Telah dimuat dimajalah RESPON Juli 2011
Oleh: Sukatno Guru SMANI Girimarto
Home sweet home merupakan ungkapan yang memiliki kedekatan arti dengan baitii jannatii atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan rumahku surgaku.
Kita sering mendengar ungkapan rumahku surgaku yang artinya tidak ada tempat yang paling nyaman selain rumahku. Dalam ungkapan tersebut bisa difahami bahwa bentuk fisik rumah tidaklah begitu penting. Rumah besar–kecil, mewah–sederhana, berdinding kayu atau tembok, berpekarangan atau saling berhimpitan dengan dinding tetangga, semuanya tidak mengurangi makna surga atau istana yang identik dengan kesan indah nyaman, dan penuh kebahagiaan.
Rumah yang bernuansa surga adalah harapan bagi setiap manusia yang berusaha memilki jiwa-jiwa mulia laksana malaikat bukan setan yang terlaknat. Dari kumpulan jiwa-jiwa mulia yang selalu dekat dengan Tuhannya akhirnya terbentuklah rumah tangga yang penuh berkah. Sedangkan rumah tangga yang jauh dari keberkahanNya laksana neraka yang dikenal dengan “broken home”.
PERAN RUMAH
Rumah yang dimaksud adalah bukan semata-mata bangunan fisik, atau sekedar bangunan untuk tempat berteduh, namun rumah tempat penghidupan keluarga untuk tumbuh dan berkembang dalam artian yang lebih luas. Kalau diibaratkan rumah itu sebagai makhluk, dia mampu untuk memberdayakan dan juga sebaliknya dia juga mampu menyengsarakan penghuninya. Menurut pendapat penulis peran rumah setidak-tidaknya ada lima yang disingkat denagan 5 M yaitu: mengukir sejarah hidup, melambangkan perjuangan hidup, membentuk budaya, membangun komunitas belajar, dan meningkatkan ibadah. Berikut ini penjabaran singkat mengenai peran rumah bagi penghuninya:
Mengukir sejarah hidup
Rumah adalah tempat kita berkumpul bersama keluarga, bersama orang-orang yang kita cintai dan yang mencintai kita. Rumah seringkali merupakan tempat kita atau anak-anak kita lahir, tumbuh besar dan dewasa. Rumah tak ubahnya album memori atau catatan harian yang menyimpan banyak kenangan atas berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Apalagi jika rumah tersebut adalah rumah yang diwarisi secara turun temurun. tentunya kesan mendalam lebih terasa. Mungkin tidak ada yang menduga sebelumnya bahwa salah satu penghuni rumah tersebut tumbuh menjadi orang besar dan berguna, atau lebih jauh lagi karena amal ibadah dari para penghuni menghantarkannya masuk surga.
Melambangkan perjuangan hidup
Rumah dengan segala bentuk dan isinya juga merupakan simbol perjuangan baik fisik maupun non fisik. Sebagai contoh perjuangan fisik, berkat kerja keras untuk menjemput rejeki dari Allah S.W.T, pemiliknya mampu membangun pondasi rumah, melengkapi bagian pagar, mengisinya dengan benda-benda pelengkap kebutuhan kita seperti lemari, kursi, dan lainnya.
Sedangkan perjuangan non fisik mencakup pemebentukan mental spiritual yang mencakup keimanan, sehingga kebaikan akhlaq terhadap Tuhannya dan sesame manusia terbentuk. Dari perjuanagan yang bersifat non fisik, akhirnya menjadikan penghuninya termasuk pribadi terpuji di mata Allah S.W.T.
Membentuk budaya
Rumah kita memiliki ukuran, bentuk, dan gaya tertentu. Rumah dan penataanya selain dipengaruhi oleh ekonomi dipengaruhi juga oleh budaya yang dikembangkan oleh penghuninya, misalnya apakah mereka terbiasa budaya Islami apa tidak, bersih dan teratur apa tidak, apakah penghuninya bersifat materialistis apa tidak, semuanya bisa terlihat. Budaya yang sudah terbentuk dalam rumah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dari hari ke hari. Kebiasaan-kebiasaan akan terbentuk selaras dari sisi ide, impian, dan cita-ita bersama dari para penghuninya terutama dari orang tuanya.
Membangun komunitas belajar
Komunitas belajar yang efektif bisa terbentuk di dalam rumah, jika rumah dipimpin oleh kepala rumah tangga yang sadar pentingnya belajar. Rumah yang layak untuk belajar adalah rumah yang menyediakan berbagai sarana pembelajaran misalnya buku-buku yang bermanfaat dan ruangan yang memadai untuk sarana belajar. Keberhasilan pembelajaran di rumah banyak ditentukan oleh gurunya dalam hal ini kedua orang tuanya. Bimbingan secara itensif di dalam rumah menjadikan para putra benar-benar telah siap mendapat pembelajaran formal di sekolah.
Meningkatkan ibadah
Tidak diciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada Allah S.W.T, itulah salah satu misi diciptakan alam raya ini. Apapun profesi manusia baik penguasa maupun rakyat biasa, mereka berkewajiaban beribadah kepadaNya. Terwujudnya kesadaran untuk beribadah di rumah merupakan tanggung jawab awal dari kepala rumah tangga. Demikian juga bila para penghuni rumah jauh dari nilai-nilai ibadah, pertanggungjawaban ada pada orang tuanya. Mestinya sebagai orang tua memiliki misi untuk selalu berlomba meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah S.W.T.
MODAL UTAMA ORANG TUA
Terciptanya home sweet home sangat ditentukan oleh peran kepala rumah tanngga. Suasana “surga” di dalam rumah dibutuhkan modal, sebagai kepala rumah tangga paling bertanggung jawab atas modal tersebut. Lalu modal apa harus dimiliki untuk menciptakan rumahku surgaku ?
Banyaknya harta benda bukan merupakan modal utama untuk meraih kebahagiaan rumah tangga. Menurut pendapat penulis modal non materi lebih utama ketimbang materi. Modal utama yang harus dimiliki kepala rumah tangga antara lain adalah: hope, organizing skill, learning willingness, inventing ability , spiritualistic quoetientr, training ability, and creativity yang disingkat dengan (HOLISTIC). Hope yang diartikan sebagai pengharapan yang disertai doa dan usaha. Dalam hal ini dianalogikan bahwa pengharapan apa yang kita tanam akan ada hasil yang akan kita petik, atau dalam falsafah Jawa sapa nandur bakale ngunduh. Organizing skill yaitu keterampilan dalam mengatur dan mengendalikan seluruh penghuni rumah. Jadi seluruh penghuni rumah baik anak maupun istri tidak berjalan sendiri-sendiri tanpa kendali. Learning willingness yaitu kemauan mengajak, membelajarkan seluruh penghuni rumah untuk terus menerus belajar, dalam hal ini belajar dalam artian yang lbih eluas, belajar untuk saling memahami, belajar menjadi lebih baik, dll. Inventing and evaluating ability yaitu kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru dan inropeksi diri yang bermanfaat bagi bekal dalam menjalani hidup yang lebih baik, spiritualistic quotient yaitu kecerdasan ruhani yang berhubungan dengan keimanan terhadap keberadaan yang pencipta, sehingga semua penghuni rumah baik anak maupun istri diajak senantiasa sadar untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah S.W.T. Training ability yaitu kemampuan untuk melatih diri sendiri dan orang lain mampu berubah kearah yang lebih positif. Yang terakhir, Creativity yaitu kemampuan berkreasi atau memiliki kaya daya cipta atau ide dalam memecahkan masalah
Memperoleh kebahagian dalam rumah tanggga merupakan hak setiap manusia. Dengan memiliki sifat-sifat mulia yang selalu sadar atas kewajiban terhadap orang lain maupun Tuhanya merupakan modal utama untuk menikmati rumahku surgaku.
semoga home sweet home ini bisa terwujud yah
BalasHapus