Hunting hikmah kehidupan. Pagi tadi, aku bersama anak dan istriku mengunjungi saudara yang sakit kangker getah bening. Dia adalah mbak Tini; kakak kelasku saat di SD.
Mari kita baca Alfatihah demi kesembuhan dia, dan mari kita bersyukur melalui doa supaya kita tetap sehat ruhani dan jasmani. Bila kita menderita sakit seperti mbak Tini belum tentu kita bisa tabah seperti dia. Tidak hanya penderitaan fisik yang menimpa dia. Cobaan dua kali ditinggalkan suami, menurutku sudah berat luar biasa.
Tahukah kawan, bila kita mampu mengambil hikmah dari kehidupan mbak Tini, kita akan semakin bersyukur. Cobaan yang menimpa mbak Tini terasa tidak putus-putus.
Usia mbak Tini lebih dari empat puluhan tahun, dari pernikahan pertama, belum dikaruniai anak. Lalu dia bercerai. Dia hidup sendiri, tinggal di rumah kontrakan. Dia sebagai pekerja di pabrik tekstil.
Sekitar sepuluh tahun menjanda, akhirnya mbak Tini menikah lagi. Dia menikah dengan anaknya orang kaya. Namun sayangnya, anak orang kaya ini sudah tua tapi kelakuannya masih seperti remaja. Dia manja, tidak bertanggung jawab, dan hobinya mancing melulu. Suami kedua mbak Tini tidak mau dan tidak suka bekerja keras. Sekitar lima tahun kemudian, mbak Tini bercerai lagi. Ya Allah berilah kesabaran kepada mbak Tini.
Allah belum berhenti memberi cobaan kepada mbak Tini. Sekitar dua bulan yang lalu, mbak Tini dinyatakan dokter menderita penyakit kanker getah bening. Sekali lagi mari kita baca Alfatihah.
Mbak Tini harus tinggal di RS dan harus menjalani kemo terapi lebih dari lima kali. Efek dari dikemo kepala mbak Tini menjadi plontos dan dia semakin kurus. Kini dia pasti semakin kesulitan biaya pengobatan. Karena dia sudah tidak aktif bekerja.
Bagi pembaca yang mulia, kami sekedar mengajak untuk berlomba dalam kebaikan: BERSYKUR KEPADA ALLAH SWT. Mari kita menjalani hidup dengan penuh kesyukuran. Semoga hidup kita semakinbarokah. Amiin.