Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman
hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian
itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang
mereka perbuat. (Quran Surat An Nur ayat 30).
Saudaraku,
kuanggap kau sudah tahu tentang kharamnya berkhalwat (pacaran) dengan lawan
jenis. Tulisan ini akan menjelaskan dampak negatif dari perbuatan tersebut.
Smoga kau berusaha untuk meninggalkannya. Seperti hal-hal lain yang diharamkan
dalam Islam—misalnya khomr, judi, dll—pacaran juga memiliki dampak negatif yang
tidak kalah banyaknya. Berikut dampak negatif pacaran:
1. Mudah
terjerumus ke perzinaan
Beberapa
pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Kata mereka, asalkan bisa
menjaga hati, InsyaAllah tidak terjadi hal itu (waaah, perbuatan munkar kok
pake InsyaAllah..). cobalah simak hadits ini:
“Tercatat
atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata
zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan
zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan
hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh
kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Padahal
engkau tahu, yang namanya orang pacaran, pasti ada hal-hal yang tidak
dibenarkan dalam islam: memandang lawan jenis, berpegangan tangan, berduaan di
tempat sepi, berciuman, hingga….ah, tak usah disebutkan. Bahkan meski
pacarannya hanya sebatas lewat telpon, SMS atau chatting pun, hal tersebut
sudah bisa memicu terjadinya zina hati.
Semua
larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits
ini:
Rasulullah
saw. berpesan “Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya,
karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan
untukmu.” (HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal : ”Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang
wanita yang tidak disertai oleh mahramnya karena sesungguhnya yang ketiga
adalah setan.”
Tentang
dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak terhitung lagi
jumlah pemuda muslim yang benar-benar terjerumus dalam perzinaan—yang diawali
dari aktivitas pacaran. Kalau sudah berzina, berarti ia telah melakukan dosa
besar yang akan menyebabkan dampak-dampak buruk lainnya—baik yang ia rasakan di
dunia maupun di akhirat.
2.
Melemahkan Iman
Orang yang
pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta
kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan
ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas
ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi
kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid, jarang membaca
Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya hilang, serta
banyak ibadah lain yang terlewatkan.
3. ‘melatih’
kemunafikan
Orang yang
berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah
yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan
hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar
ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa
keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan,
mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak
jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu yang sebenarnya
bertentangan dengan hati kecilnya.
4.
Menjadikan panjang angan-angan.
Orang yang
sedang jatuh cinta—pacaran—seringkali teringat dengan orang yang dicintainya
itu. Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu—tentang apa yang
akan dilakukan nanti saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu,
tentang kata-kata yang akan diucapkan sebagai bumbu, dan masih banyak lagi.
Padahal ummat Islam dilarang berpanjang angan-angan.
5. Mengurangi
produktivitas
Jika tidak
pacaran, seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih
produktif; misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen, puisi, karya
tulis, mengerjakan PR, atau yang lainnya. Namun seringkali produktivitasnya
turun lantaran ia berpacaran.
6.
Menjadikan hidup boros
orang yang
pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang seharusnya untuk
ditabung bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli
pulsa, mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.
7. Akan
melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka
hanya tertuju kepada pacarnya
8. Akan
menyebabkan terlambatnya studi. Banyak fakta yang menyebutkan bahwa menurunnya
prosentase kelulusan para pelajar adalah akibat pacaran, mereka jarang belajar,
karena jalan-jalan terus dengan pacarnya, tidak pernah beli buku (karena
uangnya habis untuk berenang-senang).
9.
Terjadinya pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.
10.
Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat
dengan pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/
istrinya yang syah dengan pacarnya yang lama.
11.
dan dampak negatif lainnya (silahkan ditambahkan lewat ‘coment’)
“Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga
kesucian dirinnya, menyembunyikan rasa cintanya dan bersabar hingga mati maka
dia mati syahid.”
Sungguh
sangat beruntung orang yang mencintai dengan kesucian diri dan berlindung dari
godaan syatan yang terkutuk. Tentunnya orang yang menjaga cintannya yang suci
hingga ia meninggal dunia. Rasullulah SAW juga berpesan;
“Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena
boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan
bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja, karena boleh
jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi,
dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
(sebagiannya
diambil dari ini:
http://ahmadzain.wordpress.com/2007/03/31/konsultasi-agama-6/)