Aku punya bermacam-macam jenis teman. Menurut penilaainku yang mendominasi di antara teman-temanku adalah jenis manusia yang baik dan luar biasa. Ini menurut ukuran subjektifku. Walau ada sedikit di antaranya agak medit, cethil atau kikir.
Kalau teman yang kikir tentu tidak menarik untuk dibicarakan. Dia hanya menarik bagi mereka yang suka ngrasani. Sebab beberapa bulan lalu di antara temanku yang cethil atau medit dimintai umbruk (infaq kebersamaan) saja tidak peduli. Memang sebetulnya menyebalkan sudah kaya kok kikir.
Tulisan di blog ini untuk memotivasi diri, maka yang akan kuceritakan yang menarik, menginspirasi dan yang baik-baik saja.
Tadi siang di antara teman-teman: bapak dan ibu guru yang baik hatinya, di kantor menceritakan salah satu siswi yang memakai sepatu JEBOL alias tidak layak pakai. Aku juga heran, kenapa dia PD saja memakai sepatu yang sudah menkap-mengkap seperti buaya. Sebetulnya aku sudah tahu seminggu yang lalu tapi aku lupa untuk kusampaikan ke teman-teman. Eeeh kesempatan hari ini ada yang cerita tentang sepatu milik siswi tersebut.
Spontan dari salah satu temanku: "Ayo umbruk seikhlasnya kita gotong royong membelikan sepatu". "Aku juga siap!" Sahutku. Benar dalam hitungan detik sudah terkumpul seratus ribu. Padahal cuma empat orang sudah bisa memabantunya "Ayo suruh anak! dia dipanggil ke sini!"
Setelah sampai di kantor. Si siswi tersebut ditanyai alamat rumah dan pekerjaan dari ortunya oleh salah satu temanku. Ternyata benar sesuai dugaan, dia hidup dalam kemiskinan. Ortunya petani yang jauh dari hidup layak. Yang menarik bagi guru, siswi tersebut berjiwa penolong. Ada di antara teman dekatnya yang cacat, namun dia terbiasa menolongnya dengan suka rela.
Di dekat meja bu guru. "Aku ki tertarik sama kamu. Kamu orangnya baik hati. Rumahmu mana?"....EEh Mbak nanti sore ke toko sepatu dan beli sepatu, ini infaq dari bapak dan ibu guru" Itulah pernyataan singkat dari salah satu ibu guru.
"Ada apa to Bu? Aku tadi deg-degan kenapa aku dipanggil, terima kasih bu!" Dengan mata berbinar dia meninggalkan kantor.
Sungguh luar biasa teman-temanku. Rasanya di zaman sekarang agak sulit para guru punya jiwa peduli. Namun, di kantorku masih banyak di antaranya bukan guru yang egois. Selamat berjuang para guru luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar