fitri seperti sekarang ini. Dan memang dibenarkan bahkan disunnahkan kita bergembira, berbahagia dan bersuka cita pada hari ini. Karena makna dari kata ‘ied itu sendiri adalah hari raya, hari perayaan, hari yang dirayakan. Dan perayaan tentu identik dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah menegaskan itu dalam hadits shahihnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: (إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي) لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ” (متّفق عليه).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman; ‘Selain puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku-lah yang langsung akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.’ Dan bagi orang yang berpuasa ada dua momen kegembiraan: kebahagiaan ketika ia berbuka (baca: berhari raya fitri), dan kegembiraan lain ketika ia bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada aroma kesturi.” (HR. Muttafaq ’alaih).
 “مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ، وَ سَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ، فَهُوَ مُؤْمِنٌ” (رواه الطّبراني).
”Barangsiapa bersenang hati dengan amal kebaikannya, dan bersedih hati dengan keburukan yang diperbuatnya, maka berarti dia orang beriman” (HSR Ath-Thabrani).
Begitu pula kegembiraan orang berima adalah kegembiraan karena syukur atas berbagai kenikmatan Allah yang tak terhitung. Seperti firman-Nya yang artinya):
“Dan jika kamu mau menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya” (QS. Ibrahim [14]: 34; QS. An-Nahl [16]: 18).
Dan nikmat yang paling utama tentulah nikmat hidayah, nikmat keimanan, nikmat keislaman dan nikmat ketaatan.
2.                  Hikmah Ketauhidan, Keimanan dan Ketaqwaan
 “… dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa Ramadhan), dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya yang diberikan kepadamu, dan supaya kamu (lebih) bersyukur” (QS. Al-Baqarah: 185).
3.                  Hikmah Kefitrahan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ” (متّفق علَيْه).
Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ” (متَّفق علَيْه).
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa melakukan qiyamullail pada bulan Ramadlan karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ” (متَّفق علَيْه).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang melakukan qiyamullail pada (malam) lailatul qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu… “ (HR. Muttafaq ‘alaih).
4.                  Hikmah Kepedulian
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ (متَّفق علَيْه).
Dari Ibnu ‘Abbas berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan, lebih-lebih pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril ‘alaihis salam menemuinya, dan adalah Jibril ‘alaihis salam mendatanginya setiap malam di bulan Ramadlan, untuk bertadarus Al Qur’an dengan beliau. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jauh lebih ermawan dengan kebajikan daripada angin yang bertiup (HR. Muttafaq ‘alaih).
5.                  Hikmah Kebersamaan dan Persatuan
Selama Ramadhan, suasana dan nuansa kebersamaan serta persatuan ummat begitu kental, begitu terasa dan begitu indah. Mengawali puasa bersama-sama (seharusnya dan sewajibnya), bertarawih bersama (disamping jamaah shalat lima waktu juga lebih banyak selama Ramadhan), bertadarus bersama, berbuka bersama, beri’tikaf bersama, berzakat fitrah bersama, dan beriedul fitri bersama (semestinya!).
Dan hal itu karena memang ibadah dan amaliah Ramadhan serta ‘Iedul Fithri adalah bersifat jama’iyah, kolektif, dan serba bersama-sama. Tidak bisa dan tidak boleh sendiri-sendiri.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالْأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ” قَالَ أَبُو عِيسَى وَفَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ: إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا أَنَّ الصَّوْمَ وَالْفِطْرَ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَعُظْمِ النَّاسِ (رواه التّرمذيّ وأبو داود وابن ماجة، وصحّحه أحمد شاكر والألبانيّ).
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Berpuasa itu adalah pada hari dimana kalian semua berpuasa (secara bersama-sama), dan beriedul fitri itu adalah pada hari dimana kalian semua beeiedul fitri (secara bersama-sama), demikian juga dengan Iedul Adlha, yaitu pada hari dimana kalian semuanya beriedul adha (secara bersama-sama).” (HR Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah; dishahihkan oleh Ahmad Syakir dan Al-Albani. Imam Abu ‘Isa At-Tirmidzi berkata: sebagian ulama menafsirkan hadits ini bahwa maksudnya, sesungguhnya shaum dan iedul fitri (dan juga iedul adha – pen.) itu (harus) bersama jama’ah dan mayoritas ummat manusia (ummat Islam).
”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al-Hujuraat: 10).

Kini Mereka Telah Berubah

Beberapa hari pasca lebaran full untuk silaturahmi. Menyenangkan sekali.  Dalam kunjungan tempat saudara. Tak terencana bisa bertemu dengan  beberapa sobat lama. Puluhan tahun kami tidak bertemu.

Bervariasi perubahan nampak di fisik juga perilaku  dari para sobatku.  Ada di antaranya, dia yang dulu gagah perkasa. Setelah lebih dari lima belas tahun kami tidak saling berpas-pasan. Eeeeh tahu-tahu dia terlihat lemah sekali. Penyakit  gula telah merusak tubuhnya.

Ada juga di antara sobatku  tahu-tahu dia telah berubah menjadi orang yang  alim.  Ya, siang tadi aku bertemu dengan salah satu sobatku yang alim dan sukses dalam  berbisnis. Sebut saja mas X. Dia dulu alumni UNDIP. Ayahnya seorang marinir. Pendidikan agama di keluarganya tergolong minim. Namun, mas X mendapat pencerahan agama saat kuliah.

Setelah lulus, banyak perubahan pada diri mas X. Dia semakin rajin beribadah dan belajar agama. Mas X sebenarnya bagus secara akademik, dan pernah juga menjadi dosen di salah satu PT suasta. Namun, mas x tertarik di dunia usaha. Alhamdulillah, dia tergolong pemuda yang sukses di kampungnya. kini dia telah memiliki banyak karyawan

Selamat dan sukses pada mas X. Semoga   dia menjadi motivator bagi pemuda-pemuda dikampungnya. karena banyak di antara sobatnya makin tua tidak semakin baik. banyak di antaranya suka  'mendem alias ngombe miras'. Mungkin alasannya , NDONYA MAMPIR NGOMBE.

Momen Ternyata Segalanya

Banyak orang dan mungkin salah satunya aku sendiri berpeluang hidup bahagia sekali, sukses sejati sekali dan bermakna sekali. Namun sayang kesempatan emas lenyap dan hilang begitu saja.

Indahnya masa depan dan atau masa tua ternyata berbuntut kurang membahagiakan. Salah satu penyebabnya ternyata menyianyiakan peluang atau kehilangan momen untuk  berbuat kebaikan.

Bulan puasa dan idul fitri  sudah berlalu. Ada di antara kita yang merasa lega, kecewa dan biasa-biasa saja  setelah momen-momen peningkatan kualitas diri di bulan suci berlalu. Salah satu penyebab timbulnya kesan  yang beragam dalam mensikapi kesempatan  baik tersebut adalah perbedaan kita dalam bersikap.

Aku ingin berbagi kisah, ada seorang tetangga dulunya sih kaya raya. Sayangnya kesempatan bisa berbagi tidak digunakan dengan baik. Kesempatan di bulan puasa dan idul fitripun: bersedekah, berinfaq peduli dengan si miskin , fitrah untuk anak-anak kecil. Semunya tiak digunakan secara baik.

Si anak kecil keponakan tetanggaku yang kaya tadi dulu sangat miskin. Si keponakan  tersebut  tidak pernah terjamah kedermawanan si kaya yang merupakan adik dari ayahnya. Padahal kesempatan si kaya sangat besar untuk membantu uang jajan dan keperluan sekolahnya. Sedangkan si keponakan  bukan jenis peminta-peminta belas kasihan.

Dua puluh tahun berlalu. Si kaya kini sudah tua dan sakit-sakitan.  Sedangkan si keponakanya sudah dewasa dan menjadi orang kaya.  Dulu si anak kecil tersebut  tak menampakkan tanda-tanda menjadi orang besar atau kaya. Kekuatan Allah sungguh luar biasa. Allah telah mengubah segalanya.

Walau kini dia sudah menjadi orang berada, dia tidak meniru tabiat si pamannya. Hebatnya lagi, si keponakan kaya tidak memiliki sifat pendedam mengingat masa lalunya, juga tidak dendam terhadap si pamannya yang dulu kaya tapi kikir. Walau kini pamannya sering sakit-sakitan. Dia  tidak segan-segan menjenguk pamannya dan menyantuninya. 

"Wolak waliking zaman". Dulu  si keponakan  hidup sengara kini  dia kaya raya. Dulu paman yang gagah, kaya dan sehat telah berubah menjadi lemah, tua dan sakit sakitan. 

Akhirnya kita bisa belajar mana yang lebih mulia si keponakan yang luar biasa atau si paman yang kikir.

Minggu, 27 Juli 2014

Tiga Kebahagiaan Menyambut Idul Fitri

Alhamdulillah  Insya Allah besuk pagi kita akan menemui hari yang luar biasa  dan penuh makna. Idul  fitri yang dinanti nanti. 

Idul Fitri  makna leksikalnya kembali makan. Walau ada yang mengartikan idul fitri bermakna kembali suci, mungkin saja dimaknai dengan perpekstif lain.

Yang jelas aku sekeluarga bahagia sekali dalam menyambut idul fitri ini. Dan aku pikir banyak jutaan orang merasakan bahagia.

Kebahagiaan yang pertama, alhamdulillah kita masih diberi umur panjang dan kekuatan. kita bisa melaksanakan puasa sebulan penuh tanpa putus/ batal walau kita tidak diawasi oleh manusia. Kita seyakin-yakinnya bahwa kita dididik oleh Allah menjadi pribadi jujur dan bertanggung jawab.

Kebahagiaan yang kedua, alhamdulillah kita diberi kesempatan untuk peduli dengan sesama. Puasa mendidik kita untuk peduli dengan orang yang lemah. Janji Allah bahwa pahala akan dilipatgandakan bagi yang mau peduli teristimewa di bulan suci ini . Alhamdulillah,  banyak di antara kita yang sudah dikaruniai peningkatan kondisi ekonomi, memang seharusnya  kita peduli dengan sesama.

Kebahagiaan yang ketiga, kita dijajikan oleh  Allah pengampunan dosa. Kita bukan manusia sempurna. banyak dosa dan keslahan yang kita perbuat baik terhadap  Allah swt maupun kepada sesama manusia. Maka puasa yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab akan  berpengaruh bahwa setelah ramadlan kita akan kembali  suci, karena dosa-dosa kita telah terampuni. Allahu Akbar.


Selasa, 22 Juli 2014

Karena Pencerahan Ada Perubahan

Beberapa hari ini rasanya aku baru "blank"  untuk menulis catatan harian  di blog pribadiku ini. Padahal, menurut perencanaan tiap hari  aku harus mengisi blog ini dengan berbagi tulisan untuk memotivasi diri walau  hanya beberapa kalimat saja. Eeeh ternyata menulis secara konsisten itu  tidak mudah. Setelah kuhitung-hitung waktuku banyak tersita utnuk tidur. Mungkin ini kompensasi dari saat malam  sedikit tidur.

Waktu untuk kegiatan siraman ruhani  juga mendominasi di bulan puasa ini. Aku sebagai pengurus ta'mir masjid memang harus turut  bertanggung jawab dalam kegiatan di masjid kampungku. Bebagai jenis pengajian  aku ikuti, lumayan aku mendapat pencerhan hidup yang lumayan banyak. Dari urusan bangun tidur samapi tidur lagi  telah diulas oleh beberapa ustadz. Eeeeh sering juga aku dipaksa oleh keadaan aku harus menggantikan posisi  ustadz karena  si ustadz berhalangan hadir. Tidak masalah aku harus belajar sambil mengajar.

Akhirnya aku pun bisa membayangkan kalau aku tidak belajar agama Islam sesuai keyakinanku dari dulu, aku akan menjadi orang terbelakang alias tidak siap, bodoh dan rusak. Aku benar-benar menyimpulkan Islam menyelamatkanku.

Aku akui bahwa puluhan tahun lalu aku memang tidak bahagia dan bodoh. Walau sekarng tidak terlalu pintar namun setidaknya ada peningkatan. Maklum pikiran belum mendapat pencerahan, dan ekonomi dalam kemiskinan. Kini telah berubah aku sudah mendapat pencerahan dari ajaran Islam. Terus terang dulu saat remaja  aku agak ragu-ragu tentang  kebenaran Islam.

Islam menotivasiku untuk menjadi baik, bertanggung jawab, kerja keras, jujur, sabar, tekun, berilmu dll. Dan semuanya Insya Allah sudah kupraktikan secara konsisten walau tidak secara sempurna (100%). Namun, aku bisa merasakan bahwa aku telah berubah menjadi lebih baik karena Islam.

Karena aku bercita-cita memiliki  masa depan yang baik, mempunyai rumah tangga yang berisi orang-orang baik (shalih dan shalihah), mampu mandiri dan sedikit-sedikit bisa berbagi. Alhamdulillah apa yang kuperoleh saat ini melebihi dari  apa yang aku impikan. Insya  Allah kehidupan rumah tanggaku sakinah, mawadah dan warrahamah. Kami sekeluarga merasa hidup behagia. Walau kami baru belajar menjadi manusia bersyukur kami sudah sering mujur. Semoga keluargaku istiqomah sampai akhir hayat kami. Dan semoga kami dalam jalan ilahi dan mampu menginspirasi minimal keluarga  besar kami.

Salam sukses sejati.