Kalau mau menuruti hawa nafsu tentu kita akan semakin jauh dari nilai kesyukuran. Memang secara umum manusia memiliki penyakit hati. Penyakit hati tersebut adalah melupakan jutaan nikmat yang telah kita terima.
Setan selalu menggoda manusia. Godaan syetan sangat halus. Salah satunya kita sering membandingkan kenikmatan yang kita terima jauh lebih rendah dibandingkan dengan nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain. Makanya tepat nasihat nabi bahwa kita mestinya "selalu melihat ke bawah". Maksudnya supaya kita memandang dengan hati lapang atas nikmat yang telah kita terima. Masih banyak orang yang kurang beruntung dibanding dengan kita.
Nikmat kesehatan yang kita terima sungguh luar biasa pula. Karena banyak di antara kita saat ini harus tinggal di rumah sakit.
Selanjutnya, ada kenikmatan yang luar biasa yang tak ternilai harganya bahkan lebih berharga dari emas sepenuh bumi. Nikmat tersebut adalah nikamt hidayah keimanan. Dengan keimanan kita termasuk orang yang selamat. Bahkan orang yang beriman difirmankan oleh Allah sebagai orang yang memiliki derajat yang tinggi. Baca surat Mujadilah 11.
Selanjutnya, ada kenikmatan yang luar biasa yang tak ternilai harganya bahkan lebih berharga dari emas sepenuh bumi. Nikmat tersebut adalah nikamt hidayah keimanan. Dengan keimanan kita termasuk orang yang selamat. Bahkan orang yang beriman difirmankan oleh Allah sebagai orang yang memiliki derajat yang tinggi. Baca surat Mujadilah 11.
Kita perlu membuka telinga, melihat dengan mata lebar-lebar bagaimana tingkah polah orang yang tidak beriman. Contoh dekat saja tetanggaku. Kebetulan di wilayah satu RT dengan ku termasuk wilayah " mansuia paling aneh" dibanding dengan penduduk RT yang lain wilayah satu kampung. Anda ingin tahu?
Baiklah akan kuceritan berbagi contoh. Beberapa anak yang tinggal di belakang rumahku sudah fasih "misuh-misuh", eeeeh ternyata ortu dan kakaknya tidak jauh berbeda. Anak ternyata tinggal mewarisi/ meniru perilaku seniornya.
Beberapa anak yang tinggal di belakang rumahku tidak berprestasi di sekolah, mereka malas dalam belajar dan sering bermasalah di sekolahnya. Bahkan beberapa di antarnya tidak naik kelas. Ternyata sumbernya antara lain ortunya hobinya nongkrong. Habis maghrib nongkrong, habis 'isa nongkrong lagi. Makanya anaknya juga jago nongkrong . Bahkan beberapa remaja , anak-anak mereka sudah sering 'mendem" alias mabok. Tidak kalah heboh salah satu ortu dari remaja tersebut baru saja keluar dari penjara karena terlibat penjualan narkoba.
Ada cerita seru juga. Kebetulan aku Insya Allah setiap pagi pergi ke masjid untuk sholat shubuh. Sering aku berpas-pasan dengan dua/ tiga di antara yang tinggal di belakang rumahku, ibu-ibu muda habis dari "jualan". Eeeh maaf maksudnya mereka menjadi kupu-kupu malam. Ini bukan isyu, karena ada polisi yang tinggal di dekat rumahku pernah ikut operasi pekat, eeeh ternyata tetanggu juga ketangkep.
Ibunya kupu-kup malam, tetangganya juga demikian. Penampilan oke , duit lumayan. Makanya anak-anak baru usia belasan tahun sudah ikut-ikutan: pakai rok mini, celana pendek wira-wiri, aduuuh pokoknya memalukan bagi yang memiliki kepekaan.
Bingung juga sih, bagaimana peranku untuk membelajarkan mereka supaya lebih baik. Diajak ke masjid mereka malas. Kalau diberi hadiah mereka "semrinthil". Pernah juga, aku memberi hadiah kepada mereka di TPA terutama di bulan ramadlan. Tapi setelah ramadlan sama saja.
Ya Allah berilah mereka hidayah. Dan jagalah keluargaku dari pengaruh yang buruk