Aku
telah membaca sedikit kisah nyata masa lalu Dahlan Iskan. Walau setiap
orang memiliki kekurangan, namun Dahlan Iskan beserta ortunya bisa
dijadikan teladan.
Di suatu kesempatan Dahlan Iskan bercerita tentang masa lalunya bagaimana ortunya mendidik. Menurut Dahlan keteladanan orang tua itu sangat penting.
Dia
dibesarkan oleh orang tua yang tidak tamat SD, jadi ortunya tidak hanya
miskin konsep pendidikan tapi juga miskin harta. Menurut Dahlan, yang
terpenting bagi ortunya anak-anak bisa makan, bisa ngaji, khatam
Alquran, dan sekolah di madrasah. Sangat sederhana. Ternyata
kesederhanaan ortu Dahlan dalam mendidik bisa berdampak luar biasa.
Dahlan melanjutkan ceritanya, setiap
hari ayah Dahlan selalu sibuk tapi kesibukannya untuk hal-hal positif.
Sebelum ke sawah, dia selalu menyempatkan diri bersih-bersih masjid. Dan
seabrek kegiatan dijalani hingga pukul 23.00 WIB.
Bagi Dahlan kecil, ayahnya adalah sosok yang bersinar. Ketika sudah dewasa dan menjadi ayah, Dahlan meyakini bahwa anak-anak mencatat apa yang dilakukan ayahnya dan kemudian meneladaninya. Karena itu seorang ayah harus memberikan teladan yang baik, tidak hanya mennutut anak-anaknya baik.
“Mungkin bapaknya miskin, tapi anak kecil akan selalu anggap bapaknya hebat dan pahlawan,” ucap Dahlan.
Dari kisah yang singkat di atas bisa dijadikan salah satu materi pembelajaran bagi ortu dan calon ortu, misalnya:
Apakah kita sudah layak dijadikan teladan bagi anak-ank kita?. Apakah kita termasuk orang yang suka kerja keras? Apakah kita memiliki rekam jejak menjadi pribadi ikhlas, tekun dan ulet? Yang terakhir kebaikan apa yang kita bisa tanamkan bagi anak-anak kita?
Kalau jawaban kita belum-belum, idealnya kita perlu belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Tulisan ini sebagai refleksi, terutama untuk penulis sendiri. Allahu a'lamu bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar