Sudah diposting oleh beberapa pengajar bahasa Inggris, kini kuposting ulang tentang Metode Pembelajaran Bahasa Inggris
Metode Langsung (Direct Method)
Direct artinya langsung. Direct
method atau model langsung yaitu suatu cara mengajikan materi pelajaran bahasa
asing di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa
pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar.
Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat
mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan
dan lain-lain. Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing
tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam.
Jika mengajar ilmu pasti, siswa
dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir, dan mengingat,
maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih praktek langsunng
mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata atau
kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun
sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat
pula mengartikannya.
Demikian halnya kalau kita perhatikan
seorang ibu mengajarkan basah kepada anak-anaknya langsung dengan mengajarinya,
menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat per kalimat dan anaknya
menurutinya meskipun masih terihat lucu. Misalnya ibunya mengajar “Ayah” maka
anak tersebut menyebut “Aah” dan seterusnya. Namun lama kelamaan si anak
mengenali kata-kata itu dan akhirnya ia mengerti pula maksudnya Pada prinsipnya
metode langsung (direct method) ini sangat utama dalam mengajar bahasa asing,
karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah tanpa
menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun pada mulanya terlihat
sulit anak didik untuk menuirukannya, tapi adalah menarik bagi anak didik.
Ciri-ciri metode ini adalah :Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi
kata, kemudian struktur kalimatGramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu,
dan siswa tidak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, tapi yang utam adalah
siswa mampu mengucapkan bahasa secara baik. Dalam proses pengajaran senantiasa
menggunakan alat bantu (alat peraga) baik berupa alat peraga langsung, tidak
langsung (bnda tiruan) maupun peragaan melalui simbol-simbol atau
gerakan-gerakan tertentu Setelah masuk kelas, siswa atau anak didik benar-benar
dikondisikan untuk menerima dan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dan dilarang
menggunakan bahasa lain. Kebaikan metode langsung (Direct) Metode langsung
(direct) dilihat dari segi efektivitasnya memiliki keunggulan antara lain :
Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam
bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga
dan macam-macam media yang menyenangkan Karena metode ini biasanya guru
mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat
dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena,
pensil, bangku, meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap
simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya. Metode ini relatif
banyak menggunakan berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio
kaset, tape recorder, dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka
metode ini menarik minat siswa, karena sudah merasa senang/tertarik, maka
pelajaran terasa tidak sulit Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis,
sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami
sepenuhnya Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika
menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan
Kekurangan-kekurangan metode langsung (Direct) Pengajaran dapat menjadi pasif,
jika guru tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh
dan merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu
tidak pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa
asing tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa anak. Pada tingkat-tingkat permulaan
kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki
bahan (perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti Meskipun pada dasarnya metode
ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan
pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian,
guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam
bahasa anak didik. Metode ini sebenarnya tepat sekali digunakan pada tingkat
permulaan maupun atas karena si siswa merasa telah memiliki bahan untuk
bercakap/cercicara dan tentu saja agar siswa betul-betul merasa tertantang
untuk bercakap/berkomunikasi; maka sanksi-sanksi dapat ditetapkan bagi mereka
yang menggunakan bahasa sehari-hari.
Metode Berlitz (Berlitz Method)
Metode Berlitz (Berlitz Metode)
adakah metode langsung (Direct Method) yang selalu digunakan di sekolah-sekolah
Berlitz sebagai metode utama. Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode
langsung (direct Method) ini dalam pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya
dan bnyak lagi sekolah-sekolah lain di Amerika dan Eropa yang secara rutin
menerapkan metode ini. Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok
dan paling berhasil untuk pengajaran bahasa asing agar lebih serasi dan
mencapai kemampuan aktif berbahasa asing. Karena itu metode langsung disebut
juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah berlitz lebih banyak
mempopulerkan pemakaian metode ini secara kontinu dan mereka ternyata memang
berhasil sangat baik.
Metode Alami (Natural Method)
Metode alami (Natural Method)
disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti
halnya pelajaran bahasa ibu sendiri Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh
berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran
langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam
hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan. Ciri
Metode Natural ini antara lain :Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui
menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca
(reading) menulis atau (writing) terahir baru gramatika Pelajaran disajikan
mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh
anak didik, kemudian memperkenalkan benda-benda mulai dari benda-benda yang ada
di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan mengenal luar negeri atau
negara-negara asing terutama Timur Tengah.Alat peraga dan kamus yang dapat
digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan
mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan
kata-kata atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa
asing Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat
diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang
diperhatikan Kebaikan Metode Natural Kebaikan metode ini antara lain :Pada
tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu siswa dibawa
ke dalam suasana lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendnegarkan dan
menggunakan percakapan dalam bahasa asingPengajaran membaca dan bercakap-cakap
dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan
sewaktu-waktu sajaPengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa,
karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan)
dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik Segi kekurangan metode
ini antara lain :Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal
dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat pemula, sehingga
penggunaan/ pemakaian bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. Dengan demikian
tujuan semua dari metode ini untuk membaca dan bercakap-cakap selalu dalam
bahasa asing sulit diterapkan secara murni, tapi harus diterapkan secara
konsekuen Pada umumnya anak didik dan guru bersikap tradisional mengutamakan
gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapan sesuatu hal yang salah
secara alamiah yang amat perlu diubah Pada umumnya pengajaran bahasa asing di
sekolah-sekolah kita sangat terasa kekurangan macam-macam media/alat peraga
yang diperlukan; yang seyogyanya para guru harus aktif membuatnya Guru yang
kurang memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam berbahasa asing
merupakan faktor sulitnya diterapkan dan berhasil secara baik metode tersebut.
Guru haruslah seorang yang aktif berbicara di dalam bahasa asing tersebut,
barulah murid-muridnya akan mampu pula aktif di dalam belajar (praktek) bahasa.
Metode Percakapan (Conversation Method)
Yaitu mengajarkan bahasa asing
seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang cara
langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing
yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau
kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada
kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning, How are you? What are
you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau kalimat-kalimat,
percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di kantor dan sebagainya;
semakin lama semakin meluas dan beragam. Yang namanya berbahasa itu ialah
berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua barulah membaca/memahami
tulisan atau buku. Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan
berbahasa aktif, berkomunikasi lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama
atau target pokok mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca
dan memahami atau penguasaan pasif. Oleh karena itu, metode utama dan pertama
di dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing itu semestinya adalah Metode
Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method
dan Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan
prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode ini. Di negara-negara maju
seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini sebagai praktek utama
ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids yang mencukupi dan serasi
sehingga dalam waktu satu semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa
bangsa yang dipelajari, belajar dan praktek selama 1 tahun telah langsung mampu
menulis disertai di dalam bahasa asing tersebut. Jadi disamping metodenya yang
serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya punya kepabelitas tinggi,
muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa keempat
syarat tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun
belajar bahasa asing.
Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)
Metode ini mengutamakan ear
training dan speak training yaitu cara menyajikan pelajaran bahasa asing
melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan
mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari.
Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan
Reading diatas. Dimana mula-mula menurut metode ini pelajaran dimulai dengan
latihan-latihan mendengar kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan
kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa asing. Kemudian disusul
latihan-latihan membaca (reading and conversation). Langkah-langkah pelaksanaan
metode ini yang dapat dilakukan :Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di
depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan berupa radio kaset/video,
siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan cermat,
serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan
betul langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam
bacaan Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga
menjadi bahan bacaan yang sempurna/berkelanjutanGuru dapat menghentikan
seri-seri tertentu jika seri pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai
oleh anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada session/seri berikutnya
Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat dilakukan.
Misalnya percakapan-percakapan yang sifatnya mula-mula sederhana, setelah itu
menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulitUntuk memperjelas ucapan dan
percakapan, maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat peraga/media
pengajaran Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan
latihan-latihan praktis membaca dan larihan bercakap-cakap pada masing-masing
anak didik, dan jangan lupa guru dapat memberikn berbagai catatan-catatan
khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat berupa dorongan (memberi
motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh, rajin dan rutin tiap
hari latihan (PR) Kebaikan-kebaikan Metode PhoneticMetode ini mengajarkan
kemampuan membaca anak didik dengan lancar dan fasih sekaligus kemampuan
percakapan, banyak latihan-latihan dialog dan menulis (dikte) Siswa menyimak
kesalahan bacaan dan percakapan dari guru atau teman sekelasnya, untuk kemudian
diubah dan diperbaiki letak-letak kesalahannya ituKekurangan-kekurangan Metode
Phonetic Metode ini memerlukan kesungguhan dan keahlian (profesional) dari
pihak guru. Disamping perencanaan dan waktu harus matang Pada tingkat-tingkat
pemula (pertama) metode ini masih sulit diterapkan, terutama bagi anak-anak
yang belum memiliki bekal (basic) bahasa asing yang cukup memadai, sebab itu
perlu memotivasi murid dan mengajar secara komunikatif Kalau seri-seri pelajaran
tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan penguasaan
materi bagi siswa menjadi mengambang; misalnya materi pelajaran membaca
diberikan sedikit, juga percakapan pun serba tanggung. Oleh sebab itu
pengaturan waktu dan materi hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga keduanya
dikuasai
Metode Practice – Theory
Metode ini sesuai dengan namanya,
lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori. Perbandingan dapat berupa 7
unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar bahasa
asing lebih dulu dan mengutamakan praktek, lalu diiringi dengan teori (tata
bahasa). Jadi disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat
mampu berbahasa asing itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu
pengajaran harus diarahkan pada kemampuan komunikatif atau percakapan,
sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja. Pada tingkat-tingkat awal
materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang
sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan
dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas
atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar
pembentukan bahasa percakapan. Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi
pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan
penalaran ilmiah. Kelebihan-kelebihan Metode Practice-Theory Siswa memperoleh
ketrampilan langsung atau praktis dalam berbahasa asing Siswa merasa tidak
dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran
gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman Pengajaran
dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi
dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik Paling sesuai dengan
alamiah tujuan pengajaran bahasa : yang disebut berbahasa itu ialah berbicara,
berkomunikasi lisan Kekurangan-kekurangan Metode Ptactice Theory Memerlukan
guru yang betul-betul mahir dan aktif berbahasa asing Pada tingkat-tingkat
dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata dan
bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak
menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid Pada umumnya
kemampuan aplikatif bahasa asing anak didik sangat ditentukan oleh faktor
motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini
jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak
didik disela-sela mengajar bahasa asing (Inggris/Arab) Kekurangan media peraga
sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan
metode ini
Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (Reading Method)
yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca,
yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa
anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk
membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan
dan mengikutinya. Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan
dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh
memperhatikan/ mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru
menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan
berganti-ganti (bergiliran). Setelah masing-masing siswa mendapat giliran
membaca, maka guru mengulangi bacaan itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua
siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru
mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis
untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan
begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah
ditetapkan/ditentukan. Kebaikan Metode Reading/Membaca Jika dibandingkan dengan
metode-metode lain, maka metode ini memiliki segi kelebihan/kebaikan-kebaikan
antara lain : Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan
berbahasa asing dengan fasih dan benar Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan
bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar Tentu saja dengan
pelajaranmembaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata
atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian
pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh Kekurangan Metode
Reasing/Membaca Pada metode membaca ini, untuk tingkat-tingkat pemula terasa
agak sukar diterapkan, karena siswa masing sangat asing untuk membiasakan
lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali menuntun dan
mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru oleh lidah siswa yang bukan
dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan dengan demikian metode ini relatif
banyak menyita waktu. Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode reading lebih
menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata
dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna
kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti
pengajaran terlalu bersifat Verbalisme Pengajaran sering terasa memboankan,
terutama apabila guru yang mengajarkan tidak simpatik/metode diterapkan secara
tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suarapun kadang-kadang cukup
menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca
topik-topik pelajaran. Oleh karena metode ini memiliki segi kekurangan yang
berarti, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berikut : Hendaknya pokok-pokok
materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan dan
kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang
menarik hati bagi para siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka Untuk
menghindari verbalisme dalam pengajaran maka guru hendaknya dapat
mengartikan/menerjemahkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum
dimengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan tersebut Pada umumnya alat
peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio tape/kaset, video dan
alat-alat sejenisnya sangat membantu mempercepat/ memperlambat lidah/bacaan
siswa. Disamping itu dengan alat peraga, pengajaran menjadi menarik dan tidak
membosankan. Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga
menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya bacaan berupa novel, cerpen
(cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan
dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat
pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada yang
bersifat ilmiah/pemikiran.
Metode Bicara Lisan (Oral Method)
Metode ini adalah hampir sama
dengan metode phonetic dan reform method, tetapi pada orak method adalah
menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penutuan dengan
mulut. Melatih untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan
spontanitas Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat
bunyi, tidak kedengaran janggal. Latihan-latihan Sistem bunyi melalui bibir,
melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf kerongkongan, huruf-huruf di ujung atau
di pangkal lidah dan sebagainya Latihan-latihan menyusun kata-kata membuat
kalimat sendiri dan sebagainya, semua dilakukan dengan mengaktifkan bicara
lisan, oral, speaking Target yang hendak dicapai melalui metode ini ialah
keammpuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berbicara lisan atau
berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa Prinsip metode ini ialah :
Teach the language, don’t teach only about the language. 9. Metode Praktek
Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method) Penerapan terpenting metode ini
ialah dengan melatih murid-murid secara praktek langsung mengucapkan pola-pola
kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang
dimaksud oleh pola kalimat tersebut. Jadi pola-pola kalimat yang mengandung
arti, telah lebih dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang mudah,
secara berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang
sederhana sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan,
melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat
tersebut sampai membudaya. Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang
mengusai dua bahasa atau lebih sampai dihayati), yakni bahasa asing yang
diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang sebenar-benarnya.
Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa Arab
dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata yang sama, cara-cara pengucapan
sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi
penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih
pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill atau
bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan
ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi
atau cerita. Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat
giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-pola kalimat sampai benar-benar
memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir
menyusun kalimat sendiri. Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening
untuk mencapai kepekaan pendengaran (Listening, dll). Seterusnya
latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk kelancaran berbicara, reading
drill untuk mencapai bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni
latihan-latihan menulis secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam menulis
ejaan atau huruf. Latihan-latihan listening, speaking, reading and writing ini
amat diperlukan mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa
asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab. Metode ini seperti yang dipraktekkan
pada buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara lain English 900, English 901
dan sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan alamiah
pengajaran bahasa asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar