DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Senin, 09 Mei 2016

Jangan Bersedih : La Tahzan Innallaha Ma'ana , Sesungguhnya ALLAH bersama kita"

Selama ALLAH beserta kita
Apalah artinya bersedih hati
Apalah arti takut
Dan ..
Apalah artinya cemas

Tenangkanlah ..
Tegarkanlah ..
Tenteramkan ..
Dan ..
Teduhkanlah hati ..
Karena sesungguhnya ALLAH beserta kita

Kita tidak akan terkalahkan

Tidak akan mundur
Tidak akan sesat
Tidak akan  tersia-sia
Tidak akan putus asa
Dan ..
Tidak akan frustasi
Karena sesungguhnya ALLAH beserta kita

Pertolongan akan berpihak kepada kita
Kemudahan akan menyertai kita
Kemenangan akan selalu menemani kita
Kemuliaan adalah tujuan kita
Dan ..
Kebahagiaan adalah kesudahan kita
Karena sesungguhnya ALLAH senantiasa beserta kita

Obat Kecewa dan Duka

Sebetulnya aku sudah tahu, bahwa kesempurnaan hanya milik Allal SWT. Tak ada manusia yang sempurna. Walau tak ada kesempurnaan, ingin menjadi  lebih baik, tidak ada masalah bukan?.  

Aku  adalah salah  satu orang  yang terkadang sering menuntut diri mendekati sempurna. Dampaknya, aku  merasa kecewa dengan diri sendiri. Aku pun sadar atas kelemahanku. Maka aku berusaha mampu mengobati hati untuk tetap bahagia walau terluka. Aku berusaha mencari obat kecewa. Dan alhamdulillah, aku menemukan berbagi referensi: cara menobati kecewa. Salah satunya kupetik dari tulisan  Wiwik Setiawati dalam blog infoyunik.com. Tulisan mbak Wiwik kutambahi dan kumodifikasi.  5 Cara mengobati kecewa:

1. Tetap Dekat Kepada Allah SWT 
 Dekat kepada Allah SWT dengan cara berdzikir. Allah  SWT adalah  dzat y mang  Maha Kuasa yang  mampu mengubah segalanya. Sumber rezeki adalah dariNya bukan dari yang laian. Lalu kenapa kita galau dengan yanga Maha Pemberi rezeki.?

 2. Jangan Pernah Terlalu Berharap/Bergantung Dengan Manusia
Cara pertama yang bisa diterapkan untuk menghilangkan perasaan kecewa adalah jangan terlalu berharap dengan orang lain. Karena kebanyakan perasaan kecewa itu timbul akibat harapan kita kepada orang lain tidak dapat dipenuhi. Terlalu bergantung dengan orang lain ini tidak diperbolehkan karena manusia adalah tempat khilaf dan bisa saja lepas kontrol. Ada baiknya untuk berharap hanya kepada Tuhan agar hidup menjadi lebih nyaman dan jauh dari perasaan kecewa.

3. Percaya Diri (Pede) Pada Diri Sendiri
Tidak hanya bergantung dengan orang lain yang dapat menyebabkan kecewa. Namun juga perasaan minder atau kurang percaya diri menjadi sumber kecewa. Bagaimana tidak? Ketidaksempurnaan yang dimiliki terkadang membuat seseorang menjadi kecewa dengan dirinya sendiri. Bahkan karena perasaan kecewa tersebut akan membuat orang ini menjadi pembenci. Apalagi ketika orang lain memiliki banyak kelebihan dibanding dirinya. Untuk itu alangkah lebih baiknya jika percaya dengan kemampuan diri sendiri dan memuji kelebihan orang lain. Agar hidup menjadi lebih tenang, namun jangan terlalu percaya diri agar tidak disebut sombong oleh orang lain.

4. Jangan Terlalu Dipikirkan Apa Yang Sudah Terjadi
Pernah dengan pepatah “nasi sudah menjadi bubur?” ungkapan ini memilik arti bahwa setiap hal yang sudah terjadi tidak bisa diputar atau diulang kembali. Untuk itu, ada baiknya tidak terlalu memikirkan apa yang sudah terjadi sebelumnya. Ada baiknya untuk instropeksi diri setelah itu lupakanlah hal yang sudah terjadi. Setelah itu lanjutkanlah kehidupan yang akan dijalani dengan lebih baik lagi.

5. Keep Smile And Keep Positive Thiking
Ketika perasaan kecewa melanda, ada baiknya untuk tetap berpikir positif kepada Tuhan dan orang lain. Walaupun orang lain berbuat jahat atau mengecewakan, ambillah hikmah di balik itu semua. Siapa tahu Tuhan sedang menunjukkan bahwa orang tersebut bukan orang yang baik dan dengan membuat kecewa akan menjauhkan diri darinya. Tidak cukup sampai disana, ketika sedang kecewa teruslah berusaha untuk tersenyum. Jangan perlihatkan perasaan kecewa tersebut di hadapan orang lain, karena tidak semua orang bisa mengerti apa yang sedang dirasakan. Lagi pula, berpikir positif dan tersenyum itu dapat menyehatkan jiwa dan menjauhkan diri dari penyakit hati lainnya. Untuk itu, jadilah seseorang yang bijak dalam menghadapi permasalahan apapun termasuk perasaan kecewa. 

Senin, 25 April 2016

Penghambat Kesuksesan

Apakah aku termasuk orang sukses?

Kalau mau idealis, aku masih jauh dari kata sukses? Namun aku harus bersyukur. Allah SWT telah menganugerahiku banyak sekali rezeki. Rezeki tidak harus berupa materi , bukan? Maksudnya aku sudah mendapat sesuatu yang lebih dari yang kubayangkan dan  kuharapkan. Maksudnyka aku sudah lumayan  berubah, yang dulu sejak kecil hidup dalam kemiskinin, kini aku sudah lebih baik. Setidaknya aku bukan menjadi beban untuk orang lain.
Dulu aku sangat takut  kalau aku tak mampu  mandiri.  Makanya aku giat berdoa, supaya aku  bisa lebih sukses/ kaya dibanding saat masa kecilku. Aku pun  juga sering belajar  bagaimana meraih sukses.

Sampai sekarang pun aku belajar untuk menjadi sukses dan syukur aku bisa membantu    orang lain lebih sukses .

Berdasar  beberapa referensi ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan, namun ternyata faktor Internal (diri sendiri)  yang mendominasi penghalang kesuksesan . Kurang lebih penghalang kesuksesan adalah :
  1. Kondisi jiwa : moral, mental, dan sikap (malas dan tidak bersemangat, pesimis, acuh tak acuh/apatis, tidak berani menghadapi tantangan/persaingan, tidak mau belajar, tidak punya dedikasi, cepat puas diri, sulit beradaptasi dan tidak bisa mengikuti perkembangan, tidak disiplin, selalu bimbang dan ragu-ragu untuk bertindak)
  1. Latar belakang pendidikan, pengetahuan, keahlian dan pengalaman (pendidikan rendah, pengetahuan kurang, wawasan dan pengalama sempit, keterampilan tidak memadai)
  1. Kesehatan kesehatan  fisik (sakit-sakitan, mudah lelah, rentan terhadap perubahan cuaca dan sebagainya)
  1. Kemampuan berkomunikasi dengan pihak lain (ketidakmampuan menyampaikan ide atau gagasan juga merupkan penghalang kesuksesan
  2. Rendahnya kualitas lingkungan sosial, lingkungan yang rusak berpengaruh kepada kesuksesan seseorang.
Oleh : J. Haryadi Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya : 1. Rasa Malas. Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat. Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan 30 hari alias 1 bulan. 2. Rasa Takut yang Berlebihan Setiap manusia pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah SWT, rasa takut berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan sebagainya. Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah rasa takut gagal atau takut ditolak sehingga orang tidak mau melakukan sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum bertanding. Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk sukses. 3. Rasa Malu Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat. Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan 4. Cepat Merasa Puas. Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. 5. Putus Asa Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses. Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. 6. Sombong atau Takabur Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan akhirnya bangkrut. 7. Pesimis (merasa diri tidak mampu) Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai pemenang. 8. Belum memahami kemampuan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa mengembangkannya. Padahal kemampuan diri bisa dijadikan modal dasar dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita. 9. Mudah Menyerah. Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja kita anggap sebagi batu yang besar ? Tanamkan dalam otak kita bahwa kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika mengalami kegagalan. 10. Miskin impian. Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi. *** J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di Penerbit Quanta

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Oleh : J. Haryadi Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya : 1. Rasa Malas. Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat. Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan 30 hari alias 1 bulan. 2. Rasa Takut yang Berlebihan Setiap manusia pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah SWT, rasa takut berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan sebagainya. Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah rasa takut gagal atau takut ditolak sehingga orang tidak mau melakukan sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum bertanding. Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk sukses. 3. Rasa Malu Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat. Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan 4. Cepat Merasa Puas. Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. 5. Putus Asa Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses. Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. 6. Sombong atau Takabur Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan akhirnya bangkrut. 7. Pesimis (merasa diri tidak mampu) Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai pemenang. 8. Belum memahami kemampuan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa mengembangkannya. Padahal kemampuan diri bisa dijadikan modal dasar dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita. 9. Mudah Menyerah. Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja kita anggap sebagi batu yang besar ? Tanamkan dalam otak kita bahwa kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika mengalami kegagalan. 10. Miskin impian. Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi. *** J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di Penerbit Quanta

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Oleh : J. Haryadi Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya : 1. Rasa Malas. Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat. Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan 30 hari alias 1 bulan. 2. Rasa Takut yang Berlebihan Setiap manusia pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah SWT, rasa takut berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan sebagainya. Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah rasa takut gagal atau takut ditolak sehingga orang tidak mau melakukan sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum bertanding. Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk sukses. 3. Rasa Malu Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat. Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan 4. Cepat Merasa Puas. Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. 5. Putus Asa Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses. Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. 6. Sombong atau Takabur Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan akhirnya bangkrut. 7. Pesimis (merasa diri tidak mampu) Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai pemenang. 8. Belum memahami kemampuan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa mengembangkannya. Padahal kemampuan diri bisa dijadikan modal dasar dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita. 9. Mudah Menyerah. Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja kita anggap sebagi batu yang besar ? Tanamkan dalam otak kita bahwa kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika mengalami kegagalan. 10. Miskin impian. Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi. *** J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di Penerbit Quanta

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6

Rabu, 13 April 2016

Berusaha Menemukan Kebahagian Apapun Kondisinya

"Apapun kondisi kita, kita harus mampu menemukan keindahan atau sisi kebahagiaan pada diri kita" Itulah salah satu nasihat inspiratif dari Cak Nun.

Akhirnya aku memotivasi diri untuk tetap bahagia, walau aku dalam kondisi sulit. Aku juga  terus menerus mencari-cari nasihat inspiratif untuk menuju kebahagiaan.


Berikut ini adalah rahasia abadi dari orang-orang bahagia yang bisa kita tiru:
1. Melupakan masa lalu
“Salah satu kunci menuju kebahagiaan adalah ingatan yang buruk.” – Rita Mae Brown
Anda tidak akan bahagia jika anda membawa beban masa lalu. Apakah anda telah membuat kesalahan? Apakah anda memiliki pengalaman yang mengerikan? Apapun itu, anda harus melepaskan dan melupakannya. Tidak ada yang dapat anda lakukan terhadap masa lalu, sehingga alangkah baiknya jika anda membiarkan mereka pergi dan memfokuskan energi anda pada saat ini.
2. Berani bertanggung jawab terhadap hidup anda
“Rahasia Kebahagiaan adalah kebebasan, dan rahasia kebebasan adalah keberanian.” – Thucydides
Untuk menjadi bahagia anda harus memiliki kebebasan dan kebebasan yang paling penting adalah kebebasan untuk memilih. Tidak peduli seberapa buruk situasinya, anda selalu dapat memilih bagaimana anda menanggapinya. Orang bisa mengganggu anda, tapi terserah anda apakah anda akan membencinya atau tidak.
Namun, seperti dikatakan pada kutipan di atas, kebebasan membutuhkan keberanian. Kebebasan untuk memilih membutuhkan keberanian mengambil tanggung jawab terhadap hidup anda. Anda tidak harus menyalahkan orang lain ketika sesuatu berjalan tidak semestinya. Ambil tanggung jawab dan anda memiliki kekuatan untuk memilih.
4. Membina hubungan yang baik
“Kebahagiaan sejati dalam hidup ditemukan dalam persahabatan yang kita buat sepanjang jalan.” – Anonim
Hubungan adalah di mana kita bisa mendapatkan kebahagiaan sejati dalam hidup. Alasannya sederhana: hanya melalui hubungan kita bisa mencintai dan dicintai. Buatlah hubungan prioritas utama anda dan anda berada di jalan untuk kebahagiaan sejati.
4. Menekuni hal-hal yang anda sukai
“Semakin tinggi semangat dan keinginan seseorang, semakin banyak cara seseorang menjadi bahagia.” – Charlotte-Catherine
Gairah membawa anda menuju kebahagiaan. Jadi bukan saja anda menemukan beberapa gairah dalam hidup anda, namun anda juga harus terus memperluas diri untuk gairah baru. Dengan cara ini anda akan menciptakan cara-cara baru menjadi bahagia.
Kunci untuk memperluas gairah baru adalah rasa ingin tahu. Jika anda penasaran, anda akan memiliki seolah tak ada habisnya hal-hal menarik yang menunggu untuk anda.
5. Membangun karakter anda
“Karakter adalah dasar dari kebahagiaan dan kebahagiaan mendukung karakter.” -George Santayana
Membangun karakter anda adalah penting untuk kebahagiaan. Ketika anda jujur pada diri sendiri dan orang lain, anda akan berada dalam kedamaian.
Cara untuk mulai membangun karakter adalah dengan membuat janji-janji dan menepatinya. Misalnya, anda membuat janji kepada diri sendiri bahwa anda tidak akan merokok. Bila anda menyimpannya, anda sedang membangun karakter anda. Atau anda membuat janji kepada orang lain untuk menjadi orang yang menepati waktu. Bila anda menyimpannya, anda membangun karakter anda.
6. Menjadi diri anda sebagaimana adanya
“Puncak kebahagiaan tercapai ketika seseorang siap menjadi dirinya sendiri.” – Desiderius Erasmus
Anda hanya bisa bahagia jika anda menjadi diri anda sendiri. Jangan mewujudkan kehidupan orang lain dengan mencoba memenuhi harapan mereka. Orang mungkin mengharapkan anda untuk memiliki pekerjaan tertentu atau cara hidup tertentu, namun jangan terintimidasi oleh mereka. Cari siapa diri anda dan jadilah sebagaimana adanya.
7. Mewujudkan tujuan hidup  
“Satu-satunya kebahagiaan sejati berasal dari menghabiskan waktu kita untuk suatu tujuan.” – William Cowper
Untuk memiliki kehidupan yang memuaskan, anda harus menemukan tujuan hidup anda dan mengikutinya dengan setia. Cari apa yang penting bagi anda dan bangun keberanian untuk meraihnya.
8. Bersyukur
“Kebahagiaan tidak akan pernah datang kepada mereka yang gagal untuk menghargai apa yang telah mereka miliki.” – Anonim
Menjadi bahagia itu mudah jika kita selalu bersyukur. Sayangnya, melihat apa yang tidak kita miliki seringkali lebih mudah dibanding melihat apa yang sudah kita miliki. Kadang-kadang kita perlu mengalami kerugian sebelum menghargai apa yang kita miliki. Jadi syukuri apa yang kita terima. Lihatlah apa yang anda miliki dan segera anda akan memiliki banyak alasan untuk menjadi bahagia.
9. Memiliki pikiran positif
“Bukan tempat ataupun kondisi, tetapi pikiran sendiri yang bisa membuat orang bahagia atau sengsara.” – Roger L’Estrange
Orang-orang bahagia tahu bagaimana mengontrol pikiran mereka. Mereka tidak membiarkan pikiran negatif masuk. Sementara situasi mungkin tampak buruk kepada orang lain, orang-orang bahagia justru melihatnya dengan cara yang positif. Mereka selalu percaya bahwa tidak peduli seberapa buruk situasi yang terjadi, selalu ada hal yang positif untuk diambil. Pikiran anda dapat membangun atau menghancurkan anda, jadi jagalah ia dengan baik.
10. Bekerja dengan kreatif
“Kebahagiaan terletak dalam sukacita dari prestasi yang kita capai dan upaya yang kreatif.” – Franklin D. Roosevelt
Ketika anda bekerja kreatif pada sesuatu hal, anda akan menemukan kebahagiaan. Ada sebuah fenomena yang terkenal yang disebut ‘mengalir’. Ketika anda berada dalam keadaan mengalir, anda benar-benar fokus pada tugas di tangan sehingga anda tidak lagi menyadari berlalunya waktu. Keadaan mengalir memungkinkan anda untuk mencapai produktivitas yang tinggi dan menjadi bahagia pada saat yang sama.
11. Memulai dengan apa yang anda miliki
“Orang bodoh mencari kebahagiaan di kejauhan, orang bijak menumbuhkanya di bawah kakinya.” – James Oppenheim
Orang-orang bahagia tidak perlu sesuatu yang tidak mereka miliki untuk menjadi bahagia. Mereka tidak membutuhkan pekerjaan tertentu atau tingkat pendapatan tertentu. Sebaliknya, mereka belajar menjadi bahagia dengan apa yang telah mereka miliki. Mereka telah belajar seni kepuasan. Puaslah dengan apa yang anda miliki dan anda akan bahagia.
12.  Mau Berubah
“Barangsiapa ingin terus dalam kebahagiaan atau kebijaksanaan, mereka harus sering berubah.” – Konfusius
Menjadi bahagia mengharuskan anda untuk terus bertumbuh. Bahkan, proses belajar itu sendiri adalah penting untuk kebahagiaan. Pernahkah anda merasakan kegembiraan karena tercerahkan terhadap sesuatu? Pernahkah anda merasakan kegembiraan mencapai tingkat baru dalam hidup? Maka itulah yang harus anda lakukan.
13. Menggunakan talenta/bakat anda
“Kebahagiaan sejati melibatkan penggunaan kekuatan dan bakat seseorang secara penuh.“ – Douglas Pagels
Ada dua pelajaran yang bisa diambil dari kutipan ini. Pertama, anda harus menemukan bakat anda dan kedua, anda harus menggunakannya secara maksimal. Bekerja dengan bakat anda adalah cara yang pasti untuk menikmati pekerjaan karena itu adalah keahlian yang sudah “tertanam” dalam tubuh dan jiwa anda. Menggunakan bakat anda sepenuhnya akan membuat anda lebih bahagia karena kepuasan melakukan yang terbaik.
14. Mewaspadai terhadap hal-hal kecil
“Kebahagiaan dari kebanyakan orang tidak hancur oleh bencana besar atau kesalahan fatal, tetapi dengan pengulangan hal-hal kecil yang merusak secara perlahan-lahan.” – Ernest Dimnet
Hal ini sangatlah benar. Seringkali, bukan hal besar yang merusak kebahagiaan anda, namun hal-hal kecil yang dilakukan. Mungkin anda tidak menyukai seseorang atau melanggar beberapa janji “kecil”. Tetapi bahkan kebocoran kecil sekalipun bisa menenggelamkan kapal kebahagiaan anda, jadi berhati-hatilah dengan mereka.
15.  Mengontrol ambisi  
“Dimana ambisi berakhir kebahagiaan dimulai.” – Anonim
Ingin meraih lebih banyak dalam hidup anda adalah sesuatu hal yang baik, tetapi tidak untuk obsesi. Lakukan yang terbaik untuk memperbaiki diri sendiri namun jangan sampai terobsesi olehnya.
16. Membuat orang lain bahagia
“Kebahagiaan adalah parfum dimana anda tidak bisa menuangkannya pada orang lain tanpa mendapatkan beberapa tetes pada diri sendiri.” – Ralph Waldo Emerson
Ini adalah salah satu rahasia favorit dari kebahagiaan. Cara untuk menjadi bahagia adalah membuat orang lain gembira terlebih dulu. Semakin anda membantu orang lain dan membuat mereka bahagia, semakin anda menjadi gembira. Kebahagiaan tidak datang melalui keegoisan tetapi melalui cara tidak mementingkan diri sendiri. Anda akan menuai apa yang anda tabur.
17. Memberikan kasih sayang
“Jika anda ingin orang lain untuk menjadi bahagia, berikan kasih sayang. Jika anda ingin bahagia, berikan kasih sayang.” – Dalai Lama
Kasih sayang adalah mungkin tingkat tertinggi dari tidak mementingkan diri kita sendiri. Seperti dikatakan dalam kutipan diatas, memberikan kasih sayang dapat membuat baik orang lain dan anda bahagia.

Senin, 11 April 2016

Jangan Sepelekan Kecerdasan Spiritualitas!

Kita jelas butuh spiritualias, tentu tujuaan  kita adalah  meraih sukses tanpa batas. Sukses tanpa batas yang kumaksud di sini kesuksesan yang tidak hanya dibatasi pada kesuksesan duniawi atau hidup dengan bergelimang harta benda. Namun, kesuksesan yang dilandasi  pada tujuan yang lebih luas, lebih bermakna, lebih berjangka panjang dan membahagiakan. 

Beberapa  pakar telah menympulkan betapa pentingnya spiritualias. Namun di sini saya mengarsibawahi  salah satu pendapat dari Burkhardt (1993). Spiritualitas meliputi aspek-aspek :1).Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan, 2).Menemukan arti dan tujuan hidup, 3).Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri, dan 4).Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang Maha Tinggi.

Dari tulisan Burkhardt jelas bisa disimpulkan bahwa spiritualitas erat dengan  Maha Kuasanya Allah SWT. Lalu lebih jauh apakah Kecerdasan Spiritualitas itu ?

Mujib & Mudzakir (2002) menjelaskan bahwa kecerdasan  spiritual adalah kecerdasan kalbu yang berhubungan dengan kualitas batin seseorang. Kecerdasan ini mengarahkan seseorang untuk lebih berbuat secara manusiawi sehingga bisa  menjangkau nilai-nilai luhur yang belum tersentuh oleh akal pikiran manusia. Sedangkan Zohar & Marshall (2001) memaparkan bahwa SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan masalah makna dan nilai menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya; menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

Kita-kita yang tidak memiliki kecerdasan spiritual akan mudah terjangkit krisis spiritual (spiritual crisis), keterasingan spiritual (spiritual alienation) dan patologi spiritual (spiritual patology). Hal ini akan meningkat seiring perkembangan dan perubahan peradaban karena kemajuan teknologi di abad globalisasi seperti sekarang ini. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagi orang tua yang menjadi titik awal membentuk  pribadi dan karakter kita karena kita  awalnya pada dasarnya adalah kertas kosong. Jadi hasil gambarnya akan seperti apa, itu adalah karya dari kedua orang tua /keluarga yang membesarkan kita. Jangan sampai kita dibiarkan mencari kebutuhan-kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan akan spiritualitas di luar, karena kondisi di luar rumah sangatlah beranekaragam karena sekarang ini budaya konsumerisme, hedonisme dan sekulerisme sudah mulai menggila, lebih-lebih dikota besar seperti Jakarta. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan pola asuh yang tepat guna membentengi kita dan membentuk kita menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah terombang-ambing oleh perubahan hidup.

Orang tua merupakan role model bagi kita sebagai anak  di dalam lingkungan keluarga . Jika orang tua jauh dari nilai-nilai spiritualitas, maka kitapun juga akan mengikuti jejak ayah bundanya. Seperti kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kita yang cerdas spiritual sebagian besar dilahirkan dari orang tua yang cerdas secara spiritual, begitu juga sebaliknya.

Kenapa perlu mengembang kesadaran spiritual pada kita? Kita merupakan periode kehidupan yang sangat penting. Dalam hal ini, Freud menyakini bahwa usia keemasan kita pada rentang waktu 1 sampai 5 tahun. Dimana otak berkembang pesat karena stimulasi dari lingkungan. Jika kita mulai sejak dini, stimulasi baik itu yang mengasah kognitif, afektif dan psikomotorik, maka kita akan tumbuh menjadi buah hati yang saling terintegrasi diantara ketiga komponen itu. Namun, yang perlu di pahami adalah bagaimana stimulasi yang tepat sesuai dengan perkembangan si kita.

Kesadaran spiritualitas yang ditekankan oleh orang tua akan membentuk pemahaman akan spiritualitas   kita dan tidak terjadi kekosongan spiritualitas dalam hati dan hidup. Dengan pemahaman, tentunya kita akan memaknai dan mengahayati akan pentingnya sebuah nilai spiritualitas sehingga hidup kita akan merasa lebih bermakna. Begitu itu semua dilakukan, insya Allah akan membentuk kecerdasan spiritual bagi kita sendiri.

Sabtu, 09 April 2016

Belajar Bahasa Inggris Linking Verb


 Contoh Kata Kerja Linking Verb:
look, appear, seem, turn, get, go, grow,
dsb

Bila kita terjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka masing-masing memiliki makna, sbb:

look = nampak, kelihatan
appear = nampak, kelihatan
seem = nampak, kelihatan
turn = menjadi, berubah
get = menjadi
go = menjadi
grow = menjadi, tumbuh

Contoh:
You look pale. Are you okay? (kamu kelihatan pucat. apakah kamu baik2 saja?)
Bentuk Kalimat yang Mengandung Linking Verb
Kata kerja look dalam contoh diatas tidak mengandung suatu aksi, tapi lebih identik dengan informasi.
Dalam kedudukan dan fungsinya dalam kalimat verbal, linking verb juga termasuk kata kerja Intransitive oleh karena, kata kerja tersebut tidak dapat ditambah dengan object dan tidak
dapat diubah kebentuk/pola kalimat pasif, tetapi sebuah complement.
Perhatikan struktur kalimat yang didalamnya mengandung Linking Verb berikut ini:
Subject + Linking Verb + Adjective

Perhatikan, bahwa kedudukan dan fungsi Adjective dalam pola kalimat tersebut adalah Complement (Pelengkap).

Bila kita simak baik-baik kedudukan dan fungsi kata kerja linking verb dalam kalimat-kalimat tersebut, kita akan menemukan bahwa TO BE atau BE memiliki kedudukan dan fungsi yang sama.

Contoh:

She looks pretty.
She is pretty.

Kata kerja looks (linking verb) pada kalimat diatas memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan to be (misalnya dalam hal ini adalah "is") oleh karena kata yang dapat diberikan setelah kata kerja look dan BE adalah kata sifat (adjective) atau complement. Dengan demikian, BE atau TO BE termasuk kata kerja linking verb, hanya saja, kalimat yang mengandung BE diatas adalah dalam bentuk Nominal.