DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Kamis, 02 Oktober 2014

Anda Semua Layak Menjadi Juara dan Sukses Sejati

Hanya melamun saja?  Tidak lah ya! Sambil mengawasi para  siswa UTS, aku membaca buku "Menjadi   Juara Sepanjang Masa" karya Afifah   Afra. Luar biasa, aku mendapatkan pencerahan hidup.  Sebetulnya buku motivasi tersebut  untuk segmen remaja. Tak masalah. Beberapa bulan lalu sebenarnya aku telah melalapnya, pokoknya aku masih suka membacanya kembali.

Banyak hikmah penting  yang bisa dipetik dari buku motivasi tersebut antara lain arti pentingnya memiliki budi pekerti yang luhur, memilki kesungguhan, pentingnya memiliki mental pemenang bukan pecundang, memiliki keunikan positif, tidak egois dan yang lebih penting  menghargai diri sendiri.

Dalam tulisan spontanku ini, aku tak akan menulis semua hikmah yang bisa kupetik, cuma aku  menulis tentang  pentingnya modal budi pekerti luhur dan petingnya penghargaan diri sendiri bahwa tiap diri pasti memiliki bakat dan kecerdasan diri. 

Yang pertama, pentingnya budi luhur  sebagai modal menjadi juara dan meraih sukses sejati. Semua motivator ternyata sepakat budi pekerti luhur (akhlaq) modal penting untuk meraih kejuaraan sejati dan lebih jauh lagi kesuksesan sejati. Menurut mbak Afra, juara di sini bukan karena perlombaan secara khusus untuk meraih medali. Jelas bukan. Juara yang dimaksudkan adalah kemenangan sejati yang bersifat konotatif  bahwa hidup di dunia laksana perlombaan dengan harapan manusia bisa menjadi pemenang, bahagia, selamat  sampai akhir hayat dalam khusnul khatimah dan selamat di akherat.

Maka bagi  calon juara tak ada kamus juara kok memiliki buruk budi pekerti seperti mudah iri dengki, suka merendahkan orang lain (arrogant), pokil (licik), malas atau mahal bersedekah  baik senyuman atau   malas bersedekah harta alias medit, suka mengorek-orek aib/ kekurangan orang lain dan menyebarkannya,  merasa paling benar, dan masih banyak lagi. Yang jelas menurut mbak Afra kejuaraan hakiki atau sejati adalah modalnya kebaikan budi.

Selanjutnya yang kedua, bagi calon juara sejati harus mau menghargai dirinya sendiri. Allah SWT telah memberi modal bakat atau kecerdasan untuk meraih kesuksesana atu kejuaraan sejati. Mengacu pada pendapat Howrd Gardner, setiap manusia telah dibekali multiple Inteligence sebagai modal sukses.

Howard Gardner, pada tahun 1983 dalam bukunya yang berjudul  book Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligence's , menceritakan hasil pengamatannya, bahwa manusia memiliki kecerdasan yang majemuk, atau istilahnya Multiple Inteligences. Jadi tidak hanya satu kecerdasan saja, namun setiap orang memiliki dominansi kecerdasan yang berbeda-beda. Apa saja jenis kecerdasan majemuk yang terdapat pada manusia?

Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik atau kecerdasan berbahasa. Seseorang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk mengelola kata-kata, baik dalam bentuk lisan atau tulisan serta mampu mengartikan tulisan dengan jelas. Hal yang sering menjadi kegemarannya adalah membaca, mengisi TTS, bermain scrabel.
  • Beberapa pekerjaan yang cocok untuk orang yang memiliki kecerdasan linguistik adalah penyiar, jurnalis atau pengacara.
Kecerdasan Matematis dan Logika
Yaitu kecerdasan untuk mengolah angka dan logika. Orang yang memiliki kecerdasan matematis mampu membuat hipotesa dengan baik, membuat klasifikasi, dan menganalisa sebab akibat. Kemampuan ini membuat seseorang mampu berpikir secara logika dan rasional.
  • Beberapa pekerjaan yang cocok adalah sebagai akuntan, programmer atau ilmuwan.

Kecerdasan Interpersonal
Seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal akan mudah untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, temperamen, motivasi dan watak orang lain. Hasilnya, mereka dapat menghadapi orang lain dengan perhatian yang baik dan mendorong orang lain untuk menceritakan masalahnya.
  • Beberapa pekerjaan yang cocok antara lain psikolog, negosiator dan guru.
Kecerdasan Intrapersonal
Adalah kecerdasan untuk mengenal dan memahami diri sendiri. Biasanya orang dengan kecerdasan intrapersonal suka bekerja sendiri, cuek, dapat mengintropeksi diri sendiri, dan mampu mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
  • Pekerjaan yang cocok adalah sebagai penasihat, konselor atau teolog.

Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal membuat seseorang mudah untuk menikmati, mengembangkan dan mengekspresikan musik dan suara. Biasanya seseorang yang memiliki kecerdasan musikal suka bersiul, mampu menghafal nada dengan cepat dan suka bekerja sambil bernyanyi.
  • Beberapa pekerjaan yang cocok adalah sebagai penyanyi, pemain alat musik atau pencipta lagu.

Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan untuk menikmati dan memahami alam, memanfaatkan alam secara produktif serta dapat menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk mengelola alam dengan baik. Ciri seseorang dengan keceradasan naturalis adalah mampu memahami tingkah binatang, menicintai lingkungan dan suka melakukan aktivitas outdoor di alam.
  • Beberapa pekerjaan yang sesuai untuk seseorang dengan kecerdasan ini adalah sebagai petani, nelayan, pemburu atau pendaki gunung.

Kecerdasan Kinetik
Orang yang memiliki kecerdasan kinetik mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan dengan baik melalui gerak. Ciri seseorang yang memiliki kecerdasan ini biasanya menyukai olahraga dan berbagai kegiatan yang menggunakan fisik.
  • Pekerjaan yang cocok untuk orang yang memiliki kecerdasan kinetik misalnya atlet, penngrajin, dan penjahit.

Kecerdasan Visual
Kecerdasan visual di mana seseorang memiliki kepekaan terhadap visual, bentuk, warna, garis, dan ruang. Kecerdaan ini membuat seseorang mampu membuat idenya menjadi bentuk sketsa yang jelas.
  • Pekerjaan yang cocok untuk seseorang dengan kecerdasan ini adalah insinyur, arsitek, fotografer atau pilot.
Ternyata, ada beberapa kecerdasan yang dimiliki manusia. Jadi, seseorang yang tidak memiliki IQ tinggi bukan berarti orang itu tidak cerdas kan?. Dan ditambah lagi dengan penelitian para ilmuan, bahwa selain IQ seseorang juga memerlukan kecerdasan emosional atau yang sering disebut Emotional Quotient (EQ) atau Emotional Intelligence (EI). Dan yang terbaru bahkan menambahkan kecerdasan spiritual, yang dikenal dengan istilah Spiritual Quotient (SQ), atau Spiritual Intelligence (SI) .

Tingkat IQ, EQ, dan SQ yang baik idealnya dimiliki oleh pribadi-pribadi yang memang ingin menjadi pribadi yang suskes sejati.  Karena dengan ketiga komponen kecerdasan ini maka kehidupan akan menjadi seimbang. Namun, itu pada tataran ideal.

Mestinya, tidak akan kita temui lagi, orang-orang cerdas dengan IQ tinggi, yang menggunakan kecerdasannya untuk kemaksiatan.  Juga tak adalagi orang-orang cerdas (IQ tinggi), tapi tidak lagi memiliki kepribadian yang angkuh, sombong. Karena para pribadi ber IQ tinggu semestinya didukung dengan   SQ yang baik, sehingga mereka sadar  keberadaan Allah SWT, Sang Maha Pencipta (The Creator), yang jauh lebih cerdas, pandai dan berkuasa dibanding  makhluq apapun.  SALAM SUKSES SEJATI!
Sumber Ide dan referensi  : Kumpulan.Info , Koran Tempo, Wikipedia,  Juara Sepanjang Masa karya Afifah Afra

Selasa, 30 September 2014

Belajar Kesyukuran dari Claudio (si kepala terbalik)

14108280231510445808Kalau manusia   boleh memesan ke Tuhan, pastinya manusia akan memesan supaya dilahirkan dan mampu melahirkan  manusia excellent secara fisik, non fisik dan juga intelektual.

Kenyataanya,  manusia   sering harus ikhlas menerima ketentuan   Tuhan Allah SWT. "Manungso sadermo nglakoni".   

Sebagai pembelajaran hidup, aku teringat pada keluh kesahku  di masa lalu, "Kenapa aku dilahirkan dari keluarga serba pas-pasan: pisik, wajah, ekonomi, kecerdasan  juga pas-pasan. Maksudku  aku bukan manusia yang terlahir segabai sosok linuwih / excellent.  Saat itu aku memang lupa bahwa aku harus bersyukur, aku lupa bahwa aku harus "melihat ke bawah".

Di masa lalu, suatu sisi aku memang sering mengeluh tentang keadilan Tuhan. Karena aku merasa tidak  diberlakukan secara adil oleh Tuhan. Sekali lagi itu dulu. Di  samping sering mengeluh, suatu  sisi  aku juga sering mencari sarana untuk memotivasi diri, salah satunya aku suka membaca,  mendatangi  forum-forum kajian,  dan  forum motivasi.  Aku memang haus motivasi. Sampai sekarang pun aku juga berhobby membaca buku-buku motivasi. Intinya aku butuh motivasi untuk bersyukur, biar hidupku semakin bahagia dan makmur.

Hari ini Alhamdulillah aku mendapatkan motivasi kesyukuran   dari membaca International. Kompas.com. Kutemukan motivatorku, dia  adalah Claudio Vieira de Oliveira (37) . Dia dilahirkan  dari Monte Santo, Brasil dengan leher terlipat ke belakang. Alhasil, pria ini harus menjalani hidupnya dengan posisi kepala yang terbalik.  

Di suatu kesempatan Claudio menyampaikan motivasinya ,"Sejak kecil, saya selalu menyibukkan diri dengan berbagai hal. Saya tak suka bergantung pada orang lain," 

 Dokter pernah meyakini bahwa Claudio tak akan berumur panjang tidak membuat pria itu menyerah. Di tengah keterbatasannya, kini Claudio meraup sukses dalam kehidupannya. Dia menyelesaikan pendidikannya sebagai akuntan dan sukses menjadi seorang pembicara.

Melalui wawancara di media Claudio berkata"Saya belajar menyalakan televisi, menjawab telepon, menyalakan radio, serta menggunakan internet dan komputer. Semua saya lakukan sendiri," tambah dia.
Bagaimana Claudio mengerjakan semua itu? Dia mengetik dengan menggunakan telepon yang digigit, mengoperasikan telepon dan mouse komputer menggunakan bibirnya, serta menggunakan sepatu khusus yang membuatnya bisa berjalan-jalan keliling kota.

Yang terakhir, mestinya kita bisa mengambil hikmah bahwa kita wajib bersyukur. Terlahir cacat saja mampu mandiri dan mampu menginspirasi orang lain. Bagaimana dengan kita?.

Kesyukuran mengundang kebahagiaan dan kemakmuran. Salam sukses sejati.



Mantra "MOVE ON " Jelas Penting

Kata move on adalah  termasuk sebuah  trending word, sering digunakan dalam jagat motivasi pada bulan-bulan terakhir ini. Kata tersebut terutama  untuk memotivasi bagi mereka yang baru galau, umumnya sebatas masalah asmara.


Untuk kepentingan motivasi, mestinya move on     bisa digunakan untuk kata mantra seperti halnya laa tahzan, man jadda wa jada dll.  Yang jelas kata semacam mantra tersebut penting sebagai  kata bijak untuk memotivasi diri.

Menurut kamus  on line,  move on  dalam bahasa  Inggris  diartikan  berjalan terus/ bergerak terus. Secara lebih lengkap  move on: berjalan terus tanpa memikirkan apa yang sedang terjadi menimpa pribadi kita. Kita  seharusnya tetap pada pendirian kita  tegar, kuat, dan optimis menyambut masa depan bukan terjebak pada kehidupan masa lalu.

Ada beberapa cara untuk tetap move on,  pertama:  selalu berdoa kepada  Allah supaya kita diberi kemampuan, kekuatan dan lkemudahan dalam menjalani hidup. Karena hidup ini tidak sederhana. Kedua,  kita  harus konsisten tetap mau mensyukuri berbagai nikmat Allah swt yang telah kita  terima. Ketiga, kita perlu mengiklaskan diri  kita sendiri  dan orang lain atas kelemahan, aib, kesalahan, kedzaliman  dll. yang jelas bahwa tidak ada manusia sempurna di dunia ini termasuk diri kita sendiri.

Berikutnya, keempat, kita  semestinya terus menerus mau  memotivasi diri bahwa kita tidak selemah yang diduga oleh orang lain.  Yang terakhir, kita perlu memastikan bahwa  kita bisa menjadi pribadi kuat dan optimis. Jika kita masih saja galau, perlu kita belajar lewat buku, bersilaturahmi dengan orang-orang yang tegar, kuat, optimis, kreatif dalam menjalani hidup.

SALAM SUKSES SEJATI.

Memotivasi Diri Jelas Penting. Evaluasi Diri Jauh Lebih Penting

Sudah hampir tengah  malam,,  aku belum bisa tidur. Teringat nasihat Om Jay. Daripada melamun, pokoknya nulis terus, dan tunggu apa yang akan terjadi. Eeh ternyata Om Jay  sudah mempraktikkan, jadi tidak hanya omog doang.  Dia sudah membuktikan bahwa sebelum tidur membiasakan menulis. Kini rezeki Om Jay sudah semakin okay.

Bingung juga sih,  mau menulis apa? Ya pokoknya, aku ingin memotivasi diri saja laah. Aku  kayaknya  butuh  semangat  hidup. Eeeeeh setelah kupikir-pikir,  aku sebenarnya tidak hanya perlu  motivasi  tapi   juga evaluasi diri. Kayaknya sudah  lumayan  tulisanku dan banyak orang   juga yang mampu  menulis artikel motivasi. Kini tepat  rasanya kita  perlu diingatkan untuk evaluasi diri.

Motivasi itu penting, evaluasi diri juga tak kalah penting. Aku lumayan banyak kenal dengan para motivator. Banyak di antara mereka yang mampu menasihati, memotivasi, memberikan arahan, eeeh  ternyata banyak juga di antaranya  gagal dalam hidupnya. Dia memang motivator, inspirator tapi anak dan istrinya tidak bisa termotivasi menjadi lebih baik. Bahkan keluarganya pun kurang bahagia. Dia hanya baik citranya saat di kalayak umum.  Motivator tersebut gagal di rumah tangganya. Ini sungguh nyata, karena aku mengenal beberapa di antara mereka.

Jelas penting bagi aku dan Anda yang sebagai guru, ortu untuk evaluasi diri. Jadi kita tidak hanya pintar bicara dan memotivai orang lain. Jelas yang utama, motivasi tersebut untuk kita sendiri dulu, lalu  keluarga dan lebih jauh lagi ke masyarakat. Untuk apa kita dikagumi oleh  masyarakat umum, tapi sebenarmya kita rapuh dan remuk  di dalam. Sekali lagi mari kita evaluasi diri. SALAM SUKSES SEJATI

Senin, 29 September 2014

Tidak Kreatif? Siap-siap Saja Hidup "Kere" / Miskin

Terutama untuk mengenang kembali masa laluku, keinginanku kuat untuk tidak menjadi beban orang lain. Biar  "kere" /miskin tapi terhormat. So, aku harus nekat. Modalku harus kreatif dan  aktif atau plesetannya "KERE YANG AKTIF".  Eeeeeh ternyata keinginanku terkabul dari usia SMA/ remaja sampai punya anak remaja, Insya Allah   tidak menjadi beban  orang lain. Ya pokoknya kerja apa saja  asal halal.

Apakah kita termasuk orang  yang kurang kreatif? Kalau jawabnya, ya. Berarti kita harus siap-siap  menjadi orang yang miskin  dan  bisa-bisa menjadi beban orang lain.

Ditulis di harian Kompas hari ini, Senin 29/9/2014 bahwa 600.000 lulusan perguruan tinggi  tidak memiliki penghasilan alias menganggur. Benar-benar aneh bin ajaib. Katanya cerdas, berpendidikan, dan berpengalaman, masak cari uang saja tidak bisa!Masak sarjana tidak mampu mandiri!

Menurutku  orang cerdas, dan berilmu kok menganggur alias tidak memiliki income berarti  mereka bukan karena tidak bisa kerja. Tapi, mereka dasar  tidak kreatif dan  pemalas. Ini bukan tanpa alasan. Tetanggaku termasuk biasa-biasa saja, tidak berpendidikan  (cuma lulus SMP) tapi penghasilannya lebih dari cukup.  Belum lama  ini ,dia mampu membeli mobil bagus. Pekerjaanya adalah membungkusi mainan anak-anak,  lalu dia sendiri dan saudaranya memasarkan ke toko-toko dekat TK, dan SD. Bahakan kini merambah ke luar daerah.

Tetanggaku  yang lain cuma mengkoordinir orang untuk  mengumpulkan barang bekas. Barang-barang bekas  sudah datang dengan sendirimya. Penghasilannya juga lumayan

Ada lagi tetangaku  yang pekerjaanya mengumpulkan  batang enceng gondok. Eeeh ternyata mereka bisa mendapatkan uang banyak. Ini baru cerita sedikit bahwa sebenarnya sangat mudah mencari uang. Ya kalau sarjana sebetulnya  lebih mudah, karena mereka bisa jualan ilmunya (baca:jasa)  lewat pengajar atau   sebagai pemasar barang- barang, dan tentu masih banyak lagi

Akupun juga tidak asal bicara. Di masa remaja, aku sudah mampu mandiri alias sudah mampu menghasilkan uang. Kuncinya memang ada kemauan dan kreativitas. Di saat SMA, setelah  sholat shubuh, aku  bekerja selama sekitar satu setengah jam, sebagai loper koran. Kadang aku  loper sendiri kadang aku menggaji orang lain. Aku juga pernah berjualan susu segar roti bakar di depan Istana Mangkunegaran Solo. Oh ya, sampai aku lulus kuliah S1 sampai S2, aku diberi kemampuan oleh Allah swt  dengan biaya sendiri.  Dari jualan juga sebagi guru privat. Sekali lagi modalnya kemauan dan kreativitas. Man jadda wa jada.

Jadi, sebenarnya kita tak ada alasan untuk tidak berpenghasilan atau hidup terlalu miskin. Yang jelas dunia ini luas, dunia bisnis pun juga sangat luas. Sering kita tak mampu memaksimalkan potensi kita: waktu, tenaga, relasi, silaturahmi, dan nama baik kita.

Intinya tulisanku ini untuk memotivasi diriku sendiri bahwa tak ada alasan kita hidup miskin. Kecuali ada yang sedikit mebatasi misalnya kita tidak punya tangan, kaki, mata, pikiran telinga dll. Selama kita punya indera, berarti  kita punya modal untuk kaya, tak ada alasan bahwa kita memiliki keterbatasan modal. Bahkan Nick Vujicick yang tak punya tangan dan kaki bisa kaya.  Ayo bekerja dan berkrativitas. Bekerja adalah ibadah. Salam sukses sejati.

Jelas Buktinya! Menulis Sarana Bahagia

Belajar melalui membaca dan menulis, untuk menunggu tubuh perlu ditidurkan.  Sebenarnya, sudah mendekati tengah malam. Sayang aku belum mengantuk. Padahal seharian aku full kegiatan. Pagi tadi, walau hari libur, eeeh aku diberi kesempatan untuk  pertama kalinya  ikut IHT K 13   di Jatisrono  Wonogiri.  Padahal Kurikulum sudah berjalan berbulan-bulan, aku belum pernah diikutkan ke pengenalan kurikulum baru ini. Tidak masalah, tetap semangat. Walau  aku harus menempuh perjalanan dengan sepeda motor lebih dari 120  km PP, tetap kulaksanakan.

Pokoknya  hidup harus dinikmati. Setiap orang memiliki variasi sendiri dalam menikmati hidup. Ada orang yang suka menggunakan waktunya untuk  sia-sia, ada juga lho yang  kebablasen waktunya untuk kemaksiatan. Namun ada juga   orang-orang yang memilih hidup lebih bermakna. menggunakan umurnya untuk hal-hal yang berguna.

Menurutku  tepat kata ustadz: "Demi waktu manuisa dalam kerugian, so bersyukur menuju mujur dan  bahagia!.

Pasti, aku ingin bahagia di dunia dan di akherat. Salah satu caraku untuk meraih kebahagiaan  adalah  MENULIS. Menulis sebagai wujud  sarana kesyukuran.

Teringat nasihat   dan motivasi on line tentang manfaat   menulis dari Dr. James W. Pennebaker . Dalam bukunya "Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions", dia berpendapat bahwa upaya mengungkapkan segala pengalaman   dengan kata-kata dapat memengaruhi pemikiran, perasaan, dan kesehatan tubuh seseorang. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa:
  • menulis menjernihkan pikiran,
  • menulis mengatasi trauma,
  • menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru,
  • menulis membantu memecahkan masalah,dan menulis-bebas membantu kita ketika terpaksa harus menulis. 
Melalui blog pribadiku aku memotivasi diri untuk  hidup berarti, menuju  bahagia sejati dan sukses sejati. Salah satu cara hidupku supaya lebih  bahagia adalah  melalui  aktif berkarya terutama melalui tulisan. Sekali lagi, sudah terbukti bahwa Maskatno Giri insya Allah semakin bahagia. Semoga pembaca blogku ikut termotivasi dan tertulari virus  SEMANGAT DALAM MENULIS.

Jumat, 26 September 2014

Ciri Calon Remaja ber Masa Depan Cerah (MADECER) Versus Calon Remaja berMasa Depan Rusak (MADERUS)

       Semoga kita semakin peduli dengan para remaja kita. Ada indikasi bahwa remaja kita semakin bobrok. Untuk skala nasional. data didukung dari BNN bahwa jumlah kenakalan remaja, lebih khusus pada penggunaan narkoba semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah faktor dari lingkungan, terutama dari lingkungan terdekat dari remaja tersebut. Lingkungannya   belum bisa dijadikan sarana  belajar untuk menjadi lebih baik..
       Di antara potret bobroknya remaja kita saat ini  :pergaulan  bebas tanpa batas hingga terjadi kehamilan sebelum nikah, pecandu   narkoba dll.  Dan yang memprihatinkan   baru  ada segelintir remaja yang mau prihatin dan belajar memperbaiki diri sehingga dia sanggup dijadikan teladan.
    Remaja peduli terhadap diri sendiri dan peduli nasib bangsaa adalah  REMAJA JEMPOLAN. Di tangannya  tergengggam masa depan cerah, karena mereka memiliki sifat, Kreatif, Aktif, Menyenangkan,Peduli dan pemberani, Rendah hati, Enerjik, Taqwa, Tawadzuk dan Tenang atas pengaruh lingkunan sifat tersebut di singkat dengan  KAMPRET
      Untuk jelasnya Maskatno Giri yang berusaha baik hati  dan tidak sombong akan merinci tentang perbandingan  remaja mulia calon sukses sejati  dibandingkan dengan Remaja calaon generasi rusak.
Berikut, CIRI Calon Remaja ber Masa Depan Cerah (MADECER) Versus Calon Remaja ber Masa Depan Rusak (MADERUS)

No.
Remaja ber Masa Depan Cerah (MADECER)
Remaja ber Masa Depan Rusak (MADERUS)
1.
Memiliki niat nenjadi baik (menjadi hamba Allah yang baik, menjadi umat manusia yang baik terhadap sesama
Hidup tanpa kepastian dan bingung tanpa niat pasti(berniat sing penting urip)
2.
Menggunakan waktu secara efektif 
Mennyia-nyiakan waktu
3.
Rajin belajar melalui berbagai sumber belajar
Bertopang dagu alias malas belajar
4.
Mengendalikan lingkungannya
Diombang-ambingkan oleh lingkungan
5.
Sering berkata “Apa yang dapat saya berikan kepada orang lain”
Berkata “Apa yang dapat orang lain berikan kepada saya”
6.
Berpikir dulu baru bertindak
Bertindak dulu baru berpikir
7.
Berusaha percaya diri dan  berusaha tanpa iri pada orang lain
Merasa rendah diri dan selalu iri dengan orang lain
8.
Tidak malu bertanya dan  meminta pertolongan
Malu bertanya ataupun meminta pertolongan
9.
Berusaha “Saya bisa”
Menyerah “Saya tidak bisa”
10.
Menanggapi setiap tantangan sebagai kesempatan kemajuan
Menanggapinya sebagai rintangan
11.
Tekun, ulet dan gigih, berusaha walaupun gagal
Selalu takut kegagalan
12.
Berpandangan luas
Berpandangan sempit
13.
Tahu diri dan tidak selalu sama dengan orang lain
Selalu membandingkan diri dengan orang lain
14.
 Siap menghadapi masalah sebagai tantangan
Menghadapi masalah sebagai beban
15.
Tidak mudah berbangga diri
Sudah merasa dirinya hebat dan baik
16.
Bersikap positif secara konsisten
Bersikap  tidak konsisten dan ikut 2an jalan negatif
17.
Kaya kreativitas dan inovasi
Miskin kreativitas dan inovasi
18.
Suka bergaul dengan orang-orang baik
Tidak nyaman bergaul dengan orang baik
19.
Giat bekerja
Malas bekerja
20.
Dapat menghadapi hal yang tidak diharapkan
Tidak mampu menghadapi hal yang tidak diharapkan
21.
Menciptakan lingkungan kondusif dan baik untuk belajar
Merusak lingkungan
22.
Berani mencoba hal-hal baru yang positif
Malas dan mudah percaya pada nasib
23.
Menganggap  ilmu, pendidikan, pembelajaran dan pengalaman positif  sebagai nilai yang tinggi
Menempatkan ilmu  sebagai nilai yang rendah
24.
Tidak mudah  mengeluh
Mudah mengeluh dan menganggap orang lain sebagai penyebab
25.
Berusaha berpikir jernih dan khusdudzan
Berpikir ragu-ragu dan bersangka buruk /syuudzan
26.
Berusaha Hidup mandiri dan mau berbagi
Bergantung pada orang lain atau menjadi beban
27.
Melihat cahaya  atau optimisme dalam kegelapan
Hanya melihat  kegelapan dan kecemasan
28.
Berusaha selalu bertahan
Berhenti terlalu awal
29.
Berpendirian teguh
Mudah goyah, mudah terpengaruh
30.
Berusaha mampu memecahkan masalah
Pesismis dan mudah terbawa masalah
31.
Percaya,  kekuatan doa dapat mengubah dan memperbaiki sesuatu karena Allah  s.w.t cinta orang yang selalu optimis
Peragu terhadap kekuatan Allah s.w.t. 

Kamis, 25 September 2014

Belajar dari Mas Tuswadi yang Luar Biasa


Banyak hikmah luar biasa bersahabat dengan mas Tuswadi. Usia persahabatan kami    lebih dari sepuluh tahun.

Awalnya, kami bertemu saat berkompetensi untuk meraih kesempatan pertukaran guru ke Australia. Aku mewakili kab. Wonogiri, sedangkan mas Tus mewakili  kab. Banjarnegara. Namun, kami harus bersabar, kami tidak lolos seleksi. Dari sekitar 35 orang cuma diambil 2.

Sekitar dua tahun kemudian, aku dan mas Tuswadi bertemu lagi dalam kompetensi inovasi pembelajaran tingkat nasional ke 3  tahun 2004 di  Bogor. Eeeeh kami berdua gagal lagi. Kami  bukan juaranya. Andaikan  Anda bertanya apakah Mas Tus dan Maskatno Giri ipernah gagal, pasti kami akan menjawab bahwa  gagal  adalah gizi kehidupan.

Selama kami bertemu,  bisa berjam-jam aku dan mas Tus  asyik berbagi cerita. Eeeeh ternyata kita maching dalam sharing. Kita berdua  memiliki jalan hidup yang berliku dan banyak kemiripan. Khususnya dari  latar belakang keluarga desa  yang terbiasa hidup dalam kemiskinan selama bertahun-tahun.

Awalnya saat aku memandang penampilan mas Tus,  aku belum begitu yakin bahwa  dia memiliki potensi yang  luar biasa. Eeeeh setelah kami ngobrol, ooooh ternyata sejujur-jujurnya aku (Maskatno Giri) merasa iri atas kebaikan dan potensinya. Di atas langit ada langit. Aku merasa seperti masih tinggal di dasar sumur dan kuper, sedangkan mas Tus sudah melejit di atasku. Terpaksa merenung!. Rezeki orang ora usah dimereni. mas Tus memang lebih jago: lebih semangat, cerdas, dan tangguh.

Teringat kisah mas Tus saat kuliah di UNES (FKIP b. Inggris). Saat itu dia tidak punya uang untuk makan. Dia menawarkan diri kesobat-sobatnya sebagai tukang  ngetik tugas secara manual dengan mesin tik butut,  jelas demi sesuap nasi.

Kini mas Tus  jelas sudah lebih sukses dari  sebelumnya. Tentu jutaan manusia turut berbangga dengannya. Dia mendapat beasiswa S2 di Jepang dan lulus tahun 2011, dan dia langsung kuliah dengan bea siswa  di S3 di Jepang juga  Hari ini  Kamis 25/ 09/2014  dunia menyaksikan sejarah "MAN JADDA WAJADA". Mas Tuswadi lulus S3 dan diwisuda. Alhamdulillah. Aku  turut bersyukur dan meneteskan air mata karena keharuan.

Ya, Allah berilah mas Tuswadi keberkahan, keistiqomahan, kebaikan di dunia dan di  akherat. Semoga aku, anak-anakku,  para siswaku tertulari virus optimisme yang disebarkan oleh mas Tuswadi.

Saat awal-awal  kuliah S2 di Jepang, mas Tus melalui FB menyatakan kepadaku bahwa sepulang dari Jepang  dia  mau menemuiku untuk berbagi cerita. Semoga mas Tus tidak lupa dengan keinginan baiknya. Dan semoga dia tidak berubah pendirian .  Selamat dan  Salam Sukses Sejati.