Kelemahannya banyak, namun kelebihannya juga ada itulah aku. Salah satu kelemahanku adalah kurang sabaran. Sebenarnya aku jengkel juga atas kelemahanku. Sering aku bertanya pada diriku sendiri. Kenapa kelemahnku bersarang selama puluhan tahun, dan tidak bisa hilang. Paling-paling berkurang sedikit. Apakah ini yang biasa disebut orang Jawa Kuno: 'CIRI WANCI BAKAL GINOWO MATI (cacat yang akan terbawa sampai mati?). Sabar, sabar, sabar.
Di samping tidak sabaran, diriku masih di dominasi pikiran yang meloncat-loncat, muter-muter dan sering tidak fokus. Dampaknya prestasi akademik tidak begitu bagus. Aku cenderung "sakarepe dewe". Kuceritakan secara jujur, kelemahnku ini kusandang dari aku remaja sampai memiliki anak usia remaja.
Di samping tidak sabaran, diriku masih di dominasi pikiran yang meloncat-loncat, muter-muter dan sering tidak fokus. Dampaknya prestasi akademik tidak begitu bagus. Aku cenderung "sakarepe dewe". Kuceritakan secara jujur, kelemahnku ini kusandang dari aku remaja sampai memiliki anak usia remaja.
"Mas kalau kamu ingin pikiranmu fokus runtut, dan lebih sabaran, coba berlatih menulis dan terus menulis". Itulah nasihat seniorku. Aku yakin nasihat ini benar. So, mulai beberapa tahun terakhir ini aku lebih giat menulis. Menulis bukan untuk gagah -gagahan, dan juga bukan untuk cari uang. Pokoknya berlatih untuk menjadi Maskatno Giri yang lebih baik dari sebelumnya.
Salah satu hasil dari latihan dalam mengatasi kelemahanku adalah kumpulan ratusan tulisan di blog ini: Sukatnowonogiribelajar.blogspot. Juga di Kompasiana.com/sukatno. Dan atas hikmah dari hasil tulisanku tercetaklah buku motivasi "10 Kunci Sukses Sejati". Bukuku perdana tercipta jelas bukan motivasi uang. Sebab aku sebagai guru bergaji yang sudah cukup untuk makan anak dan istri. Aku menulis tidak bermodalakn uang, karena si bos percetakan menawarkan diri untuk mencetak tulisanku walau beliau berjanji revisi akan sambil berjalan.
Kurang bahagia karena memiliki berbagi kelemahan di saat muda itulah aku. Kini aku semakin lama semakin ikhlas menerima kelemahan diri. Karena atas kelemahanku aku bisa termotivsasi berkarya.
Setahuku banyak di antara manusia sering menuntut dirinya lebih baik tanpa kelemahan, bahkan kita sering menuntut diri sendiri menjadi manusia sempurna . Ini mungkin bisa berbahaya, sebab kalau kita sering menuntut sempurna berarti kita siap-siap menjadi orang STRESS. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Akhirnya, aku harus berusaha ikhlas atas kelemahan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar