DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 24 Februari 2015

Belajar Bahasa Inggris: Melengkapi kalimat rumpang

Baru sakit. Sebenarnya siswaku  Kls XII sudah ada yang berharap dan mendoakan atas kesembuhanku. Agar aku  segera mengajar kembali.

Ada alternatif lain dalam belajar. Tidak harus tatap muka kan?  Dengan cara klik di blogku kolom bahan ajar. Para siswa bisa belajar banyak. Berikut ini salah satunya:  soal melengkapi kalimat rumpang:

Contoh:
Teks berikut ini untuk soal nomor 1,2, dan 3.
Butter is one of the oldest articles of diet known to man, and one of the most universally used. Yet strangely enough, in ancient times butter was not used as food in many parts of the world. The Hindus  .  .  . (1) butter as a sacrifice in their worship. The Greeks and Romans did not eat butter, but used it as a  .  .  .  (2) for injuries to the skin. They believed that the soot of burned butter was good for sore eyes!  The Romans also used it as an       .  .   . (3) for the skin and hair.
1.      A. offered( verb -menawakan)
B. preferred
C. conferred
D. differed
E. referred
key: A  
2.      A. cured
B. healing
C. remedy (noun-obat)
D. recovered
E. apply
key: C
3. A. element
   B. ointment(noun -obat salep)
  C. ornament
  D. appliance
  E. offerring
key: B 

Wajib Bahagia-Syukur Karena Sehat


Kesyukuran pasti menghantarkan kebahagiaan. Siang  ini aku berada di RS Kustati. Aku ditemani istri menikmati antrian panjang: mendaftar, cek, rongten, dan ambil obat. Semuanya berjalan sekitar 3 jam. Jelas membosankan. Bukan karena pelayanannya jelek, tapi karena ratusan orang menderita sakit sedang antri.

Ini pengalamanku pertama kali foto rongten. Ternyata rasanya enak-dingin. Namun doaku, semoga ini yang pertama kali dan terakhir.

Hasil foto, tumitku sedikit retak. Tidak perlu operasi berat/ pembedahan, tapi perlu dipen dari luar. Alhamdulillah, Karena saat antri, ada seseorang memotivasiku, Dia kurban tabrak lari, dan dia mengalami patah kaki dengam biaya jutaan. Sedangkan aku mendapatkan biaya gratis.

Sekali lagi, Bagi Anda yang sehat! Mestinya tak ada waktu sedih, mengeluh apalagi kufur nikmat.

Senin, 23 Februari 2015

Belajar Dari Akil, si Mantan Ketua MK: Hebat pun Bisa ke Jalan Sesat

Tak ada ampun. Orang berlatar belakang hebat pun bisa juga tersesat, kepleset, dan salah jalan. Padahal sebenarnya orang hebat layak mendapat piagam penghormatan, juga layak menjadi inspirator.

Kita bisa belajar arti keistiqomahan. Di sini kita belajar dari kisah bp. Akil Muchtar si mantan ketua MK. Sejatinya jalan  hidup Akil Mochtar bisa menjadi inspirasi. Hari ini detik.com menulis tentang track record bp. Akil. Sebagai bahan ksah inspirasi, aku merangkumnya  untuk cacatan harian Maskatno Giri.

Akil dilahirkan di pedalaman Kalimantan, membanting tulang untuk bisa kuliah lalu menjadi advokat, masuk DPR hingga menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Kini, Akil harus menghabiskan hidupnya di penjara karena jual beli perkara.

Akil Mochtar lahir pada 18 Oktober 1960. Masa kecilnya dia habiskan di Putussibau, suatu daerah terpencil di Kalimantan Barat. Selepas SMA, ia menempuh perjalanan darat dan sungai menuju Pontianak. Di ibu kota provinsi itu, ia membanting tulang untuk menyambung hidup. Dari menjadi tukang semir sepatu hingga sopir truk pikap. Semua dilakukan di sela-sela ia kuliah di Fakultas Hukum di kampus kecil di kota itu.

Seusai mengantongi gelar SH ia lalu menjadi pengacara probono. Gegap gempita reformasi '98 membawanya ke dalam pusaran politik dan terpilih sebagai anggota DPR dari Partai Golkar pada 1999. 11 Tahun ia bergelut di DPR hingga dipilih DPR menjadi hakim konstitusi 2010-2015.
Usai Mahfud MD purnabakti, ia dipilih sebagai Ketua MK. Dari sinilah akal-akalan Akil mulai menjadi-jadi. Akal liciknya ia gunakan untuk memanipulasi putusan dan jual beli perkara kasus pilkada yang ditangani MK.

Akil pun dicokok KPK pada Oktober 2013 akibat perbuatannya itu. Akil yang sebelumnya menjadi ketua mahkamah penjaga konstitusi itu, harus meringkuk di penjara dan duduk di kursi pesakitan. Vonis seumur hidup dijatuhkan kepada Akil. Vonis ini tidak berubah hingga Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi Akil. Vonis ini menyebabkan dia tinggal di penjara hingga akhir hayatnya.

Akil tidak sendirian. Ia menyeret nama-nama yang terlibat dalam kasus korupsi yang ia perbuat. Seperti diberitakan di berbagai media. berikut daftar hukuman yang dijatuhkan dalam perkara Akilgate itu:
1. Akil Mochtar, dijatuhi penjara seumur hidup.,2. Ratu Atut, dihukum 7 tahun penjara.,3. Adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan divonis 5 tahun penjara. Proses kasasi., 4. Susi Tur Andayani, divonis 7 tahun penjara., 5. Bupati Gunung Mas, Hambit Bintih dihukum 4 tahun penjara. dll, Pokoknya sampai lebih dari 10 kasus.

Akhirnya kita  bisa belajar   dari  berbagai kisah kehidupan. Akil kini bukanlah Akil yang dulu. Berlabel koruptor, Akil harus mendekam di penjara hingga mati. Tak ada lagi protokoler, tak ada lagi kendaraan dinas, tak ada lagi nama baik dan tidak ada lagi label negarawan.

Selanjutnya  terserah kita sendiri dalam memilih jalan hidup. Kita bisa bayangkan, andaikan manusia tidak yakin bahwa  suatu saat nanti  pasti akan ada hari pembalasan,  manusia akan mudah saja melakukuan  kejahatan.

Bersyukur Karena Tidak Menganggur

Aku termasuk orang yang suka beraktivas: menulis, bloging,  mengajar, berkebun, dll.  Pokoknya aku tidak suka duduk termenung tanpa aktivitas. Hasil dari aktivitasku, aku mampu menulis ratusan artikel walau belum berkualitas, aku juga mampu  menanam berbagai macam jenis buah. Untuk investasi, pasti aku  juga  menjaganya, bahkan kebun dan depan rumahku hampir tak ada satu rumputpun tumbuh. Bukan untuk sombong-sombongan lho!.

Namun, seharian tadi aku banyak menghabiskan waktu di ruang tidur karena baru sakit "boyok", kaki kanan "abuh"  efek dari terjatuh. Ternyata banyak istirahat atau nganggur tidak enak.

Maknanya: betapa kita harus bersyukur karena kita diberi  nikmat sehat, panjang usia dan memiliki keluarga, saudara dan  sahabat yang baik-baik. Apalagi  jika kita  memiliki pekerjaan, banyak kegiatan atau kesibukan positif, pasti kita harus bersyukur. Menurutku tidak enak menganngur. Namun bagi manusia pemalas menganngur laksana  hidup di syurga. 

Yang terakhir, tidak perlu untuk banyak mengeluh. Menikmati kesibukan adalah suatu kebahagiaan. Salam sukses sejati!


Sahabat Laksana Malaikat

"Mas tulung dipinjamkan krek, aku tidak bisa berjalan, aku baru saja terjatuh". Itulah kalimatku via HP ke salah satu sobatku.
Saat terkena musibah teringat pentingnya sahabat dan saudara. Beberapa saat kemudian banyak orang datang kerumahku, salah seorang sudah membawa krek (alat bantu berjalan). Mereka adalah sobat-sobatku sesama jama'ah masjid dan pengurus ta'mir masjid At Taqwa Lawu Telukan.
Seberapa pentingkah arti sahabat dan saudara? Jelas sangat penting. Sahabat dan saudara adalah laksana  malaikat, obat, penyelamat, penyemangat dll. Hidup kita akan rugi besar bila kita tidak punya sahabat dan saudara. Kita juga rugi besar, walau sahabatnya banyak namun  bukan orang-orang yang baik.
Bersyukur menuju mujur. Salah satu menuju kesyukuran adalah memiliki dan memperbanyak persaudaraan. Tentu menciptakan permusuhan menjauhkan kebahagiaan. Betapa bahagianya memiliki sobat dekat  ditambah lagi mereka juga orang-orang baik. Banyak saudara banyak rezeki. Itulah kurang lebih salah satu  inti sebuah hadist Nabi SAW.

Sahabat Laksana Malaikat

"Mas tulung dipinjamkan krek, aku tidak bisa berjalan, aku baru saja terjatuh". Itulah kalimatku via HP ke salah satu sobatku.

Saat terkena musibah teringat pentingnya sahabat dan saudara. Beberapa saat kemudian banyak orang datang kerumahku, salah seorang sudah membawa krek (alat bantu berjalan). Mereka adalah sobat-sobatku sesama jama'ah masjid dan pengurus ta'mir masjid At Taqwa Lawu Telukan.

Seberapa pentingkah arti sahabat dan saudara? Jelas sangat penting. Sahabat dan saudara adalah laksana  malaikat, obat, penyelamat, penyemangat dll. Hidup kita akan rugi besar bila kita tidak punya sahabat dan saudara. Kita juga rugi besar, walau sahabatnya banyak namun  bukan orang-orang yang baik.

Bersyukur menuju mujur. Salah satu menuju kesyukuran adalah memiliki dan memperbanyak persaudaraan. Tentu menciptakan permusuhan menjauhkan kebahagiaan. Betapa bahagianya memiliki sobat dekat  ditambah lagi mereka juga orang-orang baik. Banyak saudara banyak rezeki. Itulah kurang lebih salah satu  inti sebuah hadist Nabi SAW.

Minggu, 22 Februari 2015

Ternyata Sakit Juga Perlu

Tetap semangat. walau hari ini aku sakit. Bukan flu atau bukan komplikasi. Aku terjatuh dari pohon rambutan sekitar 4m. Alhamdulilah tidak patah tulang, cuma bengkak di kaki kanan, harus bersabar istirahat beberapa hari karena tidak bisa berjalan tanpa bantuan 'krek".

Teringat saat terjatuh, tubuhku tidak bisa digerakkan. Spontan aku berpikir, jangan-jangan aku lumpuh,  seperti temanku lumpuh sampai tua karena  jatuh dari pohon mlinjo. Lalu aku istirahat sebentar.  Alhadulilllah aku bisa bergerak.Tapi tulang belakang dan kaki terasa sakit sekali.

Sebenarnya aku sudah "niteni", siklus jatuh sakitku biasanya di musim penghujan. Seperti beberapa tahun lalu aku sakit flu berat sekali dalam  setahun, di saat bulan Januari atau Februari.Sebenarnya, bulan ini aku sudah ada feeling akan sakit flu (maklum perjalanan sekitar 100 km untuk mencari nafkah). Aku sudah berulang-ulang mengucapkan syukur tidak sakit flu di bulan ini.  Eeeeh tidak sakit flu!  tapi terjatuh. Tidak masalah, harus sabar , n tetap semangat .

Kesimpulanku: ternyata sakit itu perlu. Karena ada hikmah besar di dalamnya:- perlunya bersyukur secara istiqomah,-perlu hati-hati, -pentingnya berbagi,-ada rezeki para tenaga medis karena 'sakit'. -pentingnya menjaga kesehatan dan betapa mahalnya nilai kesehatan, dll.

Pokoknya  bersyukur kunci mujur dan bahagia. Salam sukses sejati.

Selasa, 17 Februari 2015

Buat Apa Susah!

Laa tahzan! Hidup ini indah bagi manusia yang senantiasa bersyukur. Inilah kalimat inspiratif dari buku: La Tahzan, jangan bersedih, Karya DR. 'Aidh al-Qarni; penerjemah, S.  Rahman.

Menurut Anda memang benar bahwa  Allah itu kurang adil. Karena Anda saat itu baru kufur nikmat.  Padahal Allah SWT telah menganugerahkan kepada Anda berbagai nikmat yang luar biasa . Allah SWT  telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.
{Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup
menghitungnya.}
(QS. Ibrahim: 34)

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda memiliki  dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.

{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.}
(QS. Luqman: 20)

Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua  kaki.
{Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?}
(QS. Ar-Rahman: 13)

Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu  yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak di  atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak  kuat dan suatu ketika bisa  patah?

Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika  sanak saudara di sekitar Anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena  sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat  menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya  Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak  Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung  Uhud, atau menjual pendengaran  Anda seharga perak satu bukit? Apakah  Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda, hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung?

Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun Anda masih mempunyai nasi
hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.

Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda  pun lupa mensyukuri yang sudah ada.  Jiwa Anda mudah terguncang hanya  karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih   memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah!

{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.}
(QS. Adz-Dzariyat: 21)

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan {Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.}
(QS. An-Nahl: 83)

Hidup bahagia adalah jalan utama. Selamat tinggal duka! Dan Salam sukses sejati!

Senin, 16 Februari 2015

Obsesi Besar, Potensi Kecil

 Menjadi "orang besar" adalah hak setiap insan.  Saat masih  anak-anak, aku pun sudah memiliki obsesi menjadi  orang besar. Orang besar yang kumaksud di sini, orang yang bermanfaat, mampu mandiri,  mampu membantu dan membesarkan  orang kecil.

Semoga di hari-hari mendatang:  obsesi bukan sekedar  obsesi. Walau obsesi sering kurang didukung potensi.  Potensi keluarga dan lingkungan kurang mensuport dan memberi ruang yang cukup untukku menjadi orang besar. Memang harus diterima dengan lapang dada: dilahirkan dari keluarga dengan kondisi ekonomi  di bawah garis pas-pasan, fisikku juga pas-pasan bahkan kecenthet, kecerdasan juga pas-pasan, wajahkupun bukan kategori ganteng-ganteng amat- alias juga pas-pasan.

Tidak perlu pesimis apalagi putus asa, itulah kata motivasi dari ustadzku.  Pelajaran agama yang kuterima sejak kecil pun sudah tertanam kuat di benakku: putus asa adalah dosa!

Berbagai  motivator telah mengingatkanku: Allah itu Maha Besar, Maha  Kuasa, sangat  mudah bagiNya untuk merubah nasib seseorang yang berpotensi kecil  namun bisa menjadi   orang besar. Allah tidak mungkin berencana mengecilkan, merendahkan seseorang. Buktinya Allah SWT memberikan potensi makhluq kecil, bahkan makhluq kecil tersebut   bisa  mengalahkan makhluq besar. 

Perasaan berpotensi kecil  harusnya disikapi secara  bijak.  Atau ini mungkin cuma kesimpulan diri  yang sangat subjektif.  Aku berusaha harus kreatif memotivasi, mengembangkan diri, walau berpotensi kecil bisa mewujudkan obsesi besar.

"Bila ingin menjadi orang kaya kayakanlah orang lain, bila ingin menjadi orang sukses sukseskanlah orang lain, bila ingin menjadi orang pintar pintarkan lah orang lain". Itulah kurang lebih kata inspiratif dari motivator bapak Mario Teguh.

Salah satu cara membesarkan orang lain adalah melalui  blog motivasiku ini,  semoga menjadikan orang terinspirasi, termotivasi, dan lebih baik. Semoga niat baikku untuk menjadikan orang lain menjadi besar mengantarkanku untuk menjadikanku menjadi   orang besar: orang yang bahagia,  dan bermanfaat. ,.... Salam  Sukses Sejati!

Sabtu, 14 Februari 2015

Sepenggal Kisah

Ba'da Asar tadi, aku bersama anak-anakku meluncur ke Gramedia SOLO. Memang kami sudah  sekitar dua minggu tidak berkunjung (walau sekedar baca-baca) di toko buku tersebut. Maklum baru musim penghujan.

Lalu lintas padat. Kayaknya jumlah mobil yang menuju ke Solo semakin  membludak.   

Astaghwirullaahal 'adzim!. Kami melihat pemandangan yang bikin miris. Di barat pasar kembang Solo tergeletak di pinggir jalan,  pria  paruh baya dengan bercak-bercak darah di pipinya. Kayaknya kurban tabrakan beberapa jam  yang lalu. Dan kayaknya lagi sudah tak bernyawa.

Aku  terheran-heran juga. Kenapa, sebelumnya  tidak ada orang yang membawa  ke rumah sakit atau menolongnya. Dan di biarkan tergeletak begitu saja? Aku tidak mau turun. Aku berboncengan dengan beberapa anak kecil.

Ternyata bukan cerita isapan jempol. Sekarang banyak kasus tabarakan, atau tabrak lari. Si kurban sering ditinggal dan dibiarkan begitu saja. Karena tidak ada yang peduli, akhirnya si kurban meninggal. Tentu kehabisan darah. Akhirnya aku menemukan jawaban. Orang-orang tidak mau menjadi kurban urusan dengan polisi.  Menurut mereka kalau  dengan menolong  justru masalah menjadi ruwet. Mungkin menjadi saksi atau justru tertuduh. 

Astaghwirullahal 'adzim. Ya Allah berilah hidayah bagi kami manusia . Kayaknya, manusia  jaman sekarang  terasa  sangat kejam, tidak peduli dan  tidak manusiawi. Coba kalau si kurban tabrakan anak kita atau kita sendiri?
 *******
Sampailah kami di Toko buku Gramedia. Begitu masuk ke toko, langsung aku menuju deretan buku-buku best seller. Saat aku melihat-lihat buku-buku best seller, novel-novel berkualitas dan buku-buku new arrival rasanya mata  ini mau menangis. Betapa bodohnya dan kurang berpotensinya aku!

Oooh Mas Gito!, Sama siapa mas? Sapaku kaget.

Tahukah sobat. Mas Gito itu temenku. Dia lulusan SMAN 1 Girimarto, dan kini telah menjadi guru  SD. Dia  bersama-sama temennya dari Girimarto dengan perjalanan sekitar 60km demi buku. Hebat! Penuh semangat. Memang mas Gito ini salah satu sobatku yang luar biasa semangat  hidupnya.

Sehari yang lalu dia  menulis status di FBnya: bukan valentine yang kutunggu tapi pelaminan.

Memang mas Gito sebenatnya sudah saatnya menikah. Usianya sudah lumayan tua. Dia sudah PNS. Namun, Allah SWT belum menghadirkan jodoh yang tepat buatnya.

Di suatu waktu, mas Gito bercerita kepadaku bahwa dia sudah ingin menikah. Tapi sering kali dia menyatakan keseriusannya untuk menjalin hubungan dan berlanjut ke pernikahan, berkali-kali si wanita menolaknya dengan halus. 

"Sabar yo mas! Pokoknya berdoa saja. Insya Allah mas Gito akan mendapatkan yang mutakhir".

Manusia memang tak boleh putus asa. Ternyata sudah terbukti yang Maha  Penentu dan Maha Kuasa hanyalah Allah SWT. Manusia diwajibkan untuk  berdoa dan berusaha. Buat Mas Gito dan senasib dengannya semoga tetap semangat dan istiqomah.

Selasa, 10 Februari 2015

Menjadi Diri Sendiri dengan Rumus 7M

Beberapa waktu lalu aku mendapat motivasi hidup bahagia dari ustadzku: Be your self!. Intinya beliau memotivasi : bila kita ingin   hidup dalam kenyamanan dan kebahagiaan mestinya kita mampu menjadi diri  kita sendiri.

Aku menerjermahkan "be yourself"  atas keterbatasanku,  bahwa menjadi diri sendiri bermakna: memiliki kemerdekaan diri, tidak mudah terpancing dan terpengaruh oleh orang lain, tetap istiqomah dalam kebaikan walau badai merintangi, memiliki tujuan hidup mulia, mejaga hati tetap bersih dan lebih baik memiliki kemerdekaan secara financial ( mandiri).

Setelah kupikir lebih mendalam, dalam beberapa kasus ternyata sulit juga kalau kita benar-benar ingin menjadi diri kita sendiri. Namun, aku yakin bahwa kunci kenyamanan dan ketentraman diri  kita adalah bila kita mampu menjadi diri kita sendiri. Kenapa?

Ya jelas. Ujung-ujungnya segalanya ; kebaikan dan keburukan yang ada pada  kita  atas tanggung jawab kita sendiri. Ujungnya di akherat nanti, semua indera kita akan dimintai tanggung jawab.

Akhirnya aku memikirkan, menyusun, merangkum nasihat untuk memotivasi diri dan  berbagi, 7M cara   meraih kemerdekaan diri/ menjadi diri sendiri:

 1. Mencintai Diri Sendiri
Cinta kepada Allah dan rasulnya itu sudah pasti. Namun, jangan sampai kita membenci, menyalahkan dan merendahkan kita sendiri. Kita harus mencintai diri kita dan mestinya kita menggunakan kata-kata positif untuk memberi dorongan, pujian kepada diri sendiri. 
 2. Memaafkan
Memaafkan orang lain itu sudah harus menjadi kuwajiban. Namun kita harus mampu memaafkan diri  kita sendiri. Saatnya untuk melepaskan beban, kita harus mampu memaafkan seluruh bagian diri kita, atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan. Mari memaafkan diri kita  untuk semua kesalahan yang pernah   kita buat di masa lalu.
 3. Membuang Penilaian
  Menghentikan penilain ke orang lain itu pasti. Namun,  kita harus menghentikan menilai dan menyalahkan diri kita secara terus menerus.   Kita harus menerima  diri  kita sendiri dan orang lain apa adanya.
 4. Membantu Orang Lain
Membantu orang lain pada hakikatnya kita membantu diri kita sendiri. Mulai saat ini kita harus mudah mengulurkan tangan pada teman yang membutuhkan. Kita mestinya menawarkan bantuan tanpa syarat pada orang lain. Lalu kita menjadi  pendengar yang baik dan benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan orang lain.
  5. Merenung
Terkadang kita sering "mburu senenge dewe". Hidup kita masih minus perenungan. Sesekali kita perlu duduk  di rerumputan atau di bawah sebuah pohon. Lalu merasakan putaran bumi, keagungan angkasa raya, dinginnya udara yang menerpa wajah kita, atau kehangatan sinar matahari pagi. Mari tersenyum pada langit yang luas, mengucapkan salam pada lebah yang beterbangan dan semua binatang yang kita  jumpai.
 6. Mengingat Asma Allah
Berdzikir dengan sebenar-benarnya. Mengintatkan kita bahwa kita akan kembali kepadaNya. Dengzn berdzikir menjadikan kita sadar bahwa hidup di dunia tidak selamanya.
 7. Memperhatikan kebutuhan fisik
Memanjakan diri perlu. Ini bukan berarti berfoya-foya. Kita memang tidak hanya memikirkan ruhani saja terus menerus. Kita juga perlu mendengarkan kebutuhan tubuh kita. Kita juga perlu memenuhi kebutuhan tubuh akan makanan bernutrisi. Kita perlu mengonsumsi vitamin yang bermanfaat untuk tubuh. Dengan tubuh sehat dan bugar membuat kita selalu menghargai hidup

Selanjutnya terserah kita sendiri. Allahu a'lamu bishawab!

Minggu, 08 Februari 2015

Belajar Melalui Motivasinya Mas Jamil

       Baru  saja aku mendapat  motivasi dari tulisan Mas Jamil Azzaini:  Berebut “Grammy Award” Kehidupan. Setelah membaca artikelnya,  suatu sisi aku benar-benar termotivasi, namun ada sedikit perasaan menyalahkan diriku sendiri. Betapa lemah dan bodohnya diriku ini!
        Kalau dipikir lebih jauh sebenarnya untuk apa berlarut dalam perasaan bersalah, tentu ini sia-sia. Atau sekedar untuk mencari kambing hitam. Hidup  terus berjalan ke depan, kita tak bisa menarik lagi ke belakang roda kehidupan.
      Benar memang seperti kata mas Jamil,  hidup ibarat sedang bermain film. Kamera ada di semua sisi, tidak ada satu aktivitaspun yang tidak terekam kamera. Bahkan semua aktivitas tercatat sempurna oleh dua malaikat. Hebatnya di film kehidupan ini, semua menjadi pemain utama. Masing-masing berlomba untuk meraih “Grammy Award” dari berbagai kategori.
    Mas Jamil melengkapi motivasinya  bahwa ada beberapa kategori pemenang dalam kehidupan: Kategori pertama adalah The Best Expertise. Pemenang dalam kategori ini adalah mereka yang terkenal expert atau ahli dibidang yang ditekuninya. Boleh jadi ahlinya di level kelurahan, kecamatan, daerah, nasional dan dunia. Apabila disebut nama Habibie, langsung muncul pesawat terbang karena memang ia expert di bidang besi terbang ini. Kalau aku  secara jujur jelas masih jauh dari kata ideal. Aku malu terhadap diriku sendiri.
       Kategori  berikutnya adalah The Best Parents. Tentu kategori ini hanya bisa diraih bagi mereka yang sudah menikah. Kriteria yang menjadi penilaian cukup sederhana. Apabila diajukan pertanyaan ke putra-putri Anda “sebutkan 5 orang idola kamu?” Apakah nama Anda termasuk di dalamnya? Apakah untuk mendidik mereka Anda sediakan waktu terbaik? Apakah Anda lebih banyak mendidik sendiri atau lebih banyak “outsourcing” ke orang lain?
       Yang terakhir  adalah The Best Person From God. Pemenang dalam kategori ini bukanlah orang yang hanya ahli dalam hal ibadah ritual. Mereka juga harus menjadi ahli manfaat, baik dengan tetangganya, amanah dalam pekerjaannya, berkontribusi bagi masyarakat sekitarnya.
       The Best Person From God adalah manusia yang  berusaha melakukan yang terbaik dalam semua bidang kehidupan. Di tengah-tengah kesibukannya, mereka tak lupa bersujud, mengkaji firman-firman-Nya, terkadang ia menangis karena kerinduannya kepada Sang Maha. Mereka sadar bahwa hidup adalah mengumpulkan bekal untuk dibawa saat bertemu dengan-Nya.
      Selanjutnya! Terserah kita sendiri. Mau jadi apa kita? Kita tinggal memilih. Karena Life is a choice. Trima kasih Mas Jamil atas motivasinya!

Jumat, 06 Februari 2015

Menghibur Diri

Insya Allah bukan karena malas, tapi tak ada waktu untuk memotivasi diri melalui tulisan. Mungkin ini caraku untuk memaklumi  dan menghibur diri.

Menempuh perjalanan jauh untuk menunaikan kuwajiban (baca:bekerja). Sekitar 100 km bro, aku  naik sepeda motor dari Telukan ke SMA 1 Girimarto. Berangkat  pagi buta,  kadang jam 5 lebih sedikit (karena ngenol). Pulang sampai rumah habis  waktu Asar. Ini semua kujalanai dengan senyuman. Aku menghibur diri dengan menikmati pemandangan indah dalam perjalanan. Juga saat-saat para siswaku memperlakukanku dengan keramahtamahan. "Assalamu 'laikum pak!, Good morning sir!  I miss you sir!" Itulah kalimat-kalimat yang sudah familiar di telingaku, saat  aku melewati kerumunan di antara siwwa -siswi. Rasanya inin memang menghiburku. Serasa aku seperti selebritis yang disambut para fansnya.
 
Walau sebetulnya aku terkadang merasa  lelah fisik juga sih! Tapi setidaknya aku mendapat banyak kebahagiaan.  Kekuatan niat kesyukuran,  dan niat  ibadah berimbas pada kebahagiaan, akhirnya kelelahan fisik bukan halangan  untuk tetap semangat bekerja  berkarya. Tentu, semampu ukuranku.

Di sela-sela kesibukan, sebenarnya aku senang menulis untuk memotivasi diri. Sayangnya waktuku untuk bersantai di depan laptop sangat terbatas. Habis sholat Maghrib saja sudah ngantuk.  Tapi saat aku menulis ini sudah hampir jam sepuluh malam, aku  tidak ngantuk, karena habis sholat maghrib sampai sekitar dua jam aku sudah tertidur pulas.

Sebenarnya aku  mau tidur lagi, lalu bisa bangun sebelum shubuh.Tapi kini belum ngantuk juga. Makanya menulis catatan harian di blog pribadi, Insya Allah waktuku lebih efektif.

Niat kesyukuran jelas memberikan kekuatan. Aku sendiri bisa merasakan, andaikana aku tidak mampu memotivasi diri, pasti aku akan merasakan ketidaknyamanan  dalam bekerja. Dampaknya mungkin aku sering mengeluh, lelah jiwa -pikiran dan bisa-bisa sakit-sakitan. Alhamdulillah Allah memeberikan  kekuatan dan kebahagiaan dalam bekerja.

Kesyukuran- kebahagiaan jelas memberikan tambahan energi untuk manusia semakin bermakna. Jelas juga kesyukuran penambah stamina. Allahu a'lamu bishawab.

Sabtu, 31 Januari 2015

Di Luar Prediksi

Lebih dari dua puluh lima tahun telah berlalu. Teringat kepada wajah-wajah sobat di SDN 2 Menerejo Baturetno, dan di SMPN1 Baturetno di mana aku bersekolah. Kami hanya bisa bertemu  segelintir dari mereka, saat aku bersilaturahmi ke saudaraku di desa Talunombo Baturetno saat lebaran. Maklum, setelah lulus SMP aku   pindah  ke  kota Solo untuk bersekolah dan kerja.

Di antara sobatku yang mengesankan adalah Sutaryanto. Dia tidak hanya sobatku saat di SMP, tapi juga satu kelas saat di SD. Setahuku dia orang yang sangat baik sejak anak-anak. Saat di SD pun dalam benakku sudah terbayangkan bahwa  dia akan jadi "orang hebat, baik dan istiqomah".

Kayaknya prediksiku tidak jauh  dari kenyataan. Kabar terakhir, beberapa bulan lalu dia nelpon ke aku bahwa dia bekerja di dinas kesehatan Jakarta Pusat. Hebatkan? Anaknya petani bisa  menjadi orang penting di negeri ini. Dia juga dalam beberapa hari ini sibuk mengurusi anaknnya yang akan didaftarkan di pondok pesantren Gontor Ponorogo.

Namun, sering di antara kita salah dalam memprediksi orang. Beberapa di antara temanku, saat SD-SMP penampilan dan prestasinya  di bawah standar. Bahkan ada di antaranya direndahkan oleh guru. "Thong-thong sot" itu sebutan guruku kepada salah satu temanku yang kumuh dan tidak menarik.(thong-thong sot adalah tokoh pewayangan dengan wajah lucu dan buruk rupa).

Kayaknya mas "thong-thong shot" menyimpan obsesi besar. Dia ingin menjadi pengusaha. Oh ya saat bersekolah, dia "ngenger" di  rumah pengusaha tahu Baturetno. Puluhan tahun berlalu. Ternyata mas "thong-thong shot" sudah berubah.  Dia sudah menjadi pria yang lebih menarik dan menjadi pengusaha sukses. Aku melihat-lihat di album foto di FB.  Hebat kan?. Tentu bagi mereka, termasuk guruku SMP yang pernah merendahkannya akan terbelalak dan  dan seharusnya meminta maaf karena mas thong-thong shot adalah "unpredictable man" atau manusia di luar dugaan. 

Termasuk aku pun pernah direndahkan  dan dibully. Bahkan kata-kata sobatku yang jelek itu belum bisa terhapus di pikiranku. Oh ya saat di SD-SMP aku di antara anak miskin dan paling kecil fisiknya. Ada  empat anak-anak kecil (baca; kecenthet) di  kelasku. Salah satunya  aku.

Kini aku yang pernah dibully di masa sekolah, sudah berubah. Mungkin ini juga di luar dugaan. Ortuku buruh &  tani , bukan orang kaya , tidak berpendidikan,  namun  anaknya  bisa bersekolah sampai S2.

Oh ya teringat beberapa bulan yang lalu,   salah satu sobatku yang  pernah merendahkanku menghubungiku lewat sms. Dia memohon maaf,  bahwa dia sadar dulu sering menyakiti hatiku dan meremehkanku. Dan aku  menjawabnya bahwa lupakan saja, itu masa lalu. Aku juga mohon maaf bila dulu aku berbuat salah. Sobatku itu tidak hanya  pernah merendahanku tapi memprediksi bahwa aku akan memiliki masa depan suram. Pokoknya kata-katanya masih terekam jelas di otakku. Mungkin dia kaget, setelah melihat FBku dan tahu kini aku menjadi guru.

Mengenang masa lalu, menyambut masa depan yang penuh tantangan. Selamat datang kebahagiaan. Selamat tinggal masa lalu! Bersyukur menuju mujur. Kekufuran akan menghnacurkan. Aku pun juga  terkadang  salah dalam memprediksi. Salam sukses sejati!

Rabu, 28 Januari 2015

Rejeki yang Tidak Pernah Berhenti Mengalir

Ingat Allah! Ingat kepada  sang Maha Pemberi rejeki. Lalu, kita tidak akan menyimpulkan bahwa namanya rejeki hanya sebatas uang atau harta benda. Jelas bukan hanya sesempit itu.

Rejeki dari Allah SWT telah disebar untuk  semua makhluqNya  tanpa kecuali. Bahkan semut hitam kecil berada di atas batu hitam dan gelap, Allah telah menjamin rejeki untuk semut tersebut.

Kita manusia yang telah dilengkapi oleh Allah SWT berbagai perangkat, tentu tidak pantas untuk pesimis dalam menyambut datangnya rejeki dari Allah SWT. 

Kita mestinya semakin yakin bahwa rejeki Allah tidak akan pernah berhenti mengalir. Namun, kita juga  harus tahu diri: atas kuasaNya.  Kita terkadang, bersangka buruk kepada Allah, atau terkadang kita belum ikhlas dalam menerima ketentuan  dari Nya. Mungkin  lebih jauh lagi kita baru dicoba oleh Allah atas sempitnya rejeki. Mungkin saja kita  memang belum  pas atau layak mendapat kucuran rejeki yang melimpah dari Allah SWT. Pokoknya kita harus sabar. 

Berkenaan dengan  rejeki , ada beberapa tingkatan cara yang diberikan oleh Allah SWT  kepada manusia:

1. Rejeki yang dijamin oleh Allah SWT .
"Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rejekinya." (QS. 11: 6)
Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rejeki dasar yang terendah.
2. Rejeki karena panen dari yang kita tanam
"Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya" (QS. 53: 39)
Allah akan memberikan rejeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu muslim atau kafir.
3. Rezeki karena buah kesyukuran
“... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.." (QS. 14: 7)
Inilah rejeki yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah & mendapat rejeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera & tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.
4. Rejeki khusus  untuk manusia spesial
".... Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rejeki dari arah yg tiada ia sangka-sangka. Dan barangsiapa yg bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq/65:2-3)

Minggu, 18 Januari 2015

Tanda-tanda Manusia Calon Bahagia di Dunia dan Akherat

Kata BAHAGIA adalah salah satu " the most trending word" , yang  sering disebut di dunia maya. Kata inilah yang merupakan obsesi tertinggi dari setiap manusia. Baik tua  atau muda.

Kita pasti sudah  tahu jawabanya: untuk apa kaya raya cantik jelita-tampan  menggoda,  tapi tidak bahagia. Tentu lebih baik kita bisa   kaya dan bahagia. Dari pada miskin  dan tidak bahagia.

Lewat postingan  ini, Maskatno Giri mau berbagi: yen ora bolo ora tak kandani. Blog  pribadi  ini  untuk memotivasi diri, berkisah semoga hidup ini indah dan lebih barokah. 

Dari kisah  sahabat nabi SAW, kita bisa memetik  hikmah: 

Salah satu Sahabat setia Rasulullah SAW adalah  Ibnu Abbas ra.    Di usia yang sangat muda  ( 9 tahun)  sudah hafal Al-Qur’an.  Beliau memberikan penjelasan bahwa  ada 7 tanda-tanda seseorang mendapat kebahagian Dunia dan Insya Allah di akhirat adalah sbb:
1. Hati yang selalu bersyukur ( Qolbun Syakirun ).
Selalu bersyukur berarti selalu menerima apa adanya (qanaah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada “stress”, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Syukur menuju mujur.Seorang yang pandai bersyukur ikhlas atas apa2 yang dikehendaki Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat akan hadist Rasulullah SAW yaitu :
“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”.
Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya. Lebih lengkap baca di (QS 13:28, 2:152, 16:18, 34:14, 55:13, 14:7)
2.  Pasangan hidup yang shalih-shalihah   ( Al-Azwaju  Shalihah ).
Pasangan hidup yang shalih akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada keshalihan.

Coba kita bayangkan: untuk apa pasangan hidup kita cakep, kaya namun mereka kufur, ingkar dan menuruti hawa nafsunya. Apakah pasangan jenis ini bisa mengundang bahagia?. Maka berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang shalih, yang pasti sang suami akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang shalihah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya. Lebih lengkap baca (QS 51:49, 17:32, 24:32, 24:26)
3. Anak-anak  yang shalih-shalihah ( Al-Auladul Abrar)  
Sungguh Allah SWT  ridho kepada orang tua yang shalih yang memiliki anak2 yang shalih pula. Amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang shalih, dimana do’a anak yang shalih kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah SWT.

Coba kita bayangkan: untuk apa keberadaan anak bila dia tak mau bertaqwa kepada Allah, ditambah lagi durhaka kepada orang tua? Maka berbahagialah orang tua yang memiliki anak2 yang shalih-shalihah. Lebih lengkap baca di (QS 17:23, 31:14, 46:15, 29:8, 25:74)
4. Lingkungan yang kondusif ( Al-Biatu  Sholihah) 
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif, kita boleh mengenal siapapun disekitar kita, tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang shalih. Orang-orang yang shalih akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang shalih adalah orang-orang yang bahagia karena mendapatkan nikmat Iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang shalih. Lebih lengkap baca di (QS 4:69, 51:55, 26:214, 5:2)
5. Umur yang barokah.
Umur yang barokah itu artinya umur yang semakin tua semakin shalih, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah.
-     Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan “dunia “, Orang tersebut hanya mendapatkan dunia & di akherat nanti termasuk orang2 yang merugi. Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya.
-     Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk “akhirat” , maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Allah SWT, Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih dengan memperbanyak Ibadah & amalan shalih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang barokah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya barokah. Lebih lengkap baca  (QS 2:96, 35:37, 36:68, 225).
6. Semangat untuk memahami Islam ( Tafakuh  Fid-dien)
Semangat memahami agama Islam diwujudkan dalam semangat memahami Al Qur’an & Al Hadist. Semakin seseorang belajar, maka semakin orang tsb terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan hatinya, “hati yang hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat Iman. Maka berbahagialah orang2 yang penuh semangat untuk selalu memahami Al Qur’an & Al Hadistdan berusaha untuk mengamalkan dalm kehidupan sehari-hari. Baca lebih lengkap .(QS 45:20, 3:138, 5:16, 4:174, 2:269)
7. Harta yang halal (Al-Malul  Halal) 
Harta yang thoyibah. Bukan  saja harta yang baik,syukur-syukur banyak tetapi harta yang  halal  dan barokah.  Ini bukan berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam Hadist disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan.
“Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”.
Berbahagialah menjadi orang yang “hartanya halal” karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka “hatinya semakin bersih, suci dan kokoh”, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya.

Untuk apa harta banyak hasil dari ngemplang, pokil dan korupsi? Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan setiap harta & risky yang mereka peroleh.

Demikianlah beberapa indikator seseorang itu dalam menjalankan hidup yang penuh dengan barokah & rahmat Allah SWT, Agar kita memperbanyak do’a sapu jagat dengan khusuk & ikhlas, semoga Allah SWT memberikan kebahagian kepada kita baik didunia dan di Akhirat dan dibebaskan dari sentuhan api neraka, amien. Lebih lengkap baca (QS 2:267, 43:36-37, 2:269, 2:155)

SALAM SUKSES SEJATI.
  Sumber  inspirasi bacaan :namakuddn.wordpress.com. 

Belajar dari Egoisme Orang Tua (Belajar Kisah Sarat Hikmah)

Mati  rasa, egoisme, materialistik: penyakit jiwa yang luar biasa. Penyakit tersebut jelas karena nilai-nilai luhur dari ajaran agama telah diabaikannya. Sering karena pertimbangan kesenangan sesaat merupakan sumber bencana.

Belajar dari kisah, kita bisa mengambil hikmah. Terkadang  egoisme pribadi telah mengalahkan segalanya. Ayat-ayat kauniyah telah tesebar, manusia sebenarnya tinggal belajar. Kemalasan merenung tertutupi oleh  hiburan-hiburan  kurangbermutu dan sering menipu.

Di bawah ini  Maskatno Giri   menulis kisah  penting  buah mencopas dari spiritual parenting.
 
Aga atau Rangga, kls 2 SMP Global Islamic School, bunuh diri menggantung di lemari baju kamarnya. Korban broken home, ayah ibunya berpisah, dan masing-masing sudah menikah lagi.

Ayahnya di Jakarta tapi sudah berkeluarga lagi. Berkali-kali berjanji ketemuan dengan Aga, tapi ditungguin oleh si anak ternyata jarang datang.

Ibunya sejak menikah tinggal di Surabaya dengan keluarga barunya, meninggalkan Aga kecil dengan nenek dan tante-nya. 

Anak ini depresi, merasa ayah ibunya nggak mencintainya lagi. Dia  ternyata sudah merencanakan kematiannya, karena merasa ibu dan ayahnya sudah tidak mencintainya.

Jadi, dia ingin kembali kepada pencipta Nya yang pasti lebih mencintainya.   Dia bahkan sudah memberikan mainan2 kesukaaannya kepada teman-temannya. Pada hari minggu dia trial kekuatan lemari dan memperkuat lemari supaya kuat mengantung tubuhnya.

Sejak minggu dia puasa, supaya ketika ia menggantung diri tidak keluar kotoran. Detail perencanaan ia tulis dalam smartphone-nya. Dan dia melaksanakannya pada hari selasa pagi tgl 13 Januari.

Sebenarnya tanda tanda si anak depresi sudah terlihat, tetapi orang tua, nenek dan tantenya tak menghiraukannya. 5 tahun sebelumnya, ketika orang tuanya bercerai sudah diperingatkan bahwa si anak sangat depresi dan cenderung  akn bunuh diri.

Bayangkan, untuk menggantung dalam lemari, maka dia harus menekuk kakinya. Bayangkan, di butuhkan waktu 1 menit sambil nafasnya tercekik dia harus terus menekuk kakinya.

Dibutuhkan konsentrasi dan niat yang kuat luar biasa untuk itu.... karena depresi.
Masya Allah..
****
Aga, adalah contoh anak yang berjiwa kosong, haus kasih sayang orang tuanya. Secara materi berkecukupan, sekolah di sekolah elite, pandai secara intelektual, berkomunikasi dengan ibunya memakai bahasa inggris...
Ternyata.... Nun jauh di lubuk hatinya, ia rindu belaian kasih sayang ayah ibunya. Rindu bercengkerama bersama seluruh keluarganya. Rindu bermain dan bermanja-manja bersama sosok yang telah melahirkannya...
Keluarga, adalah benteng yang tangguh bagi perkembangan jiwa anak-anak kita. Tempat yang paling nyaman untuk pulang.

Seruwet dan sepelik apapun permasalahan yang kita miliki, keluarga tetaplah tempat berteduh yang paling indah bagi jiwa dan hati kita.
Jangan sampai anak-anak kita bernasib seperti Aga.
Jangan lewatkan waktu yang hanya sebentar bersama mereka, karena usia mereka terus bertumbuh...
Jadikan masa kecil-nya bersama kita, menjadi kenangan terindah yang akan terus mereka kenang sepanjang usianya.
Kisah pilu diatas menjadi contoh yang sangat berharga bagi siapapun orangtua, baik keluarga utuh maupun tidak.
Saya yakin kedua orangtua Aga pun sangat tidak menghendaki ini terjadi. Kita yang hanya membaca kisahnya saja berderai-derai air mata, apalagi mereka. Semoga Allah سبحانه وتعالى memberikan hikmah yg terbaik dari peristiwa ini, baik untuk orangtua Aga maupun kita semua yg menyaksikannya.
Semoga kau tenang disana ya Aga sayang, bermain bersama Penciptamu yg senantiasa mencintaimu. Allahu Akbar!

Selasa, 13 Januari 2015

Belajar bahasa Inggris dulu. Membahas Infinitive!

Berhubung ada pesenan untuk menambah postingan "Bahan Ajar". Kini aku copas dari belajarbahasainggris.com. "INFINITIVE"


Pengertian Infinitives
Infinitives adalah bentuk dasar dari verbs. Dalam bahasa inggris, penulisan infinitives biasanya diawali dengan “to”. Misalnya: to read, to walk, to give, dan seterusnya. Meskipun pada umumnya infinitive diawali dengan “to”, akan tetapi ada beberapa infinitive tanpa “to”, biasanya disebut dengan “bare  infinitive”. Contoh: “Help me open the window”.
Beberapa verb (kata kerja) lazim yang dapat diikuti oleh “infinitives” adalah sebagai berikut:
hope to, plan to, advise to, command to, compel to, encourage to, intend to, decide to, promise to, agree to, offer to, refuse to, seem to, appear to, pretend to, ask to, expect to, would like to, want to, need to, forbid to, force to, beg to, instruct to, invite to, order to, etc.
Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan rumus penggunaan to infinitive di bawah ini.
Subject + Verb + to infinitive
Contoh kalimat:
I want to study English. (Saya ingin belajar bahasa inggris)
He refused to go. (Ia menolak pergi)
I hope to see you again. (Saya berharap bertemu kamu lagi)
The driver was ordered to stop. (Pengemudi itu diperintahkan untuk berhenti)
I expect to pass the test. (Saya berharap lolos tes)
We’re going out for dinner. Would you like to join us?
(Kita akan pergi keluar untuk makan malam. Maukah kamu bergabung dengan kita?)
Jenny offered to lend me a little money.
(Jenny menawarkan meminjamkan sedikit uang kepada saya)
Mrs. Allen promised to come tomorrow.
(Nyonya Allen berjanji untuk datang kemarin)
Lucy pretended to know the answer to my question.
(Lucy berpura-pura mengetahui jawaban dari pertanyaan saya)
Residents are not allowed to bring pets in my apartment.
(Penduduk tidak diijinkan untuk membawa binatang peliharaan di apartemen saya)
CATATAN: Kata “intend” biasanya diikuti oleh infinitives, contohnya: I intend to go to the meeting. Tetapi terkadang kata “intend” bisa diikuti oleh gerund, contohnya: I intend going to the meeting. Keduanya tidak memiliki perbedaan arti (memilki arti yang sama).

Diantara verbs di atas ada yang langsung diikuti oleh infinitive dan ada juga yang didahului oleh object (nouns/ pronouns). Sedangkan beberapa verb (kata kerja) lazim yang didahului object (nouns/ pronouns) kemudian diikuti oleh infinitives adalah sebagai berikut:
tell someone to, advise someone to, encourage someone to, remind someone to, invite someone to, permit someone to, allow someone to, warn someone to, require someone to, order someone to, force someone to, ask someone to, expect someone to, would like someone to, want someone to, need someone to, etc.
Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan rumus penggunaan to infinitive di bawah ini.
Subject + Verb + Object (nouns/ Pronouns) + to infinitive
Contoh kalimat:
I want you to study English, now.
(Saya ingin kamu belajar bahasa inggris, sekarang)
The doctor advised him to stop smoking.
(Dokter menasehatinya untuk berhenti merokok)
The police ordered the driver to stop.
(Polisi memerintahkan pengemudi itu berhenti)
He advised me to buy a new house.
(Dia menganjurkan saya membeli rumah baru)
I expect Marry to pass the test.
(Saya berharap Marry lolos tes)
The teacher reminded the students to do their homework.
(Guru itu mengingatkan siswa-siswa untuk mengerjakan PR nya.)
My boss expects me to finish the work as soon as possible.
(Bos saya mengharapkan saya menyelesaikan pekerjaan sesegera mungkin)
Her wife forces him to buy a new car.
(Istrinya memaksa dia membeli mobil yang baru)
Someone asked me to bring this package.
(Seseorang menyuruh saya membawa paket ini)
My father needs the doctor to examine his condition.
(Ayah saya membutuhkan dokter untuk memeriksa kondisinya)

CATATAN:
Perlu diingat bahwa bentuk kata infinitive ini tidak bisa ditambah –s, -es, -ed, atau –ing.
                                                           


Senin, 12 Januari 2015

Bapak, Ibu, Bangunlah! oleh Yudhistira ANM Massardi Sastrawan; Pengelola Sekolah Gratis untuk Dhuafa, TK-SD Batutis Al-Ilmi, Bekasi.

Artikel Kompas hari ini Senin 12/1/2015 sungguh luar biasa: Bapak, Ibu, Bangunlah
Berikut  potongan dari artikelnya:
SEBAGAI sebuah bangsa, kita kini tengah terbuai dalam mimpi indah. Diramalkan, pada 2030 Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia. Pada dekade itu juga kita akan menikmati "bonus demografi" karena sekitar 180 juta penduduk (70 persen) ada dalam usia produktif (15-64 tahun). 

Proyeksi lain memperkirakan populasi Indonesia pada 2020 sebesar 287,9 juta jiwa. Potensi keunggulan Indonesia semakin membesar karena pada saat yang sama diprediksi justru profil penduduk sejumlah negara lain di Asia semakin menua: Jepang, Tiongkok, Singapura, Taiwan, dan terutama Korea Selatan, sehingga produktivitas mereka menurun. Sekarang terpulang kepada kita apakah akan membiarkan semua potensi itu tetap merupakan mimpi indah atau hendak mewujudkannya sebagai kenyataan. Jika memilih yang pertama, maka lanjutkan tidur nyenyak. Kalau pilihannya yang kedua, maka wahai bapak, ibu, bangunlah!

  Darah halal 
 Kita tahu, pada 2030 yang akan menjadi angkatan kerja paling potensial dan berada di tengah piramida kependudukan itu adalah para pemuda yang berusia 15-30 tahun. Mereka adalah anak-anak kita yang dilahirkan sejak tahun 2000 hingga hari-hari sekarang ini. 

Jika demikian, pertanyaan introspektif pertama yang harus diajukan adalah: apakah mereka berasal dari gen yang bermutu sehingga akan menjadi generasi yang cerdas, kreatif, dan kuat menjadi tenaga pendorong pertumbuhan? Pertanyaan tersebut akan melahirkan rentetan pertanyaan berikutnya. Apakah mereka berasal dari sperma dan indung telur yang sehat dan bergizi? Apakah mereka terbuat dari darah halal yang berasal dari rezeki yang diridai Allah, dan tidak dikotori oleh korupsi dan narkoba?

 Pertanyaan-pertanyaan harus terus dipertajam dan dilanjutkan. Apakah anak-anak itu dikandung dalam rahim bunda yang bahagia atau ibu yang penuh tekanan dan kesedihan? Apakah sang bunda hanya menelan makanan yang sehat, berserat, kaya protein, dan bebas dari yang instan? Apakah sang bunda selalu membawa janinnya ke dalam suasana yang tenang, damai, dan mengajaknya berdialog dengan percakapan yang penuh pembelajaran?

 Apakah kemudian sang jabang bayi dilahirkan secara normal atau melalui rekayasa kedokteran? Setelah dilahirkan, apakah masa 40 hari pertamanya hangat dalam pelukan bunda dan mendapatkan air susu ibu? Apakah pada tahun pertama dan keduanya, saat terjadi penyambungan sel-sel di dalam otaknya, kedua orangtuanya memberikan rangsangan positif sehingga semua pengetahuan yang—meminjam bahasa komputer—di-install dan di-down loadhanyalah program-program yang religius, humanistik, dan saintifik? 

Selanjutnya adalah pertanyaan paling "mematikan": apakah setelah anak memasuki usia toddler (18-24 bulan), ayah dan bunda sibuk "mengurus"-nya karena beranggapan bahwa itu merupakan perwujudan dari tanggung jawab dan kasih sayang orangtua terhadap anak? Jika jawabannya "ya", maka itulah awal dari pembunuhan karakter dan kecerdasan anak! Dengan sibuk "mengurus" anak, maka ayah dan bunda bukannya menyayangi anak, melainkan berlaku zalim terhadapnya. Artinya, pada 2030 kita tidak akan memiliki generasi penerus yang bermutu dan unggul, tetapi generasi yang rentan dan gagal. Semua mimpi indah tadi akan berubah menjadi mimpi buruk!


 Maka, bapak, ibu, bangunlah! Berhentilah mengurus anak! Mengurus anak adalah terus menyuapinya walau anak sudah berusia lebih dari lima tahun. Mengurus anak adalah selalu memakaikan celana, baju, dan sepatunya. Selalu mengancingkan baju dan mengikatkan tali sepatunya. Selalu memandikan, memilihkan pakaian, dan mendandaninya. Selalu menyiapkan tas, buku-buku, dan makanan bekalnya. Tidak memberi mereka kesempatan untuk belajar mandiri karena ayah-bunda tidak sabar melihat proses yang perlahan dan kadang berantakan. 

Bapak, ibu, bangunlah anak, dan bukan mengurusinya! Membangun anak adalah memberinya sedikit kesulitan agar ia selamat di masa depan. Ajari anak-anak untuk bisa mengatasi setiap kesulitan sejak usia dini. Tidak terus dibantu, disuapi, dan dituntun. Anak-anak hanya perlu arahan, informasi yang lengkap, faktual, ilmiah, contoh konkret, dan dorongan semangat, bukan bantuan terus-menerus yang mematikan semangat dan merebut kesempatannya untuk belajar. Menemukan pengetahuan serta pengalaman hidupnya yang otentik adalah proses pembelajaran yang sangat dibutuhkan anak, dan itu akan melekat secara permanen di dalam benaknya sebagai bangunan awal dari konsepnya tentang dunia. Ajaklah anak ikut bekerja di dapur. Ajaklah anak ikut mencuci mobil dan bongkar-pasang perabotan. Itulah arti dari ungkapan "pengalaman adalah guru terbaik". 

 Tepuk diam 
Jika sudah waktunya, masukkanlah mereka ke sekolah usia dini yang mengajarkan tentang klasifikasi warna-bentuk-ukuran, ciri-tanda-sifat-habitat, sebab- akibat, fungsi-manfaat. Bukannya taman kanak-kanak yang memaksa anak untuk segera bisa membaca dan menulis, dan bahkan berbahasa Inggris, sementara bahasa ibu dan bahasa Indonesianya diabaikan. Sekolah anak usia dini yang menggunakan metode pengajaran yang benar adalah yang membuat anak-anak bahagia, dan mendorong mereka untuk menemukan sendiri pengetahuan dasarnya melalui berbagai kegiatan main bebas dan main dengan aturan. Bukan memaksa mereka untuk duduk manis dan diam, dan menyuruh mereka tak bergerak dengan berbagai tipuan. 

Anak-anak perlu bergerak untuk belajar memahami dan berkomunikasi dengan dunia melalui pancaindranya. Mereka perlu membangun seluruh kecerdasan jamaknya sebagaimana dirumuskan Howard Gardner (logik-matematik, bahasa, tubuh, ruang, intrapersonal, interpersonal, musikal, natural, spiritual). 

Anak-anak harus dibangun kepercayaan dirinya. Dibangun inisiatif dan semangatnya untuk bereksplorasi. Dibangun keberaniannya untuk berekspresi, bereksperimen, dan belajar dari kesalahan. Kita pun punya konsep pendidikan yang bagus dan mampu melewati zamannya yang diterapkan Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa. Tiga filosofinya yang terkenal adalah fondasi bagi para guru dan orangtua untuk membangun kecerdasan anak dan karakter yang kuat: Di depan memberi teladan (ing ngarso sung tulodo), di tengah membangun semangat (ing madya mangun karsa), di belakang memberikan dukungan (tut wuri handayani). 

.. Tangan ibulah yang pertama-tama meletakkan benih kebaikan dan kejahatan dalam hati manusia, yang tidak jarang dibawa sepanjang hidupnya. Tidak tanpa alasan orang mengatakan bahwa kebaikan dan kejahatan diminum bersama air susu ibu." Kartini menegaskan: "Pendidikan yang baik bukan yang semata-mata didasarkan atas kecerdasan otak, melainkan yang sungguh-sungguh memperhatikan pembentukan akhlak pula.… Tanpa pembentukan budi pekerti, pengajaran yang terbaik tidak akan menghasilkan buah yang sangat diharapkan dari pendidikan itu." Maka, bapak, ibu, bangunlah anak-anak kita dengan pola dan cara yang lebih baik. Jangan belenggu anak-anak kita dengan kurikulum yang dibuat oleh pemerintah secara tergesa-gesa. Bangunlah jiwa dan raga anak-anak kita secara merdeka.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win