Bangun pagi sebelum shubuh itu hal biasa untuk keluarga kami, dan ini sudah berjalan puluhan tahun. Kalau aku sendiri , tidak bangun pagi bisa berbahaya. Karena lokasi pekerjaanku harus ditempuh lebih dari satu jam perjalanan dengan sspd motor. Malas alias aras=arasen itulah kadang menghantui. Tapi aku yakin itu godaan syetan. Aku harus mampu mengalahkan syetan. Kenyataannya, walau aku betempat tinggal paling jauh di antara temanku satu kantor, aku termasuk lebih rajin dibanding mereka. Aku hampir tidak pernah telat. Kenapa, bisa begitu?
Aku sudah berniat menjadi manusia yang beda dari umumnya. Maksudnya aku tidak ingin menjadi manusia pemalas. Maka aku sudah menetapkan diri bahwa aku harus menjadi manusia yang lebih setidak-tidaknya lebih rajin. Karena aku sadar kelebihanku sedikit, kerajinan merupakan modal andalanku.
Kerajinan adalah salah satu wujud ungkapan sebagai manusia yang mau bersyukur. Aku ingin bahagia dan aku tahu dan sadar bahwa kesyukuran menuju kebahagiaan. Sudah kubuktikan aku adalah jenis manusia yang sangat bahagia hidupnya. jarang sekali aku bersedih. kecuali di waktu aku masih sekolah dulu. Aku bisa merasakan bahwa aku sangat bahagia, dan bisa kuamati bahwa keluargakupun juga demikian.
Namun, sekitar sebulan yang lalu, kebahagiaan keluargaku terganggu karena anakku yang shalihah, cantik dan juara kelas harus pergi selama-lamanya diambil sang pemilik sejati. Aku benar benar goncang, bukan karena tidak ikhlas, tapi aku sulit melupakan kenangan yang manis bersama L. Khoirul Amaliah (10th) yang baik.
Walau bagaimanapun, aku menasihati diriku sendiri dan pembaca blogku ini, mari menjadi pribadi yang penuh kesyukuran walau sangat beratnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar