Siang tadi aku antri untuk operasi ringan pasang pen dengan cara ditembak di tumitku. Aku dan istri antri dari jam 5.50 pagi. Lebih dari 4 jam kami antri. Sekitar pukul 10.30 aku baru dibius separo badan kebawah. Tapi sebenarnya operasi cuma sekitar 20 menit.
Karena baru pertama kali, aku memasuki ruang operasi, rasanya menarik untuk dikenang; lucu, bahagia, ngeri, dan serem.
Oh ya! Yang membuat aku bahagia adalah aku harus banyak bersyukur. Coba saja kalau aku seperti mahasiswa kedokteran yang duduk di sampingku bebrap menit yang lalu. Dia telah menghabiskan dana lebih dari 125 juta, karena kakinya remuk dan operasi berkali-kali. Dia berasal dari Cirebon, korban tabrak lari. Pernah dioperasi dua kali di RS Cirebon. Namun, saat ini pennya kurang tepat dan dirujuk di RS Kustati Solo untuk dibetulkan.
Pengalaman lucu. Sebelum operasi. aku disuruh telanjang bulat oleh perawat yang lumayan cantik?. ' "Masak operasi tumit harus telanjang bulat?'. "Iya memang begitu! Jawabnya.
"Aduuh! Aku harus berpakaian biru tipis dengan tubuh memelas begini? Bisikku dalam hati. "Rasanya semriwing, iziz! Untung tak ada ereksi! Malu dong!
Beberapa menit kemudian, aku digledek ke ruang operasi. Pasti antri lagi!. Deretan orang tergeletak dengan mata kelap-kelop sepertiku. Oh ya salah satu orang tua juga senasib denganku dia juga kurban patah tulang lengan karena terjatuh dari pohon rambutan.
Lalu aku dibius. Tapi aku masih bisa mendengar jelas suara-suara para dokter dan perawat melakukan operasi.
Ternyata, dokter pun juga perlu hiburan. Aku juga mendengar, salah satunya beesenandung. :Dek jaman berjuang yen kelingan anak lanang!" Aku tertawa kecil " Wong ngoprasi kok sempat-sempatnya nyanyi lagunya gesang. Tak masalah sing penting operasi lancar. Yang lebih penting sing penting urip. Maksudnya kita masih diberi kesempatan menikmati hidup untuk bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar