Aku pikir sudah banyak yang tahu bahwa iri dan dengki adalah penyakit jiwa yang bisa berbahaya. Karena si penderita penyakit ini tidak akan merasakan nikmatnya hidup di dunia. Kok bisa enak bagaimana? Kalau ada orang susah, dia justru senang. Atau sebaiknya jika ada orang senang, di justru susah. Ngeri, bukan? Ditambah lagi bagi pendengki, amal kebaikannya pun akan terbakar oleh kedengkiaanya, sebagaimana api memakan kayu bakar. Itulah pelajaran yang kuperoleh dari membaca artikel : Mensucikan Jiwa.
Lalu, bagaimana mengelola jiwa kita supaya tetap tentram, tanpa kekotoran jiwa?Tentu kita harus terbiasa mendoakan orang lain dan diri sendiri , supaya orang lain dan diri kita bisa bahagia dan bersih hati kita. Dan kalau kita masih memiliki rasa iri dengki, mestiny kita alihkan untuk berkopetensi atau berlomba dalam kebaikan.
Bicara masaah iri dengki, sebenarnya Islam membolehkannya. tapi sebatas iri dalam dua hal:
Tidak ada iri hati (yang diperbolehkan) kecuali terhadap dua perkara, yakni :
- seseorang yang diberi Allah berupa harta lalu dibelanjakanannya pada sasaran yang benar, dan
- seseorang yang diberi Allah berupa ilmu dan kebijaksanaan lalu ia menunaikannya dan mengajarkannya.
(HR Al Bukhori).
Dari hadits di atas, mestinya kita semakin termotivasi untuk berprestasi dala kebaikan: ilmu dan amal. Bukan memelihra iri dengki dalam masalah remeh temeh. Salam sukses sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar