Terinspirasi, saat mas Jamil memotivasi: buatlah orang lain sukses. Aku juga sering mendapat motivasi dari berbagai motivator: kalau ingin kaya kayakanlah orang lain, kalau ingin termotivasi motivasilah orang lain, kalau ingin sukses sukseskanlah orang lain.
Nasihat di atas cukup menginspirasiku untuk berbuat. Ya setidak-tidaknya aku termotivasi untuk menulis. Semoga lewat tulisanku, pembaca bisa menjadi lebih sukses lagi. Demikian juga aku dan keluargaku bisa mendapat barokah dari motivasiku.
Sebenarnya, aku lebih suka berbicara daripada menulis. Namun, ada banyak komplain tentang tipe pembicaraku. Katanya kalau aku bicara terlalu cepat dan sering melompat-lompat. Kritikan kuanggap sebagai masukan yang baik. Aku tidak pantang menyerah atas kelamahanku. Di suatu saat aku mendapat nasihat, aku harus berlatih berbicara dengan pelan-pelan dan penuh kesabaran. Salah satu cara melatih kesabaran adalah dengan cara menulis.
Akhirnya aku berusaha menulis buku harian sebisanya. Lalu aku mengembangkan diri menulis lewat blogku dan lewat kompasiana, terkadang juga lewat koran dan majalah. Harapanku aku bisa memotivasi orang lain, syukur pembaca bisa lebih sukses. Imbasnya aku pun bisa mendapat keberkahan atas kesuksesn orang lain.
Salah satu cara mengundang rezeki adalah berbagi. Menulis sarana berbagi pengalaman. Melalui tulisan, mas Jamil mengingatlkan kepada kita bahwa hidup tidak hanya tentang “AKU” hidup juga tentang “KITA.” Mas Jamil mengintakan kepada kita supaya menjadi
perantara atau sutradara bagi kesuksesan orang-orang di sekitar kita.
Lalu mas Jamil menambahkan: Siapakah orang yang perlu kita munculkan
menjadi seorang tokoh? Pertama, orang yang menjadi tanggungjawab kita.
Siapa mereka? Pasangan hidup, anak, orang tua, dan saudara.
Kedua, mereka yang punya hubungan kerja dengan kita. Boleh jadi itu
atasan kita, teman sejawat kita. Mereka perlu kita berikan kesempatan menjadi tokoh.
Ketiga, mereka yang perlu kita “munculkan” karena panggilan jiwa kita. Kalau mas Jamil telah memberikan teladan dengan fokus memunculkan 3-er (trainer, entrepreneur, leader). Bagaimana dengan kita? Kita tinggal meniru kebaikan dari para motivator yang lain.
Ketiga, mereka yang perlu kita “munculkan” karena panggilan jiwa kita. Kalau mas Jamil telah memberikan teladan dengan fokus memunculkan 3-er (trainer, entrepreneur, leader). Bagaimana dengan kita? Kita tinggal meniru kebaikan dari para motivator yang lain.
Harapan kita semua, kita bisa sukses di dunia dan di akherat karena termotivasi oleh para motivator, seperti mas Jamil. Salam sukses sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar