Sebagai seorang guru memang semestinya memahami berbagi jenis test. Karena dengan melalui pemberian test kemampuan peserta didik bisa diketahui.
Berikut ini Maskatno Giri yang berusaha baik hati dan tidak sombong menyajikan ulang penjelasan sederhana tentang macam-macam test.
Secara garis besar ada dua jesis tes untuk mengevaluasi: tehnik non tes dan tehnik tes.
Berikut ini Maskatno Giri yang berusaha baik hati dan tidak sombong menyajikan ulang penjelasan sederhana tentang macam-macam test.
Secara garis besar ada dua jesis tes untuk mengevaluasi: tehnik non tes dan tehnik tes.
a.
Tehnik
nontes
Yang
tergolong tehnik nontes adalah:
Ø Skala bertingkat (rating scale)
Ø Kuesioner (questionair)
Ø Daftar cocok (check list)
Ø Wawancara (interview)
Ø Pengamatan (observation)
Ø Riwayat hidup
b.
Tehnik
tes
Seorang guru
yang baik, tentu akan merasa berbahagia apabila dapat membantu siswanya
sehingga dapat mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
Ditinjau dari
segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas 3 macam tes, yaitu:
Ø Tes diagnostik
Ø Tes formatif
Ø Tes sumatif
1)
Tes
Diagnostik
adalah tes
yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan
kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
2)
Tes
formatif
Dari arti
kata Form uang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi formatif
dimaksudnkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti sesuatu program tertentu.
Evaluasi
formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini
merupakan post-test atau tes akhir proses.
Pre-test (tes
awal) => program => post-test (tes akhir)
Manfaat bagi
siswa:
1.
Digunakan
untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh.
2.
Merupakan
penguatan (reinforcement) bagi siswa.
3.
Usaha
perbaikan.
4.
Sebagai
diagnosis.
Manfaat bagi guru:
1.
Mengetahui
sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa.
2.
Mengetahui
bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa.
3.
Dapat
meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.
Manfaat bagi program:
1.
Apakah
program yang telah diberikan merupakan proghram yang tepat dalam arti sesuai
dengan kecakapan anak.
2.
Apakah
program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum
diperhitungkan.
3.
Apakah
diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan
dicapai.
4.
Apakah
metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunkan sudah tepat.
3)
Tes
sumatif
Evaluasi sumatif
atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program
atau sebuah program yang lebih besar.
Manfaat Tes
Sumatif:
1.
Untuk
menentukan nilai
2.
Untuk
menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima
program berikutnya.
3.
Untuk
mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan beruna bagi:
a.
Orang
tua siswa
b.
Pihak
bimbingan dan penyuluhan di sekolah
c.
Pihak-pihak
lain apabila siswa tersebut akan pindah k esekolah lain, akan melanjutkan atau
akan memasuki lapangan kerja.
4)
Tes
Formatif dan tes sumatif dalam pratek
Dalam
pelaksanaannya di sekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian, sedangkan
tes sumatif biasa kita kenal sebagai ulangan umum yang diadakan pada akhir
catur wulan atau akhir semester.
Dalam
pelaksanaannya tes sumatif di sekolah-sekolah, ada yang disamakan anatara satu
daerah atau wilayah administratif, dan di kenal sebagai THM (Tes Hasil
Belajar), TPB ( Tes Prestasi Belajar atau istilah lain lagi.
Seperti
adanya efek positif dan negatif atas dihapusnya ujian negara menjadi ujian
sekolah, maka tes sumatif bersama THM atau TPB ini mempunyai kebaikan dan
keburukan:
Kebaikan THB:
a.
Pihak
atasan atau pengelola sekolah-sekolah dapat membandingkan kemajuan
sekolah-sekolah yang ada diwilayahnya.
b.
Karena
dibandingkan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain, maka akan
timbul persaingan sehat anat sesama.
c.
Standar
pelajaran akan terpelihara dengan sebaik-baiknya karena soal-soal tes yang
diberikan disusun oleh Dinas P dan K.
Keburukan THB:
a.
Ada
kemungkinan akan terjadi pemberian pelajaran yang hanya berorientasi pada
“ujian” dengan cara memberikan latihan mengerjakan soal sebanyak mungkin.
b.
Tidak
menghijaurakan jika terjadi beberapa bentuk kecurangan karena ada sekolah yang
ingin mendapat nama baik.
5)
Perbandingan
antara tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif.
Untuk
memperoleh gambaran mengenai tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif
secara lebih mendalam, berikut ini akan disajikan perbandingan antara
ketiganya. Dalam membandingkan, akan ditinjau dari 9aspek, yaitu:
1.
Fungsi
2.
Waktu
3.
Titik
berat atau tekanannya
4.
Alat
evaluasi
5.
Cara
memilih tujuan yang dievaluasi
6.
Tingkat
kesulitan soal-soal tes
7.
Skoring
( cara menyekor)
8.
Cara
menyekor tingkat pencapaian
9.
Metode
menuliskan hasil tes
a)
Ditinjau
dari fungsinya
1)
Tes
diagnostik
Ø Menentukan apakah bahan
prasyarat telah dikusai atau belum
Ø Menentukan tingkat penguasaan
siswa terhadap bahan yang dipelajari.
Ø Memisah-misahkan,
mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan
dipelajari.
Ø Menentukan kesulitan-kesulitan
belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau
memberikan bimbingan.
2)
Tes
formatif
Sebagai umpan
balik bagi siswa, guru, maupun program untuk menilai pelaksanaan satu unit
program.
3)
Tes
sumatif
Untuk
memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program, serta
menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.
b)
Ditinjau
dari segi waktu
1)
Tes
diagnostik
Ø Pada waktu penyaringan calon
siswa
Ø Pada waktu membagi kelas atau
permulaan memberikan pelajaran
Ø Selama pelajaran berlangsung
bila guru akan memberikan bantuan kepada siswa.
2)
Tes
formatif
Selama
pelajaran berlangsung unutk mengetahui kekurangan agar pelajaran dapat
berlangsung sebaik-baiknya.
3)
Tes
sumatif
Pada akhir
unit caturwulan, semester akhir tahun, atau akhir pendidikan.
c)
Ditinjau
dari segi titik berat penilaian
1)
Tes
diagnostik
Ø Tingkah laku kognitif, afektif
dan psikomotorik
Ø Faktor-faktor pisik, psikologis
dan lingkungan
2)
Tes
formatis
Menekankan
pada tingkah laku kognitif.
3)
Tes
sumatif
Pada umumnya
menenkankan pada tingkah laku kognitif, tetapi ada kalanya pada tingkah laku
psikomotor da kadang-kadang pada afektif. Akan tetapi walaupun menekankan pada
tingkah laku kognitif, yang diukur adalah tingkatan yang lebih tinggi (bukan
sekadar ingatan atau hafan saja).
d)
Ditinjau
dari alat evaluasi
1)
Tes
diagnostik
Ø Tes prestasi belajar yang sudah
distandardisasikan
Ø Tes diagnositik yang sudah
distandardisasikan
Ø Tes buatan guru
Ø Pengamatan dan daftar cocok
2)
Tes
formatif
Tes prestasi
belajar yang tersusun secara baik.
3)
Tes
sumatif
Tes ujian
akhir.
e)
Ditinjau
dar cara memilih tujuan yang dievaluasi
1)
Tes
diagnostik
Ø Memilih tiap-tiap keterampilan
prasyarat
Ø Memilih tujuan setiap program
pelajaran secara berimbang
Ø Memilih yang berhubungan dengan
tingkah laku fisik, mental dan perasaan.
2)
Tes
formatif
Mengukur
semua tujuan instruksional khusus.
3)
Tes
sumatif
Mengukur
tujuan instruksional umum.
f)
Ditinjau
dari tingkat tes
1)
Tes
diagnostik
Untuk tes
diagnostik mengukur keterampilan dasar, diambil soal tes yang mudah, yang
tingkat kesulitannya (indeks kesukaran) 0,65 atau lebih.
2)
Tes
formatif
Belum dapat
ditentukan.
3)
Tes
sumatif
Rata-rata
mempunyai tingkat kesulitan (indeks kesukaran) antara 0,35 sampai 0,70.
Ditambah beberapa soal yang sangat mudah dan beberapa lagi yang sangat sukar.
g)
Ditinjau
dari skoring (cara mengukur)
1)
Tes
diagnostik
Menggunakan standar mutlak dan standar relatif
(criterion referenced and
normreferenced)
2)
Tes
formatif
Menggunkan standar mutlak (criteron
referenced).
3)
Tes
sumatif
Kebanyakan menggunakan standar relatif (norm
referenced), tetapi dapat pula dipakai
standar mutlak (criterion refenced).
H)
Ditinjau
dari tingkat pencapaian
Tingkat pencapaian adalah skor
yang harus dicapai siswa dalam setiap tes.
1)
Tes
diagnostik
Untuk tes
diagnostik yang bersifat memonitor kemajuan, tingkat pencapaian yang diperoleh
siswa merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tindakan guru selanjutnya
adalah menyesuaikan dengan hasil tes diagnostik.
Tes prasyarat
adalah tes diagnostik yang bersifat khusus. Fungsinya adalah untuk mengetahui
penguasaan bahan prasyarat yang sangat penting untuk kelanjutan studi bagi
pengetahuan berikutnya. Untuk ini maka tingkat pengusaannya dituntut 100%.
2)
Tes
formatif
Ditinjau dari
tujuan, tes formatif digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai
tujuan instruksional umum yang diuraikan menjadi tujuan instruksional khusus.
3)
Tes
sumatif
Sesuai dengan
fungsinya yaitu memberikan tanda kepada siswa bahwa meraka telah mengikuti
suatu program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan
kawan kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu tuntutan harus berapa tingkat
penguasaan yang dicapai.
I)
Ditinjau
dari cara pencatatan hasil
1)
Tes
diagnostik
Dicatat dan
dilaporkan dalam bentuk profil
2)
Tes
formatif
Prestasi tiap
siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal menguasai sesuatu
tugas.
3)
Tes
sumatif
Keseluruhan
skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan
yang dicapai.
Referensi:
Arikunto, Suharsimi, Frof. Dr. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara. Ed. Rev. Cet. 1