Apakah aku termasuk orang sukses?
Kalau mau idealis, aku masih jauh dari kata sukses? Namun aku harus bersyukur. Allah SWT telah menganugerahiku banyak sekali rezeki. Rezeki tidak harus berupa materi , bukan? Maksudnya aku sudah mendapat sesuatu yang lebih dari yang kubayangkan dan kuharapkan. Maksudnyka aku sudah lumayan berubah, yang dulu sejak kecil hidup dalam kemiskinin, kini aku sudah lebih baik. Setidaknya aku bukan menjadi beban untuk orang lain.
Dulu aku sangat takut kalau aku tak mampu mandiri. Makanya aku giat berdoa, supaya aku bisa lebih sukses/ kaya dibanding saat masa kecilku. Aku pun juga sering belajar bagaimana meraih sukses.
Sampai sekarang pun aku belajar untuk menjadi sukses dan syukur aku bisa membantu orang lain lebih sukses .
Berdasar beberapa referensi ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan, namun ternyata faktor Internal (diri sendiri) yang mendominasi penghalang kesuksesan . Kurang lebih penghalang kesuksesan adalah :
- Kondisi jiwa : moral, mental, dan sikap (malas dan tidak bersemangat, pesimis, acuh tak acuh/apatis, tidak berani menghadapi tantangan/persaingan, tidak mau belajar, tidak punya dedikasi, cepat puas diri, sulit beradaptasi dan tidak bisa mengikuti perkembangan, tidak disiplin, selalu bimbang dan ragu-ragu untuk bertindak)
- Latar belakang pendidikan, pengetahuan, keahlian dan pengalaman (pendidikan rendah, pengetahuan kurang, wawasan dan pengalama sempit, keterampilan tidak memadai)
- Kesehatan kesehatan fisik (sakit-sakitan, mudah lelah, rentan terhadap perubahan cuaca dan sebagainya)
- Kemampuan berkomunikasi dengan pihak lain (ketidakmampuan menyampaikan ide atau gagasan juga merupkan penghalang kesuksesan
- Rendahnya kualitas lingkungan sosial, lingkungan yang rusak berpengaruh kepada kesuksesan seseorang.
Oleh : J. Haryadi
Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia
cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi
kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak
merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus
impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya :
1. Rasa Malas.
Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas
itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat.
Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas
akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk
target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya
bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau
dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat
malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah
terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan
30 hari alias 1 bulan.
2. Rasa Takut yang Berlebihan
Setiap manusia pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari
Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada
tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah
SWT, rasa takut berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan
sebagainya.
Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah
rasa takut gagal atau takut ditolak sehingga orang tidak mau melakukan
sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum
bertanding. Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari
mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk
sukses.
3. Rasa Malu
Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia
seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki
kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan
potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang
bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti
Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu
sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur
dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat.
Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa
malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan
4. Cepat Merasa Puas.
Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan
hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat
merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman
dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga
dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk
menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses
berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya
sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam
dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan
yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif
dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Putus Asa
Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang
seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam
melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan
mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih
impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses.
Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu
kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat,
lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk
bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang
tertunda.
6. Sombong atau Takabur
Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan
yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang
cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias
takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih
hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita
tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah
tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem
akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha
yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan
akhirnya bangkrut.
7. Pesimis (merasa diri tidak mampu)
Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi
ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis
karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat
dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja
pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan
tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah
tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan
dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif
dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai
pemenang.
8. Belum memahami kemampuan diri.
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan
bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus).
Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa
mengembangkannya. Padahal kemampuan diri bisa dijadikan modal dasar
dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita.
9. Mudah Menyerah.
Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai
sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias
menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja
kita anggap sebagi batu yang besar ? Tanamkan dalam otak kita bahwa
kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi
cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika
mengalami kegagalan.
10. Miskin impian.
Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga
dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali
dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan
berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan
terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi.
***
J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di
Penerbit Quanta
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Oleh : J. Haryadi
Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia
cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi
kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak
merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus
impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya :
1. Rasa Malas.
Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas
itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat.
Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas
akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk
target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya
bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau
dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat
malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah
terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan
30 hari alias 1 bulan.
2. Rasa Takut yang Berlebihan
Setiap manusia pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari
Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada
tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah
SWT, rasa takut berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan
sebagainya.
Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah
rasa takut gagal atau takut ditolak sehingga orang tidak mau melakukan
sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum
bertanding. Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari
mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk
sukses.
3. Rasa Malu
Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia
seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki
kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan
potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang
bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti
Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu
sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur
dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat.
Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa
malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan
4. Cepat Merasa Puas.
Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan
hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat
merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman
dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga
dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk
menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses
berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya
sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam
dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan
yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif
dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Putus Asa
Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang
seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam
melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan
mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih
impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses.
Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu
kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat,
lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk
bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang
tertunda.
6. Sombong atau Takabur
Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan
yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang
cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias
takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih
hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita
tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah
tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem
akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha
yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan
akhirnya bangkrut.
7. Pesimis (merasa diri tidak mampu)
Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi
ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis
karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat
dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja
pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan
tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah
tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan
dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif
dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai
pemenang.
8. Belum memahami kemampuan diri.
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan
bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus).
Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa
mengembangkannya. Padahal kemampuan diri bisa dijadikan modal dasar
dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita.
9. Mudah Menyerah.
Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai
sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias
menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja
kita anggap sebagi batu yang besar ? Tanamkan dalam otak kita bahwa
kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi
cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika
mengalami kegagalan.
10. Miskin impian.
Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga
dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali
dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan
berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan
terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi.
***
J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di
Penerbit Quanta
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Oleh : J. Haryadi
Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia
cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi
kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak
merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus
impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya :
1. Rasa Malas.
Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas
itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat.
Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas
akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk
target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya
bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau
dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat
malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah
terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan
30 hari alias 1 bulan.
2. Rasa Takut yang Berlebihan
Setiap manusia pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari
Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada
tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah
SWT, rasa takut berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan
sebagainya.
Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah
rasa takut gagal atau takut ditolak sehingga orang tidak mau melakukan
sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum
bertanding. Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari
mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk
sukses.
3. Rasa Malu
Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia
seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki
kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan
potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang
bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti
Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu
sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur
dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat.
Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa
malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan
4. Cepat Merasa Puas.
Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan
hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat
merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman
dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga
dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk
menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses
berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya
sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam
dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan
yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif
dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Putus Asa
Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang
seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam
melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan
mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih
impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses.
Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu
kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat,
lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk
bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang
tertunda.
6. Sombong atau Takabur
Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan
yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang
cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias
takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih
hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita
tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah
tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem
akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha
yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan
akhirnya bangkrut.
7. Pesimis (merasa diri tidak mampu)
Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi
ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis
karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat
dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja
pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan
tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah
tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan
dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif
dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai
pemenang.
8. Belum memahami kemampuan diri.
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan
bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus).
Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa
mengembangkannya. Padahal kemampuan diri bisa dijadikan modal dasar
dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita.
9. Mudah Menyerah.
Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai
sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias
menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja
kita anggap sebagi batu yang besar ? Tanamkan dalam otak kita bahwa
kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi
cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika
mengalami kegagalan.
10. Miskin impian.
Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga
dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali
dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan
berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan
terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi.
***
J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di
Penerbit Quanta
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar