Aku adalah seorang guru siswa SMA. Di suatu kesempatan
aku berhadapan langsung dengan
anak remaja SMA yang berpikiran kritis
dan berani. "Apakah bapak orang yang sukses, kok sering memotivasi agar
kami menjadi sukses?" Itulah pertanyaanya.
"Itu pertanyaan bagus sekali mas". Itulah
jawabanku spontan.
Lalu aku menambahkan, secara jujur dan singkat bahwa aku
bukan berniat untuk gagah-gagahan, hidup yang kucari keberkahan,
memotivasi bisa dijadikan bentuk sedekah. Menurutku aku layak menjadi motivaor,
juga berhak memotivasi diri sendiri khususnya. Aku menyimpulkan bahwa kehidupanku saat ini lebih bahagia, lebih makmur dan Insya Allah lebih
bermakna dibanding saat remajaku dulu. Ini penilaian subjektivku. Ini bukan mengada-ada.
Sukses menurutku kesesuaian harapan, doa dengan kenyataan. Sejak remaja aku selalu berdoa " RABBANAA ATTINA WIDUNYA HASANAH..........." . Doa ini kuucupakan ratusan bahkan ribuan kali. Sehingga sudah menjadi kesimpulanku sendiri bahwa arti sukses menurutku BAHAGIA DI DUNIA DAN DI AKHERAT. Alhamdulillah kehidupanku bahagia walau tidak bergelimang harta benda. Aku merasa sudah sukses di dunia, karena sudah selaras dengan doaku puluhan tahun yang lalu. Dan saat ini aku berproses untuk meraih bahagia di akherat.
Sukses menurutku kesesuaian harapan, doa dengan kenyataan. Sejak remaja aku selalu berdoa " RABBANAA ATTINA WIDUNYA HASANAH..........." . Doa ini kuucupakan ratusan bahkan ribuan kali. Sehingga sudah menjadi kesimpulanku sendiri bahwa arti sukses menurutku BAHAGIA DI DUNIA DAN DI AKHERAT. Alhamdulillah kehidupanku bahagia walau tidak bergelimang harta benda. Aku merasa sudah sukses di dunia, karena sudah selaras dengan doaku puluhan tahun yang lalu. Dan saat ini aku berproses untuk meraih bahagia di akherat.
Aku terlahir dari keluarga yang terbiasa hidup miskin alias
susah. Kondisi kesusahan kualami
dari kecil sampai menjadi mahasiswa.
Banyak contoh yang menjadikan aku tidak bahagia saat itu: Ekonomi pas-pasan, wajah juga pas-pasan, bersaing dengan anak-anak pintar aku pun
bukan pemenang, makan bergizi pun jarang, untuk kebutuhan sandang pangan pun
serba kurang.
Kini aku sudah hidup mandiri memiliki anak dan istri yang
Insya Allah salih-shalihah. Motivasiku
sebatas bagaimana kita hidup bersyukur
(baca: bahagia), tidak menjadi beban bagi manusia yang lain serta mau berusaha,
berjuang istiqomah tetap pada jalan
Allah SWT.
Aku akan malu sendiri dan tidak punya kekuatan bila
kehidupanku tidak bahagia, dan menjadi beban manusia lain. Aku mau memotivasi
bila apa yang kusampaikan juga aku praktikkan. So jangan biarkan berpikir
negatif. Kita semua punya hak saling
memotivasi. SALAM SUKSES SEJATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar