RASULULLAH SAW BERDAKWAH DENGAN BUDI PEKERTI LUHUR
Ditulis kembali dari Islamic
Motivation.com
Diriwayatkan bahwa dalam
suatu pertempuran melawan kaum musrikin, tentara islam dipimpin langsung oleh
Rosulullah saw sendiri, sedang tentara kaum musrikin dipimpin oleh Da’tsuur.
Setelah pertempuran berlangsung beberapa hari lamanya, kedua belah pasukan yg
sedang berhadap-hadapan sama-sama menderita kesengsaraan, yaitu keletihan dan
kecapean, serta kedahagaan karena kurangnya air minum.
Akhirnya diadakan kontak
untuk mengadakan genjatan senjata semacam penghentian perang antara kedua
belah pihak selama 24 jam. Dalam waktu itu tentara islam, termasuk Rosulullah
saw sendiri mengambil waktu istirahat. Mereka tidur-tiduran dibawah pohon
kurma, naungan tembok-tembok dan batu-batu.
Tetapi tentara musrikin
mempergunakan waktu genjatan senjata itu untuk tipu daya perang. Dimalam
hari yg gelap, Da’tsuur mengirim beberapa prajuritnya untuk mengintai
kelengahan tentara islam, untuk menewaskan Rosulullah saw.
Disaat seluruh pasukan islam
tidur nyenyak, Da’tsuur merayap mendapatkan Rosulullah saw yang sedang tidur
tersandar di pohon kurma. Tetapi ketika dia berada di depan Rosulullah saw yg
sedang tidur bersandar, dia cabut mata pedangnya, dan diacungkannya keleher
Rosulullah saw
Mungkin karena ingin
bermegah dan bersombong diri, Rosulullah saw dibangunkannya, lalu berkata
kepada Rosulullah, “Hai Muhammad, siapa yang dapat mempertahankan nyawamu dari
pedangku sekarang ini”. Rosulullah saw dengan segala ketenangan lalu menjawab,
“ALLAH yang mempertahankan nyawaku dari mata pedangmu itu”
Mendengar jawaban yang tak
dikira-kirakan itu, Da’tsuur kagum sekagum kagumnya, sampai gemetar sekujur
badannya, hilang seluruh tenaganya, sehingga pedang yang diacungkan ke leher
Rosulullah saw itu jatuh ke tanah.
Dengan segera Rosulullah saw
bangkit mengambil pedang terhunus itu, lalu mengacungkannya ke pundak Da’tsuur
dengan berkata, “Hai Da’tsuur, siapa gerangan yang dapat menyelamatkan nyawamu
dari mata pedang yang ada ditanganku ini?”
Dengan badan gemetar dan
ketakutan, Da’tsuur menjawab, “Tidak ada yg dapat mempertahankan nyawaku dari
pedang itu”. Melihat musuhnya gemetar ketakutan dan tak berdaya itu, timbul
rasa kasihan dan santun beliau, lalu berkata kepada Da’tsuur, “Hai Da’tsuur,
ketahuilah bahwa ALLAH juga dapat mempertahankan nyawamu dari mata pedang yg
ditanganku ini”
Rosulullah saw dengan tidak
ragu-ragu, lalu menyerahkan pedang itu kepada Da’tsuur kembali, dengan alasan
bahwa saat itu masih berlaku perjanjian genjatan senjata. Dengan perasaan lega
terharu, Da’tsuur mengambil pedangnya dari tangan Rosulullah, lalu kembali ke
pasukannya dengan perasaan yang lain dari waktu ia berangkat mendapatkan
Rosulullah. Dia pergi dengan perasaan dendam, marah, benci, dan ingin membunuh
Rosulullah saw. Dan sekarang dia kembali dg perasaan terharu, kasih, cinta,
terpesona dg gerak-gerik dan ucapan-ucapan yg keluar dari mulut Rosulullah saw
itu.
Setelah bertemu dan berada
ditengah-tengah pasukannya, Da’tsuur berkata kepada mereka, “Aku kembali dari
pertemuan dengan sebaik-baik manusia”. Lalu menceritakan akan peristiwa yg
terjadi antara dia dan Rosulullah saw.
Mendengar kisah kejadian
itu, seluruh pasukan Da’tsuur menjadi terharu, berubah pandangannya terhadap
Rosulullah dan kaum muslimin. Akhirnya, serentak Da’tsuur dan pasukannya itu
menyatakan diri menjadi pengikut Rosulullah saw dan masuk menganut agama islam.
Hanya dengan tindakan
kebijaksanaan yg penuh dg rasa maaf dan lemah lembut, musuh-musuh yg paling
benci, berubah dg sekejap mata menjadi teman-teman seperti saudara kandung.
(Mengenal Tuhan, 2006)
*Janganlah kamu berdakwah
dengan menggunakan cara kekerasan, paksaan, umpatan, Intimidasi, hinaan dll
karena akan membuat mereka semakin benci pada islam. Tapi berdakwahlah dengan
menggunakan akhlak yang baik, mereka yang membenci dan memusuhimu tiba-tiba
akan segera berubah menjadi sahabat baikmu
Firman ALLAH SWT :
“Dan tidaklah sama kebaikan
dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka
tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah
menjadi teman yang sangat setia”. (Fushshilat 34)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar