Beberapa menit yang lalu aku dari RS DKT/ RS Slamet Riyadi Solo. Aku mengunjungi anak dari temanku yang menderita sakit panas tinggi. Dokter belum bisa menemukan penyakitnya padahal sudah tes darah lebih dari dua kali. Anak ini memang sudah sering keluar masuk rumah sakit.
Anak temanku sudah dirawat selama tiga hari. Otomatis temanku tidak bisa bekerja, dipastikan tak ada penghasilan selama di RS. Tukang batu adalah pekerjaannya. Bukan untuk riya, karena mendoakan saudara yang sakit sudah menjadi kuajiban kita. Dalam minggu ini, temanku tadi adalah orang ketiga yang aku jenguk karena sakit. Dan ketiga-tiganya dari kujenguk tadi, termasuk kategori miskin.
Sudah miskin sering sakit. Sekilas terkesan bahwa Allah itu tidak adil. Padahal kita sering mendapat pelajaran bahwa Allah iti Maha Adil. Waktu remaja dulu, aku sering menyimpulkan bahwa Tuhan itu tidak adil, dan aku merasa sudah membuktikan bahwa Tuhan itu kurang adil.
Kini aku semakin tua, Alhamdulillah sudah bisa menyimpulkan bahwa Tuhan Allah pasti Maha Adil. Buktinya Allah telah menunjukkan kekuasaanya bahwa segala sesuatu ada penyeimbangannya: ada sakit ada sehat, ada miskin ada kaya. ada pria dan wanita, dan lebih jauh lagi ada syurga dan neraka. Itu semua dimaksudkan oleh Allah supaya manusia mampu berpikir.
Ada si miskin, supaya si kaya bersedekah untuknya. Ada orang sakit, kesempatan dokter untuk menolong dan kerja. Itulah siklus kehidupan seimbang yang dirancang oleh Allah swt. Kembali pada kisah temanku tadi, akhirnya para orang yang sehat terutama teman-temannya bisa berpikir betapa mahalnya arti kesehatan. Dan juga betapa kita harus mau bersyukur, walau sebenarnya kita tidak makmur.Namun, kemauan bersyukur termasuk kekayaan bathin yang mahal harganya. Karena banyak orang kaya tidak mau bersyukur, mereka tinggal menunggu kehancurannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar