Para orang tua barangkali tidak menyangka bahwa anak
remajanya sudah “PARAH ALIAS REMUK”, karena terkena pengaruh pergaulan bebas (sex bebas).
Pergaulan bebas bukan lagi cerita rekaan. Ini sungguh nyata. Tidak hanya di
kota-kota tapi sudah di desa-desa.
Awal penganut sex bebas dari saling mengagumi, ingin kenyamanan dan
perlindungan di antara remaja. Sedangkan ortunya tidak sensitif dalam memantau
para putranya. Di tambah lagi budaya malu
karena minimnya pemahaman agama memperparah adanya sex bebas.
Keberadaan penganut sex bebas sudah terekam oleh data peneliti dengan bukti
autententik. Dari hasil observasi diktahui bahwa para penganut sex bebas karena
minimnya pengawasan ortu. Para ortu kurang
peduli dengan nilai-nilai agama. Dampaknya para
putranya terkena imbas “UNTUK APA
NILAI _NILAI AGAMA”. Pokonya senang.
Seperti, ditulis juga di kompasiana bebera jam lalu oleh
kawanku bahwa tingkat “ keparahan sex bebas” ada di kalangan mahasiswa yang
indekos.
Semoga tulisan ini menginspirasi bagi para orang tua untuk peduli pada dirinya sendiri dan juga kepada
anak remaja. Bagi para remaja
calon”SUKSES SEJATI” semoga lebih berhati-hati. Kini VIRUS PACARAN di kalanagn remaja sudah menyebar luas. Mereka
tidak lagi merasa malu. Aku mengetahui
sendiri cara mereka mendekat pada pacarnya, caca bicar , dan berfoto sudah seperti suami istri. Lihat saja di Fbnya.
ASTAGHFIRULLAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar