Aku bukan bermaksud mengekploitasi seseorang, tapi di sini aku bisa belajar arti sebuah ketegaran, kesabaran, kesyukuran dan keikhlasan dari seniorku Mbak Ida Cholisa yang menginspirasi. Beliau adalah seorang ibu rumah tangga, dan ibu guru bahasa Inggris luar biasa.
Mbak Ida adalah kakak tingkatku semasa aku kuliah di FKIP Pend. Bhs Inggris UNS. Orangnya cerdas dan tegas. Setahuku dia diterima di UNS melalui jalur istimewa atau PMDK.
Sebenarnya aku ingin bersilaturahmi ke rumah mbak Ida dan bisa ngobrol langsung. Namun, aku hanya bisa silaturahmi dan sering mengikuti jejaknya melalui FB. Setelah lulus kita tidak pernah bertemu lagi. Kini dia tinggal di Bogor, kalau tak salah dia mengajar di salah satu SMA Negeri .
Tulisan mbak Ida cukup menginspirasi dan membelajarkan. Aku suka membaca tulisannya. Kini beliau sudah merambah di dunia kepenulisan. Bahkan beberapa karyanya sudah diterbitkan. Saat membaca tulisannya, sering air mataku menetes. Gaya tulisanya menyentuh, dan memang bersandar pada kisah nyata.
Mbak Ida menuturkan kisahnya: intinya kesabaran dan keikhlasan itu penting. Beberapa tahun yang lalu, beliau bercerita bahwa dia harus berjuang dengan kanker payudara. Tinggal di RS tidak hanya sekali dua kali, tentu proses kemoterapi, dan pengobatan lengkap sudah dijalaninya. Tetap semangat, optimis, dan pasti berdoa kepadaNya. Alhamdulillah, benar Allah Maha Penyembuh, mbak Ida akhirnya bisa sembuh total dari kanker payudara. Namun,dia sudah ikhlas dengan kepala plonthos.
Berikut ini dokumentasi mbak Ida yang diupload melalui FBnya:
Sebenarnya aku ingin bersilaturahmi ke rumah mbak Ida dan bisa ngobrol langsung. Namun, aku hanya bisa silaturahmi dan sering mengikuti jejaknya melalui FB. Setelah lulus kita tidak pernah bertemu lagi. Kini dia tinggal di Bogor, kalau tak salah dia mengajar di salah satu SMA Negeri .
Tulisan mbak Ida cukup menginspirasi dan membelajarkan. Aku suka membaca tulisannya. Kini beliau sudah merambah di dunia kepenulisan. Bahkan beberapa karyanya sudah diterbitkan. Saat membaca tulisannya, sering air mataku menetes. Gaya tulisanya menyentuh, dan memang bersandar pada kisah nyata.
Mbak Ida menuturkan kisahnya: intinya kesabaran dan keikhlasan itu penting. Beberapa tahun yang lalu, beliau bercerita bahwa dia harus berjuang dengan kanker payudara. Tinggal di RS tidak hanya sekali dua kali, tentu proses kemoterapi, dan pengobatan lengkap sudah dijalaninya. Tetap semangat, optimis, dan pasti berdoa kepadaNya. Alhamdulillah, benar Allah Maha Penyembuh, mbak Ida akhirnya bisa sembuh total dari kanker payudara. Namun,dia sudah ikhlas dengan kepala plonthos.
Berikut ini dokumentasi mbak Ida yang diupload melalui FBnya:
Kesembuhan penyakitnya berkat jasa suami yang luar biasa pula. Menurut cerita mbak Ida, suami sudah terbiasa menyiapkan puluhan lembar daun sirsat setiap hari sebagai obat herbal : si pembunuh sel kanker.
Singkat cerita. Tahukah kawan? Keharmonisan, kesabaran, tanggung jawab si suami mbak Ida kini hanya sekedar kenangan. Beberapa tahun, setelah mbak Ida total sembuh, dia terlihat fresh, cantik, dan semangat. Namun, ujian hidup belum berakhir. Suami mbak Ida tepatnya tanggal 30/10/ 2013 terkena serangan jantung, dan meninggal. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun.
Menurut cerita mbak Ida, atas meninggalnya suami tercinta merupakan pukulan hebat, melebihi beratnya ujian penyakit kanker. Kini dia hidup bersama dua anak yang cakep-cakep. Mbak Ida selalu memotivasi diri supaya tetap tegar. Ketegarannya semakin bertambah karena dimotivasi oleh kedua anaknya. Alhamdulillah mbak Ida dikarunia anak-anak hebat dan menghibur.
2. Foto saat kemesaraan mbak Ida bersama almarhum Suaminya
Ya, Allah berilah kesabaran mbak Ida Chalisa!
Kata ustadzku, kalau orang baik diberi banyak cobaan berarti dia akau diupgrade oleh Allah biar menjadi pribadi yang lebih berbobot, lebih mulia dan diampuni dosa-dosanya. Tapi ada syaratnya orang tersebut harus sabar dan ikhlas.
Cobaan untuk mbak Ida ternyata belum berakhir juga. Bulan-bulan terakhir ini mbak Ida terkena serangan penyakit. Penyakitnya kini kelihatannya tak terkait langsung dengan kangker payudara seperti sebelumnya. Jenis penyakitnya dikenal dengan "hypertyroid" . Penyakit ini cukup menggerogoti tubuh mbak Ida. Tubuhnya lemas dan hampir seluruh daging yang menempel di tubuh lenyap (tinggal tulang n kulit). Mbak Ida pernah mnuturkan "Pasti kamu tidak mengenalku bila berpas-pasan, sebab aku sudah sangat jauh beda".
3. Foto terakhir mbak Ida pas menderita sakit hypertyroid, yang diupload sendiri ke publik:
Sekali lagi. Ya Allah berilah kesembuhan, ketabahan mbak Ida. ALFATIHAH.!
Di FB mbak Ida, beliau menulis:
Efek kanker yang kuderita di tahun 2010 tidaklah sedahsyat efek hypertiroid yang kuderita di tahun 2014 ini.
Dahulu, aku tetap tegar meski dihajar kemoterapi dan operasi. Badanku tetap segar, wajahku tetap bersinar, hanya kepalaku yang plontos tanpa rambut sehelai pun. Sedikit orang yang tahu bahwa saat itu aku sedang menderita sakit tak biasa.
Kini, keperkasaanku lenyap sudah. Hypertiroid mengubah segalanya. Berat badanku turun drastis, wajah dan tubuhku dihiasi tulang yang bertonjolan. Hari-hariku diwarnai letih dan lemas.
Satu hal yang membuat hari-hariku semakin tak beraturan; aku bisa ke belakang lebih dari 10 kali. Rasanya mau pingsan.
Semangat hidup terkadang naik turun. Tapi aku tak akan menyerah. Sampai titik darah penghabisan. Demi anak-anak yang kusayang.
Di suatu kesempatan Mbak Ida bicara masalah kematian melalui FBnya:
Kehidupan ini pada akhirnya akan bermuara pada kematian. Maka teguhlah dirimu, kawan. Tak perlu terlalu berduka atas kehilangan, tak perlu terlalu bersedih atas kerugian, tak perlu terlalu menederita atas kemalangan. Dan yang pasti, tak perlu terlalu bergembira atas keberhasilan.
Jadilah pribadi yang tidak 'terlalu'. Apalagi terlalu keterlaluan.
Jadilahi pribadi yang bermanfaat, agar tak rugi saat kematian datang mendekat.
Menurut tulisan FB mbak Ida di bulan Agustus 2014 ini, dia menderita diare, katanya sehari semalam sekitar 20 kali.
Mari kita doakan mbak Ida supaya tetap, sehat, sabar, ikhlas, tegar dan menjadi inspirator, motivator dan inovator untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar