Tujuh hari berlalu.
Kematian anakku tercinta membawa kesan dan hikmah yang sangat dalam.
Lili Khoirul Amaliah(10) . Anak cantik , sholihah dan juara 1 di SDIT
Darul Falah Solo Baru.
Aku menulis aku memotivasi diri. Aku dan istriku kini sudah semakin tegar bahwa semua yang ada di dunia ini:harta, jabatan, anak, istri, suami adalah titipan. Allah memiliki hak untuk mencabut dan memberikan titipaNya kepada setiap manusia yang dikehendaki.
Kami sekeluarga mendapatkan pembelajaran dan pencerahan hidup yang luar biasa atas meninggalnya anakku tercinta:
1. Kebahagiaan sejati akan selalu ada bila kita tetap mau bersyukur dan tetap berpegang pada tali ilahi rabbi. Karena keimananlah: kelemahan menjadi ketegaran, ketakuatan menjadi keberanian, kekawatiran menjadi optimimisme.
2. Sumber kekisruhan , ketidak indahan dalam rumah tangga, kantor, masyarakat dll, sebenarnya jauhnya keimanan terhadap Allah swt. Karena masing-masing individu berorentasi pada kehidupan dunia yang sering menipu: egoisme, materialistis, harga diri semu, kebahagian semu dll.
3. Kita sering lupa bahwa kita semua antri menuju kematian. Kematian bukan kata aneh. Kita bisa mati sewaktu-waktu termasuk anggota keluarga kita. Sebelum kepergian anakku Lili Khoirul Amaliah, aku jarang memikirkan bahwa kematian itu hal biasa dan dekat dengan kita.
4. Kita tidak perlu pusing-pusing berpikir tentang dunia. Apapun profesi kita hiasi kehidupan kita dengan keindahan akhlaq: perkataan, tulisan, pemikiran dll. Berniat positif dan bertindak positif merupakan peribadahan yang luar biasa. Orientasi kita adalah keselamatan tidak hanya di dunia semata tapi juga di akherat.
5. Kita perlu melihat, membaca, mencermati orang-orang di sekitar kita di lingkungan kampung, di kantor dll, LIHATLAH KEHIDUPAN ORANG-ORANG YANG SEMAKIN JAUH DARI NILAI-NILAI KEIMANAN, PERHATIKAN CARA BERPIKIR, CARA HIDUP DLL. MEREKA MUNGKIN MERASA BAHWA HIDUP DI DINIA INI SELAMANYA DAN TANPA TANGGUNG JAWAB DI AKHERAT.
Aku menulis aku memotivasi diri. Aku dan istriku kini sudah semakin tegar bahwa semua yang ada di dunia ini:harta, jabatan, anak, istri, suami adalah titipan. Allah memiliki hak untuk mencabut dan memberikan titipaNya kepada setiap manusia yang dikehendaki.
Kami sekeluarga mendapatkan pembelajaran dan pencerahan hidup yang luar biasa atas meninggalnya anakku tercinta:
1. Kebahagiaan sejati akan selalu ada bila kita tetap mau bersyukur dan tetap berpegang pada tali ilahi rabbi. Karena keimananlah: kelemahan menjadi ketegaran, ketakuatan menjadi keberanian, kekawatiran menjadi optimimisme.
2. Sumber kekisruhan , ketidak indahan dalam rumah tangga, kantor, masyarakat dll, sebenarnya jauhnya keimanan terhadap Allah swt. Karena masing-masing individu berorentasi pada kehidupan dunia yang sering menipu: egoisme, materialistis, harga diri semu, kebahagian semu dll.
3. Kita sering lupa bahwa kita semua antri menuju kematian. Kematian bukan kata aneh. Kita bisa mati sewaktu-waktu termasuk anggota keluarga kita. Sebelum kepergian anakku Lili Khoirul Amaliah, aku jarang memikirkan bahwa kematian itu hal biasa dan dekat dengan kita.
4. Kita tidak perlu pusing-pusing berpikir tentang dunia. Apapun profesi kita hiasi kehidupan kita dengan keindahan akhlaq: perkataan, tulisan, pemikiran dll. Berniat positif dan bertindak positif merupakan peribadahan yang luar biasa. Orientasi kita adalah keselamatan tidak hanya di dunia semata tapi juga di akherat.
5. Kita perlu melihat, membaca, mencermati orang-orang di sekitar kita di lingkungan kampung, di kantor dll, LIHATLAH KEHIDUPAN ORANG-ORANG YANG SEMAKIN JAUH DARI NILAI-NILAI KEIMANAN, PERHATIKAN CARA BERPIKIR, CARA HIDUP DLL. MEREKA MUNGKIN MERASA BAHWA HIDUP DI DINIA INI SELAMANYA DAN TANPA TANGGUNG JAWAB DI AKHERAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar