Aku sudah tua atau belum ya. Itulah pertanyaan dalam benakku. Ternyata jawabanya: sudah tua dan belum tua. Sudah tua, karena memang aku bisa merasakan bahwa dulu aku masih anak-anak tapi kini sudah memiliki banyak anak. Belum tua kok, umurku masih balita alias di bawah lima puluh tahun.
Dari pertanyaan, apakah kita sudah tua apa belum. Yang jelas dunia ini berputar. Rasa-rasanya berputarnya dunia sangat cepat. Terasa sangat cepat, karena bagi yang saat ini memiliki banyak kesibukan dan sering atau jarang kita merenung bahwa dunia ini berjalan dan kita memang semakin tua.
Saat ini aku teringat betul bagaimana aku menjalani hidup di kala remaja yang penuh duka. Eh kok duka?. Ini bener. Masa remajaku banyak dukanya daripada sukanya. Terlebih waktu SMA. Aku merasa waktu SMA berjalan sangat lama, dan berlanjut saat menjadi mahasiswa.
Mungkin pembaca bertanya-tanya kenapa aku merasakan waktu muda terasa sangat lama. Memang kedukaan atau kesusahan cenderung terasa lebih lama dibandingkan di masa kebahagiaan. Karena di saat susah seseorang sering berpikir kapan penderitaan ini berakhir. Dari situlah penderitaan yang dipikir terus akhirnya berasa lama.
Masa muda bagiku adalah masa penyiksaan diri atau masa perjuangan yang berat. Kenapa bisa ya? Ya memang karena memang nasibku terlahir dari keluarga besar 8 bersaudara. Hidup dalam kemiskinan . Ini sudah suratan taqdir, memang. Di kala itu, sebetulnya sering timbul godaan untuk mengeluh, kufur, frustasi dll. Wajar saja karena memang godaan syetan cenderung tidak memberikan semangat bersyukur.
Di masa remaja. Aku merantau di kota Solo, jauh dari orang tua. Kerja mencari makan dan beaya sekolah sendiri. Ini terjadi nyata pada masa mudaku. Tertinggal secara akademik pasti karena banyak sebab: kurang gizi, kurang kosentrasi, dan kurang waktu belajar. Perasaan menghantui pada diriku, sudah hidup miskin tidak pintar lagi. Inilah sumber penderitaan luar biasa di saat aku remaja.
Di balik ada godaan syetan, aku masih juga berusaha mendekat ke ALLAH swt. Dia membisikkan untuk apa aku berprustasi untuk apa kamu mengeluh, padahal kemelaratan itu pembelajaran untuk menjadi kuat. Akhirnya, aku merasa bahwa ini bisikan luar biasa, aku harus pegang bisikan ini. Aku bisa menjadi kuat walau melarat. Bangkit-bangkit-bangkit!
Ternyata, tiga tahun berlalu (SMA). dan berlanjut empat setengah tahun berlalu (S1). Aku menjalani hidup di SMA dan kuliah dengan biaya sendiri tanpa pernah meminta dana dari ortu. Wisuda di bulan September 1998, menikah di bulan Desember1998. Tanpa proses pacaran. Masa muda berlalu. Berkeluarga agak terpaksa, karena merasa belum siap. Aku memang dijodohkan. Alhamdulillah aku dijidohkan dengang wanita shalihah dan cantik, bismillah aku berniat baik. Aku terima tawaran untuk menikah. Tapi akhirnya aku bisa bahagia luar biasa. Kini usia pernikkahanku sudah lebih dari 12 tahun. Teringat masa remaja kok seperti baru kemarin. Kini anak pertamaku sudah menginjak remaja. Subhanallah.Semoga hidupku penuh barokah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar