Sebetulnya aku sudah tahu, bahwa kesempurnaan hanya milik Allal SWT. Tak ada manusia yang sempurna. Walau tak ada kesempurnaan, ingin menjadi lebih baik, tidak ada masalah bukan?.
Aku adalah salah satu orang yang terkadang sering menuntut diri mendekati sempurna. Dampaknya, aku merasa kecewa dengan diri sendiri. Aku pun sadar atas kelemahanku. Maka aku berusaha mampu mengobati hati untuk tetap bahagia walau terluka. Aku berusaha mencari obat kecewa. Dan alhamdulillah, aku menemukan berbagi referensi: cara menobati kecewa. Salah satunya kupetik dari tulisan Wiwik Setiawati dalam blog infoyunik.com. Tulisan mbak Wiwik kutambahi dan kumodifikasi. 5 Cara mengobati kecewa:
1. Tetap Dekat Kepada Allah SWT
Dekat kepada Allah SWT dengan cara berdzikir. Allah SWT adalah dzat y mang Maha Kuasa yang mampu mengubah segalanya. Sumber rezeki adalah dariNya bukan dari yang laian. Lalu kenapa kita galau dengan yanga Maha Pemberi rezeki.?
2. Jangan Pernah Terlalu Berharap/Bergantung Dengan Manusia
Cara pertama yang bisa diterapkan untuk menghilangkan perasaan kecewa
adalah jangan terlalu berharap dengan orang lain. Karena kebanyakan
perasaan kecewa itu timbul akibat harapan kita kepada orang lain tidak
dapat dipenuhi. Terlalu bergantung dengan orang lain ini tidak
diperbolehkan karena manusia adalah tempat khilaf dan bisa saja lepas
kontrol. Ada baiknya untuk berharap hanya kepada Tuhan agar hidup
menjadi lebih nyaman dan jauh dari perasaan kecewa.
3. Percaya Diri (Pede) Pada Diri Sendiri
Tidak hanya bergantung dengan orang lain yang dapat menyebabkan kecewa.
Namun juga perasaan minder atau kurang percaya diri menjadi sumber
kecewa. Bagaimana tidak? Ketidaksempurnaan yang dimiliki terkadang
membuat seseorang menjadi kecewa dengan dirinya sendiri. Bahkan karena
perasaan kecewa tersebut akan membuat orang ini menjadi pembenci.
Apalagi ketika orang lain memiliki banyak kelebihan dibanding dirinya.
Untuk itu alangkah lebih baiknya jika percaya dengan kemampuan diri
sendiri dan memuji kelebihan orang lain. Agar hidup menjadi lebih
tenang, namun jangan terlalu percaya diri agar tidak disebut sombong
oleh orang lain.
4. Jangan Terlalu Dipikirkan Apa Yang Sudah Terjadi
Pernah dengan pepatah “nasi sudah menjadi bubur?” ungkapan ini memilik
arti bahwa setiap hal yang sudah terjadi tidak bisa diputar atau diulang
kembali. Untuk itu, ada baiknya tidak terlalu memikirkan apa yang sudah
terjadi sebelumnya. Ada baiknya untuk instropeksi diri setelah itu
lupakanlah hal yang sudah terjadi. Setelah itu lanjutkanlah kehidupan
yang akan dijalani dengan lebih baik lagi.
5. Keep Smile And Keep Positive Thiking
Ketika perasaan kecewa melanda, ada baiknya untuk tetap berpikir positif
kepada Tuhan dan orang lain. Walaupun orang lain berbuat jahat atau
mengecewakan, ambillah hikmah di balik itu semua. Siapa tahu Tuhan
sedang menunjukkan bahwa orang tersebut bukan orang yang baik dan dengan
membuat kecewa akan menjauhkan diri darinya. Tidak cukup sampai disana,
ketika sedang kecewa teruslah berusaha untuk tersenyum. Jangan
perlihatkan perasaan kecewa tersebut di hadapan orang lain, karena tidak
semua orang bisa mengerti apa yang sedang dirasakan. Lagi pula,
berpikir positif dan tersenyum itu dapat menyehatkan jiwa dan menjauhkan
diri dari penyakit hati lainnya. Untuk itu, jadilah seseorang yang
bijak dalam menghadapi permasalahan apapun termasuk perasaan kecewa.