Kenapa banyak orang masih menghormati kita? Salah satu alasannya adalah orang lain tidak tahu aib-aib kita. Allah SWT maha kuasa untuk menutup aib kita. Pasti yang tahu persis aib kita kita sendiri dan Allah SWT.
Aib itu adalah sesuatu yang ketika kita dengar dari orang lain,
menjadikan hati kita mereasa tidak enak. Aib bisa berupa peristiwa.,
keadaan, atau suatu deskripsi. Yang jelas setiap diri seseorang pasti tak akan lepas dari aib. Termasuk aku. Namun, kita dimotivasi oleh para ustadz kita bahwa kita tidak boleh putus asa dalam menjalani hidup. Kita juga dilarang membuka-buka aib orang lain. Maka cara ampuh untuk menutupi aib kita adalah TANPA MEMBUKA AIB ORANG.
Dalam hadis nabi SAW: Hai orang-orang yang beriman dengan lisannya namun imannya tidak sampai
ke hatinya ! Janganlah kalian menggunjing kaum Muslimin ! Jangan pula
kalian mencari-cari kesalahan mereka. Sesungguhnya, orang yang
mencari-cari aib Muslimin, maka Allâh akan mencari kesalahannya.
Barangsiapa yang Allâh cari kesalahannya, maka Allâh akan membuka
keburukannya di dalam rumahnya.” [HR. Abu Dawud
Namun, ada beberapa cara lain untuk menutupi aib diri:
1. Menjalankan Sholat
Firman Allâh Azza wa Jalla :
Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan
pada bahagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang
baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat” [Hûd/11:114]
2. Tidak Membuka/ menceritakan aib kita kepada orang lain
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap ummatku
diampuni kecuali mujâhir (orang yang membuka aib sendri), dan termasuk
perbuatan membuka aib, seperti seorang hamba yang melakukan sebuah
perbuatan pada malam hari kemudian keesokan harinya ia berkata, ‘Wahai,
fulan ! Tadi malam aku telah melakukan ini dan itu,’ padahal malam
harinya Allâh menutupi perbuatannya, akan tetapi keesokan harinya ia
membuka penutup yang Allâh telah berikan”. [HR. Muslim]
3. Mengiringi keburukan dengan kebaikan
Penting sekali untuk disadari bahwa tak ada manusia yang sempurna. Terkadang kita juga tergelincir dalam keburukan ( baca; aib dengan melakukan kemaksiatan) dan akhrinya kita menyesal. Cara bijak dalam menutupi aib seperti ini kita harus secepatnya bertobat dan mengiringi perbuatan buruk dengan kebaikan. Insya Allah keburukan kita akan tertutupi.
"Bertakwalah di manapun engkau berada, dan ikutilah perbuatanburuk
dengan perbuatan baik niscaya ia akan menghapusnya, danpergaulilah
manusia dengan akhlak yang baik." [Hadits diriwayatkan olehAhmad dan Tirmizi dari Abi Dzar. Tirmizi berkata: hadits ini hasansahih.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar