Sekitar 30 menit lagi sudah jam dua belas. Sudah malam sebenanya. Tapi aku belum mengantuk. Padahal tadi siang tidak tidur. Baru banyak kegiatan. Dari pada melamun pokoknya menulis saja..
Ini aku mau bercerita tentang hikmah dari menghadiri resepsi sekitar dua jam yang lalu. Resepsi pernikahan anak dari sobatku.
Banyak hikmah luar biasa yang kuperoleh setelah aku hadir dalam acara walimahan ini. Di antaranya dari masalah pendidikan anak juga hikmah saat si mubaligh meberikan tausiah kepada sang pengantin.
Karena pasangan pengantin tersebut muslim, nasihat dari mubaligh banyak bersumber dari firman Allah dan sabda nabi.
"Halo sang pengantin! Jika anda ingin selamat, laksanakan sholat!. Kenapa ? Allah berfirman jadikanlah shabar dan sholat sebagi penolongmu!"
"Pingin terbebas dari maksiat? Laksanakan sholat yang bener. Secara logika orang yang sholat adalah saat-saat kita merasa diawasi oleh Yang Maha Melihat. So secara nalar, kita bisa selamat karena kita termasuk orang yang berhati-hati dalam menjaga diri. Selanjutnya sholat mendidik kita untuk belajar menjadi orang yang sabar".
"Selanjutnya, bila Anda ingin menjadi orang yang mulia, berbaktilah kepada orang tua! Selama orang tua itu benar ikutilah. Durhaka kepada orang tua pasti menjauhkan rezeki, Tak perlu Anda cari kemuliaan, penglarisan dengan ke gunung kawi atau ketempat-tempat angker yglain. Pokoknya cukup memuliakan orang tua, anda akan dimuliakan oleh Allah swt".
"Rezeki anda ingin sempurna, kaya harta dan kaya sahabat .. Jadilah orang yang senang bersedekah.!.
Itulah hikmah tausiah yang kupetik saat menghadiri resepsi pernikahan.
Kemudian, aku mendapat hikmah mengenai pendidikan keluarga. Ini lumayan seru berkenaan dengan tract record bagi si pengantin pria.
Setelah mengamati "keseruan polah tingkah baik anak yang bermasalah" , akhirnya aku menyimpulkan bahwa banyak persayaratan untuk menuju sukses dalam mendidik anak: modal ilmu, modal sabar, modal teladan dll. Yang jelas mendidik anak bukan hal yang mudah.
Tahukah kawan bahwa aku kenal si pengantin pria dari kecil sampai sekarang usianya sekitar 19 tahun. Masih muda sebenarnya, tapi berani menikah. Di sinilah kehebatan dari mental si pengantin pria. Masih muda, belum kerja, masih manja tapi berani "nekat" menghadapi bahtera keluarga.
Oh ya aku sering mendapat cerita tentang masa lalu si penganti pria sebut saja mas X, karena ayahnya teman dekatku.
Memang banyak di antara teman satu desa seusia mas X memiliki kedekatan sifat: susah diatur, kemlinthi, dan susah untuk diajak ke dalam kegiatan pendidikan dan agama terutama di kegiatan masjid. Tidak tahu aku, apa penyebab utamanya. Mungkin ini imbas dari jaman modern. Atau ini juga disebabkan orang tua perlu ilmu untuk mendaklukkan remaja.
Waktu usia SD, mas X memang kategori anak yang baik-baik saja. Dia sering datang ke TPA dan maun juga membantu jika di masjid ada kegiatan pengajian.
Setelah remaja, mas X berubah total. Dia sering main dengan teman-teman yang suka nongkrong. Dan mereka memang tidak suka belajar. Pernah ayah mas X marah besar karena kelakuan yang kuran baik. Eeeh ternyata akhirnya Mas X minggat dari rumah. Ayah dan ibu mas X bingung, mereka saling menyalahkan. Ditambah lagi si ortu belum mendapat info kemana mereka minggat.
Beberapa hari kemudian, ada pemberitahuan dari sekolah bahwa mas X juga tidak memohon izin tak masuk sekolah alias membolos. Beberapa hari emdian akhirnya ketahuan dia bergabung dengan pengamen dan ank jalanan.
Kenakalan mas X tidak berhenti walau dia sudah SMA kelas dua. Dia nekat tidak mau sekolah dan ingin sekolah di SMK saja. Ayahnya kelimpungan juga. Namun, ortunya berniat tetap mau menyekolahkannya. Pokonya yang penting anak harus mau sekolah. Ke SMK tak apa.
Untuk pindah ke SMK tentu perlu biaya besar. Ayah mas X bertekat menjual tanah pekarangan dan menawarkannya kepadaku.
"Ini beneran ya?. Tanah mau dijual?, Dulu katanya saat aku punya uang tanah tidak mau djual?. Oke kalau ditawarkan kepadaku aku kubayar sebagian dulu".
"Ya pak pokoknya aku butuh uang" Jawab ayah mas X
Alahmdulillah tanah yang kuincar sejak lama akhirnya jatuh ke tanganku. Sebab tanahnya bersebelahan dengan rumahku. Dan harganya pun sangat miring, dan bisa diangsur. Yaa Allah, walau aku harus ngutang. Kini tanah idamanku telah menjadi miliku.
Singkat cerita, mas X kini sudah lulus SMK. Setelah lulus dia bisa bekerja. Belum lama, dia bekerja sebagai buruh. Walau sudah dewasa sebenarnya kayaknya tabiat buruknya belum berubah secara signifikan. Menurut cerita ortu dan saudaranya dia masih bermalas-malasan membatu ortu, sholat bolong-bolong, seenaknya sendiri, sombong dll.
Karena perusahaan bermasalah. Mas X dikeluarkan. Kini mas X menganggur. Eeeh saat- saat mengannggur. Mas X minta dinikahkan oleh ortunya.
Dua hari yang lalu Mas X telah menikah. Insya Allah ada baiknya, daripada pacara. Mungkin ini akan menyelamatkannya. Semoga keluarga Mr. idberi hidayah keimanan dan keiistiqomahan.
Saat ditanya oleh mubaligh. Apkah sang pengantin sudah melakukan kwajiban sebagi muslim untuk sholat. Mereka menjawab dengan jujur. kadang-kadang mereka sholat.
Kemudian, aku mendapat hikmah mengenai pendidikan keluarga. Ini lumayan seru berkenaan dengan tract record bagi si pengantin pria.
Setelah mengamati "keseruan polah tingkah baik anak yang bermasalah" , akhirnya aku menyimpulkan bahwa banyak persayaratan untuk menuju sukses dalam mendidik anak: modal ilmu, modal sabar, modal teladan dll. Yang jelas mendidik anak bukan hal yang mudah.
Tahukah kawan bahwa aku kenal si pengantin pria dari kecil sampai sekarang usianya sekitar 19 tahun. Masih muda sebenarnya, tapi berani menikah. Di sinilah kehebatan dari mental si pengantin pria. Masih muda, belum kerja, masih manja tapi berani "nekat" menghadapi bahtera keluarga.
Oh ya aku sering mendapat cerita tentang masa lalu si penganti pria sebut saja mas X, karena ayahnya teman dekatku.
Memang banyak di antara teman satu desa seusia mas X memiliki kedekatan sifat: susah diatur, kemlinthi, dan susah untuk diajak ke dalam kegiatan pendidikan dan agama terutama di kegiatan masjid. Tidak tahu aku, apa penyebab utamanya. Mungkin ini imbas dari jaman modern. Atau ini juga disebabkan orang tua perlu ilmu untuk mendaklukkan remaja.
Waktu usia SD, mas X memang kategori anak yang baik-baik saja. Dia sering datang ke TPA dan maun juga membantu jika di masjid ada kegiatan pengajian.
Setelah remaja, mas X berubah total. Dia sering main dengan teman-teman yang suka nongkrong. Dan mereka memang tidak suka belajar. Pernah ayah mas X marah besar karena kelakuan yang kuran baik. Eeeh ternyata akhirnya Mas X minggat dari rumah. Ayah dan ibu mas X bingung, mereka saling menyalahkan. Ditambah lagi si ortu belum mendapat info kemana mereka minggat.
Beberapa hari kemudian, ada pemberitahuan dari sekolah bahwa mas X juga tidak memohon izin tak masuk sekolah alias membolos. Beberapa hari emdian akhirnya ketahuan dia bergabung dengan pengamen dan ank jalanan.
Kenakalan mas X tidak berhenti walau dia sudah SMA kelas dua. Dia nekat tidak mau sekolah dan ingin sekolah di SMK saja. Ayahnya kelimpungan juga. Namun, ortunya berniat tetap mau menyekolahkannya. Pokonya yang penting anak harus mau sekolah. Ke SMK tak apa.
Untuk pindah ke SMK tentu perlu biaya besar. Ayah mas X bertekat menjual tanah pekarangan dan menawarkannya kepadaku.
"Ini beneran ya?. Tanah mau dijual?, Dulu katanya saat aku punya uang tanah tidak mau djual?. Oke kalau ditawarkan kepadaku aku kubayar sebagian dulu".
"Ya pak pokoknya aku butuh uang" Jawab ayah mas X
Alahmdulillah tanah yang kuincar sejak lama akhirnya jatuh ke tanganku. Sebab tanahnya bersebelahan dengan rumahku. Dan harganya pun sangat miring, dan bisa diangsur. Yaa Allah, walau aku harus ngutang. Kini tanah idamanku telah menjadi miliku.
Singkat cerita, mas X kini sudah lulus SMK. Setelah lulus dia bisa bekerja. Belum lama, dia bekerja sebagai buruh. Walau sudah dewasa sebenarnya kayaknya tabiat buruknya belum berubah secara signifikan. Menurut cerita ortu dan saudaranya dia masih bermalas-malasan membatu ortu, sholat bolong-bolong, seenaknya sendiri, sombong dll.
Karena perusahaan bermasalah. Mas X dikeluarkan. Kini mas X menganggur. Eeeh saat- saat mengannggur. Mas X minta dinikahkan oleh ortunya.
Dua hari yang lalu Mas X telah menikah. Insya Allah ada baiknya, daripada pacara. Mungkin ini akan menyelamatkannya. Semoga keluarga Mr. idberi hidayah keimanan dan keiistiqomahan.
Saat ditanya oleh mubaligh. Apkah sang pengantin sudah melakukan kwajiban sebagi muslim untuk sholat. Mereka menjawab dengan jujur. kadang-kadang mereka sholat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar