Mudah sekali menjadi seorang penonton. Pekerjaan penonton tentu sebatas mengomentari, mengkritisi, membandingkan dan "maido".
Mungkinkah suatu keluarga, masyarakat dan bahkan negara bisa makmur kalau semuanya menjadi penonton? That's impossible.Tidak mungkin bisa makmur kalau semuanya bermental penonton. Untuk meraih obsesi kemakmuran, kemajuan, dan keberkahan dibutuhkan pemain yang mumpuni. Namun untuk menjadi pemain yang bisa diandalkan tentu bukan proses instan atau sulapan.
Seorang pemain dipaksa untuk memiliki keterampilan-keterampilan tertentu agar tidak menjadi pemain yang memalukan dan mengecewakan. Keterampilan "hard skill" pun belum cukup, dibutuhkan "soft skill" yang meliputi sikap mental, spiritual yang kuat.
Menjadi seorang pemain juga penuh risiko dibandingkan menjadi penonton. Pemain harus siap ditertawakan, diejek dan dikritisi. Jadi seorang pemain harus memiliki keberanian, kesiapan sikap bahwa HIDUP ADALAH TANTANGAN.
Sebaliknya seorang penonton dengan gagahnya berteriak teriak, mengolok-olok dan bahkan mentertawakan. Maklum, mereka adalah penonton.
Maka untuk meraih impian ke depan dibutuhkan para pemain yang tidak sedikit jumlahnya. Mereka harus memiliki keterampilan yang lengkap atau holistik.
Pemain merupakan sebutan bagi siapa saja yang tidak hanya berpangku tangan untuk meraih impian kemakmuran, kemajuan dan keberkahan. Pemain tersebut sangat dibutuhkan sebagai agen perubahan, percontohan, serta motivator dalam kehidupan. Di tangan para pemain negeri ini menjadi maju dan beradab.
Selanjutnya terserah anda ingin menjadi penonton atau pemain dalam kehidupan.
SALAM SUKSES SEJATI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar