Mungkin di antara Anda pernah mengalami pengalaman direndahkan/ "dienyek", dipermalukan dll. No problem!. Dan aku pun pernah mengalaminya. Spontan, ya rasanya sakit hati. Mungkin terkadang timbul dendam. Atau mungkin di masa-masa mendatang, jika kita teringat kembali peristiwa tersebut, muncul rasa dendam kembali. Aku pikir itu wajar. Tapi jika ingin menjadi "ORANG MULIA", inliah kesempatan kita berlatih memiliki hati mulia. Yaitu "memaafkan" kepada orang yang pernah menyakiti kita.
Memilki jiwa pemaaf memang tidak mudah. Tapi di sinilah Allah mendidik kita tentang bagaimana meraih kemuliaan dan kebahagian hidup. Memaafkan adalah ciri keikhlasan. Keikhlasan adalah kunci bahagia. Bahagia adalah kunci sukses.
Ketika di SMP, aku berkali-kali direndahkan temanku. Ya maklum, mungkin saja mereka cuma bercanda. Tapi ini bener sampai puluhan tahun, kata-kata tersebut tidak pernah terlupakan. Ketika lulus SMP, aku juga pernah direndahkan/ dienyek dan bahkan diprediksi tidak akan memiliki masa depan yang baik. Dan yang merendahkanku bukan orang sembarangan, dia orang terpelajar. Sekali lagi kalimatnya tak pernah terlupakan sampai sekarang.
Aku sudah mendapat pencerahan. "MAAFKANLAH MEREKA". Bagaimana reaksiku bila teringat hal yang menyakitkan itu?. Sabar dan saabar. Inilah justru kesempatanku mendapat "ENERGI UNTUK BANGKIT". Aku harus berubah lebih baik. Maksudku aku harus merubah perasaan negatif menjadi "dendam positif". "POKOKNYA AKU HARUS BERUSAHA BANGKIT DAN SUKSES".
Saat aku direndahkan orang, aku sempat berpikir memang mungkin saja aku layak direndahkan. Atau juga kemungkinan inilah "training dari Allah" untuk mendidikku menjadi pribadi yang kuat, semangat dan nekat. Pokoknya syukuri saja!.
Saat direndahkan, aku memang dalam kondisi tidak menarik secara fisik, dan non fisik. Maka terkadang wajar bagi orang lain merendahkannya. Karena biasanya sesuatu yang tidak menarik akan bernilai negatif.
Kilas balik. Aku selalu ingat kok. Penampilan fisikku waktu remaja dulu memang kumuh, bukan penampilan orang terpelajar, dan cukup terlihat sangat miskin. Memang kenyataanya, aku terlahir dari keluargga miskin.
Walau masih remaja pun sebenarnya aku sudah tahu penyebab kenapa aku direndahkan. Salah satunya aku memang belum bermutu. Saat itu aku pukul diriku sendiri "Aku harus berilmu, aku harus mampu mandiri,, aku harus sekolah setinggi-tingginya".
Ini kisah nyata. Ini terjadi beberapa minggu lalu. Di antara temanku yang merendahkanku kirim SMS melalui "google search" dan inbox di FBku. Dia menulis kurang lebih ,'aku mohon maaf atas segala kesalahanku. Dulu kita pernah bersama dan di situlah aku membuat kesalahan terhadapmu. Puluhan tahun kita tidak bertemu. Eeeh ternyata kamu sudah menjadi guru bahasa Inggris ya. Sekali lagi aku mohon maaf atas perlakuanku dulu"
"Ya sama-sama!. Tidak usah minta maaf pun aku sudah memaafkanmu, kita memang bukan manusia sempurna. Semoga kamu sukses selalu". Jawabku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar