Sering kita mendengar nasihat: lihat apa yang dikatakan jangan lihat siapa yang mengatakan. Akhirnya kita bisa sepakat bawa sumber kebenaran bisa berasal dari mana saja dan siapa saja, bisa dari para guru kita, saudara, sahabat bahkan dari anak kita yang masih terlihat lugu.
Menurutku kebenaran bisa sulit masuk di benak kita, kalau kita sudah merasa paling benar. Dan saat ini ( di zaman teknologi maju) betapa kita bisa secara mudah untuk mendapatkan ilmu dan pencerahan hidup. Para pencerah di dunia maya dengan suka rela telah berbagi banyak tentang berbagi ilmu sebagiai tuntunan hidup yang tidak melenceng dari Al Qur'an dan As Sunnah.
Baru saja aku mencermati kajian on line dari "Islam itu Indah". Di sini kita diajak untuk mawas diri, bukan sekedar menyuruh orang lain untuk mawas diri. Ditekankan kepada kita betapa pentingnya mawas diri dalam kehidupan.
Perintah mawas diri tertera pada Qur’an Surat Al Hasir Ayat 18
Artinya :
Hai orang yang beriman takutlah kepada Allah dan hendaklah tiap – tiap orang memperhatikan apa yang di usahakannya untuk besok hari kiamat dan takutlah kepada Allah sungguh Allah Maha Mengetahui apa –apa yang kamu kerjakan.
Hai orang yang beriman takutlah kepada Allah dan hendaklah tiap – tiap orang memperhatikan apa yang di usahakannya untuk besok hari kiamat dan takutlah kepada Allah sungguh Allah Maha Mengetahui apa –apa yang kamu kerjakan.
Maksud Surat Al Hasir ayat 18 , insya Allah
1. Sebagian orang yang beriman kita harus bertakwa kepada Allah dimanapun tempat – tempat Nya baik itu saat senang atau susah.
2. Sebagai orang yang beriman harus melaksanakan perbuatan baik untuk masa depan.
3. Semua perbuatan manusia akan diketahui dan diberi balasan oleh Allah tergantung niatnya.
1. Sebagian orang yang beriman kita harus bertakwa kepada Allah dimanapun tempat – tempat Nya baik itu saat senang atau susah.
2. Sebagai orang yang beriman harus melaksanakan perbuatan baik untuk masa depan.
3. Semua perbuatan manusia akan diketahui dan diberi balasan oleh Allah tergantung niatnya.
Tipe Manusia ada 4 hal
1. Sangidun fiddunya wal akhiroh orang yang mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat. Syaratnya kita rajin beribadah dan kerja.
2. Sakiyun Fidunya Wa Sangidun Fil Akhiroh orang – orang yang kurang beruntung di dunia tetapi berbahagia di akhirat, yaitu orang selalu sabar dan selalu beribadah.
3. Sangidun Fiddunya Wa Sakiyun Fil Akhiroh Orang yang sukses di dunia tapi tidak bahagia di akhirat. Orang yang rajin bekerja tapi lupa ibadah.
4. Sakiyun Fidunya Wal Akhiroh Orang yang sengsara di dunia dan akhirat.
1. Sangidun fiddunya wal akhiroh orang yang mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat. Syaratnya kita rajin beribadah dan kerja.
2. Sakiyun Fidunya Wa Sangidun Fil Akhiroh orang – orang yang kurang beruntung di dunia tetapi berbahagia di akhirat, yaitu orang selalu sabar dan selalu beribadah.
3. Sangidun Fiddunya Wa Sakiyun Fil Akhiroh Orang yang sukses di dunia tapi tidak bahagia di akhirat. Orang yang rajin bekerja tapi lupa ibadah.
4. Sakiyun Fidunya Wal Akhiroh Orang yang sengsara di dunia dan akhirat.
Adapun Cara – Cara Instropeksi Diri Ada 4
1. Kita senantiasa punya perasaan bahwa salah dan dosa kita lebih banyak daripada kebaikan, maka sering – seringlah minta maaf.
2. Memiliki perasaan bahwa ibadah dan amal sholeh belum semourna dan masih sedikit.
3. Memiliki perasaan senang bergaul pada orang alim atau pandai dan berusaha menirunya.
4. Memiliki dorongan untuk bertaubat dan selalu beristighfar.
1. Kita senantiasa punya perasaan bahwa salah dan dosa kita lebih banyak daripada kebaikan, maka sering – seringlah minta maaf.
2. Memiliki perasaan bahwa ibadah dan amal sholeh belum semourna dan masih sedikit.
3. Memiliki perasaan senang bergaul pada orang alim atau pandai dan berusaha menirunya.
4. Memiliki dorongan untuk bertaubat dan selalu beristighfar.
Allahu a'lamu bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar