Secara teori menurutku upaya pembersihan hati / qalbu mudah untuk dibicarakan. Namun pada kenyataannya, aku sendiri merasa kesulitan untuk menuju hati bersih. Walau berat dalam upaya pembersihan hati, kita tidak boleh putus asa. Hidup dalam kekotoran hati atau memelihara kekotoran hati berlama-lama pada hakikatnya sudah mencicipi nerakanya dunia. Atau setidak-tidaknya manusia yang kotor hatinya akan terganggu hidupnya.
Kini kutemukan uraian sederhana namun mengena mengenai teknik pembersihan hati/ qalbu dari AA Gym. Sejujurnya, AA Gym termasuk idolaku bertahun-tahun dalam memenej hati/ qalbu . Walau beliau tidak tenar seperti dulu aku tetap mengaguminya, dan mendoakan beliau dan keluarganya semoga sukses dunia akherat.
Barang kali AA Gym mendefiniskan hati sebagai sesuatu yang spiritualistic bukan hati yang berarti pisik/ lever. Namun, hati yang sifatnya tidak berupa jasmaniah namun ruhiyah. Atau menurutku hati yang didefinisikan AA Gym adalah bagian yang menggerakkan akal manusiayang bersifat sangat abstrak dan komplek. Bukan otak manusia. Kalau otak berarti sebagai mana pada hewan, dia juga punya otak. Sekali lagi ini menurut pendapatku. Menurutku bahwa managemen hati yang dimaksud AA Gym barngkali mangemen penggerak akal.
AA Gym menurutku luar biasa. Aku sering menangis mendengar tausiahnya terutama dalam kajian pembersihan qalbu. Berikut keterangan AA Gym dalam upaya pembersihan qalbu:
- Harus Punya waktu khusus untuk memeriksa diri sendiri. Carilah waktu khusus untuk bermuhasabah, menghitung-hitung kesalahan dan kekurangan diri, kalau perlu gunakan foto diri sendiri untuk melihat seperti apa kita dulunya. Menghitung berapa banyak hak orang lain yang kita ambil, atau dimakan? Adakakah dosa zina yang kita lalukan? dan segala dosa-dosa dan kesalahan yang kita pernah lakukan selama ini. Carilah tempat khusus untuk bermuhasabah, di rumah, di mesjid sambil iktikah atau sekalian pergi umrah. Kalau sedang umrah sebaiknya menjauh dari teman-teman sesama jemaah asal Indonesia biar kita benar-benar lepas untuk menangis menyesali kezaliman kita. Biar tangisan kita benar-benar tulus bukan karena ingin dipuji oleh sesama teman. Kita sering takut terlihat jelek dimata manusia tapi tidak takut terlihat jelek dimata Allah. Banyak bertafakur, tanyakan apakah diri kita seorang pendengki, zalim, pemarah dan segala kekurangan lainnya.
- Miliki Cermin Diri. Orang-orang terdekat dengan kita adalah cerminan diri kita, suami/isteri, anak, orang-tua, kakak, adik adalah orang-orang yang benar-benar tahu tentang segala kelebihan dan kekurangan kita. Seorang ibu sangat bangga kalau dipuji oleh orang lain, tapi biasa-biasa saja kalau dipuji oleh suami. Segalah masukan dari orang terdekat kita perlu dijadikan pedoman dan diambil jangan dibiarkan begitu berlalu begitu saja. Jangan marah kalau mereka memberikan masukan, ambil dan koreksi diri. Jangan dibantah. Jangan terpesona dengan kehebatann dan ketenaran orang lain karena apa yang terlihat di depan umum belum tentu sama dengan aslinya.
- Miliki guru/ulama pribadi. Cari guru yang tulus yang mau dengan terus-terang memberi tahu segala yang perlu kita lakukan dan yang harus kita tinggalkan. Guru yang mau memberi nasehat untuk kebaikan diri kita.
- Manfaatkan orang yang tidak suka dengan kita. Setiap kita punya orang-orang yang selalu mencari kekuarang kita, mereka tidak bosan-bosannya mengikuti tingkah laku kita secara diam-diam. Mereka juga tidak segan menceritakan kekurangan kita kepada orang lain. Bersyukurlah kalau kita punya orang seperti mereka itu karena mereka justru memberikan keuntungan kepada kita. Justru itu bagus untuk koreksi diri kita. Jika ada tetangga, saudara atau teman kantor yang melakukan itu, biarkan saja karena mereka sedang mengumpulkan informasi tentang hal-hal yang perlu kita perbaiki. Jadikan hal itu sebagai acuan bagi kita. AA Gym pernah dikritik habis-habisan tentang dirinya, mereka menulis sebuah buku lengkap dengan segalah kekurangan beliau. AA Gym membeli dan membaca buku itu, beliau ambil hikmahnya dan berusaha memperbaiki diri dengan koreksi-koreksi yang ada. Kita tidak boleh kepada mereka.
- Tafakuri apa yang terjadi. Setiap peristiwa yang menimpa orang lain, tafakuri dan ambil hikmahnya. Bersyukur bahwa musibah itu tidak terjadi pada diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar