Hampir seminggu, paman dari istriku mendadak terkena penyakit: mata dan tubuhnya menguning. Menurut pemahaman orang awam itu ciri penyakit hepatitis. Langsung beliau dibawa ke RS dr Oen Solo Baru. Setelah mendapat perawatan di ICU, dan dokter menyimpulkan bahwa pasien terkena penyakit Lestospirosis . Aku benar-benar penasaran dan browsing di internet.
I. Apa Itu Lestospirosis
Leptospirosis sesungguhnya tergolong penyakit hewan yang bisa menjangkiti manusia juga, atau disebut zoonosis.
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.
Leptospirosis sesungguhnya tergolong penyakit hewan yang bisa menjangkiti manusia juga, atau disebut zoonosis.
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.
II. Sumber Penularan
Hewan yang menjadi sumber penularan adalah tikus (rodent), babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.
Hewan yang menjadi sumber penularan adalah tikus (rodent), babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.
III. Cara Penularan
Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.
Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.
IV. Gejala Klinis
1. Stadium Pertama
1. Stadium Pertama
- Demam menggigil
- Sakit kepala
- Malaise
- Muntah
- Konjungtivitis
- Rasa nyeri otot betis dan punggung
- Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4-9 hari
- Gejala yang Kharakteristik
- Konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/porulen (kemerahan pada mata)
- Rasa nyeri pada otot-otot
2. Stadium Kedua
- Terbentuk anti bodi di dalam tubuh penderita
- Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
- Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul kemungkinan akan terjadi meningitis.
Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat.
V. Komplikasi Leptospirosis
- Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
- Pada ginjal : gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
- Pada jantung : berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat mengikabatkan kematian mendadak.
- Pada paru-paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas.
- Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran
pernafasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata
(konjungtiva).
- Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati.
V. Pencegahan
- Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
- Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
- Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan.
- Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun
setelah bekerja di sawah/ kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat-tempat
yang tercemar lainnya.
- Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis
(petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan, dan lain-lain)
dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.
- Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.
- Menghindari pencemaran oleh tikus.
- Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus
- Meningkatkan penangkapan tikus.
VI. Pengobatan
Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak di jumpai di pasar seperti Penicillin dan turunannya (Amoxylline) Streptomycine, Tetracycline, Erithtromycine.
Bila terjadi komplikasi angka lematian dapat mencapai 20%, segera berobat ke dokter terdekat.
Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak di jumpai di pasar seperti Penicillin dan turunannya (Amoxylline) Streptomycine, Tetracycline, Erithtromycine.
Bila terjadi komplikasi angka lematian dapat mencapai 20%, segera berobat ke dokter terdekat.
VII. Kewaspadan oleh Kader / Masyarakat.
Bila kader / masyarakat dengan gejala-gejala diatas segera membawa ke Puskesmas / UPK terdekat untuk mendapat pengobatan
Bila kader / masyarakat dengan gejala-gejala diatas segera membawa ke Puskesmas / UPK terdekat untuk mendapat pengobatan
VIII. Sistem Kewaspadaan Dini
Analisa data penderita Leptospirosis yang dilaporkan oleh Rumah Sakit (SARS) ke Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
Analisa data penderita Leptospirosis yang dilaporkan oleh Rumah Sakit (SARS) ke Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
IX. Penanggulangan KLB
Penanggulangan KLB dilakukan pada daerah yang penderita Leptospirosis cenderung meningkat (per jam/hari/minggu/bulan) dengan pengambulan darah bagi penderita dengan gejala demam, sekitar 20 rumah dari kasus indeks.
Penanggulangan KLB dilakukan pada daerah yang penderita Leptospirosis cenderung meningkat (per jam/hari/minggu/bulan) dengan pengambulan darah bagi penderita dengan gejala demam, sekitar 20 rumah dari kasus indeks.
Angka kematian akibat leptospirosis tergolong tinggi, mencapai 2,5
sampai 16,45 persen atau rata-rata 7,1 persen. Bahkan pada penderita
berusia di atas 50 tahun, risiko kematian lebih besar, bisa mencapai 56
persen. Pada penderita yang sudah mengalami kerusakan hati yang ditandai
selaput mata berwarna kuning, risiko kematian akibat leptospirosis
lebih tinggi lagi.
Untuk itu, lakukan pencegahan sedini mungkin. Antara lain dengan
menjaga kebersihan lingkungan. Tempat-tempat yang kemungkinan bisa
dijadikan tempat bersarangnya tikus, segera dibersihkan agar tak ada
tempat sedikitpun untuk berkembangbiaknya bakteri leptospira yang
mematikan.(berbagai sumber/Idh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar