Menurutku kehidupan ini biasa saja. Sudah berjalan apa adanya. Yang luar biasa adalah orang yang menggunakan kesempatan hidup untuk kebaikan tiada henti. Walau seseorang itu penuh keterbatasan tapi mau berjuang menjadikan hidup ini sebagi pengundang dan pengembang kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
"Urip iku sawang sinawang". Benar memang, ini pengalaman pribadiku. Aku pernah iri pada teman dekatku."Hidupmu kok enak sekali, banyak hal yang telah engku miliki" Itulah kalimatku yang tertuju kepada tamanku yang paling pintar luamayan ganteng di kelasku. Aku menambahkan," aku tidak memiliki apa-apa jauh beda dengan kamu".
Beberapa tahun kemudian, aku bertemu dengan teman dekatku tadi. Dia mengatakan "Enak itu sepertimu, dulu kamu susah payah agar bisa sekolah dan kuliah, kini kamu sudah bahagia, Ternyata lebih enak kalau hidup itu susah-susah dulu. Lalu bahagia kemudian, Sedangka aku dulu sering bersenang-senang, justru aku lemah, kini aku baru bisa merasakan dampaknya, aku baru menangis di belakang hari". Itulah awal perbincanagn kami yang sudah lama kami tidak dipertemukan karena kami berpisah di beda tempat kerja.
Obrolan berlanjut kemana-mana sampai kita tidak terasa bahwa kita berjam-jam ngobrol. Inti obrolan kami bahwa kita memang harus bersyukur tentang apa adnya kita. Jika kita banyak masalah, Insya Allah sarana Allah mendidik kita untuk menjadi orang kuat.
Yang kurasakan secara langsung bahwa kalau kita terbiasa hidup dalam kesusahan di waktu muda, kita baru mendapatkan keinkmatan sedikit saja terasa bahagia tiada tara. Tapi bagi yang sudah terbiasa hidup enak, jika mendapatkan kenikmatan banyak atau sedikit tak ada pengaruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar